Tujuh tahun berlalu sejak hari dimana desa tempat tinggal Tian Sen di hancurkan, sekarang anak yang tadi belum berumur sepuluh tahun telah menjadi pemuda berumur lima belas tahun. Dia bekerja di sebuah restoran pada kota yang berukuran cukup besar dengan posisi tingkat menengah dalam kerajaan Chu.
Kehidupan kecilnya kembali dengan kebahagian tapi hatinya masih tetap dalam kesedihan, meskipun di luar dia melayani banyak tamu dengan senyuman kadang ada hari dimana Tian Sen akan diam dan tampak murung sendiri. Nyonya pemilik restoran yang membawa Tian Sen bekerja di restorannya pun sadar kebiasaan Tian Sen itu tapi dia tidak mengatakan apapun karena yakin ada alasan Tian Sen bersikap aneh.
“Tian Sen, setelah kamu mengurus yang Disana cobalah untuk membantu kakak Mu di dapur!” Ucap nyonya yang baru saja meletakan pesanan tamu di meja.
“Baik bibi!” Tian Sen dengan senang hati pergi ke dapur dan membantu seorang wanita yang lebih tua darinya membersihkan tempat makan kotor.
Wanita muda itu mengobrol dengan Tian Sen sambil bekerja, mereka juga kadang tersenyum dan tertawa bersama seolah apa yang mereka bicarakan sangat menarik.Bahkan beberapa koki di dapur sangat perhatian kepada Tian Sen sehingga kehidupannya yang sangat buruk dulu menjadi lebih baik.
Di siang harinya setelah Tian Sen membereskan semuanya, beberapa pemuda datang ke restoran itu sambil memasang ekspresi marah. Nyonya restoran yang sadar siapa mereka langsung mendekat dan menawarkan tempat bagus bagi enam orang pemuda yang baru saja datang itu.
Tian Sen melihat para pemuda yang datang hanya diam sembari melanjutkan pekerjaannya, dia sudah tahu kalau anak muda itu adalah anak-anak yang akan mengikuti tes masuk ke dalam sekte Shenlin yang terkenal tentu saja mereka harus masuk akademi dahulu sebelum itu.
Dan Sekte ini yang lebih kuat dari kerajaan tapi tahap pendaftarannya cukup sulit, pertama mereka harus menjadi perwakilan kota ini lalu mereka akan dibawa ke ibukota kerajaan untuk melakukan seleksi masuk akademi, disana mereka akan menjadi murid akademi sampai batas usia dan kekuatan yang ditentukan oleh akademi agar bisa ikut tes sekte Shenlin.
Lalu disana mereka akan disaring untuk jadi perwakilan dari kerajaan Chu tentu saja itu hanya sebagai perwakilan bukan sebagai murid. Nantinya mereka harus mengikuti ujian masuk lagi di sekte Shenlin untuk menentukan posisi mereka nanti disana.
“Nah, kenapa kamu tidak mencoba mendaftar? Katanya pendaftaran kali ini hanya menguji bakat seseorang dan jika bakatmu bagus mungkin kamu bisa jadi cultivator, dan tidak perlu lagi untukmu bekerja seperti ini adik Sen!” Ucap wanita yang umurnya lebih tua dari Tian Sen itu sambil mencuci piring di samping Tian Sen.
Tian Sen hanya membalas dengan senyuman saja, dia tentu saja ingin tapi berpikir selama lebih tujuh tahun ini bibi dan kakak perempuan ini merawatnya dengan baik. Meninggalkan mereka benar-benar membuat Tian Sen sedikit tidak tega dan juga dirinya meski ingin berlatih entah kenapa selama tujuh tahun tidak ada hasil yang didapatkan bahkan dengan bantuan buku seni beladiri dari ayahnya.
Karena itu meski Tian Sen mencoba dengan keras dia hanya bisa mencapai ranah Tempered body tingkat satu meski dibilang bagus diantara manusia tapi tetap tidak mungkin dapat cocok dengan kualifikasi tes tersebut.
“Apa ini? Yang aku inginkan adalah anggur dengan usia dua puluh tahun kenapa kamu memberikanku anggur biasa? Apa kamu pikir anggur ini layak untukku?”
Tiba-tiba Tian Sen mendengar suara seorang pria marah dari ruang makan tamu. Melihat ke sumber suara, dia melihat kalau bibi yang merawatnya tengah berlutut dengan ketakutan di bawah kaki pria muda yang baru saja datang. Di bawah kakinya ada bekas botol anggur yang dipecahkan oleh pemuda itu karena marah tidak sesuai dengan keinginannya, Tian Sen yang melihat hal itu ingin mendekat tapi dia dicegah oleh wanita yang ada di sampingnya.
