Hari ini adalah ulang tahun Kaisar Altair yang ke-800, kedua belas muridnya serta istrinya berkumpul untuk merayakan dan memberikan hadiah ulang tahun padanya.
"Selamat ulang tahun, Guru," murid Kaisar Altair yang paling muda maju ke hadapannya, sembari menyerahkan sebuah guci kecil yang berisi ramuan spiritual kepada gurunya tersebut. Kaisar Altair tersenyum, merasa bangga atas ketulusan muridnya. Ia berdiri dan menerima pemberian dari murid kesayangannya tersebut. "Karena ini adalah hadiah yang diberikan dengan ketulusan hati muridku, maka aku akan meminumnya sekarang juga!" Kaisar Altair mengambil hadiah itu dan langsung meneguknya. Namun, ia tidak mengetahui bahwa para muridnya sudah bersekongkol untuk mengkhianati nya. Guci kecil pemberian muridnya, ternyata berisi ribuan racun mematikan dan sembilan mantra kutukan yang bercampur menjadi satu. Seketika, Kaisar Altair memuntahkan darah hitam pekat dari mulutnya dan perlahan-lahan jatuh. "Ini, apa maksudnya ini?" Kaisar Altair mengarahkan pandangannya pada murid bungsunya, seraya berkata, "Racun?" Sang Kaisar mencoba untuk tidak curiga, namun ekspresi wajah muridnya sudah menjelaskan semuanya. Ia merasa bingung, marah dan sedih. Ia bertanya-tanya dalam dirinya, apa sebenarnya yang sudah ia perbuat, hingga murid yang ia sayangi mengkhianatinya. Kaisar Altair memandang istrinya, Talia, dari kejauhan. "Talia, tolong aku!" ucapnya, seraya menyodorkan tangannya ke arah istrinya. Talia mendekati Kaisar Altair, memegang dagunya, lalu menendangnya hingga ia terpental ke dinding istana. Ia kemudian berjalan perlahan ke arahnya seraya bertanya "Katakan! Di mana pusaka Celestia berada?" Mendengar pertanyaan istrinya itu, seolah menjelaskan tujuan mereka semua. Kaisar Altair perlahan-lahan bangkit. Ia memandang kesebelas murid lainnya, namun mereka hanya diam. "Apakah itu tujuan kalian? Hingga kalian tega berkhianat padaku." lirih Kaisar Altair dengan napas yang terengah-engah dengan rasa kecewa. Kaisar Altair kembali memuntahkan banyak darah dari mulutnya, hal ini membuatnya sangat bingung. Biasanya setelah meminum racun, itu hanya berdampak sedikit padanya, dan dalam hitungan menit itu akan sembuh dengan sendirinya. Namun kali ini, ia sama sekali tidak merasakan tanda-tanda racun itu akan dihilangkan dalam tubuhnya. Justru, ia semakin merasakan sakit di dadanya. Murid tertua Kaisar Altair yaitu Orlin, mendekati gurunya tersebut. Ia kemudian merangkul Talia sembari berkata, "Kau pasti sangat bingung dengan racun yang kau minum tadi." Melihat itu membuat Kaisar Altair terkejut. "Kalian! Hubungan gelap macam apa yang kalian miliki?!" tanya Kaisar Altair sembari menahan amarahnya. "Kau mau tau?" Orlin memegang dagu Talia, lalu menciumnya tepat di hadapan Kaisar Altair. "Inilah hubungan kami yang sebenarnya!" ucap Orlin dengan lantang. Kaisar Altair merasakan sakit yang luar biasa di dadanya. Baginya, pemandangan yang ia lihat tadi lebih sakit daripada racun yang telah diberikan padanya tadi. Padahal, mereka sudah bersama selama 600 tahun, dan ia benar-benar sangat mencintai istrinya. Dalam keadaan kecewa dan marah, Kaisar Altair mengeluarkan pusaka Celestia dari penyimpanan dimensinya. Pusaka ini berbentuk gagang pedang berwarna keemasan, dengan hiasan permata yang berkilauan. Pusaka ini ia ciptakan bersama tiga Kaisar lainnya, dengan meletakan masing-masing kekuatan mereka di dalamnya. Meskipun menurut ketiga Kaisar lainnya, itu adalah ciptaan yang gagal dan tidak dapat disempurnakan. Namun kaisar Altair tetap bersikukuh