Share

42

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 08:13:34

"Kau tahu hanya kita di sini, biasanya kau akan bersikap nakal dan menggodaku mengapa kau begitu kalem?"

"Aku merasa bersalah," balasku. Dia mengangkat wajahku hingga sejajar dengan tatapan matanya.

"Apa yang akan kamu berikan ketika kau telah jadi istriku? Bisakah kau melayaniku dengan baik?"

"A-aku akan berusaha baik dan bersikap wajar. Aku akan berterima kasih seumur hidup untuk perlindungan ini."

"Hehehe, kau pengecut kecil yang menggemaskan, aku suka kau berlindung dalam pelukanku karena dengan begini aku merasa memilikimu," gumamnya sambil mendekap dan mencium bahuku.

Ada rasa hangat ketika bibirnya mengenai bahuku, ada geli dan sedikit nyaman, ingin kudorong tapi tak tega, jadi aku hanya bisa menggigit bibir ketika sentuhannya mulai menjalar ke leher dan tangan itu menyusup ke balik penutup tubuhku.

"Kau adalah milikku sekarang," bisiknya dan itu kata terakhir yang dia ucapkan sebelum aku lupa segalanya.

*

Aku tidak begitu ingat betapa indahnya kejadian semalam, yang pasti a
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   43

    Om Heri meletakkanku di ranjang, membantu menaikkan selimut menutupi kakiku dan menyalakan AC, dia masih terlihat garang dan tidak suka namun tidak mampu menyembunyikan kekhawatirannya."Maaf," ucapnya pelan. Aku tidak tahu itu terdengar tulus atau tidak tapi karena dia sudah mengucapkannya aku akan berterima kasih."Aku sangat khawatir terjadi apa-apa pada Imelda. Dia sedang hamil dan itu adalah cucu pertamaku," ungkapkan Tante Vina yang menyusul Om Heri ke kamar."Tenang saja tidak akan terjadi apa-apa, aku sudah suruh anak-anak untuk menelpon dokter," jawabnya."Roni belum tahu yang terjadi, karena dia masih tidur, aku tidak bisa bayangkan dia mengetahui kejadian sebenarnya dan mengamuk ke seluruh anggota keluarga. Kau tahu sendiri sifat anak itu," gumam ibunya Roni."Itu tidak akan terjadi Mbak Vina, aku bisa menjaminnya, aku akan mengkondisikan segala sesuatu menjadi aman, akan kusuruh sepupu-sepupu Roni untuk pulang dan tidak mendatangi tempat ini sampai minggu depan," ujarnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   44 POV mama sakinah

    Mengetahui anakku dan segala sepak terjangnya yang memusingkan, aku sungguh tak tahu harus berkata apa lagi untuk mencegahnya.**Hari itu ...Setelah tak terhitung berapa kali aku harus bertengkar dengan Nyonya Erika, membahas dan mendebat keputusan kejamnya yang ingin memaksa Bendi untuk mempoligami anakku,Akhirnya ini puncak dari semua itu.Erika datang melempar surat cerai ke atas meja, dan pergi dengan senyum jahatnya meninggalkan segala kemarahan dan sumpah serapah putriku yang tak terima dengan perlakuannya. Sesungguhnya saat itulah hati seorang ibu yang berharap putrinya akan bahagia dengan pernikahan, menjadi hancur. Aku marah, ingin sekali menangis saat membaca lembaran putih bertuliskan nama Imelda dengan pengesahan cerai, namun aku menahannya agar putriku tidak semakin rapuh.Aku dan Mas Yadi berusaha untuk membuatnya tetap tegar dengan segala saran dan ucapan tulus kami untuk menghiburnya. Meski dalam dada, jiwaku tergerus oleh rasa kecewa dan ingin sekali diriku--andai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   45

    Kubawakan Teh ke ruang tengah dan menyajikannya dengan penuh ketulusan, kutuangkan minuman beraroma melati itu lalu membagikan yang pada anggota keluarga. Namun aku langsung terkejut karena ternyata kami memiliki tamu di antara semua orang, Nyonya Erika. Aku tidak ingat kapan terakhir Bertemu dengannya tapi ini benar-benar kejutan yang cukup membuat urat kepalaku menegang.Dia tersenyum dengan ekspresi sinis sementara anggota keluarga yang lain hanya diam, aku gemetar dan nyaris saja menumpahkan teko teh panas ke kakiku, untungnya diri ini masih bisa menguasai keadaan."Bagaimana, kau terkejut bertemu aku?""Aku hanya tidak menyangka," balasku."Kau terlihat manis sebagai calon menantu baru Aku tidak menyangka bahwa kau sebaik ini," pujinya sekaligus menyindir."Terima kasih," jawabku sambil menyodorkan secangkir teh untuk wanita angkuh itu. Tiba-tiba semua orang memutuskan untuk bangkit dan meninggalkan kami, aku bingung dan tidak tahu harus berkata apa-apa lagi. Entah kemana Roni

