Share

38

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 10:21:39

Sesampainya di rumah sakit aku langsung menemui Papa dan Mama yang sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Aku tanya kabar dan melihat Papa baik-baik saja.

"Papa ..." Aku langsung mendekat dan memeluknya.

"Gimana keadaanmu Imelda?"

" Baik ibunya Roni memperlakukanku dengan baik Pa."

"Oh, Syukurlah," jawabnya.

"Gimama keadaan Papa, ada yang parah?"

"Tidak terlalu, pelurunya menembus perut dan hampir memutuskan usus papa," jawabnya.

"Ngeri sekali, maafkan aku ya, Pa, karena aku papa jadi seperti ini."

"Enggak apa-apa gimana keadaan Roni?"

"Belum ketemu, Pa," jawabku.

"Papa dengar kamu hamil dengannya, apa itu benar?"

Ayahku itu bertanya dengan nada lembut dan dia tidak terlihat marah sama sekali padahal aku telah mempermalukannya.

"Tidak, aku tidak hamil, aku hanya pura-pura," jawabku.

"Satu kebohongan akan berujung pada kebohongan yang lain anakku, jangan begitu," ucap papa

"Di luar sana, entah kegaduhan apa yang telah kau lakukan, entah kenapa firasatku merasa bahwa ini tidak bagus,"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   39

    Hei, tunggu, hentikan," ujarnya dengan suara sedikit meninggi."Kenapa apa kau takut?""Tidak, tapi ini bukan tempatnya," jawabnya."Hmm, baiklah." Kubenahi kembali apa yang tadi coba kutarik."Ah, kau ini," ujarnya menghela napas dan menggeleng pelan."Tolong menikahlah denganku," ucapku menangkupkan tangan."Kau melamarku?""Iya, anggap saja," jawabku menggeleng, setengah putus asa."Tapi kau akan memutus masa lajangku," ujarnya menggeleng."Aku tak akan banyak tingkah atau tuntutan, kita bisa bercerai lagi setelah ini," ungkapku cepat."Baiklah." Dia menghela napas seperti terpaksa, tapi aku tak peduli."Wah, ya ampun, makasih ya," ujarku melompat gembira."Jangan bersikap bahwa aku seakan-akan telah mengganti bonekamu yang hilang, biasa saja," ujarnya ketus."Ah, kau makin manis ketika bersikap dingin," jawabku mencuil ujung payudaranya dia terkejut dan nyaris terlonjak dari tempat tidur."Hei, lancang ya," ujarnya melotot."Kau kan, akan jadi suamiku, jadi terbiasalah." Aku terta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   40

    "Kami bisa membawanya dengan paksa atau mengambil tindakan keras," ucapnya masih berusaha menarik tanganku."Hentikan, lepaskan dia atau aku akan lupa hubungan baik dengan nyonya kalian, sebagai gantinya, aku akan pergi ke sana dan bicara. Jadi bawa aku saja," ujar kolonel William."Jangan!" cegah anak-anaknya dengan tegang."Jangan khawatir, tak akan terjadi apa apa padaku," balasnya."Tidak, kami tidak Anda jadi tolong bekerja samalah demi hubungan baik Anda dengan nyonya kami," balas pria pria itu."Aku tetap tak setuju, bisa jadi wanita ini akan dipaksa mengugurkan janinnya, kalian memaksa dia naik ke meja aborsi dan menjadikan dia trauma karena hal tersebut. Kau pikir aku bodoh? Aku akan pergi menemui Erika. Jadi lepaskan wanita muda itu."Karena tidak punya pilihan lain akhirnya preman yang kesemuanya berpakaian hitam dan setelan jas itu menjauh. Mereka hanya mendengkus sambil menatapku lalu membalikkan badan dan pergi."Pa, gak usah pergi Pa, gimana kalo ternyata Papa yang dija

