Share

Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian
Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian
Penulis: kirito

01. Kehidupan manusia

Penulis: kirito
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-22 12:51:54

"Agh! Kenapa kalian semua melakukan ini? Kenapa kami tidak boleh hidup bahagia? Kenapa kami yang lemah harus kalain siksa seperti ini? Dewa! Dimana kamu? Dimana kamu yang telah kami sembah selama ini? Kenapa kamu tidak muncul.. Kenapa?"

Sosok pria muda berusia sepuluh tahun tampak berlutut menghadap ke langit. Dia mengucapkan semua keluhannya ke langit dengan marah, dia mengeluh dengan ketidakadilan yang diterima oleh dia dan keluarganya. 

"Benci! Aku benci kalian semua, aku akan membunuh kalian semua! Aku bersumpah akan membunuh kalian yang merenggut seluruh kebahagiaan yang dulu aku miliki!" Teriak anak itu dengan marah dan mengutuk langit yang tidak adil terhadap dirinya.

Tidak ada yang menjawab, tidak ada yang mendengarkan keluhannya, hanya hujan, petir dan kilat sebagai tanda betapa hancurnya hati sang anak itu sekarang. Tatapan yang penuh keputusasaan membuat si anak benar-benar jauh dari anak-anak seusianya, senyuman anak berumur sepuluh tahun itu pun tampak tidak ada lagi setelah kejadian yang menimpanya itu.

……

Di desa De, yang masih terletak di wilayah kerajaan Chu. Ada sosok anak laki-laki kecil berumur delapan tahun hidup bersama dengan ayah dan ibunya. Mereka hidup bahagia bersama dengan orang-orang desa yang juga bergaul akrab dengan mereka. Setiap hari di hiasi dengan senyuman, setiap pagi di awali dengan suara ayam dan berbagai binatang lain di desa itu yang menyambut datangnya mentari pagi.

Dan saat matahari mulai terbenam, juga disambut dengan suara domba, sapi yang dibawa gembala kembali ke desa. Meski desa itu kecil, tapi seluruh orang desa tidak pernah kekurangan apapun, mereka selalu berkecukupan dan memiliki pakaian cukup. Hidup seperti itu saja sudah cukup memuaskan bagi mereka. 

Dan Ini kejadian sebelum terjadinya malam berdarah yang merenggut semuanya dari seorang anak kecil berumur delapan tahun itu. Penderitaan yang membuatnya hidup dalam kegelapan selama bertahun-tahun, mengubahnya menjadi anak yang ceria menjadi anak pendiam berhati dingin.

Di dunia yang kejam, dimana yang kuat menjadi penguasa dan si lemah menjadi budak yang dapat di siksa, di bunuh sesuka hati si kuat. Dunia yang tidak akan pernah berubah dimanapun kita semua berada.

“Ibu, Aku ingin makan daging domba.” Ucap seorang anak laki-laki yang tampak sedang memeluk kaki ibunya. Anak kecil berwajah tampan dan memiliki aura unik sendiri padanya, sehingga membuat orang lain tidak dapat menolak kehadirannya.

“Hei, bukankah kemarin kita sudah makan daging? Tidak! Makan daging terus tidak baik untuk kesehatanmu, ibu akan membuat beberapa sayuran untukmu.” Jawab wanita berusia tiga puluh tahun yang tidak lain adalah ibu dari anak itu.

Wajah si anak berubah menjadi jelek saat mendengar ibunya tidak ingin memasak daging untuk dia. Padahal ayahnya sudah berburu dan membawa daging dari hutan tapi ibunya sangat ketat padanya dengan mengatasnamakan kesehatan.

Anak kecil itu melihat ayahnya yang baru pulang dari hutan, dia ingin ayahnya membantu agar ibunya dapat memasak daging. Tapi nyatanya si ayah memalingkan wajah ke arah lain agar tidak diganggu dengan permintaan si anak.

Si anak menyadari kalau ayahnya juga takut kepada si ibu jadi dia hanya dapat menghela nafas dan menyerah untuk meminta bantuan dari ayahnya tersebut.

