Ting!
Pesan laknat itu kembali masuk ke dalam ponsel Rexi.
From Alvaro Addison :
Ini chat gue, Rex.From Alvaro Addison :
Bukan koran.From Alvaro Addison :
Tolong, jangan just read doang.Rexi Alexa Just Read*
"Bodoh amat! Gue udah kesal!" batin Rexi sambil meneteskan air matanya.
From Alvaro Addison :
Rexi, lo enggak mau tahu.From Alvaro Addison :
Gimana keadaan Papa?Rexi Alexa Just Read*
From Alvaro Addison :
Oke, kalau lo emang cuma mau baca pesan gue."Jadi, lo cuma bicara bohong sama gue?!" tanya Rexi tak habis pikir.Al mengangkat kedua pundaknya secara bersamaan sebagai jawaban."Yang penting, gue lakuin ini sama lo karena mau tebus kesalahan gue yang udah nyakitin lo, ditambah lagi karena udah buat Lo malu," kata Al tenang."Dan gue mau perbaiki hubungan kita. Harusnya sekarang lo jadi milik gue," lanjut Al di dalam hatinya.Rexi menatap Al dengan begitu geram, dia mengacak-acak rambutnya dengan begitu frustasi."Lo- Arggg! Bawa gue balik ke kost! Gue enggak mau ada di sini!" kesal Rexi sambil menatap Al geram."Enggak. Lo harus tetap stay di sini!" kata Al menolak mentah-mentah."In your dream, Bitch!" sinis Rexi."Kalau emang lo enggak mau nganterin gue, biar gue yang balik sendiri!" tegas Rexi.Rexi membalikkan badannya dan berniat untuk pergi dari sana, tetapi A
Rexi berbaring di atas kasurnya sambil menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut tebal berwarna putihnya."Ck! Ngapain Bang Ice mabuk kayak gini, sih?! Enggak biasanya dia mabuk kayak gini," gumam Rexi sambil menghapus air matanya dengan kasar.Sekitar beberapa menit Rexi menangis, seseorang tiba-tiba masuk ke kamarnya.Seketika orang itu memeluk tubuh Rexi, membuat Rexi kaget saja.Orang itu masuk ke selimut Rexi membuat Rexi langsung menatap ke arah orang itu.Rexi mengedipkan kedua matanya berkali-kali lalu mendecih dan memunggungi sang pelaku."Hah ... Sejak kapan lo boleh munggungi gue?" tanya Ice malas."..."Rexi terdiam.Ice yang merasa kesal tak direspon langsung dengan cepat membalikkan badan Rexi untuk berhadapan dengannya."Lo habis nangis? Mata lo kenapa sembab gini?" tanya Ice.
From Anggara Dolken :Ya udah kalau gitu.From Anggara Dolken :Gue enggak kasih izin buat datang terlambat!From Rexi Alexa :Sialan! Ini simpanse suka banget main ngancam!From Rexi Alexa :Tolong ngerti sama keadaan gue dong, Angga.From Anggara Dolken :Mau dingertiin?From Anggara Dolken :Ogah gue!From Anggara Dolken :Gue bosnya, bukan lo.From Anggara Dolken :Nego, kan?From Anggara Dolken :Enggak terima negosiasi gue.
