Share

29

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 07:26:58

Dengan menyelinap, aku pergi membawa kartu yang kurampas dari kantong Roni tadi. Perlahan kulewati halaman samping, dan langkahku langsung tertahan manakala melihat Mami bersama anak buahnya sedang menyambut beberapa orang tamu, dan mempersilakan mereka masuk ke gudang dengan pintu geser dari beton itu.

Sekilas dari luar gudangnya terlihat seperti penampungan atau lantai yang cor berukuran besar. sama sekali tak terduga bahwa ada gudang dan lab di bawah sana.

Aku berencana untuk menyelinap masuk di antara mereka semua dan membuat kekacauan, bila perlu akan kuledakkan tempat itu dengan merusak instalasi listriknya.

" Akan kubuat kekacauan," gumamku sambil menarik jaket dan mengencangkan resletingnya.

Tapi baru saja hendak bergerak tiba-tiba tanganku dicekal kuat dan ditarik dengan keras oleh Roni.

"Eh, lepasin, apaan sih!"

"Diam," ujarnya menyeretku ke tempat yang lebih aman dan menyuruhku untuk diam.

"Kamu ngapain datang kesini dan ikut campur," desisku.

"Kamu ini mau menyerahkan n
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   30

    Segala kejadian canggung barusan terjadi membuat kami meluncur dalam kebungkaman masing-masing. Hanya alunan musik dari radio yang sengaja diputar dengan nada pelan.Ada lucu juga penyesalan mengapa kami sampai berciuman dan terbawa suasana. "Maafkan Aku," bisik Roni sambil menatapku namun aku enggan membalas sorot matanya."Ya... tidak apa-apa aku juga terbawa suasana," jawabku sembari menarik napas pelan."Tapi sungguh aku menyukaimu," balas pria itu sambil menatap lurus kedepan.Bagaimana aku harus mempercayai ungkapan suka yang terlihat tidak tulus itu? Tapi bukankah sifat manusia tidak sama? Ada yang sering mengumbar rayuan gombal dan yang lainnya lagi hanya bersikap seadanya saja."Aku berencana untuk menghancurkan rumah ibu mertua sampai luluh lantak tidak bersisa sedikitpun, tapi aku tak tahu harus mulai dari mana," ucapku tertawa getir."Jangan terlalu melebarkan dendam di dalam hatimu. Lupakan saja tentang mereka dan fokus saja hidupmu, pada sidang perceraian yang kau r

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   31

    Sabtu pagi ibu mertua mengunjungiku ke rumah, sempat terpikir dia akan datang menyambut atau minta maaf tapi anggapan konyol semacam itu adalah hal yang tidak mungkin. Aku tahu dia datang kemari hanya untuk memamerkan keangkuhan dan kekayaannya.Ada papa, mama dan aku di ruang tamu, lantas wanita berpakaian setelah peplum ungu itu melempar kertas ke atas meja berikut amplop warna coklat yang terlihat cukup tebal."Apa itu?" "Surat cerai dan kompensasi anakmu," jawabnya sambil mengedarkan pandangan ke dinding rumah kami memperhatikan bingkai-bingkai yang terpasang dengan aksen jijik."Melempar surat cerai tanpa pemberitahuan dan panggilan untuk persidangan? Aturan dari mana itu?""Kau tahu, bahwa kami punya pengaruh besar? Jangankan untuk surat cerai surat kematian kalian pun bisa kukeluarkan hari ini juga," ujarnya. "Jaga mulutmu!" Mama berteriak dan bangun, begitu pun pengawal yang berdiri di belakang wanita itu, mereka bersiap menembak."Ah, baiklah, bicara dengan orang yang tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   32

    Jangan lupa untuk like komen dan subscribe ya. Cerita ini baru saya lanjutkan setelah beberapa tahun vakum. *"Hei apa yang kau lakukan di sana?" seorang pria berpakaian keamanan dan membawa walkie talkie di tangannya memanggilku."Saya sedang mencari mangkuk, Pak," ujarku."Itu piranti untuk tamu penting," jawabnya."Oh, maaf, Pak," ucapku segera berlalu pergi."Oh ya, kulihat kau bingung, apa tugasmu di sini?" Pria itu menghentikan dan seperti curiga padaku."Saya pelayan, Pak, tapi tadi saya disuruh mengambil mangkok," balasku."Kalau begitu pergilah.""Terima kasih." Aku segera berlalu secepatnya.Acara di mulai, musik diputar dan tamu tamu bercengkerama dengan kolega mereka, dari sudut kulihat mantan ibu mertua sedang mengitari para tamu untuk memperkenalkan calon menantunya, dia terlihat amat bahagia dan bangga, berbeda denganku yang dulu hanya menantu yang tak diinginkan.Mas Bendi datang dan menghampiri tunangannya, si wanita tersenyum lalu melingkarkan tangan ke lengan Mas B