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   41

    Aku kembali di bawah ke rumah kolonel William, kali ini bersama Roni yang dipulangkan dari rumah sakit, pemuda itu terlihat jauh lebih sehat dan cerah dibanding kemarin, dia diturunkan oleh keluarganya dari mobil dan dibantu masuk ke kamar. Sedang aku berdiri terpaku tak tahu harus bersikap seperti apa, duduk di mana atau menyapa siapa, canggung sekali karena semua anggota keluarga berkumpul. Setelah mengantarkan Roni ke kamarnya mereka lalu mengajakku duduk di ruang tamu, berkumpul dengan formasi lengkap keluarganya sangat membuatku gugup dan merasa terintimidasi, aku cemas atas apa yang akan mereka bicarakan. "Kemarilah, duduklah dekat ibunya Roni," ujar istri Om Heri, dia ramah, tapi suaminya masih terlihat tak suka padaku. "Baik, Tante," balasku mendekat dan duduk layaknya anak manis. "Kami akan membicarakan rencana pernikahan kalian, menurutmu, kau ingin itu terjadi seperti apa?" tanya istri Om Heri. "Uhm, biar Tante dan keluarga saja yang mengatur," jawabku. "Tapi, kami tet

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   42

    "Kau tahu hanya kita di sini, biasanya kau akan bersikap nakal dan menggodaku mengapa kau begitu kalem?""Aku merasa bersalah," balasku. Dia mengangkat wajahku hingga sejajar dengan tatapan matanya."Apa yang akan kamu berikan ketika kau telah jadi istriku? Bisakah kau melayaniku dengan baik?""A-aku akan berusaha baik dan bersikap wajar. Aku akan berterima kasih seumur hidup untuk perlindungan ini.""Hehehe, kau pengecut kecil yang menggemaskan, aku suka kau berlindung dalam pelukanku karena dengan begini aku merasa memilikimu," gumamnya sambil mendekap dan mencium bahuku.Ada rasa hangat ketika bibirnya mengenai bahuku, ada geli dan sedikit nyaman, ingin kudorong tapi tak tega, jadi aku hanya bisa menggigit bibir ketika sentuhannya mulai menjalar ke leher dan tangan itu menyusup ke balik penutup tubuhku. "Kau adalah milikku sekarang," bisiknya dan itu kata terakhir yang dia ucapkan sebelum aku lupa segalanya.*Aku tidak begitu ingat betapa indahnya kejadian semalam, yang pasti a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   43

    Om Heri meletakkanku di ranjang, membantu menaikkan selimut menutupi kakiku dan menyalakan AC, dia masih terlihat garang dan tidak suka namun tidak mampu menyembunyikan kekhawatirannya."Maaf," ucapnya pelan. Aku tidak tahu itu terdengar tulus atau tidak tapi karena dia sudah mengucapkannya aku akan berterima kasih."Aku sangat khawatir terjadi apa-apa pada Imelda. Dia sedang hamil dan itu adalah cucu pertamaku," ungkapkan Tante Vina yang menyusul Om Heri ke kamar."Tenang saja tidak akan terjadi apa-apa, aku sudah suruh anak-anak untuk menelpon dokter," jawabnya."Roni belum tahu yang terjadi, karena dia masih tidur, aku tidak bisa bayangkan dia mengetahui kejadian sebenarnya dan mengamuk ke seluruh anggota keluarga. Kau tahu sendiri sifat anak itu," gumam ibunya Roni."Itu tidak akan terjadi Mbak Vina, aku bisa menjaminnya, aku akan mengkondisikan segala sesuatu menjadi aman, akan kusuruh sepupu-sepupu Roni untuk pulang dan tidak mendatangi tempat ini sampai minggu depan," ujarnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   44 POV mama sakinah

    Mengetahui anakku dan segala sepak terjangnya yang memusingkan, aku sungguh tak tahu harus berkata apa lagi untuk mencegahnya.**Hari itu ...Setelah tak terhitung berapa kali aku harus bertengkar dengan Nyonya Erika, membahas dan mendebat keputusan kejamnya yang ingin memaksa Bendi untuk mempoligami anakku,Akhirnya ini puncak dari semua itu.Erika datang melempar surat cerai ke atas meja, dan pergi dengan senyum jahatnya meninggalkan segala kemarahan dan sumpah serapah putriku yang tak terima dengan perlakuannya. Sesungguhnya saat itulah hati seorang ibu yang berharap putrinya akan bahagia dengan pernikahan, menjadi hancur. Aku marah, ingin sekali menangis saat membaca lembaran putih bertuliskan nama Imelda dengan pengesahan cerai, namun aku menahannya agar putriku tidak semakin rapuh.Aku dan Mas Yadi berusaha untuk membuatnya tetap tegar dengan segala saran dan ucapan tulus kami untuk menghiburnya. Meski dalam dada, jiwaku tergerus oleh rasa kecewa dan ingin sekali diriku--andai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   45