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   46

    Setelah insiden pertengkaran dengan Nyonya Erika, anggota keluarga William datang dan menyuruhku untuk naik ke lantai dua, memaksaku untuk melupakan dan tidak lagi bertanya."Tapi, dia sudah melecehkanku.""Sudah cukup jangan diperpanjang lagi pergi ganti bajumu dan kita akan pergi ke suatu tempat," suruh Tante Vina."Kemana?""Ada saja.""Apa maksudnya kalian tidak membelah atau melerai pertengkaran saya dengan Erika?""Kami hanya ingin melihat sejauh mana keberanianmu," balas Om Heri terkekeh sinis."Tentu saja saya mewarisi keberanian ibu saya," jawabku mendesis kesal, aku langsung naik dan membanting pintu kamarku.Roni? Entah di mana dia saat pertengkaran itu terjadi, apakah keluarganya sengaja mengalihkan pemuda itu agar tidak mengetahui masalahku? Ah, dasar orang kaya memang aneh.**Ternyata mereka mengajakku berbelanja, memilih gaun pengantin dan cadar yang akan menutupi wajahku ketika berjalan ke meja akad. Mereka bersikap wajar, seakan tidak memperdulikan perasaanku yang t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   47

    Ada perasaan yang berbeda ketika seseorang secara spesial menjadi pengantin untuk yang kedua kalinya, dirias, lalu mengenakan gaun menutup kepala dengan cadar pengantin dan merasa berdebar-debar menunggu calon suami.Kini aku duduk memegangi buket bungaku di atas tempat tidur dengan warna bed cover emas, perabotan juga didominasi warna emas. Entah kenapa kakek menghadiahiku kamar baru ini, tanpa banyak bicara dia memberikanku kunci lalu pergi."Bagaimana, sudah siap mengikrarkan janji pernikahan?" Katrine datang diiringi 3 orang wanita dengan warna baju yang sama, mereka yang akan jadi Bridesmaids."Iya, siap.""Kamu mungkin tidak akan merasakan antusias, karena ini adalah pernikahanmu yang kedua." Wanita itu tak pernah melewatkan kesempatan untuk menyakiti hatiku."Ah, tidak juga, aku merasa gugup dan telapak tanganku dingin, mungkin karena aku akan menikahi jaksa tampan.""Kau beruntung, sangat beruntung, baik suamimu yang pertama maupun yang kedua mereka sama-sama menarik dan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   48

    Setelah pesta kami berakhir, tamu undangan sudah pulang dan petugas event organizer mulai membereskan dekorasi pesta, aku dan Roni naik ke kamar dan mengganti baju kami."Bagaimana hari ini menurutmu?" tanyanya begitu kami berdua saja."Tak begitu buruk, aku suka kemeriahan kekompakan keluarga kita," jawabku sambil melepaskan perhiasan di depan kaca rias."Apa yang dikatakan Bendi padamu?"Pertanyaaan itu sontak membuatku menghentikan gerakanku membuka gelang, aku harus menjawab dengan benar, karena jika aku terlihat bohong di awal pernikahan maka semuanya akan kacau."Hmm, kamu tahu itu adalah dia?""Tentu saja, dia sahabatku, segala bentuk penyamarannya sudah kuketahui. Kenapa kau mencoba melindunginya?""Ti-tidak, aku hanya menghindari konflik dan keributan yang mungkin terjadi," jawabku hampir gelagapan."Jawabanmu bisa kuterima," jawabnya sambil membuka kencing kemeja dan bersiap mandi.Setelah selesai mengganti gaun, kukenakan baju casual lalu bersiap turun untuk membantu kelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   49

