Share

32

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-29 06:38:33

Jangan lupa untuk like komen dan subscribe ya. Cerita ini baru saya lanjutkan setelah beberapa tahun vakum.

*

"Hei apa yang kau lakukan di sana?" seorang pria berpakaian keamanan dan membawa walkie talkie di tangannya memanggilku.

"Saya sedang mencari mangkuk, Pak," ujarku.

"Itu piranti untuk tamu penting," jawabnya.

"Oh, maaf, Pak," ucapku segera berlalu pergi.

"Oh ya, kulihat kau bingung, apa tugasmu di sini?" Pria itu menghentikan dan seperti curiga padaku.

"Saya pelayan, Pak, tapi tadi saya disuruh mengambil mangkok," balasku.

"Kalau begitu pergilah."

"Terima kasih." Aku segera berlalu secepatnya.

Acara di mulai, musik diputar dan tamu tamu bercengkerama dengan kolega mereka, dari sudut kulihat mantan ibu mertua sedang mengitari para tamu untuk memperkenalkan calon menantunya, dia terlihat amat bahagia dan bangga, berbeda denganku yang dulu hanya menantu yang tak diinginkan.

Mas Bendi datang dan menghampiri tunangannya, si wanita tersenyum lalu melingkarkan tangan ke lengan Mas B
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   33

    Melihatku keluar dari gerbang rumah ibu mertua, sebuah mobil warna burgundy berhenti hingga remnya berderit tepat di depanku dalam keadaan pintu terbuka, lalu si supir menyuruhku segera masuk, kemudian dia langsung meluncur membawaku pergi.Sebenarnya aku terkejut melihat seseorang yang datang begitu saja, Aku khawatir dia sudah tahu aksi dan rencanaku tapi itu tidak mengurungkan aku untuk segera naik ke mobil itu. "Aku tidak menyangka bahwa kamu akan menjemputku," ujarku di dalam mobil. Sementara pria yang kuajak bicara terlihat tegang dan mengebut dengan kecepatan tinggi."Kau tahu menjemputmu sama dengan mempertaruhkan nyawaku?""Bendi sering melakukan itu, tapi nyatanya dia meninggalkanku," jawabku tanpa menoleh ke arahnya."Artinya kau menuntut lebih dariku agar kau bisa percaya?""Ya," jawabku santai sambil mengangkat kedua bahu.Mobil itu berbelok ke sebuah lorong sempit lalu terus menembus pemukiman penduduk. Aku tahu bahwa dia sedang menghindari kejaran jadi aku tidak mau b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   34

    Papa dan Roni sudah masuk ke ruang tindakan UGD, yang mengantar menunggu di luar, mama sibuk mengurus administrasi dan ketika dia datang, mama langsung menarik tanganku, membangunkanku dengan tatapan tajam.Plak!"Kurang ajar, sekarang katakan apa yang sebenarnya sudah kamu lakukan?""Aku meracuni makanan Nyonya Erika, tapi piringnya ditukar sehingga yang kena ibunya Irina, Nyonya batubara terkaya di kota ini!""Apa? Lalu apa hubungan dengan Roni?""Dia mengantarku pulang.""Kena tembak karena mengantarmu pulang?!" Mama membeliak sambil mencengkeram kerah bajuku, lalu mendorongku ke dinding dengan kerasnya."Apa yang akan terjadi selanjutnya, kira-kira apa yang akan kau katakan pada ibu bapaknya anak itu?! Apa kau akan melibatkan kami sebagai tumbalmu?! Kau tidak berfikir sebelum bertindak?" tanya Mama tak memperdulikan orang orang yang lewat."A-aku ha-hanya tidak menduga," ujarku tersedak terkena cekikan mama.Plak!Sekali lagi tamparan itu mendarat, dan membuat bibirku langsung ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   35

    "Kemarilah, kami ingin bertanya?" Kembali keluarga Roni menyeretku ke ruangan yang agak jauh dari tempat itu. Mungkin hari ini adalah rekor terbesar dalam hidupku karena bolak-balik ditarik dan diseret oleh orang yang berbeda."Ada apa Nyonya?" tanyaku pada ibu Roni."Kami akan mempertemukan kamu dan memastikan bahwa kalian tidak bohong dan jawaban kalian sama," jawabnya."Hmm, baik," balasku pasrah. Kurasa aku sedang bermain dengan nyawa, jika Roni mengaku maka kami akan menikah tapi jika pemuda itu malah menyangkalnya maka aku akan dicap sebagai wanita pengkhayal yang memiliki halusinasi tinggi. Mereka juga akan melaporkan ke kantor polisi karena telah membuat cucu mereka menjadi korban tembakan. Masalah sebenarnya akan terungkap ke permukaan, dan ya ... aku akan berakhir di penjara."Tapi mari berdoa, semoga Roni memahami kode yang kau berikan," gumam dalam hati. Aku lalu berjalan beriringan dengan orang tua pemuda yang sudah menolongku dan menemuinya yang sudah dikelilingi oleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   36