“Jangan kesana, Berbahaya!” Ucap wanita muda itu takut Tian Sen melakukan sesuatu yang gila.
Dia sudah melihat hal ini terjadi setiap hari jadi dia yakin kalau ibunya akan baik-baik saja tapi Tian Sen sebagai laki-laki tentu tidak dapat menerima hal itu, bibi yang dianggapnya sebagai seorang ibu dilukai oleh pemuda yang bahkan tidak tahu asalnya. Juga, meski pemuda itu adalah orang dari keluarga besar Tian Sen tidak akan takut sama sekali untuk membela bibinya tersebut.
Sang bibi terus meminta maaf dengan sopan sambil berlutut ke arah pemuda tersebut tapi jelas hal itu tidak membuat pemuda senang maupun menerima permintaan maaf dari bibi itu.
Dia menendang keras sang bibi sehingga menabrak meja di depannya, hal itu membuat Tian Sen dan wanita muda langsung berlari untuk melihat keadaan sang bibi. Mereka melihat lengan dan kaki bibi terkilir dan ada darah di mulutnya yang tidak bisa Tian Sen tahan, kemarahan melonjak dalam hati Tian Sen dan dengan hati-hati dia membantu bibi itu berdiri.
“Hei, wanita! Aku akan menghancurkan restoran mu jika kamu bersikap seperti ini. Kami ini adalah putra dari bangsawan dan calon perwakilan dari kota ini menuju ibukota, jika kamu tidak bisa bersikap sopan di depan kami maka terimalah konsekuensinya!” Ucap pria yang menendang bibi Tian Sen itu dengan terus terang mengancam.
Hal itu menjadi tontonan dan bahan pembicaraan bagi orang-orang yang melihat di restoran tersebut, mereka tidak mungkin bisa membela Tian Sen karena orang yang dihadapi adalah bangsawan serta calon peserta yang akan ikut dalam kontes perwakilan kerajaan Chu sendiri.
Tian Sen melihat pemuda itu tidak hanya tidak meminta maaf atau bahkan menghentikan kesombongannya, Membuat langkah besar dengan berdiri di depan sang bibi dengan tatapan marah dalam diam.
Melihat itu sang bibi berusaha menahan Tian Sen tapi sekarang dia melihat pemuda yang dirawatnya seperti anak itu telah menjadi menakutkan saat marah. Hal ini mirip saat dia dulu menolong Tian Sen di luar kota atau lebih tepatnya di antara perbatasan hutan dengan jalan menuju kota.
“Hei, kau mau menjadi pahlawan anak muda? Apa kamu tidak tahu siapa aku? Aku ini adalah anak dan calon….”
BOOOOOOOMMMMMMM
Sebelum dia selesai berbicara tinju Tian Sen sudah melayang dan membuatnya di terbangkan dengan satu pukulan hingga menabrak dinding restoran itu sampai keluar dari restoran.
Hal yang dilakukan Tian Sen mengejutkan orang-orang di sekitar bahkan kawan dari pemuda tadi juga terkejut dengan apa yang mereka lihat. Seorang pemuda biasa benar-benar dapat menerbangkan seorang kultivator di ranah Tempered body tingkat kedua, dimana hal ini pernah mereka lihat? Meskipun pemuda tadi tidak siap tapi seharusnya tidak seperti ini jadinya.
“Kalian semua terlalu berisik! Keluarlah dan jangan ganggu toko bibiku, jika kalian tidak ingin makan pergi! Disini bukan restoran kelas atas yang seharusnya dikunjungi oleh pemuda bangsawan seperti kalian!”
Melihat Tian Sen marah, ibu dan anak itu buru-buru untuk menghentikan Tian Sen karena mereka jelas emosi pemuda di depan mereka ini jauh daripada emosi anak umumnya.
Tapi meski begitu Tian Sen tetap marah dan ingin menghukum orang-orang yang melecehkan bibinya, dia sudah dirawat oleh sang bibi dari saat kehilangan orangtua sampai sekarang berumur lima belas tahun. Jadi sebagai seorang pemuda dia harus menjaga bibinya dan membalas perlakuan baik dari saudarinya juga, karena itulah Tian Sen sangat marah saat melihat orang lain memperlakukan sang bibi dengan kasar dan tidak bertanggung jawab.