    Bagaimana ini, mereka menyalahkan untuk hal yang sama sekali tak kuketahui, aku berada di posisi sulit karena apa yang terjadi saat ini sama sekali di luar dugaan dan rencanaku. Aku tersungkur lemas dalam keadaan mereka semua masih menghujat dan menyalahkanku. "Sudah jangan ribut dulu! Mari kita obati papa, baru kita bicarakan sisanya!" ujar Tante Vina Tidak lama kemudian ambulans datang dan Kolonel William digotong beramai-ramai untuk dibawa ke rumah sakit. Ibu mertua dan anak-anak kakek William naik ke atas ambulans dan pergi ke rumah sakit sementara ada aku, Roni dan Om Heri di rumah."Sini kau! Aku akqn membunuhmu!" teriak pria itu sambil menyeretku dengan kasar dan membuatku menabrak bufet kaca lalu menjatuhkan pajangan yang ada di atasnya."Ah, sakit.""Rasa sakit itu belum sepadan dengan apa yang kau lakukan, kau ini sungguh tidak tahu diuntung ya kami menikahkanmu dengan anggota keluarga kami tapi kau malah membunuh!""Aku tidak melakukannya," sanggahku dengan lantang."Kak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   50

    Tidak!Aku tidak bisa duduk di sini dan menunggu keajaiban, aku harus bereskan masalah yang sudah kubuat dari awal agar kesalahpahaman dalam keluarga ini bisa segera diatasi. Rasanya tak baik, baru saja jadi pengantin tapi sudah terkena masalah.Tring ....Ponsel berdering dan dia segera mengangkatnya, ternyata itu adalah panggilan dari Tante Vina di rumah sakit."Halo, Ma, gimana?""Kakekmu sudah sadar setelah begitu panjang upaya dokter untuk menyelamatkannya, tapi kondisinya masih memprihatinkan.""Syukurlah kalau begitu Ma, menurut dokter apa yang telah terjadi pada kakek?" Sembari bertanya pria itu, menatapku dengan penuh rasa khawatir."Iya, kakekmu diracuni.""Ya Tuhan ... lalu siapa yang mungkin melakukannya, Imelda tak mungkin berbuat semacam itu, Mam.""Mama tak tahu Roni, bagaimanapun keluarga kita dan keluarganya adalah musuh kebuyutan yang sudah lama saling membenci, Mama jadi bingung juga, Ron...."Sekarang sudah berbeda, Ma.""Mama tidak tahu cara menjernihkan keraguan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   101

    Apa? yang benar saja, kakek ingin mengembalikan semua yang sudah kami rampas dengan darah dan keringat untuk alasan nego? tidak! tidak, tidak boleh semudah itu."Maaf aku tidak setuju Kek, maafkan aku.""Kamu tidak takut ya, kalau ternyata semua yang kau lakukan, dukunganku dan entah kenapa anak buah bendi tidak mengamankan kapal kargo itu, hanya sebuah jebakan saja. Termasuk percakapan kita sekarang?""Apa kakek akan melakukan itu padaku?" tanyaku balik menunjukkan wajah curiga."Di dunia ini tidak ada manusia yang benar benar hidup dengan hati murni dan tidak punya kemungkinan berkhianat," jawabnya terkekeh penuh misteri."Jadi termasuk kakek juga?" tanyaku penuh selidik."Sudah begini saja, katakan padaku di mana kau letakkan emasnya, aku akan meminta anak buah Erika untuk menjemputnya dan masalahmu akan selesai dengan cepat.""Maaf sebenarnya, emas itu tidak bersamaku. kami membuangnya karena situasi sangat kacau, kami diburu tembakan dan nyaris meregang nyawa. Karenanya, aku memi

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   100

    "Kau pasti sudah gila," ucapku terbelalak."Aku bersikap sangat baik padamu imelda, jangan sampai aku kehilangan kesabaranku, jangan sampai kedua orang tua, mertua dan keluargamu harus membayar apa yang kau lakukan."Tidak. aku tidak akan membiarkan itu terjadi, aku harusnya lebih tegas pada pria itu, aku tidak mau diintimidasi dan diancam-ancam lagi seperti dulu, jadi akan kutebalkan perlawananku."Kau ingin bunuh semua orang? lakukan saja, aku tidak takut. asal tahu saja, aku sudah merekam percakapan ini. Jadi kalau aku masuk penjara lagi kau pasti akan ikut denganku. Kuyakin ini insiden terakhir yang akan menggerus kekebalanmu pada hukum.""Sudah kubilang kalau aku bayar jaminan?""Apa kau tidak ingat kasus seorang gembong narkoba terbesar di Indonesia, dia punya akses pada kartel luar negeri, bisnisnya sangat besar dan nyaris seluruh provinsi tersebar anak buah yang siap mengedarkan barang haram. Kau tahu, pada akhirnya pria itu tertangkap, bukti-bukti terungkap dan pada akhirnya

