Home / Pernikahan / Kamu Menidurinya? / 33. Omong Kosong — S 2

Share

33. Omong Kosong — S 2

Author: Lusia
last update Last Updated: 2023-06-05 19:14:27

Di ruangan kerja Fahmi.

Fahmi terkagum dengan ruangan kerjanya. Dia duduk berputar di kursi duduknya empuk, di atas meja yang luas ada laptop dan beberapa dokumen. Matanya menyapu pandangan seisi ruangan, desain ruangan yang modern dan mewah.

Akhirnya, mempunyai pekerjaan setelah menikah dengan Misell. Rencananya berjalan mulus. Fahmi sangat bahagia di hari itu. Tak apa tadi melihat mantan istrinya berciuman dengan suami baru dan, tak apa tadi di marahin oleh Robert habis habisan. Terpenting sekarang sudah resmi menjadi Direktur.

Rasa dongkol dan kecemburuan pun lenyap diganti pancaran raut wajah kebahagiaan.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk!" perintah Fahmi. Dahi berkerut saat ada lelaki berjas hitam masuk ke ruangan. "Tony Mahendra?" tebak Fahmi, mengingat nama lelaki yang Robert sebutkan.

Lelaki itu sudah berdiri tepat di depan meja Fahmi, dia m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kamu Menidurinya?   34. Yoga Class — S 2

    "Aku tidak bohong!"Tarikan napas panjang dari Misella bertanda ingin mengakhiri topik pembicaraan malam itu. "Baiklah." Sorot matanya serius. "Jangan membuat Papaku kecewa," mohonnya.Fahmi menunduk. "Aku mengerti.""Aku ingin besok kamu meluangkan waktu untuk makan malam denganku. Pulanglah lebih awal." Setelah mengatakan itu, Misella meninggalkan Fahmi sendirian."Dinner?" gumam Fahmi.Sudah lama keduanya tidak dinner diluar apartemen.***Pagi sekali, Misella mendatangi tempat yang membuka Yoga class. Tempat yang cukup terkenal dan banyak member. Sudah lama dia tidak melakukan yoga sejak kehamilan, jadi bahunya terasa keras bila ditekan dan dipijat.&nb

    Last Updated : 2023-06-06
  • Kamu Menidurinya?   35. Bunga Tulip — S 2

    Bel pintu berbunyi berkali-kali.Alia berjalan cepat untuk membuka pintu sambil menggerutu, "Siapa sih pagi-pagi berisik memencet bel! Menganggu saja!""Siapa?" tanya Alia saat pintu terbuka."Nyonya Alia, ya?" "Ya.""Ada paket, Nyonya."Rupanya yang datang pengirim paket. Tanpa curiga dan tidak bertanya dari siapa, Alia sudah menerima paket itu. Langsung membawa ke dalam. Dengan tidak sabar membuka paket, betapa bahagianya mendapatkan bunga tulip."Sayang ... Bunga tulip ini darimu?" tanya Alia."Ya. Untukmu sayang.""Ah ... terima kasih." Alia menaruh bunga itu di vas. "Sudah lama aku tidak menerima bunga," ucap Alia dengan senyuman manis. Sangat bahagia mendapatkan bunga dari sang suami setelah sekian lama.Abian sedang membaca koran di ruang tamu, ditemani segelas kopi. Lelaki itu melepaskan kacamata mendengar suara lembut dari Alia, menoleh sesaat. "Aku merasa sangat berterima kasih padamu, telah menerimaku," pungkasnya. Sengaja memberi bunga sebagai tanda kasih sayang pada seor

    Last Updated : 2023-06-06
  • Kamu Menidurinya?   36. Tidak Bahagia? — S 2

    Kelas Yoga baru selesai. Di dalam ruangan tersisa dua wanita. Mata Marsha membulat melihat Misella berjalan ke arahnya. Dia baru menyadari Misella ikut kelas Yoga. Keduanya berhadapan, saling memandang cukup lama. "Kerja bagus. Sudah lama bekerja di sini?" Misella berkata lebih dulu untuk mencairkan suasana perang dingin antara keduanya. Dia bersikap tenang, sementara ekspresi Marsha terkejut. Dulu Misella dan Marsha bersahabat, sekarang sudah menjadi musuh. "Aku sudah beberapa bulan bekerja di sini," balasnya. "Untuk apa kamu ikut kelas Yoga?" Marsha bertanya balik. Misella tertawa kecil dengan pertanyaan yang diajukan Marsha. Padahal sudah jelas dulu mereka berdua sering berolahraga bersama. "Sudah lama aku tidak berolahraga. Apa kamu masih berhubungan dengan Alia?" Marsha diam saja. Tidak menjawab. "Kamu masih menguntitku dan melapor pada Alia. Memberi tahu tentang apa yang aku lakukan?" Misella bertanya lagi. Marsha mengalihkan pandangan ke kanan. "Tidak," jawabnya singk