untuk menyempurnakan pusaka tersebut. Empat hari yang lalu, dengan berbagai uji coba, Kaisar Altair akhirnya berhasil menyempurnakan pusaka tersebut. Karena diciptakan dengan empat kekuatan Kaisar dan memiliki kilauan yang indah, Dia menamainya pusaka "Celestia". Dengan begitu, pusaka ini akan menjadi senjata paling kuat yang pernah ada. Tanpa sepengetahuannya, Talia dan Orlin tak sengaja mendengar perkataan Kaisar Altair saat proses penyempurnaan pusaka Celestia. Setelah mendengar bahwa itu adalah senjata terkuat, mereka berencana untuk mengambil pusaka. Dengan begitu, saat mereka sudah mendapatkan pusaka Celestia, mereka akan menjadi orang terkuat dan pemimpin di seluruh dunia. Sebelum itu, mereka harus memikirkan rencana bagaimana cara untuk membuat Kaisar Altair melemah, mereka juga harus memikirkan cara agar seluruh orang yang berada di istana berpihak pada mereka. Mereka pun membuat rumor, tentang ambisi Kaisar Altair yang ingin menyempurnakan pusaka Celestia dengan menumbalkan keduabelas muridnya. Dalam sekejap, rumor itu meluas, dari kalangan murid Kaisar hingga para pelayan di istana Nebula . Karena rumornya sudah meluas, Orlin memanfaatkan momen itu dan mengajak seluruh murid Kaisar Altair untuk meracuni guru mereka pada hari ulang tahunnya yang ke-800 dan merebut pusaka Celestia demi perdamaian dunia. Seluruh murid Kaisar Altair setuju untuk meracuni guru mereka, karena racun biasa tidak mempan terhadapnya, mereka pun mengumpulkan seluruh racun yang ada di seluruh dunia dan memberi 9 kutukan pada racunnya. "Talia!!" Perlahan-lahan bintang-bintang yang mengelilingi istana mulai bersinar terang. "Hanya karena sebuah pusaka, kalian tega mengkhianatiku. Kalau begitu, mari kita semua mati bersama pusaka ini!" Kilauan sinar bintang dengan cepat tertuju pada pusaka Celestia, bilah pedang yang indah pun mulai terbentuk, menampilkan pemandangan langit malam yang di hiasi ribuan bintang. Semua mata tertuju pada keindahan pusaka Celestia, Talia segera berlari untuk mengambil pusaka itu. Namun, sebelum ia sempat meraihnya, Kaisar Altair menusuk jantungnya menggunakan pusaka itu. Semua orang tertegun ketika menyaksikan kejadian itu, tubuh Kaisar Altair pun mulai bersinar terang menyilaukan pandangan semua orang. Dan dalam sekejap... BOOM! Langit terguncang, istana Nebula hancur, beruntungnya Orlin pernah mendapatkan pusaka pelindung yang diberikan oleh Kaisar Altair padanya tahun lalu. Dengan pusaka itu ia dapat melindungi dirinya, Talia, serta murid Kaisar Altair lainnya. Meskipun tidak dapat melindungi mereka sepenuhnya, setidaknya mereka tidak mati akibat ledakan itu. 40 tahun kemudian, disebuah pedesaan yang jauh dari kehidupan kota. Disebuah keluarga yang terkenal kaya sekaligus pemimpin dari desa tersebut, telah lahir seorang bayi laki-laki. Sebagian orang merasa senang atas kehadirannya, namun banyak juga yang menganggap dia sebagai benalu karena lahir dari seorang selir. Namun, berbeda dengan bayi pada umumnya, yang biasanya menangis saat dilahirkan. Bayi ini sama sekali tidak menangis dan hanya diam memandang pelayan yang membantu kelahirannya. Melihat kejadian aneh itu, seorang pelayan diam-diam keluar dan memberi tau sang kepala klan. Kebetulan kepala klan sedang bersama beberapa penatua klan sedang membahas beberapa pekerjaan, Pelayan itu berlutut dan berkata "Maaf mengganggu tuan, bayi yang baru saja dilahirkan nyonya tidak menangis dan bersuara sedikitpun." "Tidak menangis?" tanya salah seorang penatua, pelayan itu bangkit lalu mengangguk