Meski dia sadar kalau yang kuat dapat melakukan apapun dengan mereka tapi tidak seperti itu seharusnya prinsip yang harus mereka banggakan. Yang kuat ada untuk melindungi yang lemah dan yang kuat juga harus bersikap adil kepada mereka yang lemah, hanya saja meski Tian Sen merasa prinsip itu bagus tapi tidak ada yang akan melakukan hal itu disini.
Dari pandangan orang-orang saja Tian Sen bisa melihat jelas kalau mereka tidak peduli dengan anggota keluarganya.
“Pergilah! Jangan kembali kesini, jika kamu berani kembali aku Tian Sen akan membuatmu menyesal karena sikap sombongmu itu!” Ucap Tian Sne mengusir orang-orang bodoh itu dari hadapannya serta sang bibi.
Mereka yang membuat masalah disana segera kabur membawa saudara-saudara mereka yang terluka, bagaimanapun mereka berada di wilayah orang lain tidak pantas membuat masalah lebih dari itu sekarang.
Saat Tian Sen melihat mereka pergi, dia baru menghela nafas sambil tersenyum kepada sang bibi. melihat anak muda ini tersenyum dan kelakuannya tadi sang bibi hanya dapat menggelengkan kepala, sejak Tian Sen datang hidup keluarga mereka mulai berubah lebih baik. Tian Sen juga bukan anak yang nakal, dia sangat baik dan patuh kepada mereka sehingga keduanya benar-benar membawa Tian Sen ke dalam keluarga sampai sekarang.
Tidak ada yang sadar kalau di restoran lantai dua dimana posisi yang dapat melihat kejadian di luar tadi dengan baik ada beberapa sosok yang terkejut dan kagum dengan Tian Sen. Mereka tidak menyangka kalau ada satu bibit bagus di depan mata, dan bibit itu juga belum mekar tapi sudah lebih baik dari yang lain sehingga mereka memandang penuh semangat kepadanya.
“Bagaimana? Apa dia layak?” Tanya seorang pria paruh baya menatap ke arah empat lainnya.
“Jangan tanya padaku, tadi aku hanya melihat kalau kekuatan fisiknya jauh lebih kuat dari cultivator di tempered body tingkat ketiga. Tentu itu bagus hanya saja jika hanya mengandalkan kultivasi fisik saja tidak layak membawanya kepada kita!” Sahut seorang wanita cantik yang meragukan kemampuan Tian Sen tadi.
Tidak disangka kalau pandangan wanita itu akan berbeda dengan mereka, awalnya mereka berpikir kalau pria muda itu layak untuk diikutkan tapi setelah dua di antara mereka menolak pada akhirnya mereka hanya melihat semua dalam diam. Hanya saja pandangan beberapa dari mereka tampak jelas menyukai sifat anak tersebut sehingga mereka memang berencana untuk melihat apakah nanti anak itu akan datang atau tidak.
“Menarik! Pemilihan untuk kerajaan Chu akan sangat menarik nantinya, tapi aku penasaran apakah dia akan ikut atau tidak?” Pria yang tampak tertarik dengan Tian Sen itu benar-benar sangat menyukai sifat, keberanian dan ketenangan Tian Sen tersebut.
Jika bisa, dia ingin membawa Tian Sen langsung tapi dia tidak tahu apakah Tian Sen layak atau tidak di berikan izin khusus untuk masuk ke akademi kerajaan Chu sebagai perwakilan nanti di dalam sebuah turnamen besar.
Mungkin banyak yang berpikir menang dan pergi ke ibukota bisa langsung menjadi perwakilan tapi yang sebenarnya itu tidaklah benar, mereka harus masuk ke dalam akademi kerajaan lalu bakat mereka akan di latih disana. Dan turnamen yang di besar-besarkan itu memiliki aturan tersendiri tidak semua perwakilan yang di pilih setiap wilayah bisa masukin bahkan jika mereka berbakat di kota tapi di akademi juga mereka hanyalah seekor nyamuk yang bisa kapan saja di bunuh oleh saingan disana.
Tian Sen tidak tahu kalau dirinya sudah di perhatikan oleh orang lain, dia masih sibuk membantu bibi serta kakaknya di dalam rumah tanpa peduli pandangan orang dengannya.
Masalah yang seperti itu sudah sering terjadi dalam kota kecil tersebut dan bibi memiliki hubungan baik dengan walikota disini, jadi mereka masih aman untuk melakukan hal tadi serta alasan bibi bisa membangun restoran seperti ini juga karena orang dari pihak bibi. Itu juga yang membuat Tian Sen sangat berani untuk bertindak tanpa berpikir panjang saat melihat sang bibi di aniaya di depan matanya.
