Beranda / Pernikahan / Kamu Menidurinya? / 27. Kemegahan Unit Alia — S 2

Share

27. Kemegahan Unit Alia — S 2

Penulis: Lusia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-01 19:16:00

Untuk pertama kali mereka masuk ke unit milik Alia.

Findy, Yuna, Erika terpesona dengan kemegahan di dalam unit tersebut. Ruang tamu tampak sangat luas, dengan sofa empuk panjang, dan meja bundar, meja kotak berada di tengah. Dari ruang tamu tersebut bisa melihat keindahan kota Jakarta di lantai paling atas.

Bayangkan saat gelapnya malam. Berdiri di balik kaca sambil menikmati minuman favorit masing-masing bersama suami. Pasti, pemandangan lebih indah dua kali lipat di malam hari. Apalagi unit milik Alia adalah gedung tertinggi di kota tersebut.

Ruang keluarga dan ruang makan tidak jauh dari ruang tamu. Terletak di dekat tangga, lantai pun bersih dan tampak kinclong seperti wajah Alia.

Erika menyongol lengan Yuna berkali-kali ketika matanya melihat ke selu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kamu Menidurinya?   28. Kelompok Asosiasi Wanita — S 2

    "Kamu yang mengirimkan gift box itu bukan? Katakan dengan jujur! Apa maksudmu?!" desaknya, tak berani menatap mata Alia."Kalau iya memangnya kenapa?" Alis kanan Alia terangkat."Ada apa?" Muncullah Abian dari arah tangga. Lelaki itu berjalan dengan kedua tangan di masukkan ke kantong celana. Berdiri di samping Alia."Omg! Liat, suami Alia sangat tampan!" Erika tak bisa mengobrol diri. Memuji ketampanan dari Abian. "Dia sangat karismatik!"Fendy dan Yuna setuju dengan ucapan Erika. Dokter tampan itu milik Alia, benar-benar ketampanan mampu melelehkan hati mereka."Jantan sekali!" komentar Yuna saat memperhatikan postur tubuh Abian.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02
  • Kamu Menidurinya?   29. Amarah Misella — S 2

    Misella kembali ke unit 002. Langkah cepat, napas naik turun membuat baby sister sedang menggendong Kayla merasa takut pada sang majikan itu. Apalagi tatapan itu."Mengerikan," komentar Baby sister dengan nada rendah.Misella menaiki tangga dengan tergesa-gesa.Sesampai di kamar, Misella mengacak-acak meja riasnya hingga parfum bermerk mahal, dan make up berjatuhan ke lantai. Parfum ada yang pecah, Misella tak peduli. Dia mengerang kesal, berteriak melengking. Emosi menguasai dirinya sejak bertemu dengan Alia."AKHHH! WANITA ITU! KENAPA HARUS TINGGAL DI UNIT 001!" teriaknya hingga kehabisan napas. "APA YANG DIA LAKUKAN DI SINI!"Ketakutan terbesar Misella adalah Fahmi terpikat lagi dengan Alia. Dan Misella takut Fahmi akan berselingkuh dengan mantan istrinya. Sangat takut. Misella mulai membayangkan Fahmi berselingkuh. Kepala

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02
  • Kamu Menidurinya?   30. Perkelahian Abian, Fahmi — S 2

    "Kamu masih menyalahkan Sella atas rumah tangga kita yang sudah rusak? Dengan cara mengirimkan box menyeramkan itu? Apa kamu tahu, betapa takutnya dia melihat foto dilumuri darah?"Mendengar itu, Alia menoleh dan tersenyum miring. "Aku tidak peduli.""Jangan melakukan itu lagi," peringat Fahmi.Alia tak menjawab. Dia hanya berharap cepat-cepat pintu lift terbuka dan Fahmi keluar dari lift. Tetapi mengapa terasa begitu lama?"Apakah kamu menikmati berhubungan s*ks dengan Abian?" Tiba-tiba Fahmi bertanya soal pribadi hidup Alia.Alia heran dengan pertanyaan itu. "Ya. Aku sangat menikmati. Entah ... sudah berapa kali. Aku melakukan itu dengannya sejak kita belum bercerai," tutur Alia memberi tahu kebenaran yang selama ini dia rahasiakan."M-maksud kamu? Sebelum kita berpisah, kamu bercinta dengan Abian di belakang