    Kubawakan Teh ke ruang tengah dan menyajikannya dengan penuh ketulusan, kutuangkan minuman beraroma melati itu lalu membagikan yang pada anggota keluarga. Namun aku langsung terkejut karena ternyata kami memiliki tamu di antara semua orang, Nyonya Erika. Aku tidak ingat kapan terakhir Bertemu dengannya tapi ini benar-benar kejutan yang cukup membuat urat kepalaku menegang.Dia tersenyum dengan ekspresi sinis sementara anggota keluarga yang lain hanya diam, aku gemetar dan nyaris saja menumpahkan teko teh panas ke kakiku, untungnya diri ini masih bisa menguasai keadaan."Bagaimana, kau terkejut bertemu aku?""Aku hanya tidak menyangka," balasku."Kau terlihat manis sebagai calon menantu baru Aku tidak menyangka bahwa kau sebaik ini," pujinya sekaligus menyindir."Terima kasih," jawabku sambil menyodorkan secangkir teh untuk wanita angkuh itu. Tiba-tiba semua orang memutuskan untuk bangkit dan meninggalkan kami, aku bingung dan tidak tahu harus berkata apa-apa lagi. Entah kemana Roni

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   46

    Setelah insiden pertengkaran dengan Nyonya Erika, anggota keluarga William datang dan menyuruhku untuk naik ke lantai dua, memaksaku untuk melupakan dan tidak lagi bertanya."Tapi, dia sudah melecehkanku.""Sudah cukup jangan diperpanjang lagi pergi ganti bajumu dan kita akan pergi ke suatu tempat," suruh Tante Vina."Kemana?""Ada saja.""Apa maksudnya kalian tidak membelah atau melerai pertengkaran saya dengan Erika?""Kami hanya ingin melihat sejauh mana keberanianmu," balas Om Heri terkekeh sinis."Tentu saja saya mewarisi keberanian ibu saya," jawabku mendesis kesal, aku langsung naik dan membanting pintu kamarku.Roni? Entah di mana dia saat pertengkaran itu terjadi, apakah keluarganya sengaja mengalihkan pemuda itu agar tidak mengetahui masalahku? Ah, dasar orang kaya memang aneh.**Ternyata mereka mengajakku berbelanja, memilih gaun pengantin dan cadar yang akan menutupi wajahku ketika berjalan ke meja akad. Mereka bersikap wajar, seakan tidak memperdulikan perasaanku yang t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10

Bab terbaru

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   95

    "Kalau enggak Mau, kenapa berbuat sejauh ini Mel? kamu tahu kamu pertaruhkan nyawa semua orang! kita akan berurusan dengan gangster terkejam dan sampai hari ini Mama masih menyimpan trauma mendalam. Kau pikir mudah berurusan dengan para pembunuh yag kejam itu, kau pikir kalian tidak akan diburu dan dibunuh?" "Kami tahu.""Kalau tahu kenapa nekat begitu?! Apa karena kau tahu persis bahwa Bendi mencintaimu, ingat tabir Antara cinta Dan benci itu sangat tipis, cinta yang besar tiba-tiba akan menjadi kebencian dan dendam yang akan membuat tamat riwayatmu.""Tidak juga karena aku merasa nyaman Bendi tidak membunuhku karena cinta.""... atau ... kau merasa nyaman karena aku dan Roni akan selalu berada di belakangmu untuk mendukungmu! bayangkan saja Apa reaksi Roni ketika tahu bahwa kau pergi menjarah mantan suami sendiri!" Ucapan dan tatapan mama semakin tajam."Maaf ...""Apa semua perbuatanmu akan bisa terbayarkan dengan kata maaf? kerugian kapal, para mafia akan dendam dan terus mencari

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   94

    Setelah mengakhiri percakapan dengan suamiku, kuletakkan kembali ponsel ke dalam tas lalu kupandangi adikku yang sedang sibuk dengan roda kemudi dan senandung kecil di bibirnya."Gawat Sis.""Hah, gawat kenapa?""Bendi menelpon Roni dan bercerita tentang apa yang terjadi, lalu dia menanyakan keberadaanku.""Lalu apa jawaban suamimu?""Dia bilang kalau aku tidak di rumah. itu anggapan Bendy akan mengerucut pada diri ini bahwa ...""Tunggu-tunggu ... jangan berpikiran liar dulu. Mantan suamimu belum punya bukti. Malam ini kau bermalam denganku di rumah Mama dan hanya itu yang terjadi. selain dari itu anggap tidak terjadi.""Iya, benar, tapi, bagaimana dengan emasnya?""Jika tak bisa menjemputnya dengan kapal kita bisa menggunakan penyelam robotik dengan pengendali jarak jauh atau mengambilnya secara manual dengan Seabob. Tim kita adalah tim yang handal, kamu tak perlu khawatir, Mel.""Iya, juga.""Jangan beri Bendi alasan untuk semakin mencurigaimu.""Tidak."Sebelum kembali ke rumah, S