pelan. "Jelas tertulis dalam buku leluhur, jika bayi tidak menangis saat dilahirkan akan membawa petaka dalam keluarga, kita harus segera membunuh bayi itu sebelum hal itu terjadi," lanjut penatua itu. Kepala klan dan para penatua bergegas menuju tempat kelahiran bayi tersebut. Sesampainya disana, ia langsung menggendong bayi itu dan memeriksa tubuhnya. Selir yang melihat hal itu merasa sangat senang karena kepala klan dan para penatua datang sesaat ia sudah melahirkan. "Ini...." Kepala klan merasa terkejut, semua orang memandangi wajah terkejutnya kepala klan. Salah satu penatua merebut bayi itu dari tangan kepala klan dan memeriksanya sendiri, ia juga merasa terkejut. "Ini... Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa bayi yang baru lahir ini memiliki kultivasi tingkat menengah di Essence Beginner? ." ucap penatua itu terkejut."Bayi ini sudah pasti petaka dalam keluarga kita, dia pasti seorang monster!" ucap salah seorang penatua dengan tangan gemetaran. "Kita harus segera membunuhnya!" Selir yang mendengar hal itu terkejut. Ia baru saja bahagia karena telah melahirkan anak laki-laki yang tampan, tetapi anak itu akan dibunuh karena telah mencapai tingkat menengah Essence Beginner ? Seharusnya dia disebut seorang jenius dan dipuja-puja, bukan dibunuh.Di dunia ini, jalan kultivasi terbagi menjadi tujuh tingkatan, masing-masing terdiri dari tahap rendah, menengah, dan tinggi. Tingkatan itu dimulai dari: Essence Beginner, Spirit Disciple, Essence Seeker, Soul Master, Void Guardian, Celestial Ruler, dan Immortal Sovereign.Namun, ada satu tingkatan lagi yang belum pernah di capai siapapun selain Kaisar Altair, dan tiga orang kaisar lainnya. Itu adalah tingkat Heavenly Eternal, siapapun yang dapat mencapai tingkat itu, ia dapat menjadi kaisar yang menguasai dunia.Selir berusaha meraih tangan kepala klan. Ia me
Kepala klan segera memerintahkan beberapa bawahannya untuk mencari orang yang meracuni anaknya tersebut. Setelah itu, ia mendekati pelayan yang memberikan Ethan susu lalu bertanya, "Dari mana kau mendapatkan susu itu?" "Ma... Maafkan saya, Tuan. Saya memberikan susu itu atas perintah penatua Magnus." Jawab pelayan tersebut dengan tubuh yang gemetar ketakutan."Penatua Magnus?" sahut Ibu Ethan. "Maksudmu, kakeknya sendiri yang meracuninya?" tanya Ibu Ethan seolah tidak percaya apa yang dikatakan pelayan tersebut.Di klan Ashenwood, terdapat enam penatua yang menjaga dan memberikan kontribusi besar pada kejayaan klan. Mereka semua sebelumnya pernah menjadi pemimpin klan ataupun orang yang berjasa pada kemajuan klan.Penatua Magnus adalah pemimpin klan sebelumnya, ayah daripada pemimpin klan saat ini, yang berarti Ethan adalah cucu kandungnya sendiri. Mendengar itu, kepala klan segera memerintahkan salah satu bawahannya untuk memanggil penatua Magnus.Sementara itu, Ethan terbangun dari
Begitu Ethan melihat pusaka Celestia, matanya berbinar cerah. Dia menggeliat pelan, dan tak dapat menahan senyum di wajah mungilnya.Ia meraih pusaka Celestia dan memeluknya dengan erat. Meskipun tak sepenuhnya sembuh, ia dapat merasakan kehangatan yang membuat inti kultivasinya sembuh perlahan. Kehangatan itu juga membuatnya merasa sangat nyaman, hingga ia perlahan terlelap.Waktu berlalu dengan cepat. Tanpa terasa, ini sudah mencapai tahun ke lima sejak kelahiran Ethan, Ia tumbuh dengan sehat. Karena semua orang tahu ia tidak dapat berlatih apapun, maka ia dijuluki sebagai sampah klan Ashenwood.Ejekan dan pukulan dari teman sebayanya adalah makanannya sehari-hari. Namun, Ethan tetap menerima semua itu hanya dengan senyuman di wajahnya, dan dibalik senyuman itu menyembunyikan tekad kuat dalam hatinya.Sebelum fajar menyingsing, saat seluruh orang-orang klan Ashenwood terlelap dalam tidurnya. Ethan akan berlari ke bukit belakang tempat tinggalnya tanpa pengetahuan siapapun. Ia melat