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-03
  • Kamu Menidurinya?   31. Ketakutan Misella — S 2

    Bola mata Misella membulat terkejut melihat suaminya pulang dengan kondisi babak belur di wajah, sudut bibir berdarah, dan baju acak-acakan. Dia berlari cepat ke arah Fahmi yang berjalan bertatih-tatih."Apa yang terjadi?!" tanya Misella khawatir sambil membantu Fahmi duduk di ruang tamu."...."Pada saat Fahmi akan menjelaskan apa yang telah tadi padanya barusan, Misella pergi dengan langkah buru-buru naik ke tangga. Sambil menunggu sang istri turun, Abian tak henti-henti mengomel kesal."Abian berengsek! Berani sekali dia! Hampir membunuhku!" gerutunya, memegang leher bekas cekikan tangan Abian. "Untung saja aku tidak mati," dumelnya.Misella datang membawa kotak P3K, duduk di samping Fahmi. "Kamu berkelahi?" tanya Misella dengan lembut, tidak bisa dibohongi dari raut wajah, dia ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04
  • Kamu Menidurinya?   32. Dia Cemburu — S 2

    Alia menyibukkan diri di dapur sambil menunggu Abian kembali setelah mengunjungi beberapa area di Belleza. Memasak makan malam untuk suami tercinta. Dia bersenandung riang menyanyikan lagu favoritenya dari Taylor Swift berjudul Blank Space agar suasana di dapur tidak terasa sepi.Membuat soup Tom Yum ala seafood, Pesmol ikan, dan sosis pedas dengan saus barbeque.Baru kali ini Alia bersemangat melakukan kegiatan di dapur, sebab Alia jarang sekali memasak. Biasanya hanya membuat sarapan.Bunyi pintu terbuka membuat Alia berteriak dari dapur. Itu pasti Abian!"Kamu pulang, sayang?"Tidak ada sahutan dari Abian, hanya mendengar suara langkah kaki menuju ke arahnya. Alia baru sadar Abian ten

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04
  • Kamu Menidurinya?   33. Omong Kosong — S 2

    Di ruangan kerja Fahmi.Fahmi terkagum dengan ruangan kerjanya. Dia duduk berputar di kursi duduknya empuk, di atas meja yang luas ada laptop dan beberapa dokumen. Matanya menyapu pandangan seisi ruangan, desain ruangan yang modern dan mewah.Akhirnya, mempunyai pekerjaan setelah menikah dengan Misell. Rencananya berjalan mulus. Fahmi sangat bahagia di hari itu. Tak apa tadi melihat mantan istrinya berciuman dengan suami baru dan, tak apa tadi di marahin oleh Robert habis habisan. Terpenting sekarang sudah resmi menjadi Direktur.Rasa dongkol dan kecemburuan pun lenyap diganti pancaran raut wajah kebahagiaan.Tok. Tok. Tok."Masuk!" perintah Fahmi. Dahi berkerut saat ada lelaki berjas hitam masuk ke ruangan. "Tony Mahendra?" tebak Fahmi, mengingat nama lelaki yang Robert sebutkan.Lelaki itu sudah berdiri tepat di depan meja Fahmi, dia m

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Kamu Menidurinya?   34. Yoga Class — S 2

    "Aku tidak bohong!"Tarikan napas panjang dari Misella bertanda ingin mengakhiri topik pembicaraan malam itu. "Baiklah." Sorot matanya serius. "Jangan membuat Papaku kecewa," mohonnya.Fahmi menunduk. "Aku mengerti.""Aku ingin besok kamu meluangkan waktu untuk makan malam denganku. Pulanglah lebih awal." Setelah mengatakan itu, Misella meninggalkan Fahmi sendirian."Dinner?" gumam Fahmi.Sudah lama keduanya tidak dinner diluar apartemen.***Pagi sekali, Misella mendatangi tempat yang membuka Yoga class. Tempat yang cukup terkenal dan banyak member. Sudah lama dia tidak melakukan yoga sejak kehamilan, jadi bahunya terasa keras bila ditekan dan dipijat.&nb

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06
  • Kamu Menidurinya?   35. Bunga Tulip — S 2