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   33

    Melihatku keluar dari gerbang rumah ibu mertua, sebuah mobil warna burgundy berhenti hingga remnya berderit tepat di depanku dalam keadaan pintu terbuka, lalu si supir menyuruhku segera masuk, kemudian dia langsung meluncur membawaku pergi.Sebenarnya aku terkejut melihat seseorang yang datang begitu saja, Aku khawatir dia sudah tahu aksi dan rencanaku tapi itu tidak mengurungkan aku untuk segera naik ke mobil itu. "Aku tidak menyangka bahwa kamu akan menjemputku," ujarku di dalam mobil. Sementara pria yang kuajak bicara terlihat tegang dan mengebut dengan kecepatan tinggi."Kau tahu menjemputmu sama dengan mempertaruhkan nyawaku?""Bendi sering melakukan itu, tapi nyatanya dia meninggalkanku," jawabku tanpa menoleh ke arahnya."Artinya kau menuntut lebih dariku agar kau bisa percaya?""Ya," jawabku santai sambil mengangkat kedua bahu.Mobil itu berbelok ke sebuah lorong sempit lalu terus menembus pemukiman penduduk. Aku tahu bahwa dia sedang menghindari kejaran jadi aku tidak mau b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   34

    Papa dan Roni sudah masuk ke ruang tindakan UGD, yang mengantar menunggu di luar, mama sibuk mengurus administrasi dan ketika dia datang, mama langsung menarik tanganku, membangunkanku dengan tatapan tajam.Plak!"Kurang ajar, sekarang katakan apa yang sebenarnya sudah kamu lakukan?""Aku meracuni makanan Nyonya Erika, tapi piringnya ditukar sehingga yang kena ibunya Irina, Nyonya batubara terkaya di kota ini!""Apa? Lalu apa hubungan dengan Roni?""Dia mengantarku pulang.""Kena tembak karena mengantarmu pulang?!" Mama membeliak sambil mencengkeram kerah bajuku, lalu mendorongku ke dinding dengan kerasnya."Apa yang akan terjadi selanjutnya, kira-kira apa yang akan kau katakan pada ibu bapaknya anak itu?! Apa kau akan melibatkan kami sebagai tumbalmu?! Kau tidak berfikir sebelum bertindak?" tanya Mama tak memperdulikan orang orang yang lewat."A-aku ha-hanya tidak menduga," ujarku tersedak terkena cekikan mama.Plak!Sekali lagi tamparan itu mendarat, dan membuat bibirku langsung ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   35

    "Kemarilah, kami ingin bertanya?" Kembali keluarga Roni menyeretku ke ruangan yang agak jauh dari tempat itu. Mungkin hari ini adalah rekor terbesar dalam hidupku karena bolak-balik ditarik dan diseret oleh orang yang berbeda."Ada apa Nyonya?" tanyaku pada ibu Roni."Kami akan mempertemukan kamu dan memastikan bahwa kalian tidak bohong dan jawaban kalian sama," jawabnya."Hmm, baik," balasku pasrah. Kurasa aku sedang bermain dengan nyawa, jika Roni mengaku maka kami akan menikah tapi jika pemuda itu malah menyangkalnya maka aku akan dicap sebagai wanita pengkhayal yang memiliki halusinasi tinggi. Mereka juga akan melaporkan ke kantor polisi karena telah membuat cucu mereka menjadi korban tembakan. Masalah sebenarnya akan terungkap ke permukaan, dan ya ... aku akan berakhir di penjara."Tapi mari berdoa, semoga Roni memahami kode yang kau berikan," gumam dalam hati. Aku lalu berjalan beriringan dengan orang tua pemuda yang sudah menolongku dan menemuinya yang sudah dikelilingi oleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   36