Setelah semua siap, Ethan bersama ibunya segera berangkat menuju kediaman utama. Karena jarak antara tempat tinggal mereka dan kediaman utama agak jauh, mereka terpaksa harus berangkat lebih cepat agar tidak terlambat.Di perjalanan, Ethan dan ibunya tak sengaja bertemu dengan istri pertama kepala klan, yang juga sedang berjalan menuju kediaman utama bersama putri sulungnya.Ibu Ethan menyapa mereka sembari membungkukkan sedikit kepalanya. Namun mereka mengabaikan sapaan itu dan terus berjalan seolah-olah tak melihat Ethan dan ibunya.Ibu Ethan tersenyum pahit dan terus berjalan dibelakang istri pertama kepala klan. Situasi ini sudah biasa dialami olehnya, seberapa baik pun ia berusaha, tetap saja ia di pandang sebagai rakyat miskin yang rendahan. Tak jarang juga ketika mereka berkumpul, ia dijadikan bahan cemoohan oleh istri kepala klan dan anggota klan wanita lainnya. Meskipun begitu, ia tetap menyapa, tersenyum, dan bersikap ramah pada mereka. Karena sejak awal, ia adalah tipe wa
Setelah cukup lama berlari, mereka akhirnya dapat melihat kediaman mereka dari kejauhan. Namun, saat mereka semakin dekat, Ethan dapat melihat kepala klan yang sedang berdiri tepat di depan pintu kediaman mereka."Dari mana saja kalian hingga pulang malam begini?" tanya kepala klan pada mereka.Ibu Ethan menatap wajah kepala klan, meskipun enggan ia menghela nafasnya dan menjawab pertanyaan kepala klan. "Kami hanya pergi sebentar." jawabnya dan langsung masuk ke dalam rumahnya.Ethan memperhatikan raut wajah ayahnya, terlihat jelas bahwa kepala klan sangat menghawatirkan mereka. Ia juga yakin, jika alasan pembunuh itu saling menyerang, hingga membuat mereka memiliki kesempatan untuk kabur pasti berhubungan dengan ayahnya.Namun saat ini Ethan tidak mau memikirkannya lebih jauh, ia berjalan melewati kepala klan lalu masuk ke dalam rumahnya lalu menguncinya.Setelah mereka berdua masuk, kepala klan akhirnya bisa bernapas lega, ia bersyukur tidak terjadi apa-apa pada istri dan anaknya. D
Setelah cukup lama pingsan, Ethan akhirnya sadar. Ia perlahan membuka matanya dan mencoba untuk duduk. Begitu duduk, ia dapat merasakan sensasi sakit di perut dan punggungnya akibat benturan dan pukulan dari penatua Myra.Tiba-tiba Ia teringat dengan kejadian sebelum ia pingsan. Bagaimana keadaan ibu? Apakah dia baik-baik saja? Kenapa bisa penatua Myra datang dan menangkap ibu? Pemikiran itu membanjiri kepalanya saat ini.Pelan-pelan ia mencoba untuk berdiri, meskipun tidak dapat berdiri dengan normal karena sakit di perut dan punggungnya, itu tidak menghentikan kekhawatirannya pada ibunya. Dengan langkah tergopoh-gopoh, ia pergi keluar dari kamarnya. Dari kejauhan, ia melihat bercak merah di halamannya. Segera ia pergi kesana untuk memeriksa apa yang terjadi. Suasananya sudah sepi, ia hanya dapat melihat noda darah pada lantai halaman rumahnya dengan beberapa potongan kain baju.Ethan mencoba untuk berpikir positif, namun terpatahkan saat melihat potongan kain itu bercorak seperti b