    Karena melihat bahwa tidak ada pilihan lain, aku terpaksa ikut dengan rombongan calon mertua baru yang kelihatan lebih cantik dan lembut daripada ibu mertua yang lama. Kupikir jika kami bisa dekat dan punya kedekatan ibu dan anak aku bisa mengandalkan wanita itu untuk melindungiku dari wanita yang selalu ingin membunuh orang, yang bernama ... ah, najis menyebutkan namanya.Erika, ya, Erika."Hmm, mari kita ke mobil," ajaknya dengan suara lembut."Ba-baik, lalu siapa yang akan menjaga Roni?""Kakeknya akan menjaganya," jawabnya."Baik, kalo begitu, Ma, uhm, maaf, Tante," balasku gugup."Oh, Kau boleh memanggilku seperti apa yang kau inginkan," ujarnya menyentuh bahu dan mengajakku pergi, di sudut sana Mama menatap kami dan hanya bisa membuang nafasnya pelan lalu kembali beralih ke dalam ruangan Papa."Apa semuanya akan baik-baik saja di sini, Tante?""Iya, tentu saja.""Apa bersama Tante saya akan aman, apa sekali ini saya bisa menemukan kedamaian?" tanyaku dengan bola mata berkaca-kac

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   37

    Pukul 6 pagi ponselku berdering, setengah mengantuk kuraba tempat tidur dan menekan tombol angkat."Imelda, Mama udah titipkan pada pelayan yang kebetulan buang sampah di luar, semoga dia menyerahkan yang segera padamu," ucap Mama."Kenapa Mama menitipkannya, kenapa Mama tidak memberikannya langsung padaku?""Hei, Asahan golok, mereka akan curiga kalo mama berkunjung pagi pagi, jadi katakan saja bahwa itu adalah kiriman dari sebuah klinik, laporan tentang kehamilan," ucap Mama dari seberang sana."Bagaimana Mama mendapatkannya, aku senang karena itu berjalan lancar. Oh ya, dari jendela kamar aku bisa melihat pelayan yang Mama titipkan tadi sedang mendorong troli bak sampahnya. Tapi oh ... tiba-tiba dia berpapasan dengan calon ibu mertua, dan wanita itu terlihat menanyai pelayannya," ucapku dengan perasaan tegang."Lalukan sesuatu," perintah Mama."Sebentar ... bentar Ma, aku lihat ibunya Roni bertanya kepada pelayan.""Lakukan sesuatu agar kau bisa mencegahnya turun segera dan susul m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   38

    Sesampainya di rumah sakit aku langsung menemui Papa dan Mama yang sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Aku tanya kabar dan melihat Papa baik-baik saja."Papa ..." Aku langsung mendekat dan memeluknya."Gimana keadaanmu Imelda?"" Baik ibunya Roni memperlakukanku dengan baik Pa.""Oh, Syukurlah," jawabnya."Gimama keadaan Papa, ada yang parah?""Tidak terlalu, pelurunya menembus perut dan hampir memutuskan usus papa," jawabnya."Ngeri sekali, maafkan aku ya, Pa, karena aku papa jadi seperti ini.""Enggak apa-apa gimana keadaan Roni?" "Belum ketemu, Pa," jawabku."Papa dengar kamu hamil dengannya, apa itu benar?" Ayahku itu bertanya dengan nada lembut dan dia tidak terlihat marah sama sekali padahal aku telah mempermalukannya."Tidak, aku tidak hamil, aku hanya pura-pura," jawabku."Satu kebohongan akan berujung pada kebohongan yang lain anakku, jangan begitu," ucap papa"Di luar sana, entah kegaduhan apa yang telah kau lakukan, entah kenapa firasatku merasa bahwa ini tidak bagus,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   39

