Share

47

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 08:00:48

Ada perasaan yang berbeda ketika seseorang secara spesial menjadi pengantin untuk yang kedua kalinya, dirias, lalu mengenakan gaun menutup kepala dengan cadar pengantin dan merasa berdebar-debar menunggu calon suami.

Kini aku duduk memegangi buket bungaku di atas tempat tidur dengan warna bed cover emas, perabotan juga didominasi warna emas. Entah kenapa kakek menghadiahiku kamar baru ini, tanpa banyak bicara dia memberikanku kunci lalu pergi.

"Bagaimana, sudah siap mengikrarkan janji pernikahan?" Katrine datang diiringi 3 orang wanita dengan warna baju yang sama, mereka yang akan jadi Bridesmaids.

"Iya, siap."

"Kamu mungkin tidak akan merasakan antusias, karena ini adalah pernikahanmu yang kedua." Wanita itu tak pernah melewatkan kesempatan untuk menyakiti hatiku.

"Ah, tidak juga, aku merasa gugup dan telapak tanganku dingin, mungkin karena aku akan menikahi jaksa tampan."

"Kau beruntung, sangat beruntung, baik suamimu yang pertama maupun yang kedua mereka sama-sama menarik dan k
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   48

    Setelah pesta kami berakhir, tamu undangan sudah pulang dan petugas event organizer mulai membereskan dekorasi pesta, aku dan Roni naik ke kamar dan mengganti baju kami."Bagaimana hari ini menurutmu?" tanyanya begitu kami berdua saja."Tak begitu buruk, aku suka kemeriahan kekompakan keluarga kita," jawabku sambil melepaskan perhiasan di depan kaca rias."Apa yang dikatakan Bendi padamu?"Pertanyaaan itu sontak membuatku menghentikan gerakanku membuka gelang, aku harus menjawab dengan benar, karena jika aku terlihat bohong di awal pernikahan maka semuanya akan kacau."Hmm, kamu tahu itu adalah dia?""Tentu saja, dia sahabatku, segala bentuk penyamarannya sudah kuketahui. Kenapa kau mencoba melindunginya?""Ti-tidak, aku hanya menghindari konflik dan keributan yang mungkin terjadi," jawabku hampir gelagapan."Jawabanmu bisa kuterima," jawabnya sambil membuka kencing kemeja dan bersiap mandi.Setelah selesai mengganti gaun, kukenakan baju casual lalu bersiap turun untuk membantu kelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   49

    Bagaimana ini, mereka menyalahkan untuk hal yang sama sekali tak kuketahui, aku berada di posisi sulit karena apa yang terjadi saat ini sama sekali di luar dugaan dan rencanaku. Aku tersungkur lemas dalam keadaan mereka semua masih menghujat dan menyalahkanku. "Sudah jangan ribut dulu! Mari kita obati papa, baru kita bicarakan sisanya!" ujar Tante Vina Tidak lama kemudian ambulans datang dan Kolonel William digotong beramai-ramai untuk dibawa ke rumah sakit. Ibu mertua dan anak-anak kakek William naik ke atas ambulans dan pergi ke rumah sakit sementara ada aku, Roni dan Om Heri di rumah."Sini kau! Aku akqn membunuhmu!" teriak pria itu sambil menyeretku dengan kasar dan membuatku menabrak bufet kaca lalu menjatuhkan pajangan yang ada di atasnya."Ah, sakit.""Rasa sakit itu belum sepadan dengan apa yang kau lakukan, kau ini sungguh tidak tahu diuntung ya kami menikahkanmu dengan anggota keluarga kami tapi kau malah membunuh!""Aku tidak melakukannya," sanggahku dengan lantang."Kak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   50

    Tidak!Aku tidak bisa duduk di sini dan menunggu keajaiban, aku harus bereskan masalah yang sudah kubuat dari awal agar kesalahpahaman dalam keluarga ini bisa segera diatasi. Rasanya tak baik, baru saja jadi pengantin tapi sudah terkena masalah.Tring ....Ponsel berdering dan dia segera mengangkatnya, ternyata itu adalah panggilan dari Tante Vina di rumah sakit."Halo, Ma, gimana?""Kakekmu sudah sadar setelah begitu panjang upaya dokter untuk menyelamatkannya, tapi kondisinya masih memprihatinkan.""Syukurlah kalau begitu Ma, menurut dokter apa yang telah terjadi pada kakek?" Sembari bertanya pria itu, menatapku dengan penuh rasa khawatir."Iya, kakekmu diracuni.""Ya Tuhan ... lalu siapa yang mungkin melakukannya, Imelda tak mungkin berbuat semacam itu, Mam.""Mama tak tahu Roni, bagaimanapun keluarga kita dan keluarganya adalah musuh kebuyutan yang sudah lama saling membenci, Mama jadi bingung juga, Ron...."Sekarang sudah berbeda, Ma.""Mama tidak tahu cara menjernihkan keraguan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   51