    Last Updated : 2023-06-07
  • Kamu Menidurinya?   37. Dinner Malam Ini — S 2

    "MAMA ..." teriak Alia. Sesuai janjinya mengunjungi rumah Mama Davina di waktu siang. "Hai, sayang! Akhh ... Kamu sudah datang?!" Davina ikut berteriak, muncul menuruni tangga dengan tergesa-gesa, berlari kecil ke arah putri semata wayangnya lalu memeluk erat untuk melepaskan kerinduan. "Mama sudah kangen berat sama kamu tau." Alia membalas pelukan hangat itu. Kedatangannya telah ditunggu Mama tercinta. "Alia juga, Ma." Pelukan terlepas. Davina mencium kening Alia dengan penuh kasih sayang. "Bagaimana keadaan kamu sayang selama tinggal di apartemen Belleza?" tanyanya, suara terdengar sangat khawatir pada Alia. "Aman, Ma. Aku dan Abian merasa nyaman tinggal di apartemen," jawab Alia, berucap meyakinkan agar Davina tidak mengkhawatirkan dirinya. "Mama bagaimana? Baik, kan? Papa mana?" Alia mengedar pandangan, rumahnya sepi. "Tentu saja keadaan Mama baik." Davina mengelus kedua lengan Alia. "Papa sedang di luar kota, sayang. Besok pulang," imbuhnya memberi tahu. Alia mengecutkan bi

    Last Updated : 2023-06-07
  • Kamu Menidurinya?   38. White Rose Bouquets — S 2

    Note sebelum baca;Karena ada kesalahan isi bab 36, 37. Silahkan log out dari akun terus masuk lagi. Isi bab sudah berubah dari bab 36, 37. Biar nyambung baca bab ini. Thanks you!***"Bukankah kamu sibuk?""Tidak terlalu. Kamu sedang di rumah Mama? Salam buat Mama Davina. Maaf tidak bisa ikut.""Nanti aku sampaikan salamnya.""Aku sudah memesan tempat restoran yang bagus." Ini yang Alia suka. Abian adalah type lelaki tanpa basa-basi dan bertanya, langsung menghubungi mengajak dinner dan sudah reservasi meja."Baiklah.""Okay. Sayang ... Maaf ya untuk tadi pagi, aku tidak bermaksud mengacuhkanmu." Abian sadar telah melakukan kesalahan. "Maka dari itu aku menembus kesalahku, mengajakmu makan ma

    Last Updated : 2023-06-08
  • Kamu Menidurinya?   39. Bertemu di Restoran — S 2

    Makan malam bersama sang istri berjalan tepat seperti yang Abian bayangkan. The dining room, rumah makan mahal dengan dekorasi mewah.Datanglah waiter cantik memberikan daftar menu makanan western dengan ramah. Tangannya sudah memegang note kecil untuk menuliskan pesanan.Alia mulai membaca menu-menu dari atas hingga bawah, dia cukup mengenali makanan western, begitu juga dengan Abian."Kamu pesan dulu sayang."Alia menurut. "Saya pesan Risotto, croissant, macaroni schotel, cream cake, potato skin, dan orange juice."Waiter mulai mencatat pesanan."Kalau saya, Lasagna, meet lover pizza, finger fish, fruit salad. Minuman samain aja dengan istri saya.""Baik." Waiter membaca pesanan Alia dan Abian agar tidak ada kesalahan menu.

