Share

141

Pagi ini, aku yang sedang menyiapkan sarapan tiba tiba dikejutkan dengan ketukan pintu. Agak heran karena pagi pagi kami telah didatangi seseorang.

Kubuka pintu dan sosok Heri berdiri di sana.

Dia menatap dingin sementara aku tak tahu harus bersikap seperti apa.

"Silakan masuk," ujarku dengan nada datar.

"Tidak terkejut dengan kedatangan saya kan?"

"Tidak. Aku sudah biasa."

Kusuruh dia duduk di kursi kayu klasik peninggalan mertua sementara aku langsung memanggil Mas Yadi untuk menemui Heri. Bagaimana pun ia juga mantan bawahannya Heri.

Dari dapur kuawasi gerak gerik pria itu yang nampak menjabat tangan Mas Yadi lalu mengobrol-ngobrol dengan santai. Tidak menunjukkan bahwa kami sedang bermusuhan.

Kuletakkan dua cangkir kopi lalu bergabung di meja bersama Heri.

"Nyonya sakinah, saya ingin bicara," ujarnya membuka percakapan.

"Apa itu?"

"Bersihkan nama ayah saya, saya mohon ... sebagai balasannya saya sudah menjamin bahwa Anda akan aman dan pergilah ke luar negeri agar wartawan da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status