“Sayang, apa kali ini tidak ada masalah di hutan? Aku dengar kemarin ada yang melihat beruang bertubuh besar sedang berkeliaran di hutan loh!” Tanya si ibu sambil memotong beberapa sayuran di dapur.

“Ah! Aku juga mendengar itu dari teman-temanku, ayah benarkah itu semua?” Si anak juga bertanya dengan rasa penasaran kepada sang ayah.

Tampak pria tampan yang duduk itu berpikir sebentar sebelum mengangguk, benar jika ada beruang besar sebelumnya di hutan tapi setelah hari ini dia tidak menemukan apapun jejak mengenai beruang tersebut di dalam hutan.

Mendengar kalau tidak ada lagi jejak beruang di hutan, hari istrinya lebih lega. Memang desa mereka terbilang sangat kecil hanya ada delapan puluh keluarga hidup disini dan total hanya lebih dari dua ratus orang yang hidup disini. Meski mereka terbilang miskin di dunia luar tapi mereka sangat bahagia dapat hidup di desa kecil yang penuh orang-orang baik. 

"Ibu, ayah, besok aku ingin bermain dengan teman-temanku ke danau. Apa boleh?" Tanya anak berumur delapan tahun itu meminta izin bermain kepada ayah dan ibunya.

Keduanya mengizinkan si anak untuk bermain tapi mereka tetap mengingatkan agar berhati-hati karena masih banyak binatang liar di luar sana yang berbahaya.

"Aku mengerti ayah, aku akan berhati-hati. Tapi besok pagi kita makan daging yah?" 

"Tidak boleh!" Jawab ibunya langsung dengan tegas. Mendengar kata tidak boleh, wajah di anak agak sedih tapi dia juga tidak berdaya karena ayahnya saja tidak berani melawan singa betina di depannya ini.

"Sttt! Sini!" Si ayah memanggil anaknya dengan suara pelan. Dia mendekat ke ayahnya sambil bertanya-tanya kali ini apa yang ingin ayahnya lakukan.

"Jangan melawan ibumu. Besok pagi, sebelum ayah berburu ikutlah bersama ayah! Ayah akan membawamu ke suatu tempat yang bagus," bisik si ayah pada anaknya yang ingin mengajak keluar desa untuk memperlihatkan sesuatu.

"Benarkah? Kalau begitu aku akan menunggu ayah besok pagi di depan rumah!" Jawab si anak bahagia saat ayahnya ingin membawa ke suatu tempat. Si ayah tentu meyakinkan anaknya kalau yang dikatakan tidak ada kebohongan.

"Sudah! Ayo makan," setelah semua makanan siap. Keluarga yang berisi tiga anggota itu pun makan dengan penuh kebahagian di rumah kecil mereka.

Pada keesokan harinya, tepat seperti kata ayah si anak dia membawa ke suatu tempat yang jauh di luar desa. Keduanya berjalan menjauh dari desa tapi di wajah ayah dan anak itu tidak ada rasa takut sedikitpun. Padahal banyak yang bilang hitam berbahaya tapi keduanya seolah sudah terbiasa dengan semua itu.

Sampai di depan tebing, si ayah meletakan tangannya di depan tebing dan sebuah pintu terbuka dengan sendirinya. Anak itu terkejut tapi tidak mengatakan apapun kepada sang ayah. Dia terus mengikuti ayahnya dari belakang dengan mata penuh rasa takjub melihat seluruh isi dalam gua tersebut. 

"Ayah, ini dimana? Kenapa banyak buku dan juga apa itu?" Ta ya si anak melihat berbagai macam buku serta ada banyak perak, emas di dalam gua.

"Ini adalah tempat rahasia ayah! Mulai sekarang ini juga tempat rahasiamu, suatu saat nanti tempat ini pasti berguna untukmu jadi ayah akan mengajarimu cara untuk masuk ke tempat ini!" Jawab si ayah yang akan mengajari anaknya cara untuk masuk ke dalam tempat penuh harta itu.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Achmad Nur Fuady
Author koq yg s2 masih bersambung ?
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap buku baru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   02. Tian Sen