Sore pun berlalu, saat malam berangsur turun, Tian Sen membantu menutup restoran sambil berekspresi bahagia karena malam ini dia serta bibinya makan bersama.
“Sen’er, katakan pada bibi apa kamu benar-benar tidak ingin ikut tes untuk jadi perwakilan kota? Kamu anak kota ini dan jika kamu yang terpilih maka kota kita bisa menjadi bangga loh!” Ucap sang bibi benar-benar berharap pemuda yang dia anggap anak ini bisa melebarkan sayapnya.
Dia tahu kemampuan Tian Sen lebih dari siapapun, bakatnya juga tidak buruk atau lebih tinggi dari anak-anak di kota ini jadi itu membuat dia yakin kalau Tian Sen bisa saja diterima berlatih di dalam akademi kerajaan Chu.
Tian Sen menundukan kepalanya, memang pada kenyataannya dia punya kemampuan yang lebih tapi entah kenapa kultivasinya tidak pernah naik bahkan setelah dia memakai pill yang ditinggalkan oleh orangtuanya. Meski begitu anehnya fisik yang dia miliki malah lebih kuat dibandingkan kultivasi yang dia miliki, itulah yang membuat Tian Sen lebih kuat dari pemuda yang membuat ulah sebelumnya.
“Bibi, aku….”
“Benar adik! Kamu harus ikut kakak akan mendaftarkan kamu besok jangan menolak dan kembangkan bakatmu. Wah, jika aku memiliki adik seorang abadi bukankah nama keluarga kita akan naik? Hehehehehe, Apa mungkin aku bisa jadi seorang nona besar?”
Tian Sen ingin menolak tapi saat melihat saudari yang begitu membayangkan masa depan indah membuat Tian Sen langsung menghilangkan penolakan itu.
Apalagi dia melihat kalau bibinya juga senang mendengar hal tersebut, bibi itu juga berharap kalau suatu saat nanti Tian Sen bisa membawa nama untuk keluarga mereka dan mengubah hidup mereka jauh lebih baik. Melihat keduanya tertawa bahagia, Tian Sen ikut tersenyum dan mulai makan diatas meja makan yang saat ini sudah ada makanan enak disana.
“Yah, aku akan mencobanya jika mereka benar-benar mau aku ikut. Lagian apa aku bisa menolak permintaan mereka berdua juga? Sulit!”
Pada akhirnya TIan Sen tidak punya pilihan selain ikut pergi ke esokan harinya dengan kakaknya untuk mendaftar, mereka sampai di depan tempat pendaftaran yang dibuka pada tempat rumah wali kota. Saat mereka berjalan Tian Sen melihat beberapa orang yang dia kenal, itu adalah orang-orang yang dipukul olehnya, meski orang-orang itu marah tapi tidak ada yang berani mendekati Tian Sen setelah apa yang mereka alami sebelumnya. “Tidak ada yang menarik disitu, mereka berasal dari luar kota kita dan tampaknya memang berasal dari keluarga bangsawan tapi tidak besar!” Jelas kakak TIan Sen mengatakan asal usul dari pemuda yang merusak restoran mereka saat itu, dia tahu hal tersebut setelah penjaga kota membicarakan mereka dengan ibunya. Penjaga kota menjelaskan kalau sebenarnya sudah ada peraturan yang melarang peserta membuat masalah di kota mereka tapi kadang anak-anak muda itu merasa diri mereka lebih baik dari yang lain dan karena kota mereka juga tidak pernah ada perwakilan menuju akademi
Kalung pemberian sang ibu yang memiliki arti besar meski hanya setengah dari kalung itu ada pada Tian Sen, dia yakin kalau orangtuanya masih hidup meskipun dia sendiri tidak tahu dimana mereka sekarang berada. Tian Sen membuka buku teknik seni beladiri dan mencoba beberapa teknik yang berhubungan dengan pukulan dan gerakan, itu dia lakukan karena memang dia sendiri tidak cukup cocok menggunakan senjata saat ini dan lagi memang Tian Sen memang tidak punya senjata padanya. “Teknik tinju singa api? Hm, ini sepertinya cocok dan ada lagi langkah bayangan, sepertinya ini teknik umum jadi tidak masalah bukan? Dan lagi ini hanya di Class menengah jadi tidak akan mungkin menjadi masalah selama tes! Yah.. itupun jika aku lulus sih,” Tian Sen dengan tenang membaca buku teknik itu di dalam kamarnya, dia benar-benar jatuh dalam diri sendiri selama mempelajari teknik tinju api. Di dalam buku teknik seni beladiri, ada tiga tingkat dalam setiap dilatih tingkat dasar, menengah dan sempurna. Tian S