Dengan sekuat tenaga Rexi berusaha untuk melepaskan cengkeraman Al pada tangannya. Tapi, nihil, Al mencengkeram pergelangan tangannya dengan begitu kuat dan juga begitu erat. Seakan-akan meng-klaim bahwa Rexi adalah miliknya dan tak seorangpun yang boleh menyentuh wanita itu selain hanya dirinya."Akh sial! Ini benar-benar sakit! Al cengkeram tangan gue kuat banget!" batin Rexi di dalam hatinya."Bisa buat enggak nyakitin cewek gue, enggak?" tanya Anggara sinis sambil menyunggingkan senyum kecilnya ke arah Al.Semuanya kaget bukan main dengan apa yang dikatakan oleh Anggara."Cewek?!" tanya Al kaget.Anggara tersenyum sinis."You know that," jawab Anggara tenang.Al mengalihkan pandangannya dan langsung menatap tajam ke arah Rexi.Rexi mendengkus kesal sambil menatap Anggara dengan emosi."Lo jangan ngaku-ngaku deh! Lo buk
- Sekolah - 09:12 AM -Rexi berjalan santai untuk masuk ke kelasnya. Renata yang tengah duduk tenang langsung menatapnya dengan begitu sinis dan tak suka. Rexi yang sadar akan hal itu hanya mendengkus kesal."Lo acuhin aja, Rex. Enggak usah diurus," batin Rexi di dalam hatinya sambil memutar kedua bola matanya dengan begitu malas.Rexi perlahan duduk di kursinya yang tepatnya berada di samping Kiara."..."Kiara melirik ke arah Rexi dengan canggung."Gue harus minta maaf sama Rexi. Lo harus minta maaf sama Rexi, Ki," batin Kiara sambil menunduk dengan sedih.Rexi yang juga tampak tak peduli lebih memilih untuk membaca buku saja.Sudah tiga menit lebih berlalu, tetapi Kiara tak kunjung meminta maaf kepada Rexi."Sial! Mulut gue susah banget buat ngomongnya!" batin Kiara kesal.Rexi tiba-tiba meletakkan buku
"Oke! Gue akui kalau gue itu emang bodoh. Gue pecundang. Gue bego. Gue juga salah karena udah ninggalin lo dan percaya sama penjelasan gila Al. Gue akui kalau gue emang salah, Rex. Tapi, setidaknya kasih gue kesempatan kedua, Rex ..." lirih Deian sambil menunduk sedih.Rexi tersenyum sinis, lalu kemudian mendorong Deian dengan kasar."Rex ..."Rexi tidak perduli dengan panggilan Deian, dia perlahan berdiri dari duduknya sambil menatap Deian yang bersujud di hadapannya.Ah ... Dunia benar-benar berubah, yah.Rexi menghapus air matanya dengan kasar. Perlahan dia sudah merasa baik dan normal."Sayangnya, gue udah enggak percaya sama yang namanya kesempatan kedua," kata Rexi sinis sambil tersenyum menyeringai.Deian berdiri dengan cepat karena kaget dengan keputusan Rexi. Ah ... Bukannya kaget, sih, hanya saja dia tidak terima.Baru saja Rexi
Degh! Blush!Saat jantung Rexi berdetak, saat itu juga wajahnya merona saat mendengarkan permintaan Al.Rexi menundukkan kepalanya dengan cepat sambil menggigit bibir bawahnya."Sial! Kenapa gue bisa malu di saat kayak gini, sih?! Waktu sekarang enggak mendukung bodoh! Oh damn!" pekik Rexi di dalam hatinya dengan emosi dan kesal.Al memegang pipi Rexi, lalu menatap wanita itu dengan santai dan tenang."Lo mau kalau gue puas dan udah enggak rebut lagi punya lo? Ah ... Gue mau, kok, asalkan lo punya buah dari gue," kata Al santai sambil tersenyum menyeringai.Rexi membulatkan matanya dengan lebar."Lo gila! Ha?! Gue enggak sudi punya suami kayak lo! Punya pacar kayak lo aja ogah! Haram bagi gue!" teriak Rexi keras.Plak!Al menampar Rexi dengan begitu keras saat dia mendengarkan penuturan dari wanita itu. Dia benar-benar emo