    Hei, tunggu, hentikan," ujarnya dengan suara sedikit meninggi."Kenapa apa kau takut?""Tidak, tapi ini bukan tempatnya," jawabnya."Hmm, baiklah." Kubenahi kembali apa yang tadi coba kutarik."Ah, kau ini," ujarnya menghela napas dan menggeleng pelan."Tolong menikahlah denganku," ucapku menangkupkan tangan."Kau melamarku?""Iya, anggap saja," jawabku menggeleng, setengah putus asa."Tapi kau akan memutus masa lajangku," ujarnya menggeleng."Aku tak akan banyak tingkah atau tuntutan, kita bisa bercerai lagi setelah ini," ungkapku cepat."Baiklah." Dia menghela napas seperti terpaksa, tapi aku tak peduli."Wah, ya ampun, makasih ya," ujarku melompat gembira."Jangan bersikap bahwa aku seakan-akan telah mengganti bonekamu yang hilang, biasa saja," ujarnya ketus."Ah, kau makin manis ketika bersikap dingin," jawabku mencuil ujung payudaranya dia terkejut dan nyaris terlonjak dari tempat tidur."Hei, lancang ya," ujarnya melotot."Kau kan, akan jadi suamiku, jadi terbiasalah." Aku terta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   40

    "Kami bisa membawanya dengan paksa atau mengambil tindakan keras," ucapnya masih berusaha menarik tanganku."Hentikan, lepaskan dia atau aku akan lupa hubungan baik dengan nyonya kalian, sebagai gantinya, aku akan pergi ke sana dan bicara. Jadi bawa aku saja," ujar kolonel William."Jangan!" cegah anak-anaknya dengan tegang."Jangan khawatir, tak akan terjadi apa apa padaku," balasnya."Tidak, kami tidak Anda jadi tolong bekerja samalah demi hubungan baik Anda dengan nyonya kami," balas pria pria itu."Aku tetap tak setuju, bisa jadi wanita ini akan dipaksa mengugurkan janinnya, kalian memaksa dia naik ke meja aborsi dan menjadikan dia trauma karena hal tersebut. Kau pikir aku bodoh? Aku akan pergi menemui Erika. Jadi lepaskan wanita muda itu."Karena tidak punya pilihan lain akhirnya preman yang kesemuanya berpakaian hitam dan setelan jas itu menjauh. Mereka hanya mendengkus sambil menatapku lalu membalikkan badan dan pergi."Pa, gak usah pergi Pa, gimana kalo ternyata Papa yang dija

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05

Bab terbaru

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   88

    Kalau sungguh aku tertarik pada ide yang diungkapkan kakek maka aku butuh beberapa orang ahli untuk menolongku, satu ahli senjata, satu ahli IT yang pandai meretas dan satu lagi ahli pemindai GPS untuk menentukan koordinat di mana Bendi dan lokasi kapal yang digunakannya untuk menyelundupkan barang.Aku yakin rencana yang digunakan mantan suamiku kali ini bisa sangat detail dan hati-hati, dia tak akan biarkan satu celah yag akan membuat rencananya gagal atau ketahuan aparat korup yang justru akan memerasnya alih-alih menahan.Karena merasa penting untuk memberi Nyonya Erika pelajaran dan balas dendam karena wanita keji itu terus berhasil lolos dari cengkeraman polisi maka aku pun memutuskan untuk pergi berdiskusi dengan Kakek. Lagipula siapa yang bisa menahan godaan uang jutaan dollar yang kalau dirupiahkan bisa jadi miliaran. Aku akan punya modal untuk membeli rumah baru, punya tabungan masa depan untuk calon bayiku, juga bisa membuat Bendi merugi dalam satu rencana cerdik, ya, aku a

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   87

    Memang beberapa pekan setelah kejadian malam itu, mantan suamiku sering menghubungi kakek. Kadang pagi ketika sarapan, sore ketika kami minum teh di kebun belakang, atau kadang anak buahnya datang, membawakam tas hitam lalu pergi begitu saja. Aku tak bisa mengasumsikan apa yang mereka bawa, tapi biar kutebak saja. Uang!Kalau pun bukan uang, maka itu 20 persen dari kesepakatan. Boleh jadi barang antik, emas batangan atau apa saja.Hmm, sebenarnya aku iri ada Kakek William yang cerdik, kata kata dan pembacaan tenang saja bisa menghasilkan uang ratusan juta, sungguh beruntung menjadi dirinya.Beberapa minggu keadaan membaik, tenang, tanpa gangguan. Tapi tiba tiba, Boom!Setelah masalah satu selesai, kini timbul masalah lain.Secara mengejutkan, Nyonya Erika bisa bebas, itu kabar yang menghebohkan meja makan keluarga kami. Betapa tidak, dia yang sudah kami percayai akan dieksekusi kini terlihat bahagia di layar tivi."Sekali lagi kami gagal membuat dia membayar apa yang telah diperbuatn