    Bel pintu berbunyi berkali-kali.Alia berjalan cepat untuk membuka pintu sambil menggerutu, "Siapa sih pagi-pagi berisik memencet bel! Menganggu saja!""Siapa?" tanya Alia saat pintu terbuka."Nyonya Alia, ya?" "Ya.""Ada paket, Nyonya."Rupanya yang datang pengirim paket. Tanpa curiga dan tidak bertanya dari siapa, Alia sudah menerima paket itu. Langsung membawa ke dalam. Dengan tidak sabar membuka paket, betapa bahagianya mendapatkan bunga tulip."Sayang ... Bunga tulip ini darimu?" tanya Alia."Ya. Untukmu sayang.""Ah ... terima kasih." Alia menaruh bunga itu di vas. "Sudah lama aku tidak menerima bunga," ucap Alia dengan senyuman manis. Sangat bahagia mendapatkan bunga dari sang suami setelah sekian lama.Abian sedang membaca koran di ruang tamu, ditemani segelas kopi. Lelaki itu melepaskan kacamata mendengar suara lembut dari Alia, menoleh sesaat. "Aku merasa sangat berterima kasih padamu, telah menerimaku," pungkasnya. Sengaja memberi bunga sebagai tanda kasih sayang pada seor

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06

Bab terbaru

  • Kamu Menidurinya?   140. —THE END — S 2

    Para tamu bertanya-tanya termasuk Misella ikut terheran. Sontak Abian dan Alia menutup mulut tak percaya. Dikejutkan dengan kehadiran kedua orang tua Abian yang tiba-tiba datang bergabung di acara tersebut. Tak disangka-sangka mendapat surprise dari keluarga Abian. Ayah Mario, Ibu Caroline, Kak Amber dan juga Xylia si gadis kecil bule dengan rambut pirangnya."Sepertinya mereka dari keluarga terpandang," batin Misella menebak.Amber melambaikan tangan pada Abian dengan semangat sekali dan senyum lebarnya. Keluarga Abian pun semakin mendekat. Hati Alia terenyuh dengan kedatangan mereka. Alia pikir, keluarga Abian sangat mustahil untuk menginjak kaki di Jakarta. Sebab mereka lebih menyukai berada di Bali ketimbang di Jakarta, seperti pertama kali Abian memperkenalkan Alia pada keluarganya di Bali. "Siapa mereka?" ucap Papa Alia kebingungan."Mereka Keluarga saya, Pa. Ibu, ayah, dan kakakku dari Amerika," jawab Abian cepat. "Saya kira tidak akan datang."Tiffany melongo, begitu juga den

  • Kamu Menidurinya?   139. Sembilan Bulan Kemudian — S 2

    Sembilan bulan kemudian .... Setelah kejadian mengerikan di Belleza, rencana Robert berhasil total dan kematian Fahmi tidak membuat orang menaruh kecurigaan. Itulah gelapnya tinggal di hunian modern itu. Siapapun yang mempunyai uang, dia akan berkuasa. Pada dasarnya uang segalanya, termasuk uang membuat orang lain tutup mulut.Di hunian elit, Belleza unit 002 milik keluarga Robert.Keluarga Robert hidup jauh lebih bahagia daripada tahun kemarin. Kini Kayla sudah bisa berbicara walaupun belum amat jelas. Tingkah lucu dan nada bicara cadel Kayla sangat menghibur mereka. Apalagi Kayla cukup tanggap, pasti tumbuh besar menjadi anak pintar. "Kayla sayang ...!" Tiffany berteriak, melambaikan tangannya dengan senyum lebarnya. Saking kangennya dengan cucunya. "Nenek datang!"Kayla baru turun dari tangga dituntun oleh Misella. Misella langsung berkata, "Hayo, siapa yang datang itu, Kay?" nunjuknya ke arah pintu.Awalnya Kayla sempat bingung, tapi langsung sadar. Tubuh mungil itu berlari untuk