Al masih setia berdebat dengan Rexi di dalam kamar wanita itu. Benar-benar membosankan.Baru saja Rexi bergegas untuk keluar dari kamarnya, tetapi Al tiba-tiba memeluknya dari samping."Al!" kesal Rexi memperingati.Al menggelengkan kepalanya, Rexi yang paham akan hal itu langsung menghela napas kasar."Sialan! Terserah lo, Bangsat!" kesal Rexi dan kembali duduk di tempatnya semula."Pindah lo!" tegas Rexi sambil mendorong Al dengan kasar.Al melepaskan pelukannya, lalu mendecih kesal."Bisa enggak, sehari aja lo manjain gue, Rex?!" tanya Al kesal.Rexi langsung menatap Al dengan tajam."Manja apalagi, sih, Dajjal?! Apalagi yang kurang, Anjing?!" tanya Rexi kesal dan emosi."Gue udah nurut apa kata lo. Gue udah kasih lo akses buat tanda kiss mark gila ini di leher gue. Apalagi yang kurang, Bangsat?!" tanya
-INDONESIA - APARTEMEN ANGGARA - 20:12 -Anggara melihat Meki yang berbaju rapi turun dengan terburu-buru dari kamarnya."Mau ke mana lo?" tanya Anggara pada wanita berusia tiga puluh tahunan itu."Mama mau pergi ke rumah sakit," jawab Meki."Lo mau jenguk siapa?" tanya Anggara lagi."Papamu," jawab Meki."Ck! Lo stres atau gimana?! Bukannya bokap gue lagi di Singapura?! Sejak kapan rumah sakit yang di Singapura pindah ke Indonesia?!" seru Anggara meremehkan Meki."Papamu dipindahkan d
Indonesia, 10:49 -Anggara mengepalkan tangannya saat melihat pemandangan panas antara Al dan Rexi. Ingin rasanya Anggara melayangkan tinjunya kepada Al, tetapi dengan cepat dia meredamkan semua niatnya demi menjaga image di depan Bellina, Barack dan Rexi.Anggara hanya tersenyum sinis, lalu melipat kedua tangan di depan dadanya."Terima kasih karena sudah memberikan saya ilmu untuk praktek. Akan saya usahakan saat menikah dengan Rexi nanti, pembelajaran yang anda berikan kepada saya akan saya laksanakan lebih baik lagi daripada cara anda," kata Anggara dengan nada santai dan berhasil membuat emosi Al memuncak."Ang-"
Alvaro Addison!" teriak Barack.Al tidak memperdulikan teriakan Barack, tetapi membalasnya hanya dengan sebuah senyuman tipis.Dengan kasar Barack menarik kerah Al untuk mundur. Dan tarikan Barack berhasil menghentikan aktifitas Al yang melahap agresif bibir Rexi.Satu tamparan keras dari Barack berhasil melayang pada pipi kanan Al. Tak ada pergerakan dan respon dari Al setelah ditampar oleh Barack."Barack! Kamu kenapa menampar Al?!" tanya Bellina, lalu menarik Al ke dalam pelukannya."Harusnya kamu tahu, apa kesalahan anak kandungmu ini!" jawab Barack dengan suara membentak Bellina."Ya! Aku tahu apa kesalahan anakku! Tapi, kamu jangan pernah menyakiti fisiknya atau bahkan menamparnya, karena dia tidak pernah menyentuh bahkan menyakiti fisikmu!" balas Bellina marah."Kau membela anakmu yang jelas-jelas sudah bersalah?!" ta
Rumah sakit, 21:12 -"Apa yang terjadi dengan Rexi?!" tanya Barack dengan khawatir saat baru datang."Masih perduli lo sama anak sendiri?" sinis Al."Alvaro Addison! Jaga bicara kamu!" marah Barack.Alvaro mendecih sinis. Drama!"Bagaimana dengan keadaan Rexi, Bellina?" tanya Barack kepada sang istri."Rexi masih ada di dalam ruang pemeriksaan. Dokter sedang menanganinya. Kamu tenang saja, dia pasti tidak akan apa-apa," jawab Bellina lembut."Tapi, aku khawatir kalau ada hal yang buruk