    Anak umur delapan tahun itu pun mengangguk dan ayahnya dengan tenang mengajari anaknya itu seluruh yang dia ingin anaknya pelajari. Satu jam, dua jam, tiga jam pun berlalu, setelah merasa hari sudah mulai naik barulah keduanya pun keluar dari gua dan kembali ke desa. Ayah dari anak itu kembali ke rumah sedangkan anaknya pergi bermain ke danau yang sudah dijanjikan dengan teman-temannya, saat sang ayah sampai di rumah sosok istrinya sudah menunggu menatapnya dengan tatapan dingin.“Kenapa kamu membawa Shen’er kesana?” Tanya sang ibu dengan wajah murung menatap suaminya.“Huf.. Siapa yang tahu masa depan? Setidaknya aku memberikan anak kita pilihan untuk masa depannya! Apa kamu pikir dapat bersembunyi terus dari mereka?” Jawaban dari suaminya membuat sang istri merendahkan kepalanya. Dia paham apa yang dimaksud oleh suaminya itu, sangat paham sampai membuat hatinya sangat sakit memikirkan masalah yang sebenarnya mereka hadapi. Dia tidak masalah jika mati, tapi dia tidak akan terima ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   03. Kemunculan

    “Iya… Paman, tampaknya mereka benar-benar bukan demon. Hm? Kalau begitu apa kita pergi saja? Sepertinya ibu Mingyue memintaku untuk pulang, dan entah kenapa perasaanku sangat tidak enak dengan panggilan tiba-tiba itu!” sahut Pemuda yang bernama Long Zhuting. Dia telah berkelana selama beberapa abad melewati seluruh lorong ruang menuju ke semua dunia yang terhubung. Ketiganya setuju untuk kembali, mereka terbang melewati ruang dan membiarkan kelompok yang tadi melawannya begitu saja. Tapi memang kelompok itu tidak berani mencegah atau marah, mereka bahkan hanya berani mengangkat kepala saat Long Zhuting benar-benar sudah menghilang dari pandangan mereka. Setelah mereka benar-benar tidak lagi merasakan keberadaan anak itu, mereka baru melanjutkan perjalanan menuju dunia awan. Tempat yang menjadi tujuan akhir mereka, bahkan mereka harus segera pergi sebelum semua terlambat untuk mereka. “Mereka itu benar-benar tidak tahu malu, tapi biarlah! Mereka juga tidak melanggar!” Sebenarnya L

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   04. Memutuskan

    Tian Sen terus berjalan mencari petunjuk, meskipun tubuhnya masih kecil dan umurnya juga belum sepuluh tahun. Tapi hatinya benar-benar kuat bahkan jika melihat mayat yang hangus di dalam lautan api pun tidak membuatnya menjadi takut dengan semua itu. Dia terus melangkah, satu demi langkah terus dia lalui dan setiap dia melangkah akan ada mayat hangus atau bagian tubuh yang terlihat di matanya. Dan semakin dia terus melangkah, Tian Sen menemukan beberapa sosok yang di ikat dengan tubuh penuh luka dan di tengah-tengah beberapa sosok itu ada satu orang tua yang masih tampak bernafas. Saat melihat orang tua itu Tian Sen langsung mempercepat langkahnya, setelah lama melangkah di desa akhirnya Tian Sen menemukan satu orang hidup. Meski hanya satu dia ingin menyelamatkan satu orang itu apapun yang terjadi apalagi sosok itu adalah kepala desa tua yang sering berkunjung ke rumahnya.“Kepala desa, kakek!” Tian Sen berhasil menurunkan pria tua itu dengan susah payah. Dia juga mencoba mengikat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   05. Kehidupan di Restoran

    Tujuh tahun berlalu sejak hari dimana desa tempat tinggal Tian Sen di hancurkan, sekarang anak yang tadi belum berumur sepuluh tahun telah menjadi pemuda berumur lima belas tahun. Dia bekerja di sebuah restoran pada kota yang berukuran cukup besar dengan posisi tingkat menengah dalam kerajaan Chu. Kehidupan kecilnya kembali dengan kebahagian tapi hatinya masih tetap dalam kesedihan, meskipun di luar dia melayani banyak tamu dengan senyuman kadang ada hari dimana Tian Sen akan diam dan tampak murung sendiri. Nyonya pemilik restoran yang membawa Tian Sen bekerja di restorannya pun sadar kebiasaan Tian Sen itu tapi dia tidak mengatakan apapun karena yakin ada alasan Tian Sen bersikap aneh. “Tian Sen, setelah kamu mengurus yang Disana cobalah untuk membantu kakak Mu di dapur!” Ucap nyonya yang baru saja meletakan pesanan tamu di meja. “Baik bibi!” Tian Sen dengan senang hati pergi ke dapur dan membantu seorang wanita yang lebih tua darinya membersihkan tempat makan kotor. Wanita muda