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   86

    Setelah kepergian Bendi, kami semua kembali bisa bernapas lega dan lebih tenang, Tante dan om yang sebagian terlihat khawatir kini bisa kembali duduk dan membenahi posisi jas dan pistol mereka. Tapi, ada hal yang aku herankan, kenapa mereka semua bisa memliki senjata, padahal tidak semuanya merupakan polisi atau tentara, apakah senjata yang mereka miliki sudah punya izin atau malah mereka memilikinya sebagai koleksi semata.Ah, entahlah, hendak bertanya pun aku tidak punya jawabannya."Silakan duduk Imelda, kenapa masih berdiri saja?" tanya Kakek heran."Uhm, ma-maaf," ucapku canggung kududukkan bokong tepat di samping kursi suamiku lalu mengusap segelas air untuk menetralisir rasa syok."Silahkan mulai makan, makanan kalian bisa dingin," ucap Kakek."Baik ..." Anak anak kakek menjawab, tapi keadaan meja yang hangat dan penuh canda menjadi kaku dan penuh kebisuan."Imelda, lain kali kendalikan dirimu, jangan mudah terpancing emosi dan marah," ujar kakek sambil menatap mataku dengan se

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   85

    "Apa yang membawamu datang ke ruang privat kami?" tanya kakek dengan wajah tak suka."Kudengar Kakek William sedang berulang tahun, jadi aku tidak ingin melewatkan kesempatan, seperti tahun-tahun kemarin, aku selalu diundang kan?""Sekarang beda, kami tidak sedang mengundangmu," jawab Tante Vina."Mengapa, dulu aku layaknya anak Tante, kenapa dengan sekarang?""Kalau kau anakku, tentu Roni adalah saudaramu, mana ada saudara yang tega berbuat jahat kepada saudaranya yang lain, teganya kamu mencabik perut dan menembak Roni. Tadinya kau anakku, sekarang kau tidak lebih musuh keluarga ini," jawab ibu mertua dengan mata berkaca-kaca."Aku sungguh minta maaf untuk itu, aku menyesal, tapi tahukah Tante... aku ingin menebus segalanya," ucap pria itu sambil merogoh saku.Melihat dia merogoh bagian dalam jas, tentu memantik kecurigaan dan rasa waspada, tiba-tiba anggota keluarga yang lain langsung berdiri dan menarik pistol dari belakang jas mereka, lalu, terjadilah aksi saling todong-menodong

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   84

    Hari itu adalah ulang tahun Kakek William yang ke 74, kami sekeluarga sepakat untuk melakukan dinner ke sebuah restoran yang cukup berkelas di kota ini.Jadi, sejak pukul 8 malam semua orang sudah bersiap-siap, masing-masing berdandan cantik menggunakan gaun terbaik dan perhiasan yang apik. Pun aku dan Roni, sudah jauh-jauh hari menyiapkan pakaian yang pantas agar terlihat memukau di hadapan anggota keluarga dan kerabat jauh yang diundang datang."Kamu cantik Sayang," ucap Roni ketika dia menghampiriku ke kaca rias, dibantunya diri ini untuk menaikkan resleting belakang gaun malam. Lalu dia mendaratkan kecupan di bahuku."Aku tidak rugi memperjuangkanmu sebagai milikku, aku bangga mendapatkanmu Imel," ucapnya sambil menatap pantulan diriku di kaca."Kamu romantis dan pandai memuji, terima kasih ya," balasku sambil mendekatkan wajah dan mengecup pipinya."Awas lipstik itu menempel dan mengalihkan perhatian semua orang di pesta," ucapnya menggoda."Oh, jangan khawatir, lipstik ini trans