Di pagi hari setelah semua buka, suasana di restoran menjadi ramai dan itu membuat semua karyawan serta Tuan Sen menjadi sibuk sampai siang hari pun Tian Sen tidak henti-hentinya berada di dapur tanpa istirahat. Bibi dan kakaknya berada di luar dapur bertugas melayani pelanggan, Tian Sen juga bertugas menjadi koki sehingga kesibukannya menjadi dua kali lipat. Tidak terasa siang hari sudah lewat setelah tidak sadar beberapa orang masuk ke dalam, saat sang bibi melihat empat orang itu segera datang dan membawa mereka ke lantai dua. Dimana tamu itu benar-benar diletakkan pada tempat yang khusus oleh sang bibi, Tian Sen tidak tahu hal tersebut dan masih sibuk di dapur sampai sang kakak datang untuk berbicara dengan Tian Sen. “Mereka tamu wali kota, tampaknya datang kesini karena saran paman We. Paman We terlalu baik bukan kepada kita?”“Iya, paman We selalu seperti itu. Dia selalu membantu keluarga kita dengan cara berbeda, yah… mungkin itu karena bibi!” Tian Sen mengerti kenapa Walikot
Melihat betapa seriusnya walikota, jenderal Ning hanya dapat menghela nafas tidak berdaya. Kali ini dia tidak bisa memaksa pria tersebut untuk terus ikut dengannya tapi ini sudah yang terakhir kalinya bagi raja memberikan kesempatan pada kota ini, setelah tes dan tidak ada yang layak maka kota ini akan di turunkan ke tingkat rendah meskipun kehidupan disini jauh lebih baik daripada kota-kota di level tersebut. Bagi kerajaan Chu bakat sangat penting apalagi dari begitu banyaknya kerajaan yang saat ini ada, mereka telah jatuh ke posisi yang lemah selama puluhan tahun. Karena itulah sejak saat jatuhnya posisi kerajaan, Raja memutuskan memberikan kesempatan bagi bakat muda di dalam negaranya untuk maju.“Walikota, ingatlah kalau ini kesempatan terakhir kota dalam memilih bakat! Jika sampai tidak ada satu bakat yang layak maka raja memutuskan semua sumber daya untuk kota ini. Bukan hanya kamu, tapi bahkan semua rakyat disini akan jatuh pada posisi rendah dalam negara!” Di mata jenderal Nin
“Paman, aku tidak pernah berpikir kamu mengecewakan siapapun! Aku malah merasa kalau paman benar-benar pria yang luar biasa karena bisa mempertahankan tekad dan menjunjung tinggi janji paman. Aku malah cemburu dengan paman!” Sahut Tian Sen sambil tersenyum dengan ekspresi yang bangga melihat walikota dapat mempertahankan semua itu hanya karena janjinya tersebut. Padahal dia bisa saja mendapatkan semua setelah tawaran dari raja Chu semakin meningkat tapi pada kenyataannya walikota tidak pernah menerimanya.“Hahaha, anak yang baik! Pikiranmu bahkan lebih luar biasa dari anak muda seusiamu, kamu benar nak. Kita memiliki mimpi, tapi kita harus punya tekad dan kerja keras jika ingin mendapatkan hasilnya. Jadi, percayalah pada dirimu dan berusahalah sebisamu agar apa yang kamu inginkan bisa tercapai!” Tian Sen mendengar perkataan dari walikota tersenyum sembari mengangguk, dia tentu juga ingin seperti walikota dan ada hal yang harus dia lakukan bahkan jika dia tidak ingin. Jadi daripada dia
Jenderal Ning melihat ke arah wanita muda itu tunjuk dan yang dia lihat disana memang tidak ada satupun pemuda yang layak baginya. Begitu juga yang lain, wanita muda yang tadi melihat pemuda tampan itu pun juga terkejut karena hanya menoleh sebentar saja pria tadi sudah tidak ada lagi di tempat sebelumnya. Dia tentu sedikit malu tapi meyakinkan mereka kalau apa yang dia lihat adalah nyata, tentu saja alasan dia pertama kali tertarik memang karena ketampanan pria tersebut. Walikota yang melihat wanita muda bersikeras kalau dia memang melihat bakat tentu tidak mengatakan apapun, walikota juga sudah menyadari kalau yang di lihat oleh wanita muda adalah Tian Sen. Tapi dia tidak mengatakan apapun karena nanti mereka semua akan tahu sendiri betapa berbakatnya Tian Sen waktu tes. “Apa tidak masalah membiarkan adik Tian ikut ibu?” Tiba-tiba kakak Tian Sen yang sebelumnya memaksa Tian Sen untuk ikut malah bersikap aneh. Dia tiba-tiba takut dengan hasil adiknya yang mungkin akan melukai adikny