  • Kamu Menidurinya?   138. Menjadi Pembunuh — S 2

    Deg."APA KATAMU?!" Robert sangat terkejut. Berdiri dengan sorot mata tidak percaya. "Putriku tidak mungkin melakukan itu!"Bella terkaget-kaget. Tiffany yang baru sadar dari pingsan, syok kembali. Membekap mulutnya tidak menyangka. "T-tidak! Putriku bukan anak pembunuh!" Geleng-geleng kepala. "Pasti ada kesalahpahaman. Iya, kan?!""Maaf ... Saya melihat dengan kepala saya sendiri! Bahwa Putri Anda yang mendorong Fahmi!" tegas pengawal itu meyakinkan. "Harus ke atas sekarang kalau tidak percaya."Mereka langsung berlari-lari naik tangga menuju kamar Kayla. Mulut mereka terbuka lebar saat melihat jendela kaca telah hancur. Mata masing-masing menangkap punggung Misella, berdiri di antara serpihan kaca berserakan di lantai. Tidak ada yang memperdulikan betapa cantiknya warna kembang api di menyala-nyala.Robert membalikkan badan Misella. "Apa yang sebenarnya terjadi?!" tanya Robert butuh penjelasan. "Kenapa begitu berantakan di sini?!" tambah Robert.Kesadaran Misella kembali saat kedat

  • Kamu Menidurinya?   137. Terjatuh dari Penthouse — S 2

    "T-tapi Tuan ...." "Tidak ada tapi tapi!" Robert masih punya secuil rasa kasihan setelah melihat Fahmi begitu mengenaskan. "Beri waktu dua menit dan awasi dia jangan sampai menyentuh sedikitpun cucu saya! Kalau cucu saya sedang tidur, jangan sampai lelaki itu membangunkan!""Baik Tuan." Body guard menurut, mereka pun menghampiri Fahmi. "Hei! Ayo jalan!" perintahnya karena Fahmi hanya diam tak bergerak. "Cepat jalan! Sebelum Tuan Robert berubah pikiran!"Fahmi pun berjalan pincang naik ke arah tangga dikawal ketat. Meninggalkan Robert di bawah bersama putri pertama. Bella dengan penuh amarah menghampiri Robert yang melamun dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantong celana."Papa!" teriak Bella. "Papa yang benar saja membiarkan lelaki bajingan itu menemui Kayla?! Di atas juga ada Sella!" Marah Bella, geleng-geleng kepala kenapa Papanya berbuat demikian.Robert menatap putri pertamanya. "Sudah. Kamu jangan marah begitu," tanggap Robert

  • Kamu Menidurinya?   136. Menghajar habis-habisan — S 2

    Robert kembali ke apartemen karena baru selesai menyelesaikan beberapa pekerjaan mendadak di hari tersebut. Awalnya Robert ingin menikmati waktu malam tahun baru bersama sang istrinya, alhasil gagal. Saat pulang lelaki tua geram setelah mendapatkan pesan dari putrinya. "Dia datang sendirian?" tanya Robert pada dua body guard itu.Salah satu body guard menjawab, "Sepertinya sendiri, Tuan. Saya mendapat notif panggilan banyak sekali dari putri dan istri Anda.""Kenapa dia ada di sini?" Napas Robert terdengar berat. Sangat heran sekali. "Apa tidak punya harga diri?" sinisnya mengingat wajah Fahmi yang begitu memuakkan."Mungkin dia lapar," tebak body guard setengah bercanda."Dia lapar pada hari ini?" Satu alis Robert naik."Kan Tuan yang membuatnya miskin tak punya apa-apa. Jadi, dia berusaha mendatangi keluarga Tuan agar mendapat belas kasih," jelas body guard itu."Ah, iya. Kalau begitu kita harus cepat!"Dua b

  • Kamu Menidurinya?   135. Dendam. Benci. Marah. — S 2

    Jantung Misella terasa dihantam batu. Selama ini tidak pernah mengizinkan Fahmi melihat wajah putrinya. Batinnya pedih mendengar permintaan Fahmi, Misella merasa menjadi Ibu yang jahat. Sorot mata Fahmi hampir membuat pertahanan Misella goyah, rasa kasihan segera ditepis jauh-jauh.“Dia hanya mantan suami yang tidak tahu diri!” batinnya memperingatkan."Jangan mimpi. Jangankan Sella sebagai ibu! Aku saja tak akan membiarkanmu bertemu Kayla," sinis Bella. "Pergilah dari sini!" Bella menarik paksa tangan Misella, cepat-cepat memencet sandi pintu.Misella menoleh ke belakang, terperangah Fahmi semakin mendekat. Hah?! secepat itu? "Kak! Ayo cepat!" Menarik-narik dress Bella dengan panik."Sabar dong, Sel. Tangan Kakak jadi tremor ini," balasnya bersamaan bunyi pintu apartemen terbuka.Keduanya bergerak cepat masuk ke dalam saat pintu akan tertutup sempurna, tangan Fahmi menerobos pintu tak peduli akan terjepit. Misella dan Bella langsung mendorong sekuat tenaga agar pintu tertutup."Hanya