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   99

    "Baiklah, baiklah aku minta maaf," ucapku sambil menahan langkah Roni ketika ingin meninggalkan rumah.Pria yang kutahan langkahnya itu hanya berhenti sambil tertawa sinis dan memicingkan mata seakan-akan dia sudah tidak punya kepercayaan padaku."Sudah empat kali kau minta maaf padaku dan tidak ada pengakuan sedikit pun, tolong jangan mengulur-ngulur waktu aku sibuk dan harus kembali ke kantor!" tegasnya sambil menampik tanganku yang ada di bahunya."A-aku memang bersalah," ucapku lirih."Lalu?" Roni mengangkat alisnya sebelah menunggu jawabanku."Aku keliru dan khilaf," lanjutkan."Lantas?" Suamiku semakin memicingkan mata dengan curiga."A-aku ... uhm, entah apa yang harus kukatakan tapi aku memang tidak sengaja .....""Tidak sengaja bagaimana jika kau sudah membuat rencana dan melakukannya! ayo jujur saja apa yang kau lakukan!""Aku tergiur, maafkan aku," jawabku sambil menunduk lirih."Hah, terserah kau saja," balasnya sambil melepas dirinya meninggalkan diriku yang tidak tahu ha

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   98

    "Itu bohong kan, kamu hanya mencoba untuk menghentikanku," desis Bendi."Itu yang dikatakan Mama, itu hasil kliniknya! Tolong lepaskan aku," pintaku dengan kalimat yang tegas."Tidak takutkah kamu bawa aku akan membunuh kalian, minimal salah satu dari kalian.""Cukup dengan omong kosongmu, Bendi, aku harus pergi. Aku harus melihat Kakek mertuaku," jawabku sambil menggandeng Roni."Roni ... pengkhianatan yang kau lakukan takkan pernah kumaafkan. Kau menusukku dari belakang dan merebut istriku!""Terserah aku tak peduli," jawab Roni."Dengar Imel, dalam kisah pernikahan kita yang jadi perebut bukan Irina, tapi Roni!" teriak Bendi memecah keheningan dan desau angin di sekitar tempat pembuangan itu. Kali ini sakit hatinya amat terlihat dari sorot matanya yang berkaca-kaca."Dia tak merebut, kami jalin hubungan sesaat setelah kau mencampakkanku, salahmu membiarkanku terombang-ambing dengan perasaan dan harapan palsu, sementara kau tidak kunjung datang menjemputku."Pria itu terduduk lesu d

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   97

    "Apa yang terjadi di sini?" tanya suamiku dengan tatapan terkejut."Roni, tolong aku," ucapku yang terlepas dari belenggu bendi dalam keadaan pakaian yang sudah berantakan."Apa-apaan ini Imelda? kamu dua hari gak pulang hanya untuk bersama Bendi?" tanya suamiku dengan mata membelalak."Astaga, tidak mungkin itu terjadi, aku ada urusan Ron!""Dia bohong, kami sedang melepas rindu dan saling berbagi cinta. Saking mesranya aku lupa kalau ini ruang tamu," jawab Bendi sambil merapikan pakaiannya."Dia sedang berusaha memperkosa diriku!""Percayalah apa yang ingin kamu percayai, aku akan pergi," jawab Bendi dengan senyum miring. Suamiku terlihat langsung geram dan memandang kami bergantian.Bugh!Ketika Bendi melewatinya priaku langsung melayangkan tinju ke arah rahang mantan suami."Lancang sekali," desis Roni, tapi Bendi malah tertawa saja sambil memegang wajahnya."Apa hanya ini yang bisa kamu lakukan sebagai pria, hahahah, kamu lemah!""Apa kamu mencoba merayu istriku?""Justru sebalik

