"Contohnya?" tanya Raisa bertambah penasaran."Ah, sudah lupakan. Ini sudah saya lupakan karena saya sadar, bukan hal baik berkata masalah pribadi pada orang asing," jawab Zidan terlihat sendu. Ingatan terhadap masa lalu bersama Almira, sungguh menggores luka dan penyesalan."Why? Saya Raisa. Kenapa mengatakan orang asing?" "Tapi saya tidak begitu kenal Anda."Raisa heran, kenapa bisa ada orang yang tidak mengenal dirinya sebagai artis. Mungkin karena dia jarang menjadi tokoh utamanya. Raisa berpikir keras saat ini, agar Zidan mengatakan banyak hal mengenai Almira. "Baiklah kalau begitu. Mari kita berteman. Kamu juga akan banyak untung kenal sama saya, bisa jadi artis dadakan pastinya. Pekerjaanmu yang sekarang ini, pasti jauh dari ekspektasi kamu yang idamkan bukan?""Maksudnya bagaimana?" Zidan masih bingung dengan arah bicara Raisa yang terkesan merendahkannya."Saya akan memberimu uang banyak, kalau kamu bekerja sama dengan saya.""Bekerjasama dalam hal apa?""Mantan istrimu. Sa
.....Beberapa kali Meysila mencoba menghubungi Lyan, tetapi tak diangkat. Mungkinkah dia juga sudah lihat? batin Meysila bertanya-tanya. [Lyan. Kamu sudah lihat berita viral Almira hari ini?]Akhirnya Meysila mengirim pesan. Pesan itu tetap sama dan tidak bercentang biru membuatnya penasaran dan sedikit yakin Lyan sedang tidur. Setengah jam Meysila hanya mondar mandir di kamarnya sambil memegangi ponsel miliknya. "Padahal masih jam segini. Masa sih sudah tidur," gerundel Meysila. Ia memilih menelpon kekasihnya untuk menanyakan berita ini."Halo, Yank. Kamu sama Lyan nggak?" tanya Meysila saat panggilannya baru diangkat Raffi."Tumben, Yank tanyain Lyan. Ada apa?""Ini gawat!""Kenapa? Ada masalah lagi dengannya?""Kali ini bukan hanya Lyan yang bermasalah. Tapi juga Almira kena masalah besar. Kamu cek instagram gih! Berita Almira dan Zidan trading di akun gosip @Bibirtua. Zidan buka suara mengenai masalah rumah tangganya dulu saat sama Almira. Gila pokoknya! Kamu cek segera pokokn
...."Jam berapa, Mey?" tanya Almira yang sedang sibuk memainkan ponselnya."Jam 10." Meysila kembali memainkan ponselnya dan tak begitu memperhatikan Almira yang sedang memasang mode bosan di rumah saja. Semalam Lyan mengirim pesan agar dia mematikan ponselnya dan tidak berangkat bekerja beberapa hari ini karena Lyan tak ada job untuknya. Sebenarnya itu cara Lyan agar Almira tak keluar rumah."Mey. Keluar yuk! Bosen di rumah aja. Semua pekerjaan rumah dah aku kerjain. Nonton tv nggak boleh, main hp nggak boleh, terus aku ngapain?" tanya Almira mulai kesal."Tidur lah! Enak kan? Pekerjaan rebahan tapi digaji. Jarang-jarang loh punya majikan sebaik itu. Di luar sana banyak yang bercita-cita kayak kamu ini. Jadi nikmati saja prosesnya," ucap Meysila. Sebenarnya ia sedang sibuk mengurusi kasus Almira dengan Lyan. Ia akan mencoba menghandle dengan Lyan lewat media online.[Besok aku akan pergi ke Singapura bareng Aa. Almira gimana?]Meysila mengirim pesan pada Lyan memberitahukan rencan
..."Bunda kok pulang cepet?" tanya Meysila setelah memastikan Almira lelap dan memilih keluar kamar menyusul Vivian."Kantor heboh, Mey. Kamu dah denger gosip itu?"Meysila mengajak bundanya duduk dan menatapanya lekat. "Makanya Bunda tadi lihat Mey di kamar Almira, 'kan? Itu Mey lagi tenangin Almira. Dia shock dan terpukul atas pemberitaan itu," ucap Meysila lirih."Anehnya mereka harus bawa-bawa Lyan dan akhirnya kita juga jadi santapan media. Tadi bahkan di depan banyak wartawan datang," ucap Vivian."Kapan, Bun? Tadi pagi pas Mira pingsan gak ada siapa-siapa selain Pak Toto dan Inah," tanya Meysila."Ih, itu tadi pas Bunda pulang. Untung saja Toto sigap membuka dan menutup pintu. Bunda jadi gak bebas ini keluar masuk rumah. Teman-teman arisan Bunda juga pada nanyain kabar Bunda dan kamu.""Mereka julidin Mira, ya. Bun?"Vivian mengangguk. Tak mungkin juga ia speak up ke media kalau Almira sudah menjadi bagian dari keluarganya saat ini. Posisinya sebagai dewan dan juga pengusaha B