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   83

    "Uhm, Lit, kamu mau kemana?" tanya ibu mertua kepada istri Om Heri."Aku udah kenyang, kalian lanjutkan aja makannya," jawabnya ketus."Tapi, bahkan roti kamu belum habis," sanggah Tante Vina."Aku udah enggak lapar," jawabnya sambil menjauh."Kamu sih, bikin mood orang hancur," ucap Tante Vina serata menyenggol lenganku."Aku tidak bermaksud untuk menyakiti, aku hanya menyanggah argumen," balasku membela diri."kadang menyanggah seseorang yang lebih tua terlihat kurang sopan dan seperti sok pintar, tolong kendalikan dirimu untuk lain kali," ujar kakek sambil tersenyum tipis, lalu dia melanjutkan makannya."Aku menyesal dan minta maaf sekali," ucapku menunduk pelan."Ah, tidak apa apa, lupakan saja," jawab Tante Vina sambil melanjutkan makannya.Kadang aku merasa berada di lingkungan yang paling ideal untuk seorang gadis yang merindukan pernikahan apik dan keluarga besar, kudapatkan cinta dan perhatian dari banyak orang tapi di sisi lain kadang mereka terlalu kaku dan berpegang pada a

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   82

    Setelah matikan kepergian cathrine aku masuk lagi ke dalam rumah, melanjutkan kegiatanku bersama keluarga dan suamiku tercinta.*Pukul tujuh aku naik kamar lalu merebahkan diri di tempat tidur, entah kenapa pikiran yang menggelayuti perasaan dan kepalaku ini terus menerus bekerja tentang Catherine dan Bendi.Aku bingung, aku juga yakin bahwa dia dalang utamanya, yang jadi pertanyaan mengapa dia melaporkan hal ini pada Bendi Jika dia memang berupaya untuk membunuhku.Apakah itu hanya alibi saja, agar nanti jika aku meninggal, dia tidak akan disalahkan dimata hukum dan kepolisian? Jika iya begitu, maka Catherine adalah wanita berhati jahat yang mengerikan, bahkan lebih jahat dari Kartika mantan istri Ayah dan Erika mantan ibu mertuaku."Oh, Tuhan, entah mengapa dalam lika-liku dan kisah hidupku... Kenapa kami harus ditimpa kesialan dan selalu berhubungan dengan wanita-wanita yang jahat. Tidak bisakah Engkau melepaskan kami dari cengkraman dan kelicikan mereka?" Aku mengeluh pada Tuhan

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   81

    Mobil polisi tiba dan langsung menggelandang ketiga penjahat yang sejak tadi mengancam kami ke dalam mobil patroli. Ketika pria yang dibekuk nampak ingin meronta dan tidak terima dengan apa yang menimpa mereka namun nasi sudah menjadi bubur.Wanita tinggi semampai dengan model rambut mengembangkan dekat telinga, menghampiriku dengan senyum manisnya."Nyonya Imel, Apa yang kamu lakukan berlama-lama dalam fitting room. Apa kamu mengetahui bahwa kamu sedang diuntit?""Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi karena aku sedang hamil dan tidak mau cari masalah, karena itulah aku berusaha melindungi diri dan jaga jarak.""Untungnya aku segera menyadari karena suamimu menghubungiku sesaat setelah mendapatkan laporan dari sepupunya. Aku berada di lokasi ini ketika dia menelepon sehingga aku tidak terlambat.""Terima kasih untuk datang tepat waktu aku benar-benar merasa diselamatkan," ucapku pada wanita dengan bibir seksi itu."Sebagai mantan napi dan orang yang pernah terlibat dengan mafia, i

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   80. lolos

    Jika aku hanya bertahan diam di tempat ini, maka mereka akan tetap di sana untuk menungguku, mereka akan menembak begitu aku keluar, aku harus cari cara.(Ki, kita keluarga yuk, Ki.) ajakku pada Kiki via pesan.(Gak Mbak, aku takut, aku gemetar lho, Mba.) (Kalau begitu berdirilah dengan aman, karena aku akan mencoba memantau.)(Caranya gimana?)Aku tidak menjawabnya, tapi karena fitting room terbuat dari triplek dan kusen yang dicat sehingga aku bisa pelan pelan memanjat dan melihat keadaan dari atas.Ternyata ketiga preman itu berdiri dengan waspada, mata mereka tertuju ke arah fitting room di mana aku berada, sempat hampir bertemu mata dengan salah satu dari mereka tapi untungnya aku segera menyembunyikan diri.Perlahan aku turun dengan napas tertahan lalu berdiri dengan tubuh gemetar, sementara ada suara langkah kaki mendekat lalu mengetuk pintu kamar ganti tempatku.Tok .. Tok ...."Siapa ya, bentar ...." tanyaku dengan intonasi seakan aku tak tahu apa apa.Tok ....Sekali lagi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status