    Melihat Mantan ibu mertua makin kalap, aku segera bangun dan kabur dari tempat itu. Tak tinggal diam, para pengawal rumah sigap bergerombol menahanku di depan tangga. "Lepaskan dia, biarkan pergi," ucap Bendi.Kubalikkan badan dan melihat sorot matanya yang kosong, aku tak paham, setelah kemarahan tadi kenapa dia langsung berubah melepaskanku.Tujuanku datang ke rumah mereka untuk menyelesaikan masalah yang Bendi buat di rumah mertuaku, mengapa kini jadi aku yang ditembaki.Tiba-tiba ada dorongan untuk tidak jadi kabur dan memilih menyelesaikan ini dengan cara mereka.Lagipula posisiku sulit, belasan orang menghadang sementara di depan sana Bendi sedang berjibaku menahan gerakan ibunya, mereka sedang memperebutkan pistol.Tanpa banyak berpikir lagi, dengan gerakan cepat aku langsung menarik pistol di pinggang salah seorang pengawal Nyonya Erika.Mereka sigap ingin mengambil kembali namun aku langsung menodongkan benda itu ke salah seorang dari mereka."Diam, kalian, jangan coba-coba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   52 POV mama; Imelda hamil

    Entah sudah berapa kali anakku memberiku kejutan yang tidak terduga, dia menyimpan begitu banyak misteri dalam hidupnya dan sekali lagi membuat kami semua terperanjat. Dia mengatakan hamil syaraf-syaraf kepalaku langsung menegang, adrenalinku naik, pun perasaan kaget yang bergejolak.Aku tidak percaya dia hamil, lebih tidak percaya pada apa yang sudah dia lakukan, dia berusaha melenyapkan nyawa seseorang. Sungguh Ka sakit hatinya Imelda membuat Dia kehilangan akal sehat mengambil resiko terburuk yang ancamannya bisa 20 tahun penjara atau bahkan mati di tiang gantungan."Ya Allah, Imelda." Aku hanya bisa terbelalak ketika Dia meyakinkan semua orang bahwa dia sedang hamil, pun Kolonel William, Papua yang terkenal angker dan kejam itu tatapan matanya langsung meredup ketika mengetahui cucunya menghamili putriku."Sekarang, apa rencanamu?!" biskku pada Imelda, di sela-sela keributan keluarga itu, mereka gaduh menimbang apakah anakku harus dilepas atau dibawa pulang oleh mereka."Entahlah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   53

    *Kuhentikan mobil kesayangan mantan suaminya yang harganya hampir empat digit itu di tempat pandangi paling jauh, terpencil dari kota, kupandangi body kendaraan yang sudah hancur dan tergores parah di berbagai sisi dengan hati puas. Aku memang tak bisa menyakitinya, tapi merugikan dia kini menjadi hobi baruku.Kukeluarkan sebatang rokok yang kebetulan berada di mobil itu, kunyalakan pemantik lalu mengisap asapnya dalam dalam. Kupandangi cakrawala yang membentang di mana hanya ada warna gelap di setiap sisinya. Bintang tak lagi berkelipan dan kenangan tentang bahagianya aku memandangi langit sudah berakhir entah sejak kapan. Mungkin langit sudah kelabu jauh seperti jalan hidupku yang belum jelas hitam dan putihnya. Keluarga Roni meyakini aku hamil sementara diri ini terus membohongi semua orang. Aku kelimpungan dengan kebohongan sendiri tapi terus merasa santai, seakan semuanya baik-baik saja.Sekali lagi, kuisap batang rokokku dengan dalam."Asyik sekali ya, duduk di atas kap mobil