..Akhirnya atas izin Vivian akhirnya Lyan mengajak Almira untuk tinggal di apartemennya. Lyan sengaja pergi malam hari agar tak begitu mencolok terlihat dan Almira masih diam sejak kejadian itu. Dia sama sekali tak menolak, pun mempertanyakan pada Meysila maupun Lyan ketika dirinya dibawa pergi oleh Lyan."Kamu istirahat saja. Saya akan beli makan," ucap Lyan saat keduanya baru sampai di apartemennya.Lyan mengembuskan nafasnya perlahan, melihat Almira yang sama sekali tidak mau bersuara itu. Dia keluar kamar Almira dan memesan makanan online untuk diantar ke kamarnya. Dia kembali ke kamar Almira setelah makanan itu datang dan menyiapkannya di piring."Makan dulu. Kamu harus makan biar kuat hadapin kehidupan yang pahit ini, Ai."Lyan menyodorkan makanannya, tetapi Almira menggeleng. "Aku nggak lapar, Bee."Kalimat pertama yang keluar sejak Lyan bertemu Almira hari ini, membuatnya lega."Saya kira kamu bisa hingga tak mau berucap. Kalau kamu mau mati, setidaknya jangan menyiksa dirim
...."Tunggu, Ka. Abang mau bicara," ucap Lyan. Suaka tersenyum dan mengikuti ke mana Lyan mengajaknya duduk. Dia begitu senang jika Lyan sudah menyebutnya dengan sebutan Abang, karena biasanya Lyan akan menyebut nama dirinya, saya atau aku."Kenapa, Bang?" Suaka duduk berdua di balkon depan, yang terhubung dengan kolam apartemen. Ya, apartemen ini memang memiliki satu kolam kecil yang biasa Lyan gunakan untuk menjernikah pikiran ketika suntuk melanda."Abang tertarik dengan pembicaraanmu dengan Almira tadi mengenai orang di balik Zidan. Kenapa kamu kepikiran sejauh itu?" tanya Lyan penasaran.Suaka mengambil rokok yang ada di dalam jaket Lyan dan menyalakannya. Lyan pun ikut melakukannya juga, karena merokok adalah jatidiri Lyan. Suaka sudah paham tabiat sang kakak yang suka membawa cerutu itu ke mana saja. Meskipun Suaka bukan perokok, tetapi Suaka tidak juga menolak menggunakannya jika sedang berdua dengan Lyan."Jadi, Abang mau tahu lebih lanjut apa dugaan Suaka?" tanya Suaka sam
...Pagi ini. Suaka dan Desy yang ada jadwal pagi sudah lebih dulu bangun dan bersiap untuk bekerja. Almira yang semalam demam, sampai sekarang belum juga terbangun."Hai, Lyan. Baru bangun? Aku bikinkan sarapan nih, dimakan nanti ya? Aku dan Suaka ada jadwal pagi, sore ada acara di rumah Tante Gisel, malamnya mungkin akan pulang larut." Desy berkata sambil membereskan meja makan."Suaka mana?" tanya Lyan datar. Ya seperti itulah Lyan, dingin dan datar."Di kamar, lagi bersiap sarapan sebelum berkemas."Lyan segera ke kamar Suaka dan mengetuk pintu sebelum masuk."Ka, kamu ke kamar saya dulu sebelum kerja nanti. Cek keadaan Almira, semalam demam dia," ucap Lyan membuat Suaka yang sedang memakai sabuk, kaget."Sakit? Betulkah?"Suaka gegas meninggalkan aktivitas lain yang sedang dikerjakannya lalu pergi ke kamar Almira. Dia menyambar alat cek kesehatan yang selalu dibawanya dan melihat kondisi Almira. Desy yang juga penasaran kenapa sang suami buru-buru ke kamar lain, ikut mendekat. Di
...."Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Lyan mengagetkan Almira."Aku hendak mencari ponselku. Lihat nggak? Kemarin sempat lupa kayaknya si Meysila taruh dimana," jawab Almira."Kalau di koper nggak ada, berarti nggak ada. Sudah nggak usah dicari, besok saya belikan lagi.""His! Itu hape juga kamu yang belikan belum lama. Harganya juga mahal loh, gak sayang duit?" tanya Almira."Aku lebih sayang kamu daripada duit saya," jawab Lyan santai sambil melenggang mengambil sesuatu di dalam laci.Lyan tampak sedang mencari sesuatu dan sejurus kemudian dia pergi keluar kamar tanpa berucap lagi. Almira penasaran dan ingin melihat apa yang Lyan lakukan di luar.Ia berjalan ke arah pintu kamar dan hendak membukanya. Namun, saat hendak menarik gagang pintu, ternyata ia terpentok pintu itu sendiri."Aduh!" rintih Almira."Apa yang akan kamu lakukan di depan pintu?" tanya Lyan saat dirinya bersaman akan masuk kamar dan Almira keluar kamar.Almira merenges dan mengusap jidatnya yang terkena pintu