Indonesia, 06:13 -Ice terbangun dari tidurnya, dia menguap dengan lebar.Pandangan mata pria itu teralih untuk menatap seorang wanita yang ada di sampingnya."Sial! Hampir aja gue kebablasan tadi malam!" kesal Ice pada dirinya sendiri yang penuh nafsu gila itu.Ice mengancing resleting celananya."Untung aja gue enggak keluar di dalam. Sekali keluar di dalam, efeknya besar. Cukup sekali aja gue ngelakuin hal gila itu!" keluhnya.Ice melirik ke arah Kiara, lalu bersandar di pintu mobilnya. Ah iya, malam tadi Ice dan Kiara hampir melakukan hubungan int
Dentuman musik di tempat hiburan malam itu menggema di telinga para pengunjungnya, termasuk Ice.Malam ini, Ice menghabiskan beberapa jam waktunya untuk menikmati beberapa botol minuman keras di salah satu club langganannya."Gue enggak habis pikir, kenapa Rexi mau banget sama cowok berengsek itu? Kalau memang anaknya butuh papa. Ya udah, cari aja cowok lain yang mau ganti posisi Al! Gampang, kan?!" omel Ice, lalu kembali meneguk alkoholnya.Mata Ice mengitari seisi club itu, bosan rasanya kalau hanya minum tanpa ada kawan bicara.Kedua mata Ice memicing saat tak jauh dari posisinya, dia melihat seorang wanita yang sangat dia kenal tengah menggunakan tank top mini
"Lo enggak bosan duduk di situ mulu sambil lihat bintang, Rex?" heran Al.Masalahnya, Rexi dari tadi hanya duduk di depan jendela kamarnya sambil menatap bintang-bintang di langit. Apa spesial nya coba?!"Diam, Al! Gue lagi fokus!" seru Rexi."Fokus apa?" tanya Al penasaran."Hitung bintangnya!" jawab Rexi antusias.Al mendengkus kesal sambil memutar kedua bola matanya dengan sangat malas. Ada-ada saja kelakuan ibu hamil satu ini."Sampai kiamat pun, lo enggak akan bisa buat hitung semua bintang yang ada di langit! Enggak ada yang bisa!" kata Al kesal.
Saat Al dan Rexi sedang enak-enaknya melakukan hubungan intim mereka, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamar Al.Al tersenyum tipis, lalu menekan remote control kamar Rexi dan membuat kuncian pintu itu terbuka otomatis.Mungkin karena malas menunggu sang pemilik kamar yang tak kunjung membuka pintu, si pengetuk akhirnya membuka pintu kamar Rexi dengan pelan.Kedua matanya membulat dengan begitu lebar saat mendapati Al dan Rexi berbaring di atas ranjang dengan pakaian setengah telanjang.Rexi yang sadar akan hal itu langsung buru-buru menutup seluruh tubuhnya dan tubuh Al menggunakan selimutnya."Sorry, udah ganggu kalian," kata si pengetuk.Al tersenyum sinis.Baru saja orang itu ingin pergi dari hadapan kamar Rexi, langkah kakinya terhenti saat Al memanggilnya."Anggara!" panggil Al."..."
"Jaga ucapan lo, Rexi Alexa! Dia papa kita!" bentak Ice memperingati sikap kurang ajar sang adik.Rexi menatap ke arah Ice."Semoga aja lo enggak ngerasain apa yang gue rasain ini, Bang," kata Rexi nanar."Lo jangan cap Al sebagai cowok berengsek, sedangkan lo juga sama seperti Al!" sinis Rexi."Lo ingat sama Kiara, kan? Lo jangan lupa sama Kiara," ujar Rexi menyindir.Iya, Rexi tahu kalau Kiara dan Ice sudah pernah melakukan seks sebelumnya. Jadi, apa bedanya Ice dan Al?"Kita lagi enggak bahas masalah Kiara!" seru Ice.Rexi berdeham malas sambil tersenyum menyeringai. Ice tak dapat berkutik.Rexi membalikkan badannya dan berniat untuk pergi dari kekacauan itu, tetapi Barack menahannya."Kamu mau ke mana, Rexi?!" tanya Barack."Mau pergi buat tenangin diri dari ayah yang engg