    Karena melihat bahwa tidak ada pilihan lain, aku terpaksa ikut dengan rombongan calon mertua baru yang kelihatan lebih cantik dan lembut daripada ibu mertua yang lama. Kupikir jika kami bisa dekat dan punya kedekatan ibu dan anak aku bisa mengandalkan wanita itu untuk melindungiku dari wanita yang selalu ingin membunuh orang, yang bernama ... ah, najis menyebutkan namanya.Erika, ya, Erika."Hmm, mari kita ke mobil," ajaknya dengan suara lembut."Ba-baik, lalu siapa yang akan menjaga Roni?""Kakeknya akan menjaganya," jawabnya."Baik, kalo begitu, Ma, uhm, maaf, Tante," balasku gugup."Oh, Kau boleh memanggilku seperti apa yang kau inginkan," ujarnya menyentuh bahu dan mengajakku pergi, di sudut sana Mama menatap kami dan hanya bisa membuang nafasnya pelan lalu kembali beralih ke dalam ruangan Papa."Apa semuanya akan baik-baik saja di sini, Tante?""Iya, tentu saja.""Apa bersama Tante saya akan aman, apa sekali ini saya bisa menemukan kedamaian?" tanyaku dengan bola mata berkaca-kac

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   37

    Pukul 6 pagi ponselku berdering, setengah mengantuk kuraba tempat tidur dan menekan tombol angkat."Imelda, Mama udah titipkan pada pelayan yang kebetulan buang sampah di luar, semoga dia menyerahkan yang segera padamu," ucap Mama."Kenapa Mama menitipkannya, kenapa Mama tidak memberikannya langsung padaku?""Hei, Asahan golok, mereka akan curiga kalo mama berkunjung pagi pagi, jadi katakan saja bahwa itu adalah kiriman dari sebuah klinik, laporan tentang kehamilan," ucap Mama dari seberang sana."Bagaimana Mama mendapatkannya, aku senang karena itu berjalan lancar. Oh ya, dari jendela kamar aku bisa melihat pelayan yang Mama titipkan tadi sedang mendorong troli bak sampahnya. Tapi oh ... tiba-tiba dia berpapasan dengan calon ibu mertua, dan wanita itu terlihat menanyai pelayannya," ucapku dengan perasaan tegang."Lalukan sesuatu," perintah Mama."Sebentar ... bentar Ma, aku lihat ibunya Roni bertanya kepada pelayan.""Lakukan sesuatu agar kau bisa mencegahnya turun segera dan susul m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03

Bab terbaru

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   84

    Hari itu adalah ulang tahun Kakek William yang ke 74, kami sekeluarga sepakat untuk melakukan dinner ke sebuah restoran yang cukup berkelas di kota ini.Jadi, sejak pukul 8 malam semua orang sudah bersiap-siap, masing-masing berdandan cantik menggunakan gaun terbaik dan perhiasan yang apik. Pun aku dan Roni, sudah jauh-jauh hari menyiapkan pakaian yang pantas agar terlihat memukau di hadapan anggota keluarga dan kerabat jauh yang diundang datang."Kamu cantik Sayang," ucap Roni ketika dia menghampiriku ke kaca rias, dibantunya diri ini untuk menaikkan resleting belakang gaun malam. Lalu dia mendaratkan kecupan di bahuku."Aku tidak rugi memperjuangkanmu sebagai milikku, aku bangga mendapatkanmu Imel," ucapnya sambil menatap pantulan diriku di kaca."Kamu romantis dan pandai memuji, terima kasih ya," balasku sambil mendekatkan wajah dan mengecup pipinya."Awas lipstik itu menempel dan mengalihkan perhatian semua orang di pesta," ucapnya menggoda."Oh, jangan khawatir, lipstik ini trans

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   83

    "Uhm, Lit, kamu mau kemana?" tanya ibu mertua kepada istri Om Heri."Aku udah kenyang, kalian lanjutkan aja makannya," jawabnya ketus."Tapi, bahkan roti kamu belum habis," sanggah Tante Vina."Aku udah enggak lapar," jawabnya sambil menjauh."Kamu sih, bikin mood orang hancur," ucap Tante Vina serata menyenggol lenganku."Aku tidak bermaksud untuk menyakiti, aku hanya menyanggah argumen," balasku membela diri."kadang menyanggah seseorang yang lebih tua terlihat kurang sopan dan seperti sok pintar, tolong kendalikan dirimu untuk lain kali," ujar kakek sambil tersenyum tipis, lalu dia melanjutkan makannya."Aku menyesal dan minta maaf sekali," ucapku menunduk pelan."Ah, tidak apa apa, lupakan saja," jawab Tante Vina sambil melanjutkan makannya.Kadang aku merasa berada di lingkungan yang paling ideal untuk seorang gadis yang merindukan pernikahan apik dan keluarga besar, kudapatkan cinta dan perhatian dari banyak orang tapi di sisi lain kadang mereka terlalu kaku dan berpegang pada a