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   96

    Teet ...teet ...Suara bel gerbang dipencet, aku tersentak dan bingung harus berbuat apa. Di saat seperti ini, andai bisa aku ingin punya ilmu menghilang dan kabur dari tempat ini sesegera mungkin, atau kuputuskan untuk lenyap dari dunia untuk dua menit saja. Tapi, aku sadar bahwa mental semacam ini adalah mental pengecut, aku harus bertanggung jawab atas apa yang kulakukan.Teet ... Sekali lagi bunyi pintu gerbang seakan menusuk nusuk pendengaran, memaksaku untuk segera menemui orang yang ada di pintu depan. Kuganti segera pakaian dengan dress rumahan model payung dengan lengan yang agak panjang, kugerai rambut dan memulas riasan tipis agar aku terlihat sedikit pucat dan polos. Dan ya, sebelum turun ke sana, aku akan selipkan pistol kecil ke bawa bagian short yang kukenakan, tepatnya di bagian paha. Jadi, jika bendi macam-macam, akan kutembus dadanya dengan peluru panas."Ma, ada yang pencet Bel tuh ...."Tidak ada sahutan dari mama atau papa karena ternyata setelah kuperiksa kam

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   95

    "Kalau enggak Mau, kenapa berbuat sejauh ini Mel? kamu tahu kamu pertaruhkan nyawa semua orang! kita akan berurusan dengan gangster terkejam dan sampai hari ini Mama masih menyimpan trauma mendalam. Kau pikir mudah berurusan dengan para pembunuh yag kejam itu, kau pikir kalian tidak akan diburu dan dibunuh?" "Kami tahu.""Kalau tahu kenapa nekat begitu?! Apa karena kau tahu persis bahwa Bendi mencintaimu, ingat tabir Antara cinta Dan benci itu sangat tipis, cinta yang besar tiba-tiba akan menjadi kebencian dan dendam yang akan membuat tamat riwayatmu.""Tidak juga karena aku merasa nyaman Bendi tidak membunuhku karena cinta.""... atau ... kau merasa nyaman karena aku dan Roni akan selalu berada di belakangmu untuk mendukungmu! bayangkan saja Apa reaksi Roni ketika tahu bahwa kau pergi menjarah mantan suami sendiri!" Ucapan dan tatapan mama semakin tajam."Maaf ...""Apa semua perbuatanmu akan bisa terbayarkan dengan kata maaf? kerugian kapal, para mafia akan dendam dan terus mencari

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   94

    Setelah mengakhiri percakapan dengan suamiku, kuletakkan kembali ponsel ke dalam tas lalu kupandangi adikku yang sedang sibuk dengan roda kemudi dan senandung kecil di bibirnya."Gawat Sis.""Hah, gawat kenapa?""Bendi menelpon Roni dan bercerita tentang apa yang terjadi, lalu dia menanyakan keberadaanku.""Lalu apa jawaban suamimu?""Dia bilang kalau aku tidak di rumah. itu anggapan Bendy akan mengerucut pada diri ini bahwa ...""Tunggu-tunggu ... jangan berpikiran liar dulu. Mantan suamimu belum punya bukti. Malam ini kau bermalam denganku di rumah Mama dan hanya itu yang terjadi. selain dari itu anggap tidak terjadi.""Iya, benar, tapi, bagaimana dengan emasnya?""Jika tak bisa menjemputnya dengan kapal kita bisa menggunakan penyelam robotik dengan pengendali jarak jauh atau mengambilnya secara manual dengan Seabob. Tim kita adalah tim yang handal, kamu tak perlu khawatir, Mel.""Iya, juga.""Jangan beri Bendi alasan untuk semakin mencurigaimu.""Tidak."Sebelum kembali ke rumah, S

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   93 season 3

    Kami memang merayakan malam itu dengan gembira, anggur dituangkan dan gelembung campagne dilayangkan ke udara tanda selebrasi bahwa kami berhasil memenangkan sesuatu yang besar dalam hidup, untuk pertana kalinya aku berhasil dalam rencanaku, dan aku bangga dengan pencapaian sendiri. "Antar aku pulang, suamiku sudah menunggu di rumah, aku harus sampai dalam tiga puluh menit," ujarku."Kau sedang terluka, Roni harusnya tidak menyadari luka yang kau alami sebab jika dia menyadarinya, maka dia akan tahu kalau kamu sebenarnya habis menjarah mafia," jawab adikku."Uhmm, aku bisa bilang kalau aku kecelakaan," jawabku."Luka akibat gesekan akan beda dengan luka bekas tembakan, Aku yakin Roni menyadarinya sebab dia adalah jaksa yang sering bersinggungan dengan masalah hukum dan penjahat, ayolah, pikirkan ide lain.""Belum lagi jika luka itu akan tertekan dan berdarah lagi, lalu bengkak dan infeksi ketika tidak dirawat," timpal Diki."Mungkin aku akan minta izin untuk menginap dulu di rumah Ma

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status