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   06. Pendaftaran

    Pada akhirnya TIan Sen tidak punya pilihan selain ikut pergi ke esokan harinya dengan kakaknya untuk mendaftar, mereka sampai di depan tempat pendaftaran yang dibuka pada tempat rumah wali kota. Saat mereka berjalan Tian Sen melihat beberapa orang yang dia kenal, itu adalah orang-orang yang dipukul olehnya, meski orang-orang itu marah tapi tidak ada yang berani mendekati Tian Sen setelah apa yang mereka alami sebelumnya. “Tidak ada yang menarik disitu, mereka berasal dari luar kota kita dan tampaknya memang berasal dari keluarga bangsawan tapi tidak besar!” Jelas kakak TIan Sen mengatakan asal usul dari pemuda yang merusak restoran mereka saat itu, dia tahu hal tersebut setelah penjaga kota membicarakan mereka dengan ibunya. Penjaga kota menjelaskan kalau sebenarnya sudah ada peraturan yang melarang peserta membuat masalah di kota mereka tapi kadang anak-anak muda itu merasa diri mereka lebih baik dari yang lain dan karena kota mereka juga tidak pernah ada perwakilan menuju akademi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   07. Mempelajari teknik tingkat menengah

    Kalung pemberian sang ibu yang memiliki arti besar meski hanya setengah dari kalung itu ada pada Tian Sen, dia yakin kalau orangtuanya masih hidup meskipun dia sendiri tidak tahu dimana mereka sekarang berada. Tian Sen membuka buku teknik seni beladiri dan mencoba beberapa teknik yang berhubungan dengan pukulan dan gerakan, itu dia lakukan karena memang dia sendiri tidak cukup cocok menggunakan senjata saat ini dan lagi memang Tian Sen memang tidak punya senjata padanya. “Teknik tinju singa api? Hm, ini sepertinya cocok dan ada lagi langkah bayangan, sepertinya ini teknik umum jadi tidak masalah bukan? Dan lagi ini hanya di Class menengah jadi tidak akan mungkin menjadi masalah selama tes! Yah.. itupun jika aku lulus sih,” Tian Sen dengan tenang membaca buku teknik itu di dalam kamarnya, dia benar-benar jatuh dalam diri sendiri selama mempelajari teknik tinju api. Di dalam buku teknik seni beladiri, ada tiga tingkat dalam setiap dilatih tingkat dasar, menengah dan sempurna. Tian S

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   08. Menolak tawaran dari raja

    Di pagi hari setelah semua buka, suasana di restoran menjadi ramai dan itu membuat semua karyawan serta Tuan Sen menjadi sibuk sampai siang hari pun Tian Sen tidak henti-hentinya berada di dapur tanpa istirahat. Bibi dan kakaknya berada di luar dapur bertugas melayani pelanggan, Tian Sen juga bertugas menjadi koki sehingga kesibukannya menjadi dua kali lipat. Tidak terasa siang hari sudah lewat setelah tidak sadar beberapa orang masuk ke dalam, saat sang bibi melihat empat orang itu segera datang dan membawa mereka ke lantai dua. Dimana tamu itu benar-benar diletakkan pada tempat yang khusus oleh sang bibi, Tian Sen tidak tahu hal tersebut dan masih sibuk di dapur sampai sang kakak datang untuk berbicara dengan Tian Sen. “Mereka tamu wali kota, tampaknya datang kesini karena saran paman We. Paman We terlalu baik bukan kepada kita?”“Iya, paman We selalu seperti itu. Dia selalu membantu keluarga kita dengan cara berbeda, yah… mungkin itu karena bibi!” Tian Sen mengerti kenapa Walikot