Begitu Ethan masuk ke dalam ruangan yang ditunjukkan oleh pelayan bar, di depannya sudah berada seorang pria yang memakai topeng. Ethan berjalan ke arah pria bertopeng tersebut. Namun pria itu memancarkan aura membunuhnya begitu pekat hingga pelayan bar di belakang Ethan pingsan.Ethan melihat ke arah pelayan yang pingsan, lalu terus berjalan ke arah pria bertopeng tanpa tertekan sedikitpun. Melihat kejadian itu membuat pria bertopeng semakin tertarik pada Ethan.Ia berdiri, lalu mempersilahkan Etha untuk duduk di depannya. "Selamat datang, pelanggan! Kau bisa memanggilku Silencer," ucap pria itu sembari ia duduk kembali.Saat Ethan baru saja duduk, Silencer langsung berkata. "Jadi, siapa yang perlu kami bunuh untukmu?" Ethan mengeluarkan kantung tempat ia menyimpan emas curiannya, lalu melemparnya pada meja yang berada tepat di depannya. "Bunuh penatua Myra dari klan Ashenwood untukku!"Silencer melirik pada kantung yang Ethan lempar. "Hmm... Permintaan yang cukup berbahaya, itu t
Keesokan paginya, penatua Myra akhirnya sadar. "Akhhhh!" Ia berteriak dengan keras begitu menyadari lengan kanannya sudah tiada.Mendengar teriakan itu, kepala klan dan tabib yang sedang berbincang-bincang di luar langsung masuk ke dalam untuk melihatnya."Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku menjadi cacat seperti ini?!" penatua itu berteriak dengan keras, ia mengambil sebuah gelas dengan tangan kirinya lalu melemparnya ke tembok hingga pecah."Kalian... beraninya kalian kemari! Apa kalian ingin menghinaku?!" tanya penatua itu dengan suara menggelegar sembari menatap tajam ke arah mereka berdua.Menyadari kondisi mental penatua sedang tidak baik, tabib mengajak kepala klan untuk meninggalkan penatua sendiri.Ketika tabib dan kepala klan keluar, mereka di sambut oleh beberapa penatua dengan ekspresi khawatir. Mereka mendekati tabib itu dan menanyakan kondisi rekan mereka.Tabib kemudian menjelaskan bahwa mustahil menyatukan kembali lengan penatua karena lengannya sudah membusuk. Ia juga
Wanita peramal mengangguk perlahan, kemudian bergegas masuk ke dalam rumah. Tak lama, ia keluar membawa sebuah buku dan pena. Ia mulai menulis dan menghitung dengan serius, hingga beberapa menit kemudian, tangannya terhenti."Tidak mungkin..." gumamnya dengan wajah yang tampak pucat pasi."Ada apa? Apakah ada masalah?" tanya Ethan penasaran.Wanita peramal menunjukkan tulisannya pada Ethan sambil menjelaskan perhitungannya. "Menurut perhitunganku, gerhana bulan akan terjadi 42 hari lagi. Namun, ada masalah. Hari itu bertepatan dengan ritual yang akan kita lakukan pada artefak batu giok yang melindungi suku.""Apakah kita tidak bisa melakukan ritual itu pada malam sebelum gerhana?" tanya Ethan dengan sorot mata cemas.Wanita peramal menggelengkan kepalanya. "Jika itu dilakukan pada malam sebelum jadwal sebelumnya, itu akan memengaruhi efektivitas artefak itu. Dan kita, beresiko akan terkena serangan monster dari luar." jelas wanita peramal
Sudah sembilan tahun sejak ia mulai tinggal bersama suku Althara; mereka semua kini menjadi sangat dekat layaknya keluarga. Ethan juga telah mencapai hal yang luar biasa dalam kultivasinya, kini ia sudah mempelajari sebagian seni bela diri yang ia dapat dari cincin ruang pria tua, dan ia sudah mencapai Soul master tingkat tinggi.Ia juga kembali belajar seni bela dirinya saat menjadi Kaisar Altair dahulu. Kini, ia dapat dengan mudah bertarung dengan beberapa monster di hutan, pengumpulan darah monster untuk ritual juga menjadi mudah berkat dirinya.Namun, ia masih belum menemukan cara untuk melepaskan suku Althara dari kutukan. "Maafkan aku kakek suku, aku masih belum dapat untuk melepaskan kutukan kalian. Padahal sudah sembilan tahun aku berada di sini." ucap Ethan dengan wajah murung."Tak apa, Ethan. Bagi kami, keberadaanmu di sini saja sudah menjadi berkah. Mungkin ini memang sudah takdir kami, atau ini adalah akibat dari kesalahan yang kami tidak sadari." balas kakek suku pada Et