    Last Updated : 2023-06-08
  • Kamu Menidurinya?   40. Saling Memahami — S 2

    "Ya ... seperti yang dikatakan istriku. Sama sekali tak apa. Lagipula kita sudah lama di sini," papar Abian. "Sebentar lagi kita selesai makan."Jadi, tidak masalah bukan?Misella pun duduk lebih dulu diikuti Fahmi. Waiter mulai memberikan buku menu dan bersiap mencatat pesanan.Fahmi hanya membolak-balik buku menu, dalam hati menyalahkan diri sendiri. Kenapa harus meminta rekomen restoran kepada Tony? Pada akhirnya harus bertemu dengan mantan istri, mau tidak mau menyaksikan keromantisan pasangan itu.Ah, Fahmi merasa sedikit cemburu. Posisi Abian dulu miliknya, sekarang bukan miliknya. "Dari sekian banyaknya restoran kenapa harus dipertemukan di sini, sih?" batinnya dongkol."Sayang kamu mau makan apa?""Samain aja, ya," jawab Fahmi seperti tak berminat memesan

    Last Updated : 2023-06-09
  • Kamu Menidurinya?   41. Wanita Penggoda — S 2

    "Kenapa cemberut?" Fahmi bertanya setelah kembali dari toilet, melihat wajah Misella yang ditekuk membuatnya bertanya-tanya. Fahmi sempat melirik ke meja sebelah, tidak ada Alia lagi di sana. Fahmi yakin, Abian mengajak Alia pergi pada saat dia berada di toilet. "Jujur saja, kamu terus mencuri pandangan ke mantan istrimu itu, kan?!" jawab Misella penuh kekesalan. Fahmi berusaha santai, agar tidak terlihat gugup. "Ada apa denganmu hari ini?" "Kamu membuatku sensitif hari ini dan membuatku tidak nyaman." Fahmi menghela napas berat. "Apa kamu masih berpikir aku belum melupakan mantan istriku?" Misella diam. "Dengar. Aku sudah melupakannya, sayang. Sekarang memulai hidup baru denganmu, bukan? Percayalah." Misella mengangguk berpura-pura untuk percaya. Dia me

    Last Updated : 2023-06-09

Latest chapter

  • Kamu Menidurinya?   140. —THE END — S 2

    Para tamu bertanya-tanya termasuk Misella ikut terheran. Sontak Abian dan Alia menutup mulut tak percaya. Dikejutkan dengan kehadiran kedua orang tua Abian yang tiba-tiba datang bergabung di acara tersebut. Tak disangka-sangka mendapat surprise dari keluarga Abian. Ayah Mario, Ibu Caroline, Kak Amber dan juga Xylia si gadis kecil bule dengan rambut pirangnya."Sepertinya mereka dari keluarga terpandang," batin Misella menebak.Amber melambaikan tangan pada Abian dengan semangat sekali dan senyum lebarnya. Keluarga Abian pun semakin mendekat. Hati Alia terenyuh dengan kedatangan mereka. Alia pikir, keluarga Abian sangat mustahil untuk menginjak kaki di Jakarta. Sebab mereka lebih menyukai berada di Bali ketimbang di Jakarta, seperti pertama kali Abian memperkenalkan Alia pada keluarganya di Bali. "Siapa mereka?" ucap Papa Alia kebingungan."Mereka Keluarga saya, Pa. Ibu, ayah, dan kakakku dari Amerika," jawab Abian cepat. "Saya kira tidak akan datang."Tiffany melongo, begitu juga den

  • Kamu Menidurinya?   139. Sembilan Bulan Kemudian — S 2

    Sembilan bulan kemudian .... Setelah kejadian mengerikan di Belleza, rencana Robert berhasil total dan kematian Fahmi tidak membuat orang menaruh kecurigaan. Itulah gelapnya tinggal di hunian modern itu. Siapapun yang mempunyai uang, dia akan berkuasa. Pada dasarnya uang segalanya, termasuk uang membuat orang lain tutup mulut.Di hunian elit, Belleza unit 002 milik keluarga Robert.Keluarga Robert hidup jauh lebih bahagia daripada tahun kemarin. Kini Kayla sudah bisa berbicara walaupun belum amat jelas. Tingkah lucu dan nada bicara cadel Kayla sangat menghibur mereka. Apalagi Kayla cukup tanggap, pasti tumbuh besar menjadi anak pintar. "Kayla sayang ...!" Tiffany berteriak, melambaikan tangannya dengan senyum lebarnya. Saking kangennya dengan cucunya. "Nenek datang!"Kayla baru turun dari tangga dituntun oleh Misella. Misella langsung berkata, "Hayo, siapa yang datang itu, Kay?" nunjuknya ke arah pintu.Awalnya Kayla sempat bingung, tapi langsung sadar. Tubuh mungil itu berlari untuk