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   54

    "Itu bohong kan, kamu hanya mencoba untuk menghentikanku," desis Bendi."Itu yang dikatakan Mama, itu hasil kliniknya! Tolong lepaskan aku," pintaku dengan kalimat yang tegas."Tidak takutkah kamu bawa aku akan membunuh kalian, minimal salah satu dari kalian.""Cukup dengan omong kosongmu, Bendi, aku harus pergi. Aku harus melihat Kakek mertuaku," jawabku sambil menggandeng Roni."Roni ... pengkhianatan yang kau lakukan takkan pernah kumaafkan. Kau menusukku dari belakang dan merebut istriku!""Terserah aku tak peduli," jawab Roni."Dengar Imel, dalam kisah pernikahan kita yang jadi perebut bukan Irina, tapi Roni!" teriak Bendi memecah keheningan dan desau angin di sekitar tempat pembuangan itu. Kali ini sakit hatinya amat terlihat dari sorot matanya yang berkaca-kaca."Dia tak merebut, kami jalin hubungan sesaat setelah kau mencampakkanku, salahmu membiarkanku terombang-ambing dengan perasaan dan harapan palsu, sementara kau tidak kunjung datang menjemputku."Pria itu terduduk lesu d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   55. keadaan berbalik

    Tidak lama setelah kami semua bersukacita dengan kehamilanku, tiba-tiba suster datang dan memberi tahu bahwa kakek William sudah sadar. Tentu saja kebahagiaan keluarga kami bertambah tambah, dengan penuh tawa dan senyum, mertuaku dan segenap saudaranya langsung menuju kamar tempat kakek dirawat. "Pa, papa udah sadar?" "I-iya," jawab pria itu dengan nada lemah. "Kakek, kakek harus semangat, tidak inginkah kakek melihat cucu buyutmu?" tanyaku dengan mata berbinar kepada pria itu, tentu saja pria yang selalu dikenal angker dalam keluarga dan lingkungan kerjanya itu nampak menyunggingkan senyum samarnya. "Tapi kenapa kau memar?" "Kamu mengalami sedikit masalah, tapi tenang saja dokter memberi tahu bahwa bayiku baik-baik saja," jawabku. "Sepertinya kamu harus mulai berhenti bermain main Imelda." Aku dan seluruh anggota keluarga sering lirik tentu saja Kami paham apa maksud dan arah pembicaraan kakek bahwa aku harus berhenti main mengganggu orang dan terlibat tembak-tembakan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18

Bab terbaru

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   69

    Persidangan hari ini berakhir, para jaksa dan pengunjung ruang sidang nampak membubarkan diri. Dari sudut ruangan kulihat Irina nampak menatapku dengan mata penuh dendam dan air mata. Dia terlihat sangat murka dan mau melakukan apa saja demi menghukumku."Mari, Anda harus kami bawa ke mobil Tahanan," ucap seorang polisi. Aku yang kebetulan duduk di kursi pesakitan langsung diangkat menuju pintu utara demi meninggalkan ruang sidang. Sekilas kubalikkan badan dan melihat irina nampak berbisikan dengan jaksa yang baru saja menuntutku di depan sidang. Nampaknya jaksa itu memang mengenal Irina sehingga dia pun nampak sangat benci dan terus mengintimidasi diri ini.Ketika keluar ke pelataran pengadilan, aku disambut puluhan wartawan dan jepreten blitz kamera, berbagai pertanyaan mereka lemparkan membuat hati ini tersudut dan makin menciut."Nona Imelda, apa komentar Anda tentang sidang yang berlangsung hari ini?" tanya seorang wanita."Apa Anda sungguh membunuh seseorang demi dendam dan kec

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   68

    Keesokan hari,Pagi pagi petugas sipir sudah menyuruh untuk bersiap-siap karena hari ini mobil kejaksaan akan datang menjemput untuk Pergi ke pengadilan menghadiri sidang pertama.Seusai sarapan dan merapikan kamar, dua orang petugas datang menjemput dan menyuruhku untuk ikut dengan mereka. Tanganku diborgol dan disuruh mengikuti mereka menyusuri lorong berjeruji di sebelah kanan dan kiri, lalu naik ke atas mobil tersebut.Kuperhatikan jalan yang dilewati mobil dengan perasaan gamang, ada gelisah dan ketegangan tersendiri mengetahui bahwa aku akan menghadapi meja hijau, duduk dan mendengarkan tuntutan jaksa, juga menyimak rentetan bukti-bukti yang mereka catat sebagai penghakiman.Ah, dunia ini kejam sekali untuk manusia sekecil aku.Di sisi lain, aku juga berpikir tentang Nyonya Erika, aku menebak-nebak apa yang terjadi padanya. Mungkinkah dia sudah dipindahkan ke lapas di luar kota atau malah dia sudah bebas dengan jaminan, aku tak tahu pasti.Seorang pengacara menghampiriku, dia Pa