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   09. Sebuah keluarga

    Melihat betapa seriusnya walikota, jenderal Ning hanya dapat menghela nafas tidak berdaya. Kali ini dia tidak bisa memaksa pria tersebut untuk terus ikut dengannya tapi ini sudah yang terakhir kalinya bagi raja memberikan kesempatan pada kota ini, setelah tes dan tidak ada yang layak maka kota ini akan di turunkan ke tingkat rendah meskipun kehidupan disini jauh lebih baik daripada kota-kota di level tersebut. Bagi kerajaan Chu bakat sangat penting apalagi dari begitu banyaknya kerajaan yang saat ini ada, mereka telah jatuh ke posisi yang lemah selama puluhan tahun. Karena itulah sejak saat jatuhnya posisi kerajaan, Raja memutuskan memberikan kesempatan bagi bakat muda di dalam negaranya untuk maju.“Walikota, ingatlah kalau ini kesempatan terakhir kota dalam memilih bakat! Jika sampai tidak ada satu bakat yang layak maka raja memutuskan semua sumber daya untuk kota ini. Bukan hanya kamu, tapi bahkan semua rakyat disini akan jatuh pada posisi rendah dalam negara!” Di mata jenderal Nin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08

Bab terbaru

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   225. Masalah di arena perang

    “Keindahan ini akan tetap selamanya terjaga, sampai hari dimana kalian semua harus bertarung melawan makhluk asing lagi. Hiduplah dengan baik di alam petir ini! Tidak, hiduplah di lima alam ini.” Naga petir melambaikan tangannya lalu empat alam lain yang sebelumnya tidak terhubung di tarik ke alam petir oleh Naga petir. Sesuatu hal yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh seorang immortal sekalipun tapi bagi naga petir yang meski kekuatannya di segel. “Saudaraku…. Semoga kamu tenang disana!” “Ahhhhhhhhh…..!” Tian Sen yang sudah di lempar keluar ternyata jatuh dari ketinggian. Dan saat dia jatuh, bunyi yang keras menghantam tanah membuat Ju Ling'er menutup matanya. BOOOOOMMM… “Bajingan! Naga bajingan, sialan! Wajah saja yang tampan tapi sikap nol!” Teriak Tian Sen sangat kesal dengan yang dilakukan oleh naga petir. Jika memang tidak suka maka ia sudah siap untuk pergi dan tidak perlu baginya melempar begitu keras ke dalam portal. Apalagi dengan lemparan yang bahkan lebih keras saat

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   224. Pergilah!

    BOOOOOMMM…“Apa yang kau lakukan?” Tian Sen tiba-tiba saja di pukul dan di buat terbang oleh naga petir sehingga ia marah dan menatap balik naga petir dengan penuh emosi. Bagaimana bisa ia diserang pada saat sudah membantu menjaganya agar tidak diganggu oleh monster lain? Seharusnya berterima kasih tapi malah tidak berterima kasih padanya. Naga petir melihat Tian Sen marah ingin memukulnya kembali, karena sekarang segelnya sudah terbuka dan ranahnya jauh lebih tinggi dari Tian Sen tentu dapat melakukan apapun pada bocah itu.“Meski aku telah berjanji pada saudaraku untuk melatihmu tapi Jika kamu ingin mati maka terus saja bicara. Aku akan senang hati untuk membunuhmu sekarang!” Kata naga petir yang melepaskan auranya sehingga Tian Sen langsung terdiam saat merasakan aura sekuat itu. Jelas tadi kekuatan mereka sama tapi kenapa tiba-tiba naga petir memiliki kekuatan yang lebih kuat darinya? “(Apa segel disini melonggar? Sialan, kalau begini aku bisa saja mati olehnya!) tunggu, melatihk

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   223. Selamat jalan saudara