“Minggir! Kalian para sampah lihatlah tuan muda ini,” seorang pemuda dengan sikap sombong melangkah maju, dia adalah anak dari bangsawan dari kota sebelah. Dan dia juga orang yang pernah di pukuli oleh Tian Sen saat berada di restoran, saat pria itu maju tidak ada yang berani menghalanginya. Karena statusnya adalah bangsawan meski hanya berada di kota kecil, penguji juga hanya diam saja disebabkan pemuda itu tidak melanggar apapun.Swussssss…..“Bakat kelas enam? Dan wanita biru? Akhirnya bakat kelas enam muncul!” Ucap penilai dengan kegirangan saat melihat tulisan angka enam di batu penguji dengan warna biru. Semua orang heboh saat melihat bakat pria tersebut, tidak disangka kalau pemuda sombong itu akan memiliki bakat kelas enam. Jenderal Ning dan yang lainnya melihat itu dengan senyum puas, mereka tidak menyangka kalau bakat kelas enam akan muncul. “Namanya Ji Pao, anak dari bangsawan kota Ji. Cukup berbakat! Dia bisa masuk akademi sebagai murid luar,” ucap wanita muda yang meliha
“Aku?” Tiba-tiba di minta duluan oleh tuan kota membuat Tian Sen sangat terkejut, urutannya masih ada seratus nama lagi. Dan bukankah tidak baik untuk melangkahi orang lain sekarang? Tapi tuan kota menegaskan kalau dia harus maju duluan karena masalah sudah sampai disini dan ada yang mengejek kotanya tentu sebagai tuan kota dia juga harus menjaga kehormatan kota ini. Tian Sen hanya dapat menghela nafas tidak berdaya, tampaknya memang benar kalau dirinya sangat ditinggikan oleh tuan kota sekarang, tapi apa yakin memintanya duluan untuk maju? “Percayalah pada dirimu, jika pun gagal paman tidak masalah!” Kata-kata dari tuan kota langsung membuat semua generasi muda terkejut. Paman? Apa maksudnya paman? Ini menjelaskan kalau Tian Sen dengan tuan kota ada hubungan yang lebih dengan pemuda tersebut. Jenderal Ning dan perwakilan lain sedikit mengerutkan kening mereka, tidak paham kenapa tiba-tiba walikota malah tampak seperti mengakui hubungan antara dia dengan Tian Sen. Nona yang duduk dia
“Kalian tikus-tikus kecil, berani mengambil sesuatu milik sekteku. Apa kalian siap untuk menerima akibatnya?” Tanya Tian Sen yang berdiri di depan tuan muda sekte pedang dengan sikap yang keras. We Zukin juga muncul, kali ini keduanya ternyata tidak langsung membantu tiga kelompok lain. Mereka ternyata kembali ke Ying Liangyi, tuan muda sekte pedang mulai kehilangan ketenangannya. Ini bukan karena dia takut pada Tian Sen atau We Zukin, tapi itu karena jika dia bertarung dengan salah satu dari dua orang ini. Jelas mereka satu saja sudah cukup membantai murid sekte pedangnya. Pada murid sekte Shenlin yang ada dibawahnya pun sudah siap bertarung, mereka memang tidak bisa mengalahkan tuan muda sekte pedang. Tapi jika itu murid di dalam sekte pedang, maka mereka tidak perlu untuk takut menghadapinya. Kali ini sekte pedang benar-benar telah salah dalam bertindak dan menilai situasi yang menimbulkan mereka harus menghadapi sekte Shenlin secara langsung. Tadinya mereka hanya akan menakut-nak