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   67

    Malam ini kulewati dengan air mata yang tidak henti-hentinya menetes tubuhku kedinginan harus meringkuk di lantai lembab karena sangat berdekatan dengan WC. Perutku yang mulai membuncit terasa berkali-kali keram mungkin karena pengaruh pikiran dan beban yang sedang bergelayut di dalam benakku.Aku pikir aku akan tangguh berada disini, tapi rasa sedih dan tersisih itu membuat pikiran liar di dalam otakku berkelana ke mana-mana. Ternyata begini rasanya, ternyata sakit dan sepahit ini."Maafkan Mami ya, Nak, karena kecerobohan Mami kita harus mendekam di tempat sekotor ini. Tapi Mami percaya bahwa kamu kuat," mengelus perut sendiri.Tak terasa air mata ini kembali menetes jatuh ke lantai dingin di mana aku merebahkan kepala berbantalkan tangan.*Teeeet ....Bunyi alarm panjang khas penjara besar berbunyi, para sipir terdengar mendentang-dentangkan tongkat mereka ke pintu sel para napi."Bangun ... bangun!"Teeet ...Alarm sirine kedua menandakan bahwa pintu penjara sudah tidak dikunci s

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   66 gerbang

    "Aku membawamu ke ruang tertutup ini untuk bertanya sekali lagi apa kau membunuh wanita itu?" tanya kepala polisi yang kutaksir sudah berumur juga senior.Dia membawaku pada ruang tertutup yang kedap suara serta di atasnya dilengkapi cctv, jelas dia ingin mengulik informasi dan berusaha menyalahkanku. Jika aku salah bicara maka rekaman video itu akan menjadi bukti."Tidak, aku tidak tahu apa-apa dan aku tidak mau diintrogasi tanpa pengacara," balasku pelan."Jadi begini sikapmu sekarang? Apakah kamu tidak mau kooperatif lagi, Mbak Imelda?""Beberapa saat yang lalu saya mencoba memberi tahu Anda fakta sebenarnya, tapi setelah saya fikir, sudut pandang tersangka akan sangat berbeda dengan sudut pandang polisi. Saya berusaha untuk melepaskan diri sementara polisi akan mencari cara untuk meyakinkan bahwa orang yang mereka sangkakan adalah pelaku sebenarnya. Bagaimana pun keterangan saya, itu akan semakin memberatkan saya, makanya saya butuh pengacara.""Tapi bukti-bukti mengarah padamu!"

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   65. cemas pada suamiku

    Aku khawatir bukan untuk diriku sendiri, tapi aku khawatir pada bayiku. Semakin mendekam di sini, semakin cemas diri ini pada proses lahiran dan pastinya kami akan terpisah jika aku akan menerima hukuman.Beberapa hari kemarin aku masih seorang istri dan menantu yang bahagia, tapi keadaan berbalik dengan cepat, aku kehilangan segalanya, sendirian, tidak punya siapapun di dalam sel ini. Aku menyesali perbuatan, dan harusnya, seseorang memang pantas menyesal dan menyalahkan kecerobohan dirinya. Saat ini kurasakan kerinduan mendalam pada pria dengan senyum manis dan tatapan melelehkan hati, entah bagaimana keadaannya sekarang, apakah sudah membaik dan pulang atau masih sakit parah di ranjang rumah sakit, aku sangat galau akan dirinya. Perlahan air mataku meleleh, dadaku hampa dan pikiran liar ini membunuh rasa kantuk lalu mengajakku untuk tercenung sembari diri ini mengaitkan pegangan pada besi jeruji. Aku tiba tiba ingin pergi dari tempat ini."Kenapa kau tak tidur?""Memikirkan kenapa