    “Apa maksudmu? Apa mereka punya ahli yang lebih kuat?” Tanya naga petir yang terkejut mendengar kalau makhluk asing jauh lebih kuat dari mereka. Padahal selama ini mereka selalu dapat memukul mundur makhluk asing yang datang ke dunia ini tapi kenapa mereka bisa kalah? Dewa petir mengatakan kalau mereka tidak kalah dalam perang itu hanya saja mereka seimbang dengan makhluk asing tentu seimbang karena dewa petir dan tiga dewa terkuat lain termasuk seorang leluhur suku Phoenix mengorbankan diri untuk menutup ruang masuk ke dunia mereka. Sekarang, dunia atas sudah tertutup tapi segel tidak akan bertahan lama, itu akan terbuka di masa depan dan yang lebih membuat dewa petir khawatir adalah musuh yang dia segel. Kekuatannya tidak terduga bahkan dia sangat sulit untuk menyegel musuh itu, jika sampai lepas dia tidak tahu apakah masih ada yang dapat bertahan atau tidak dari invasi makhluk asing.“Sesulit itu? Lalu… Apa yang harus aku lakukan sekarang? Menjadi pemimpin umat manusia?” Tanya Nag

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   222. Teman lamaku

    “Tentu saja aku bisa memberitahu kalian tapi beritahu aku dulu alasan kenapa kalian mencari naga petir. ITu membuatku sangat tertarik dengan kalian!” Balasan dari Dewa petir sangat sederhana dan dia juga tampak sangat tertarik dengan persoalan naga petir. Bagaimana bisa naga yang sudah lama keluar dari suku naga di cari oleh suku naga lagi? Padahal jelas kalau naga petir bukan sosok yang terlalu berguna bagi mereka. Tentu itu hanya pikiran dari dewa petir bukan dari pihak suku naga sendiri sehingga dia masih merasa sangat penasaran dengan keinginan suku naga mengenai naga petir. “Sebenarnya dia kami butuhkan untuk membantu leluhur memulihkan dirinya, kamu tahu suku leluhur kami memiliki masalah setelah bertarung dengan mereka dan hanya darah naga petir dapat menyembuhkan leluhur kami.” Perkataan dari suku naga jelas sekali kalau itu bukan meminta bantuan pada naga petir tapi meminta naga petir berkorban untuk leluhur naga. Mengekstrak darah naga petir lalu menjadikannya sebagai obat

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   221. Kekalahan naga petir

    BOOOOOMMM…“Puf!!! AGH!” Dari jauh, kabut menutupi kedua sosok tersebut yang membuat mata mereka tidak tahu siapakah pemenang dari pertarungan gila itu? Mereka hanya dapat melihat tubuh jatuh ke bawah dengan kecepatan yang cepat. Dan bunyi keras yang terdengar di telinga mereka, saat melihat dengan hati-hati sosok yang jatuh itu adalah naga petir di ikuti dengan Tian Sen yang juga jatuh setelahnya. Armor, tombak, dan sayap Tian Sen menghilang sehingga tubuh Tian Sen mengalami benturan yang cukup keras. Membuatnya langsung memuntahkan darah setelah jatuh meskipun ia masih sadar setelah jatuh begitu tinggi dari udara. Melihat pemenang telah muncul, semua monster hanya diam dan tidak lagi paham apa yang akan terjadi pada mereka? Mereka hidup karena bantuan naga petir yang juga adalah beast kuno. Atau mungkin menjadi leluhur tertua dalam clan naga yang kekuatannya melebihi bayangan dewa sekalipun.“Menang, anak itu ternyata memang! Hahahaha, dewa petir, dewa mental, kalian benar-benar pu

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   220. Mencapai akhir pertarungan

    “Bagus, aku suka caramu yang bersemangat itu. Daripada sebelumnya aku ingin melihat kekuatan asli dari naga petir, tunjukan padaku wahai Thunder Dragon Long Shan!” Ucap Tian Sen melepaskan semua auranya yang sudah benar-benar menggunakan kekuatan api, petir dan energi mental.BOOOOOMMM.. ROOAAAARRRRRR…. BOOOOOMMM….Tian Sen dan naga petir bentrok dengan sangat keras, keduanya kali ini tidak menahan diri dan melepaskan niat membunuh mereka sepenuhnya. Pertarungan yang gila menyebabkan langit serta badai datang ke alam petir, bahkan tiga dewa yang tersisa melihat itu semua dengan takjub. Tampaknya memang benar pewaris dari dewa petir bukanlah pemuda biasa, dapat bersaing dengan naga petir lalu bertarung dengan gila di dalam hutan petir sudah cukup menunjukan bakatnya bahkan jauh lebih baik daripada pewaris dewa pedang ataupun Ju Ling'er yang disebut sebagai jenius luar biasa dari kerajaan super. Ju Ling'er sendiri bahkan tidak tahu harus menyebut Tian Sen apalagi setelah melihat sendi