  • Kamu Menidurinya?   138. Menjadi Pembunuh — S 2

    Deg."APA KATAMU?!" Robert sangat terkejut. Berdiri dengan sorot mata tidak percaya. "Putriku tidak mungkin melakukan itu!"Bella terkaget-kaget. Tiffany yang baru sadar dari pingsan, syok kembali. Membekap mulutnya tidak menyangka. "T-tidak! Putriku bukan anak pembunuh!" Geleng-geleng kepala. "Pasti ada kesalahpahaman. Iya, kan?!""Maaf ... Saya melihat dengan kepala saya sendiri! Bahwa Putri Anda yang mendorong Fahmi!" tegas pengawal itu meyakinkan. "Harus ke atas sekarang kalau tidak percaya."Mereka langsung berlari-lari naik tangga menuju kamar Kayla. Mulut mereka terbuka lebar saat melihat jendela kaca telah hancur. Mata masing-masing menangkap punggung Misella, berdiri di antara serpihan kaca berserakan di lantai. Tidak ada yang memperdulikan betapa cantiknya warna kembang api di menyala-nyala.Robert membalikkan badan Misella. "Apa yang sebenarnya terjadi?!" tanya Robert butuh penjelasan. "Kenapa begitu berantakan di sini?!" tambah Robert.Kesadaran Misella kembali saat kedat

  • Kamu Menidurinya?   137. Terjatuh dari Penthouse — S 2

    "T-tapi Tuan ...." "Tidak ada tapi tapi!" Robert masih punya secuil rasa kasihan setelah melihat Fahmi begitu mengenaskan. "Beri waktu dua menit dan awasi dia jangan sampai menyentuh sedikitpun cucu saya! Kalau cucu saya sedang tidur, jangan sampai lelaki itu membangunkan!""Baik Tuan." Body guard menurut, mereka pun menghampiri Fahmi. "Hei! Ayo jalan!" perintahnya karena Fahmi hanya diam tak bergerak. "Cepat jalan! Sebelum Tuan Robert berubah pikiran!"Fahmi pun berjalan pincang naik ke arah tangga dikawal ketat. Meninggalkan Robert di bawah bersama putri pertama. Bella dengan penuh amarah menghampiri Robert yang melamun dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantong celana."Papa!" teriak Bella. "Papa yang benar saja membiarkan lelaki bajingan itu menemui Kayla?! Di atas juga ada Sella!" Marah Bella, geleng-geleng kepala kenapa Papanya berbuat demikian.Robert menatap putri pertamanya. "Sudah. Kamu jangan marah begitu," tanggap Robert

  • Kamu Menidurinya?   136. Menghajar habis-habisan — S 2

    Robert kembali ke apartemen karena baru selesai menyelesaikan beberapa pekerjaan mendadak di hari tersebut. Awalnya Robert ingin menikmati waktu malam tahun baru bersama sang istrinya, alhasil gagal. Saat pulang lelaki tua geram setelah mendapatkan pesan dari putrinya. "Dia datang sendirian?" tanya Robert pada dua body guard itu.Salah satu body guard menjawab, "Sepertinya sendiri, Tuan. Saya mendapat notif panggilan banyak sekali dari putri dan istri Anda.""Kenapa dia ada di sini?" Napas Robert terdengar berat. Sangat heran sekali. "Apa tidak punya harga diri?" sinisnya mengingat wajah Fahmi yang begitu memuakkan."Mungkin dia lapar," tebak body guard setengah bercanda."Dia lapar pada hari ini?" Satu alis Robert naik."Kan Tuan yang membuatnya miskin tak punya apa-apa. Jadi, dia berusaha mendatangi keluarga Tuan agar mendapat belas kasih," jelas body guard itu."Ah, iya. Kalau begitu kita harus cepat!"Dua b