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   93 season 3

    Kami memang merayakan malam itu dengan gembira, anggur dituangkan dan gelembung campagne dilayangkan ke udara tanda selebrasi bahwa kami berhasil memenangkan sesuatu yang besar dalam hidup, untuk pertana kalinya aku berhasil dalam rencanaku, dan aku bangga dengan pencapaian sendiri. "Antar aku pulang, suamiku sudah menunggu di rumah, aku harus sampai dalam tiga puluh menit," ujarku."Kau sedang terluka, Roni harusnya tidak menyadari luka yang kau alami sebab jika dia menyadarinya, maka dia akan tahu kalau kamu sebenarnya habis menjarah mafia," jawab adikku."Uhmm, aku bisa bilang kalau aku kecelakaan," jawabku."Luka akibat gesekan akan beda dengan luka bekas tembakan, Aku yakin Roni menyadarinya sebab dia adalah jaksa yang sering bersinggungan dengan masalah hukum dan penjahat, ayolah, pikirkan ide lain.""Belum lagi jika luka itu akan tertekan dan berdarah lagi, lalu bengkak dan infeksi ketika tidak dirawat," timpal Diki."Mungkin aku akan minta izin untuk menginap dulu di rumah Ma

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   92. ending season dua

    Dari kejauhan kapal pengiriman itu sudah datang, kami yang sadar bahwa target akan segera mendekat, segera menuju kabin di mana Diki sedang sibuk dengan komputer dan alat pemindainya. Ada beberapa layar yang dibuat menyala bersamaan, layar untuk GPS dan navigasi, layar untuk pemindai radar serta layar yang berisi proyeksi empat dimensi gambar kapal target yang akan kami jarah. "Kau sudah dapatkan skema kapal tersebut?" "Ya dengan kecanggihan teknologi," jawabnya sambil menunjukkan arah kursor dan memperlihatkan kepada kami penampilan kapal itu, meliputi geladak depan, dek atas ke bawah juga penampilan lambung kapan yang saat ini berisi banyak kontainer." "Salah satu dari tumpukan peti kemas itu adalah target kita," ucapku sambil memperhatikan layar. "Bagaimana kita akan tahu mana peti kemas yang paling berharga." "Tentu saja peti kemas yang paling canggih kuncinya." " Menurut penyadap yang kudengar, rencana Bos mafia itu ada dua, jika mereka tidak bisa memindahkan barang d

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   91

    Beranggotakan enam orang, empat pria dan dua wanita kami berada ke sebuah kapal sewaan berukuran sedang yang memiliki lambung luas dan terbuka dari bagian atas, mirip kapal ikan pada umumnya. Kami sedang bersiap menunggu kapal anak buah Bendi berangkat. Angin laut bertiup lumayan kencang, suara ombak saling bersahutan menghantam dinding batu tepi dermaga. Aku dan "Aku dengar apa yang kau rencanakan," ujar Roni ketika aku kembali dari rumah orang tuaku. Hari itu sudah kususun rencana dengan detail dari mana dan kapan kami akan memulai serangan. Aku dan siska, juga Diki dan beberapa orang berencana untuk pergi memasang penyadap ke pesta yang diadakan bendi di mansion house megahnya. Kedua orang tuaku tidak ikut karena Mama melarang papa untuk terlibat, Siska juga sebenarnya tidak ketahuan terlibat, sebab mama pasti akan membunuhnya jika beliau tahu. "Apa yang hendak kau lakukan, Imelda?" tanya Roni sekali lagi, dia menarik tanganku lalu menatap mata ini dengan intensnya. "Menjarah