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   219. Tian Sen Vs naga petir part.2

    “Ho? Kau disebut sebagai dewa naga petir dulunya, tapi tidak bisa melihat darah dalam tubuhku. Apa ini yang kamu dapatkan setelah terkurung lama disini? Benar-benar pemborosan besar dan kesalahan besar bagi dewa petir!” Balas Tian Sen dengan nada sombong dan penuh hinaan terhadap naga petir yang jelas-jelas sudah marah bertambah sangat marah saat mendengar ucapan Tian Sen yang kurang ajar itu. Dia selama ini hidup dengan baik sebelum dewa petir mengurungnya, meskipun terpisah dari clan naga tapi dia tidak peduli hal itu bahkan saat di buru naga petir hanya melawan lalu pergi bersembunyi di dalam hutanm Hanya dewa petir yang datang dan mengurungnya di dalam hutan membuatnya sangat marah serta membenci manusia yang serakah. Apalagi semenjak di kurung meski hidupnya tidak berada dalam bahaya, dia tidak dapat kembali ke dunia asalnya dan tidak dapat kebebasan yang selalu dia inginkan selama ini. Perang besar pun dia tidak membantu clan nya yang mungkin membuatnya menjadi musuh dari clan

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   218. Tian Sen vs naga petir

    BOOOOOMMM…“Kau datang bajingan, Pewaris dewa petir sialan!” Teriak monster yang ada di dalam kegelapan. Tian Sen dengan armor dewa petir dan tombak Thunder Dragon berdiri dengan aura yang juga tidak kalah kuat dengan monster itu. Meski Tian Sen sudah melihat dalam ingatan seperti apa monster itu tapi ternyata ia masih terkejut saat melihat kepala dari monster tersebut. Kepala naga dan tubuh yang sangat besar serta panjang, di tambah empat kaki yang juga dua di antaranya adalah cakarnya. Naga itu memiliki warna yang gelap tapi ada garis ungu di sepanjang tubuhnya dan matanya berwarna ungu membedakan dari naga biasa lain.“Kau disebut sebagai Thunder Dragon, pembawa kehancuran. Apa kamu merasa teraniaya ditempatkan disini?” Tanya Tian Sen menatap naga petir dengan tatapan dingin. Tombaknya juga terhubus ke arah naga petir menjelaskan kalau ia tidak akan segan untuk melawan naga petir yang sekarang bukan lagi Thunder dragon god. “Bajingan kecil, kau bahkan belum lahir saat aku mengibas

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   217. ingin menjadikannya kakak iparku!

    BOOOOOMMMMMMMTiba-tiba Tian Sen terbang dengan sayap petirnya ke udara, dan tubuhnya tidak ada luka ataupun goresan yang berlebihan. Ia malah terlihat tersenyum menatap kerumunan begitu banyak monster yang saat ini sudah tidak terlalu banyak seperti sebelumnya. Saat melihat TIan Sen keluar dari pengepungan dan ledakan monster pria dengan pedang agak terdiam. DIa lalu menepuk keningnya dengan perasaan yang agak malu sambil mengingat nama God of Thunder di mata semua dewa di dunia mereka dulu. Jika dewa petir saja dapat melakukannya, bagaimana mungkin penerus yang sangat sulit didapatkan ini tidak dapat menghadapi monster-monster yang tingkatnya hanya di bawah tingkat empat. “Aku lupa, dia adalah dewa yang membantai jutaan monster dengan dirinya sendiri. Kalau dia bisa, bagaimana orang pilihannya tidak bisa melakukan juga? Bukankah dia juga sudah mendapatkan warisan dari dewa mental? Akan buruk jika dia kalah!” Ucap Dewa pedang setelah memikirkan bagaimana dewa petir dulu berurusan de

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status