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   64 percakapan

    Sampai hari keempat, Mama baru datang berkunjung ke tempatku membawakan makanan dan baju ganti. Raut wajah Mama sangat sedih saat memelukku, dia sangat prihatin pada apa yang menimpa diri ini sejak memutuskan untuk menikah dengan Bendi."Imel ... berhari hari Mama menunggu kabar, ternyata kamu ditahan di sini," ucapnya sedih."Lalu siapa yang memberi tahu Mama?""Mertuamu, dia bilang kalau tidak didesak Roni dia tak akan mau menemuiku," jawab Mama dengan sedih."Lalu bagaimana keadaan suamiku, Ma?""Dia masih sakit, dia masih sulit bergerak akibat operasi yang dilakukan dokter, ususnya dipotong karena sobek, terburai bekas perlakuan keji preman jahat itu. Roni masih bisa hidup saja, Mama udah sangat bersyukur." Mama bercerita sambil menggenggam tanganku."Mungkin Tante Vina sangat sakit hati, anaknya sampai kritis seperti itu karena perbuatanku, ah, aku harus minta maaf, Ma....""Iya, kita harus membuat mereka mengetahui bahwa kamu tidak bersalah, kita harus yakinkan.""Tapi, bagaiman

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   63 satu sel

    "Bukankah dia dulu adalah anak Dandim 1809, Letkol Suryadi? Apa yang dia lakukan di sini mengapa bisa masuk ke dalam penjara?"Kudengar percakapan itu ketika melewati jajaran terali besi yang berisikan banyak orang.Penghuni blok menatapku dengan segala bentuk tatapan kecurigaan, benci dan sinis karena akhirnya derajatku juga sama dengan mereka. Blok yang kuhuni saat ini adalah blok penjara khusus wanita yang lumayan padat.Hanya satu ruang yang dikosongkan yakni ruang selku yang berisikan aku dan penghuni baru, Nyonya Erika.Tidak banyak yang bisa kupahami mengapa polisi menyatukan kami dalam sel yang sama. Entah itu permintaan Nyonya Erika atau polisi yang sengaja ingin mengerjai kami, aku tidak bisa memikirkannya, yang pasti aku begitu sebal melihat sorot dendam di mata wanita tua yang masih terlihat mewah meski dalam penjara.Aku sangat tidak nyaman dengan caranya!"Apa kau bangga bisa satu sel denganku?" Kini dia membuka pembicaraan."Ya, bangga. Aku bersama seorang penjahat kela

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   62. derap

    Beberapa jam kemudian Bendi dan anak buahnya digelandang ke kantor polisi, pria itu nampak sangat emosi berpapasan denganku di tempat itu, ada raut kaget, tak percaya dan syok karena tahu bahwa diseretnya dia pasti adalah perbuatanku. Terlebih ada ibunya juga yang duduk di meja lain setelah kami kembali dari ruang introgasi tertutup."Kau ... di sini?" tanyanya dengan mata terbelalak."Sudah kubilang aku tak mau sendiri," jawabku sambil melipat tangan di dada."Polisi tak akan menahan kami, karena mereka tak menemukan bukti, kau tak akan puas!" ujar Bendi menyeringai jahat."Aku tahu kau sembunyikan barang bukti di ruang rahasia yang bahkan aku pun tak pernah mengaksesnya, kau kunci segala barang kejahatanmu di rubanah dengan kode akses dan pintu baja otomatis di bawah kamar tidur mami, kau pikir aku bodoh, sebentar lagi aku akan memberi tahu polisi!""Tutup mulutmu, sebelum kucekik dan kuputar lehermu, dalam sedetik kau akan meninggal," ancamnya."Aku tak takut, mati itu sebuah keni

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   61. polisi

    "Apa?!" Saking kagetnya Nyonya Erika sampai berdiri."Iya, Nyonya, sepertinya ini sangat serius," jawab pria itu."Ya ampun ...." Wanita membeliak ke arahku." ... apa yang sudah kau lakukan?""Sedikit gerakan kecil, dan ya, kau lupa suamiku jaksa, dia punya teman lho, Nyonya," jawabku terkekeh."Jaksa yang kau andalkan itu sedang sekarat!"Rahang wanita itu menegas, memperlihatkan dendamnya padaku."Sudah, jangan pikirkan suamiku, pikir saja keselamatan putramu," balasku."Panggil pengacara saya, suruh semua orang datang dan melindungi aset kita, jangan sampai mereka menyita barang barang berharga!""Ba-baik Nyonya." Orang yang diperintahkan nampak gelagapan, sekali lagi aku tertawa sementara wanita itu masih memicingkan mata, sinis padaku."Kudengar kau hamil, kenapa kau tidak berhati-hati, tidakkah kamu khawatir bahwa anak itu akan kucelakai?""Ah, kamu bicara seakan-akan tidak ada Tuhan yang akan melindungi seseorang."Percakapan kami terhenti karena beberapa orang petugas polis

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status