BOOOOOMMM…“Saudara We, sekarang!” Tian Sen yang tampak lelah, berjuang dengan sekuat tenaga menahan mayat iblis dan memberikan kesempatan pada We Zukin untuk melancarkan serangan terakhir ke arah mayat tersebut.“Iya! Pedang penusuk iblis,” We Zukin yang lelah juga tidak tinggal diam dan langsung menyerang tepat ke dada mayat itu. Lalu saat dia melihat kristal seperti giok di dada si mayat, dengan tangan kanannya dia langsung mengambilnya. Tidak berselang lama saat giok hitam itu di ambil, mayat jatuh ke tanah dengan dentungan keras. Jelas kalau mayat itu tidak lagi punya energi untuk bergerak karena intinya sudah di ambil oleh We Zukin.“Bagus!” Tian Sen melihat kalau core di tangan We Zukin ternyata lebih bagus daripada core yang ia dan Ying Liangyi dapatkan sebelumnya. “Saudara Tian ini…” “Apa yang kamu lakukan kak? Ambil, benda ini benar-benar tidak berguna untukku! Dan kebetulan aku sudah menyerapnya satu jadi aku tahu hasilnya untuk diriku sendiri.” Tian Sen buru-buru menolak
Auranya langsung melonjak, segera dalam beberapa detik kemudian dia sudah muncul dengan Ying Liangyi di depan kelompok puncak Devouring. Saat Situ We sudah kelelahan, Tian Sen dengan ekspresi marah langsung melayangkan pukulan ke arah raksasa mayat yang mencoba untuk melukai para murid puncak Devouring tersebut. Mata Tian Sen menjadi gelap, lima mayat hidup ini benar-benar berbeda dari sebelumnya. “Saudara Tian, akhirnya kamu datang. Kalau kamu terlambat sedikit lagi mungkin kamu harus membawa mayat kami pulang!” “Saudara Situ, terlalu merepotkan membawa tubuh kalian pulang. Berjalan saja sendiri!” Jawab Tian Sen sambil tersenyum pada Situ We. Tian Sen melepaskan pelukannya dari Ying Liangyi lalu matanya kembali fokus pada lima mayat yang mengelilingi semua saudara-saudarinya ini. Tian Sen melihat ke arah Ying Jiali dan We Zukin yang sedang fokus mempertahankan satu mayat masing-masing. Di dua mayat lagi, kelompok puncak bumi dan bunga merah sedikit kesulitan. “Liangyi, apa kamu bi
“Ba.. Bajingan! Kau berani membunuh rekan kami? Kau…” dia yang tadi ingin melanjutkan perkataannya tidak berani untuk bertindak lagi. Itu karena aura Tian Sen semakin brutal dan gila, perasaan itu membuatnya tercekik seolah ada dewa kematian yang siap kapan saja merenggut nyawanya. Tentu tidak hanya dia, semua orang yang ada disana merasakan hal sama dengannya. “Mari pergi! Aku sudah mendapatkan posisi kakak, mereka masih bertahan tapi jika kita terlalu lama takutnya akan berbahaya bagi yang lain!” Ucap Ying Liangyi melihat semua orang membeku di tempat karena aura Tian Sen. Meski Ying Liangyi tidak ingin berbelaskasihan pada mereka, tapi sekarang ada hal yang lebih penting daripada membunuh orang-orang tidak berguna ini.Tian Sen memeluk pinggang Ying Liangyi lalu dengan sayap naga petir langsung terbang melesat ke arah posisi Ying Jiali dan murid sekte Shenlin berada. Saat iblis seperti Tian Sen sudah pergi, mereka semua langsung merasa sangat lega. Jantung mereka yang tadi terasa
“HM? Energi jiwa di dalamnya cukup kuat! Tampaknya ada sedikit tanda-tanda kecerdasan di dalam giok hitam ini, yah.. pantas saja!” Tiba-tiba Tian Sen sadar kalau di dalam giok itu bukan hanya ada energi jiwa yang terkumpul. Di dalamnya ada juga sedikit sisa esensi dari makhluk yang menjadi mayat hidup ini, pantas saja kekuatannya cukup kuat dan juga memiliki banyak teknik saat bertarung. Tian Sen tiba-tiba ingin mencobanya, jadi segera ia meminta pada Ying Liangyi Giok itu kembali tapi tangannya langsung di pukul oleh Ying Liangyi.“Mari simpan untuk kakak laki-laki dan Perempuanku! Untuk kamu, ini tidak berguna bukan? Jadi itu hanya akan membuang harta ini saja!” Tegur Ying Liangyi terhadap sikap Tian Sen yang sangat rakus tersebut. Tian Sen hanya dapat mengelus tangan yang di pukul oleh Ying Liangyi, dengan ekspresi sedikit sedih. Meski memang untuknya tidak ada artinya, bukankah lebih baik mencoba sedikit agar dapat membuat sesuatu hal yang berguna bagi kekuatannya? Tapi jelas Ying