Ethan berjalan pelan ke depan, berjaga-jaga jika situasi memburuk. Samar-samar, ia dapat melihat cahaya terang dari percikan api dan mendengar suara dari anak-anak yang tertawa riang gembira.Ethan dengan cepat menyembunyikan hawa keberadaannya, lalu merangkak maju dengan tubuh merendah, menyerupai buaya yang merayap di tanah.Ethan terkejut begitu melihat beberapa rumah yang tersusun melingkari api unggun besar. Ia juga melihat sekelompok anak-anak yang sedang berlari-larian di tengah kerumunan orang dewasa yang tampak sedang mengitari api unggun, sembari mengucapkan beberapa kalimat yang ia tidak mengerti.Namun, ada sesuatu yang lebih janggal. Setiap orang di sana memiliki bagian tubuh yang menyerupai hewan. Beberapa di antaranya memiliki tangan seperti serigala, ada yang memiliki kaki seperti anjing, bahkan sebagian di antara mereka memiliki paruh seperti ayam.Ethan menelan ludahnya, pelan-pelan ia merangkak mundur agar segera pergi dari temp
Menyadari monster singa itu mendekati Ethan, pria tua sontak berteriak dengan keras sambil melemparkan sebuah batu berukuran sedang pada tubuh monster itu agar perhatiannya teralihkan pada dirinya.Rencananya berhasil. Monster itu langsung marah dan mengamuk, ia menghiraukan Ethan yang berada di dekatnya dan langsung berlari dengan cepat ke arah pria tua itu.Pria itu juga langsung berlari secepat mungkin untuk menghindari amukan sang monster. Meskipun menurutnya ini gila, namun harapannya untuk hidup sekarang bergantung pada rencana Ethan.Segera, setelah monster itu pergi mengejar pria tua, Ethan langsung menggali tanah tempat ia mengubur pusaka Celestia secepat yang ia bisa. Untungnya ia tak menguburnya terlalu dalam, dan dengan cepat dapat menemukannya.Ia langsung melempar pusaka itu ke arah monster singa. Namun, tak ada reaksi apa pun yang muncul dari pusaka Celestia. Ethan tak percaya ini, apakah perhitungannya selama ini salah? Atau, pusak
Ethan menurunkan sedikit kewaspadaannya. Lagi pula, setelah sekian lama berlatih, perutnya mulai keroncongan. Ethan mengambil paha ayam yang diberikan pria tua itu, lalu memakannya dengan lahap. "Haha makanlah pelan-pelan. Kita masih punya banyak di sini," ucap pria tua itu girang sambil memakan ayam panggangnya. "Jadi... bisakah kau menceritakan bagaimana bisa para burung pemakan bangkai itu mengeroyokmu?" tanya Ethan penasaran. "Huhh..." pria tua itu menghela napas lalu mulai bercerita tentang masa lalunya yang dimulai dari setahun yang lalu. Setahun yang lalu, di kerajaan Alveron... "Hidup dewa perang!" kerumunan masyarakat meneriakkan kalimat tersebut saat seorang panglima kerajaan serta beberapa prajurit yang baru saja pulang dari medan perang. Panglima itu bernama Ravon Dhalkaris. Ia diangkat menjadi panglima oleh sang kaisar saat berumur dua puluh sembilan tahun. Pada usia yang masih tergolong muda, kultivasinya sudah mencapai tingkat tengah Void Guardian, sebuah pen