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   82

    Setelah matikan kepergian cathrine aku masuk lagi ke dalam rumah, melanjutkan kegiatanku bersama keluarga dan suamiku tercinta.*Pukul tujuh aku naik kamar lalu merebahkan diri di tempat tidur, entah kenapa pikiran yang menggelayuti perasaan dan kepalaku ini terus menerus bekerja tentang Catherine dan Bendi.Aku bingung, aku juga yakin bahwa dia dalang utamanya, yang jadi pertanyaan mengapa dia melaporkan hal ini pada Bendi Jika dia memang berupaya untuk membunuhku.Apakah itu hanya alibi saja, agar nanti jika aku meninggal, dia tidak akan disalahkan dimata hukum dan kepolisian? Jika iya begitu, maka Catherine adalah wanita berhati jahat yang mengerikan, bahkan lebih jahat dari Kartika mantan istri Ayah dan Erika mantan ibu mertuaku."Oh, Tuhan, entah mengapa dalam lika-liku dan kisah hidupku... Kenapa kami harus ditimpa kesialan dan selalu berhubungan dengan wanita-wanita yang jahat. Tidak bisakah Engkau melepaskan kami dari cengkraman dan kelicikan mereka?" Aku mengeluh pada Tuhan

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   81

    Mobil polisi tiba dan langsung menggelandang ketiga penjahat yang sejak tadi mengancam kami ke dalam mobil patroli. Ketika pria yang dibekuk nampak ingin meronta dan tidak terima dengan apa yang menimpa mereka namun nasi sudah menjadi bubur.Wanita tinggi semampai dengan model rambut mengembangkan dekat telinga, menghampiriku dengan senyum manisnya."Nyonya Imel, Apa yang kamu lakukan berlama-lama dalam fitting room. Apa kamu mengetahui bahwa kamu sedang diuntit?""Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi karena aku sedang hamil dan tidak mau cari masalah, karena itulah aku berusaha melindungi diri dan jaga jarak.""Untungnya aku segera menyadari karena suamimu menghubungiku sesaat setelah mendapatkan laporan dari sepupunya. Aku berada di lokasi ini ketika dia menelepon sehingga aku tidak terlambat.""Terima kasih untuk datang tepat waktu aku benar-benar merasa diselamatkan," ucapku pada wanita dengan bibir seksi itu."Sebagai mantan napi dan orang yang pernah terlibat dengan mafia, i

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   80. lolos

    Jika aku hanya bertahan diam di tempat ini, maka mereka akan tetap di sana untuk menungguku, mereka akan menembak begitu aku keluar, aku harus cari cara.(Ki, kita keluarga yuk, Ki.) ajakku pada Kiki via pesan.(Gak Mbak, aku takut, aku gemetar lho, Mba.) (Kalau begitu berdirilah dengan aman, karena aku akan mencoba memantau.)(Caranya gimana?)Aku tidak menjawabnya, tapi karena fitting room terbuat dari triplek dan kusen yang dicat sehingga aku bisa pelan pelan memanjat dan melihat keadaan dari atas.Ternyata ketiga preman itu berdiri dengan waspada, mata mereka tertuju ke arah fitting room di mana aku berada, sempat hampir bertemu mata dengan salah satu dari mereka tapi untungnya aku segera menyembunyikan diri.Perlahan aku turun dengan napas tertahan lalu berdiri dengan tubuh gemetar, sementara ada suara langkah kaki mendekat lalu mengetuk pintu kamar ganti tempatku.Tok .. Tok ...."Siapa ya, bentar ...." tanyaku dengan intonasi seakan aku tak tahu apa apa.Tok ....Sekali lagi