  • Kamu Menidurinya?   135. Dendam. Benci. Marah. — S 2

    Jantung Misella terasa dihantam batu. Selama ini tidak pernah mengizinkan Fahmi melihat wajah putrinya. Batinnya pedih mendengar permintaan Fahmi, Misella merasa menjadi Ibu yang jahat. Sorot mata Fahmi hampir membuat pertahanan Misella goyah, rasa kasihan segera ditepis jauh-jauh.“Dia hanya mantan suami yang tidak tahu diri!” batinnya memperingatkan."Jangan mimpi. Jangankan Sella sebagai ibu! Aku saja tak akan membiarkanmu bertemu Kayla," sinis Bella. "Pergilah dari sini!" Bella menarik paksa tangan Misella, cepat-cepat memencet sandi pintu.Misella menoleh ke belakang, terperangah Fahmi semakin mendekat. Hah?! secepat itu? "Kak! Ayo cepat!" Menarik-narik dress Bella dengan panik."Sabar dong, Sel. Tangan Kakak jadi tremor ini," balasnya bersamaan bunyi pintu apartemen terbuka.Keduanya bergerak cepat masuk ke dalam saat pintu akan tertutup sempurna, tangan Fahmi menerobos pintu tak peduli akan terjepit. Misella dan Bella langsung mendorong sekuat tenaga agar pintu tertutup."Hanya

  • Kamu Menidurinya?   134. Ingin Bertemu Putrinya — S 2

    Lima jam yang lalu.Misella dan Bella saling berdebat kecil mengenai undangan party dari Yuna. Bella merobek-robek kertas undangan pink pastel cantik itu dengan kesal. "Untuk apa kau datang?! Bukannya lebih baik kamu mengabaikan wanita penyebalkan itu!" omel Bella, pipinya merah menyala. Tak habis pikir jalan pikiran adiknya itu. Diperlakukan buruk, dipermalukan masih saja mau bergabung dengan orang bermuka tebal. Misella berdiri memasang muka tanpa dosa di depan Bella. "Aku hanya ingin datang. Apa salahnya, sih, Kak?""Salah! Memang salah." Bella menarik napas dalam-dalam. Sadar, hanya masalah kecil sampai berdebat dan emosi begini. "Sudah, abaikan saja," lanjutnya menahan diri—merebahkan tubuhnya di sofa."Aku mau datang! Titik." Misella keukuh. "Aku belum pernah datang ke party tahun baru."Bella memutar bola matanya. Astaga. Adiknya sudah dewasa tapi masih keras kepala. Tidak pernah menurut perkataanya. "Ya sudah. Aku temenin! Jangan sendirian. Bisa jadi kamu akan dipermalukan de

  • Kamu Menidurinya?   133. Sebuah Perintah — S 2

    Sudah setengah jam Alia pingsan, kini mulai sadar. Matanya mulai terbuka, pandangan pertama yang dilihat adalah lampu cantik di atas langit-langit dinding yang menggantung. "Akhirmya kamu juga sadar, sayang." Abian menghela napas lega. Setia menunggu Alia bangun, tak melepas genggaman tangan.Alia melihat Abian duduk di sampingnya. "A-apa yang terjadi padaku? Di mana kita?" tanyanya bingung, sadar sedang bukan di kamar miliknya, kamar itu asing.Pelayan datang membawa segelas air putih, diberikan pada Abian. "Minum dulu," perintah Abian.Alia bangun dari posisi baringnya. Meminum beberapa teguk air putih dibantu Abian memegang gelasnya."Kamu pingsan, sayang. Kita masih di apartemen Yuna," ucap Abian memberi tahu. Alia sadar seketika. Matanya membesar, ingat kejadian menakutkan. Memegang kepalanya yang terasa pusing. Dia langsung turun dari ranjang tanpa berpikir panjang, tubuhnya oleng—untunglah pelayan siap siaga me

  • Kamu Menidurinya?   132. Apa yang terjadi?! — S 2

    Bunyi kaca pecah mengangetkan dan tiba-tiba ada teriakan dari atas membuat empat orang di balkon itu menengadah kepala ke atas. Betapa terkejutnya melihat ada seseorang di atas sana—di dorong hingga tubuhnya hilang kendali, jatuh bersamaan serpihan kaca tebal telah melukai setiap kulitnya. Tangan itu berusaha menggapai di udara, namun malangnya tak bisa berpegang benda apapun.Pasrah dalam hitungan detik tubuh itu jatuh melewati samping kiri balkon hingga menghantam sky light lobby apartemen yang terbuat dari kaca. Sky light berbentuk persegi panjang terpecah, hancur seketika. Saat menghantam lantai seketika sel sel dalam tubuh meledak. Pembuluh darah pecah sehingga tak ada sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh membuat organ vital dan otak berhenti berfungsi. Tengkorak hancur beberapa bagian dan darah terciprat ke mana-mana.Orang-orang sedang berada lobby terkejut mendengar bunyi amat keras lalu diperlihatkan tubuh tergeletak tak bernyawa. Tak hanya itu penghuni Bel

DMCA.com Protection Status