Setelah dua minggu berlalu, Ethan mengakhiri latihan kultivasinya. Dengan bantuan pil bergaris empat dan pusaka Celestia, ia akhirnya dapat menembus tingkat tinggi spirit disciple. Karena sudah lama ia berlatih di gua, perutnya kini merasa lapar. Ia berniat keluar untuk berburu makanan, ia juga ingin mengecek sesuatu tentang pusaka Celestia. Dengan pusaka Celestia di tangannya, Ethan siap keluar berburu. Namun, setelah sekian lama mencari, ia tak dapat menemukan satu hewan pun. Ia juga merasa, kabut yang semula tipis menjadi sangat tebal, perasaannya mulai tidak enak. Biasanya, para monster tidak terlihat karena ada predator kuat di dekat mereka. Benar saja, suara dengkuran keras tiba-tiba terdengar dari balik pohon bambu yang rimbun, membuat Ethan tertegun. Perlahan, Ethan mendekati asal suara dengkuran. Dari celah pohon bambu, ia mengintip dan terkejut melihat seekor ular besar yang tertidur lelap. Namun, a
Melihat seluruh prajurit yang mengejarnya telah pergi, Ethan menghela napas lega. Namun, ia penasaran mengapa para prajurit itu berhenti mengejarnya saat memasuki hutan penuh kabut ini. Alih-alih keluar, ia merasa tertarik akan hutan ini dan memutuskan untuk masuk ke dalam. Meskipun kabut tebal menghalangi pandangannya, itu tak menghentikan rasa penasarannya dan terus menjelajah lebih dalam. Setiap ia masuk lebih jauh ke dalam, kabut yang menghalangi pandangannya perlahan hilang, hingga ia dapat melihat dengan jelas. "Hmm... Tidak ada apa-apa di sini. Lalu, kenapa para prajurit yang mengejarku tadi berhenti saat aku masuk ke sini?" gumamnya. Tiba-tiba, seekor monster sebesar beruang muncul dari balik semak-semak, mendekati Ethan. Bulu yang berwarna coklat kemerahan, gigi taring yang besar seperti singa, serta mata merah melotot, monster kemudian mengaum. "Aummm!" Auman itu menggelarkan seisi hutan, Ethan sontak melihat ke belakangnya dan melihat monster itu sedang berlari ke arah
Keesokan paginya, penatua Myra akhirnya sadar. "Akhhhh!" Ia berteriak dengan keras begitu menyadari lengan kanannya sudah tiada.Mendengar teriakan itu, kepala klan dan tabib yang sedang berbincang-bincang di luar langsung masuk ke dalam untuk melihatnya."Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku menjadi cacat seperti ini?!" penatua itu berteriak dengan keras, ia mengambil sebuah gelas dengan tangan kirinya lalu melemparnya ke tembok hingga pecah."Kalian... beraninya kalian kemari! Apa kalian ingin menghinaku?!" tanya penatua itu dengan suara menggelegar sembari menatap tajam ke arah mereka berdua.Menyadari kondisi mental penatua sedang tidak baik, tabib mengajak kepala klan untuk meninggalkan penatua sendiri.Ketika tabib dan kepala klan keluar, mereka di sambut oleh beberapa penatua dengan ekspresi khawatir. Mereka mendekati tabib itu dan menanyakan kondisi rekan mereka.Tabib kemudian menjelaskan bahwa mustahil menyatukan kembali lengan penatua karena lengannya sudah membusuk. Ia juga
Begitu Ethan masuk ke dalam ruangan yang ditunjukkan oleh pelayan bar, di depannya sudah berada seorang pria yang memakai topeng. Ethan berjalan ke arah pria bertopeng tersebut. Namun pria itu memancarkan aura membunuhnya begitu pekat hingga pelayan bar di belakang Ethan pingsan.Ethan melihat ke arah pelayan yang pingsan, lalu terus berjalan ke arah pria bertopeng tanpa tertekan sedikitpun. Melihat kejadian itu membuat pria bertopeng semakin tertarik pada Ethan.Ia berdiri, lalu mempersilahkan Etha untuk duduk di depannya. "Selamat datang, pelanggan! Kau bisa memanggilku Silencer," ucap pria itu sembari ia duduk kembali.Saat Ethan baru saja duduk, Silencer langsung berkata. "Jadi, siapa yang perlu kami bunuh untukmu?" Ethan mengeluarkan kantung tempat ia menyimpan emas curiannya, lalu melemparnya pada meja yang berada tepat di depannya. "Bunuh penatua Myra dari klan Ashenwood untukku!"Silencer melirik pada kantung yang Ethan lempar. "Hmm... Permintaan yang cukup berbahaya, itu t