  • Kamu Menidurinya?   134. Ingin Bertemu Putrinya — S 2

    Lima jam yang lalu.Misella dan Bella saling berdebat kecil mengenai undangan party dari Yuna. Bella merobek-robek kertas undangan pink pastel cantik itu dengan kesal. "Untuk apa kau datang?! Bukannya lebih baik kamu mengabaikan wanita penyebalkan itu!" omel Bella, pipinya merah menyala. Tak habis pikir jalan pikiran adiknya itu. Diperlakukan buruk, dipermalukan masih saja mau bergabung dengan orang bermuka tebal. Misella berdiri memasang muka tanpa dosa di depan Bella. "Aku hanya ingin datang. Apa salahnya, sih, Kak?""Salah! Memang salah." Bella menarik napas dalam-dalam. Sadar, hanya masalah kecil sampai berdebat dan emosi begini. "Sudah, abaikan saja," lanjutnya menahan diri—merebahkan tubuhnya di sofa."Aku mau datang! Titik." Misella keukuh. "Aku belum pernah datang ke party tahun baru."Bella memutar bola matanya. Astaga. Adiknya sudah dewasa tapi masih keras kepala. Tidak pernah menurut perkataanya. "Ya sudah. Aku temenin! Jangan sendirian. Bisa jadi kamu akan dipermalukan de

  • Kamu Menidurinya?   133. Sebuah Perintah — S 2

    Sudah setengah jam Alia pingsan, kini mulai sadar. Matanya mulai terbuka, pandangan pertama yang dilihat adalah lampu cantik di atas langit-langit dinding yang menggantung. "Akhirmya kamu juga sadar, sayang." Abian menghela napas lega. Setia menunggu Alia bangun, tak melepas genggaman tangan.Alia melihat Abian duduk di sampingnya. "A-apa yang terjadi padaku? Di mana kita?" tanyanya bingung, sadar sedang bukan di kamar miliknya, kamar itu asing.Pelayan datang membawa segelas air putih, diberikan pada Abian. "Minum dulu," perintah Abian.Alia bangun dari posisi baringnya. Meminum beberapa teguk air putih dibantu Abian memegang gelasnya."Kamu pingsan, sayang. Kita masih di apartemen Yuna," ucap Abian memberi tahu. Alia sadar seketika. Matanya membesar, ingat kejadian menakutkan. Memegang kepalanya yang terasa pusing. Dia langsung turun dari ranjang tanpa berpikir panjang, tubuhnya oleng—untunglah pelayan siap siaga me

  • Kamu Menidurinya?   132. Apa yang terjadi?! — S 2

    Bunyi kaca pecah mengangetkan dan tiba-tiba ada teriakan dari atas membuat empat orang di balkon itu menengadah kepala ke atas. Betapa terkejutnya melihat ada seseorang di atas sana—di dorong hingga tubuhnya hilang kendali, jatuh bersamaan serpihan kaca tebal telah melukai setiap kulitnya. Tangan itu berusaha menggapai di udara, namun malangnya tak bisa berpegang benda apapun.Pasrah dalam hitungan detik tubuh itu jatuh melewati samping kiri balkon hingga menghantam sky light lobby apartemen yang terbuat dari kaca. Sky light berbentuk persegi panjang terpecah, hancur seketika. Saat menghantam lantai seketika sel sel dalam tubuh meledak. Pembuluh darah pecah sehingga tak ada sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh membuat organ vital dan otak berhenti berfungsi. Tengkorak hancur beberapa bagian dan darah terciprat ke mana-mana.Orang-orang sedang berada lobby terkejut mendengar bunyi amat keras lalu diperlihatkan tubuh tergeletak tak bernyawa. Tak hanya itu penghuni Bel

DMCA.com Protection Status