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   90

    "Aku dengar apa yang kau rencanakan," ujar Roni ketika aku kembali dari rumah orang tuaku. Hari itu sudah kususun rencana dengan detail dari mana dan kapan kami akan memulai serangan. Aku dan siska, juga Diki dan beberapa orang berencana untuk pergi memasang penyadap ke pesta yang diadakan bendi di mansion house megahnya. Kedua orang tuaku tidak ikut karena Mama melarang papa untuk terlibat, Siska juga sebenarnya tidak ketahuan terlibat, sebab mama pasti akan membunuhnya jika beliau tahu."Apa yang hendak kau lakukan, Imelda?" tanya Roni sekali lagi, dia menarik tanganku lalu menatap mata ini dengan intensnya."Menjarah Bendi," jawabku tegas.Pria yang tadinya mencekal pergelanganku dengan keras kini perlahan melepaskan tangannya."Kau tidak memikirkan aku dan anak kita?""Sangat," jawabku serius."Mana yang lebih besar obsesi untuk mengikuti keserakahan itu atau memilih hidup tenang dengan kami?" Tanyanya lagi."Dua-duanya, balas dendam dan hidup bahagia," jawabku."Bagaimana jika a

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   89

    Aku harus merencanakan semuanya dengan matang, anggota tim yang bisa dipercaya, para profesional yang telah terlatih, serta biaya yang akan kudapatkan dari sokongan mama dan kakek william.Dan ya, aku harus menyusupkan seseorang ke dalam rumah Bendi untuk jadi pelayan sekaligus mata-mata yang bisa memberitahuku detail kegiatan mafia itu, juga meletakkan penyadap sehingga aku tahu jadwal kegiatan pengiriman dan apa saja yang Bendi lakukan.Kedengarannya mudah tapi tidak mudah, Bendi tak akan semudah itu menerima anggota atau mempercayai orang baru untuk bekerja di rumahya, satu-satunya harapan adalah menyogok seseorang yang berpotensi jadi pembelot dalam organisasi gelapnya, mungkin anak buahnya yang dulu dekat denganku atau asisten rumah tangga yang sudah belasan tahun mengikutinya.Namun semuanya tidak ada yang bisa kuharapkan, satu satunya cara adalah melakukannya sendiri atau menyamarkan siska adikku sebagai wanita penghibur yang biasa disewa dari klub-klub malam untuk menghibur

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   88

    Kalau sungguh aku tertarik pada ide yang diungkapkan kakek maka aku butuh beberapa orang ahli untuk menolongku, satu ahli senjata, satu ahli IT yang pandai meretas dan satu lagi ahli pemindai GPS untuk menentukan koordinat di mana Bendi dan lokasi kapal yang digunakannya untuk menyelundupkan barang.Aku yakin rencana yang digunakan mantan suamiku kali ini bisa sangat detail dan hati-hati, dia tak akan biarkan satu celah yag akan membuat rencananya gagal atau ketahuan aparat korup yang justru akan memerasnya alih-alih menahan.Karena merasa penting untuk memberi Nyonya Erika pelajaran dan balas dendam karena wanita keji itu terus berhasil lolos dari cengkeraman polisi maka aku pun memutuskan untuk pergi berdiskusi dengan Kakek. Lagipula siapa yang bisa menahan godaan uang jutaan dollar yang kalau dirupiahkan bisa jadi miliaran. Aku akan punya modal untuk membeli rumah baru, punya tabungan masa depan untuk calon bayiku, juga bisa membuat Bendi merugi dalam satu rencana cerdik, ya, aku a

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   87

    Memang beberapa pekan setelah kejadian malam itu, mantan suamiku sering menghubungi kakek. Kadang pagi ketika sarapan, sore ketika kami minum teh di kebun belakang, atau kadang anak buahnya datang, membawakam tas hitam lalu pergi begitu saja. Aku tak bisa mengasumsikan apa yang mereka bawa, tapi biar kutebak saja. Uang!Kalau pun bukan uang, maka itu 20 persen dari kesepakatan. Boleh jadi barang antik, emas batangan atau apa saja.Hmm, sebenarnya aku iri ada Kakek William yang cerdik, kata kata dan pembacaan tenang saja bisa menghasilkan uang ratusan juta, sungguh beruntung menjadi dirinya.Beberapa minggu keadaan membaik, tenang, tanpa gangguan. Tapi tiba tiba, Boom!Setelah masalah satu selesai, kini timbul masalah lain.Secara mengejutkan, Nyonya Erika bisa bebas, itu kabar yang menghebohkan meja makan keluarga kami. Betapa tidak, dia yang sudah kami percayai akan dieksekusi kini terlihat bahagia di layar tivi."Sekali lagi kami gagal membuat dia membayar apa yang telah diperbuatn

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status