“Apa yang harus kami tunggu? Menunggu kamu berlutut dan menjilat mereka? Itu benar-benar sangat menyakitkan mataku yang indah ini!” Ying Jiali yang selalu menjaga cara bicaranya dengan santai tersenyum dan mengejek lebih rendah orang-orang tersebut. “Hahahahaha!” Semua orang disana termasuk sekte pedang tertawa mendengarnya, mereka tahu betul kalau beberapa sekte kecil berada di bawah kaki sekte abadi. Tentu bukan sebagai rekan tapi mereka lebih seperti budak jika semua orang memandangi bagaimana sikap sekte abadi pada orang-orang di bawah.“Bajingan! Kalian aku pastikan… Apa itu?” Ekspresi mereka semua langsung berubah saat melihat gerakan tanah yang tiba-tiba saja naik. Gempa itu memang tidak terlalu besar tapi yang membuat mereka terkejut adalah pergeseran tanah tiba-tiba di bawah mereka.BOOOOOOMMMMLedakan terjadi dan apa yang mereka lihat adalah sepuluh mayat hidup yang bangun dari dalam tanah. Ukuran mereka juga tidak main-main, itu sekitar sepuluh sampai sebelas meter lebih
“Kamu tidak paham, meski aku bisa memaksa mereka tapi jika mereka tidak mau. Kita tidak bisa melakukan apapun, apalagi dengan adanya We Zukin disana! Aku bahkan lebih tidak berdaya melawannya!” Jawab tuan muda sekte pedang itu dengan ekspresi yang sudah berbeda daripada saat berhadapan dengan sekte Shenlin.“Apa dia sangat kuat?” Tanya wanita itu dengan rasa curiga pada kekuatan yang dimiliki oleh We Zukin tersebut. Jika pria itu kuat, mana mungkin dia hanya diam saja kepada orang-orang bermasalah tadi? Malah tuan muda sekte pedang membunuh mereka pada saat We Zukin tidak mau bertindak kejam. “Itu karena dia tidak mau membuang waktu! Dan menurutku mereka juga sedang terburu-buru, jadi daripada membuang waktu lebih baik membiarkan orang-orang itu lepas!” jelas tuan muda tersebut dalam pandangannya terhadap sikap Ying Jiali dan We Zukin. Dia pernah mendengar kalau We Zukin adalah seorang pria yang kejam dan menjadi orang nomor satu di benua barat dalam menghadapi penjahat di benua bara
“Hahaha, wanita yang sangat pemarah! Tenang saja, kami akan memperlakukan wanita cantik sepertimu dengan sangat baik. Jadi kamu tidak perlu khawatir karena tidak dapat perlakuan baik nantinya!” mata mereka benar-benar melihat ke dada Ying Jiali dan ke kaki Ying Jiali yang terlihat sangat lembut dan juga putih itu. Ying Jiali menahan diri untuk tidak marah karena menyadari kelompok yang ada di depan mereka bukan berasal dari kelompok sekte manapun. Mereka semua adalah orang-orang yang datang untuk mencari sedikit nafkah demi hidup mereka, kemungkinan mereka juga tidak tahu siapa dia sehingga bertindak terlalu jauh di depan mereka. We Zukin yang melihat kelompok itu langsung melangkah maju, di depan tanpa ragu dia melepaskan aura serta Niat membunuh yang sangat kuat. Itu membuat mereka mundur beberapa meter karena sadar kalau orang yang sedang berhadapan dengan mereka bukanlah orang biasa. Mereka yang memiliki niat membunuh sekuat ini hanyalah mereka yang yang sudah terlatih dan membun
“Sialan, aku sampai di tendang seperti itu. Benar-benar kelakuan paman Zao!” Ucap Tian Sen mengeluh setelah masuk ke tanah terlarang. Matanya memandang ke sekitar dan menemukan tempat yang disebut tanah terlarang itu tidak jauh beda dengan sebuah wilayah yang ukurannya besar. Tepat pada saat Tian Sen akan bergerak, suara yang sangat tidak asing terdengar di telinganya. Mencari sumber suara, Tian Sen menemukan kalau ada benda yang akan jatuh ke bawah. “Ahhhh!” Tap!“Kenapa kamu bisa jatuh dari atas?” Tanya Tian Sen kepada Ying Liangyi yang jatuh dari atas bahkan wanita ini tidak dapat terbang. Kemungkinan karena panik atau terkejut membuatnya lupa bagaimana cara terbang saat jatuh tadi.“Aku… Aku benar-benar panik tadi!” Katanya dengan nada agak malu, dia memang ingat meskipun dia jatuh dari langit pun seharusnya bisa langsung terbang. Sekarang karena Tian Sen langsung muncul dan menangkapnya menambah rasa malunya karena hal tersebut.Tian Sen hanya tersenyum, lalu melepaskan gendong