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   79

    Hari itu aku dan sepupu Roni berjalan bersama pergi ke butik dan salon untuk perawatan, Setelah berbelanja di beberapa otlet barang khusus wanita, kususuri jalan untuk pergi ke salon perawatan yang hanya berjarak satu blok dari tempat kami semula. Kunikmati setiap sisi jalan yang ditumbuhi pohon rindang di mana daunnya yang menguning berguguran. setiap sudut jalan tertata rapi dan bersih, gedung-gedung butik bernuansa Eropa berjajar seakan kami sedang berada di kota Paris, juga suasana kota yang cukup menyenangkan dan sejuk membuat aku semangat untuk berjalan kaki menikmati kebebasanku."Eh, ada merasa aneh gak sih?" tanya Kiki sepupu Mas Roni dari adik ayahnya."Gak ada tuh ..." "Lihat itu mobil klasik merah yang sejak tadi terlihat mengikuti kita. Kita berada di outlet di blok sebelah dan mobil itu di sana, sekarang kita di sini dan mobil itu juga mengikuti, apa itu anak suruh Bendi?""Masak sih?" bisik Catherine dengan wajah cemas. Seketika saja wanita yang bekerja sebagai seora

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   78

    Keesokan hari, suara burung berkicau, matahari menyembul dari balik tirai dan membias dari kaca, ke tempat tidur juga wajahku.Perlahan kukerjabkan mata, mengumpulkan kesadaran dan ingatan lalu terbangun sempurna sembari mengedarkan pandangan."Ya, yang kemarin itu bukan mimpi aku memang sudah dibawa pulang, sudah berada di tengah keluarga dan kini dalam pelukan suamiku."Kutatap pria tampan dengan hidung mancung yang kini terlelap, bibirnya terlihat menggoda untuk dikecup namun dengkuran halus itu menahan diriku. Ada iba, karena jika aku mengganggunya maka dia akan terganggu dan terbangun. Dia baru saja sehat dari rangkaian luka panjang, bahkan mungkin luka itu masih terasa perih di bagian dalam. Aku tak mau mengganggunya, ingin membuat dia terjaga karena ciuman ku. Perlahan kuturunkan tangannya dari perutku, lalu dengan gerakan halus kuturuni tempat tidur dan beranjak ke kamar mandi. Namun baru saja hendak bangkit, suami menarik tali bahu lingerie yang kukenakan."Mau kemana?" tany

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   77

    Ternyata dia tidak ditangkap, kudengar bahwa Bendi masih berkeliaran dan memimpin gangsternya meski polisi mengawasi. Dari percakapan di makan malam kemarin anggota keluarga membahas tentangnya dan sepak terjang pria itu."Kenapa dia tidak ditahan jika terbukti bersalah?""Ibunya mengakui kesalahannya dan mengatakan bahwa anaknya tidak terlibat."Sungguhkah? Tapi polisi pun tahu kan bahwa pria itu sangat berbahaya?""Kamu sudah tahu bahwa ketimpangan hukum itu benar-benar terjadi di negara ini, segala sesuatu bisa dibeli dengan uang di zaman sekarang," jawab kakek William sambil memotong medium rare steak dan menikmatinya."Tapi bukankah membela pemuda itu akan menimbulkan kehebohan publik sekarang pun semua orang bisa menilai ...." Catherine menimpali sambil menatap kakeknya."Dengan alasan kesopanan seseorang bisa diringankan dari jerat hukum bahkan bebas. Aku yakin mereka sudah menjamin ratusan juta untuk sebuah kebebasan."Aku mau menyesal sekali mengapa Roni bisa berteman dengan

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   76

    *Pagi itu pintu selku dibuka dengan kencang, terali digeser lebar, beberapa sipir datang menemuiku dengan wajah dingin mereka yang tanpa ekspresi. Mereka berempat berdiri sementara aku meringkuk di sudut ruangan melindungi diri dari dingin dan serangan nyamuk yang tanpa ampun terus menerus datang dan menghisap darah ini."Kamu ...!" Mereka menudingku dengan tongkat kayu dan menatapku dengan pelototan tajam.Aku yang merasa kaget dan sadar tidak melakukan kesalahan apapun, mulai was-was dan khawatir, takut mereka menyeretku ke sel isolasi atau menyiksa diri ini dengan siksaan yang pedih."Ada apa?""Keluar dan ikut bersama kami!""Ke-kemana?""Ikut saja," ujar salah seoranh sipir sambil menghampiri dan menyeret lengan bajuku."Iya-iya, saya akan ikut, jangan seret saya, nanti saya terjatuh," jawabku sambil berusaha menetrasilir kekhawatiran dalam hati. Apa gerangan yang terjadi ketika pada sipir kejam berhati dingin ini mencariku, membawaku dengan pengawalan ke arah gerbang tanpa men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status