Setelah semua siap, Ethan bersama ibunya segera berangkat menuju kediaman utama. Karena jarak antara tempat tinggal mereka dan kediaman utama agak jauh, mereka terpaksa harus berangkat lebih cepat agar tidak terlambat.
Di perjalanan, Ethan dan ibunya tak sengaja bertemu dengan istri pertama kepala klan, yang juga sedang berjalan menuju kediaman utama bersama putri sulungnya. Ibu Ethan menyapa mereka sembari membungkukkan sedikit kepalanya. Namun mereka mengabaikan sapaan itu dan terus berjalan seolah-olah tak melihat Ethan dan ibunya. Ibu Ethan tersenyum pahit dan terus berjalan dibelakang istri pertama kepala klan. Situasi ini sudah biasa dialami olehnya, seberapa baik pun ia berusaha, tetap saja ia di pandang sebagai rakyat miskin yang rendahan. Tak jarang juga ketika mereka berkumpul, ia dijadikan bahan cemoohan oleh istri kepala klan dan anggota klan wanita lainnya. Meskipun begitu, ia tetap menyapa, tersenyum, dan bersikap ramah pada mereka. Karena sejak awal, ia adalah tipe wanita yang menghiraukan perkataan orang lain dan selalu bersikap baik pada semua orang. Hal ini juga yang membuat kepala klan jatuh cinta dan menikahinya. Setelah cukup lama berjalan, mereka akhirnya sampai di kediaman utama. Disana, kepala klan dan keenam penatua sudah berkumpul. Tepat di sebelah tempat duduk kepala klan, dua orang perwakilan dari sekte duduk. Tahun ini, ada tujuh anak yang akan diberkati dan di tes bakatnya. Setelah seluruh anggota klan berkumpul, kepala klan membuka upacara dengan mengucapkan beberapa bait pidato. Setelah itu, ia memerintahkan ketujuh anak yang akan diberkati, agar duduk di tempat yang disediakan khusus untuk upacara pemberkatan. Satu persatu anggota klan menghampiri mereka, mendoakan serta memberikan mereka hadiah. "Semoga para dewa senantiasa memberkatimu." ucap penatua Myra pada anak istri pertama kepala klan. "Di hari istimewa ini, aku membawakan mu sebuah gelang giok pelindung," lanjutnya dengan ekspresi senyum lalu memakaikan gelangnya pada anak itu. Ia juga melakukan hal yang sama pada kelima anak setelahnya, memberikan mereka ucapan selamat serta hadiah. Namun, saat giliran Ethan, penatua Myra melemparkan telur ayam busuk hingga mengenai kepala Ethan. Anak di samping Ethan segera menutup hidungnya, lalu menunjuk Ethan dengan jari telunjuknya sembari berkata. "Ew... Lihatlah betapa baunya dirimu!" "Hmph, bau itu cocok untuk sampah klan sepertimu! Aku mendoakan sampah sepertimu agar segera keluar dari klan agar tidak mencemari nama baik klan Ashenwood." sahut penatua Myra. Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu hanya diam, tapi dalam hati mereka menunjukkan kepuasaan tersendiri. Bahkan ketua klan hanya diam di tempat duduknya dan tidak berkutik sedikitpun. Ketika melihat putranya di permalukan, wajah ibu Ethan menjadi merah, jantungnya berdegup cepat karena marah. Mungkin ia dapat menerima jika hanya ia yang di permalukan, namun jika itu anaknya, ia tidak dapat menahannya lagi. Ia berdiri dari tempat duduknya, berjalan ke arah penatua Myra, lalu menamparnya di hadapan seluruh anggota klan hingga terjatuh. Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu sangat terkejut, bagaimana mungkin wanita yang sangat lemah berani memukul salah satu penatua klan? "Sepertinya, Wanita itu sudah bosan hidup." Itulah isi pikiran semua orang yang menyaksikan kejadian tersebut. Ibu Ethan menatap tajam ke arah kepala klan. Namun, kepala klan memilih diam dan menonton mereka dari tempat duduknya. Penatua Myra merasa bahwa ia telah dipermalukan oleh seorang selir. Ketika ia bangkit ia tidak sengaja melihat wajahnya di cermin, pipinya menjadi merah akibat tamparan itu. "Kau! Berani-beraninya manusia rendahan sepertimu menamparku!" teriak penatua Myra sembari mendorong ibu Ethan hingga terjatuh. Ia kemudian mengambil pedang salah satu prajurit penjaga, lalu menyodorkan ujung pedang itu ke arah leher ibu Ethan. "Ibu!" panggil Ethan lalu datang menghampirinya. "Kalian berdua, cepat berlutut di hadapanku sekarang!" perintah penatua itu pada Ethan dan ibunya. Ibu Ethan menatap penatua Myra dengan tajam, layaknya seekor elang yang sedang memperhatikan mangsanya. Melihat situasinya sudah tidak terkendali, kepala klan segera memerintahkan para prajurit untuk melerai mereka berdua. Ia juga memerintahkan untuk menunda sementara upacara pemberkatan. Namun, tampaknya dua perwakilan sekte tidak setuju dengan hal itu. "Apa maksudmu? Jadi kami jauh-jauh kemari hanya untuk melihat pertengkaran kecil ini? Apa kalian ingin menyia-nyiakan kuota untuk masuk sekte terkenal?!" tanya salah satunya dengan nada ketus. Karena mempertimbangkan dua utusan sekte itu, penatua Myra menundukkan sedikit kepalanya pada utusan lalu berkata. "Maafkan sifat kekanak-kanakan orang tua ini, saya harap tuan-tuan tidak marah dan tetap bersedia memberikan kuota tersebut untuk klan Ashenwood." "Baiklah, aku akan memaafkan kalian kali ini saja. Jika nanti terjadi sesuatu yang menghambat, aku akan langsung pergi tanpa pertimbangan." balas salah satu utusan sekte tersebut. "Tunggu apa lagi, kembali ketempat duduk kalian masing-masing! Ethan, cepat pergi bersihkan dirimu lalu kembali datang kesini!" perintah kepala klan. Tampaknya, ibu Ethan tak menghiraukan perintah kepala klan. Ia rasa sudah cukup mereka berdua di permalukan saat ini, ia menggenggam tangan anaknya, lalu mengajaknya untuk pergi meninggalkan upacara. Meskipun begitu, upacara tetap di jalankan meskipun Ethan tidak ada. Dan mereka semua justru merasa senang saat Ethan dan ibunya pergi. Sejujurnya, Ethan cukup terkejut dengan apa yang ia lihat hari ini. Biasanya, ia melihat ibunya sebagai wanita yang lemah dan mudah ditindas, tapi Hari ini ia dapat melihat sisi lain dari ibunya. Setelah berjalan cukup jauh dari kediaman utama, ibu Ethan menundukkan tubuhnya lalu memegang pundak anaknya itu, terlihat dari matanya ia sudah menahan tangisnya sejak mereka keluar tadi. "Maafkan ibu Ethan, maafkan ibu karena karena sudah menghancurkan upacara yang seharusnya istimewa untukmu." Melihat ekspresi wajah ibunya, Ethan langsung memeluknya. "Aku tidak apa-apa bu. Seharusnya sejak awal kita tidak perlu berharap lebih pada orang-orang klan yang selalu menghina kita." Sejak awal Ethan memang tidak tertarik pada upacara ini. Sejujurnya, ia bersyukur di tarik oleh ibunya keluar dari ruangan itu. Berkat itu, ia tidak perlu repot-repot menyembunyikan kekuatannya. Pada akhirnya, mereka berjalan pulang sembari bergandengan tangan dengan perasaan lega. Sebelum itu, mereka mampir ke pasar untuk memakan sate bersama sembari berjalan-jalan untuk menghilangkan rasa yang mengganjal dalam hati ibu Ethan. Karena terlalu asik, tanpa sadar mereka pergi hingga menjelang malam. Mereka menyewa sebuah kereta kuda untuk sampai di tempat tinggalnya. Karena terlalu lelah, Ethan akhirnya tertidur dalam pangkuan ibunya. Namun, kesenangan mereka tampaknya tidak akan bertahan hingga larut malam. Tanpa sadar, sekelompok assassin sedang mengintai mereka. Tampaknya mereka adalah utusan penatua yang di tampar oleh ibu Ethan. Saat hampir sampai menuju kediaman mereka, assassin itu langsung menyergap mereka dari segala penjuru. Mereka menebas tali kereta kuda hingga membuat kuda panik dan berlari menjauh. Ibu Ethan yang langsung menyadari hal itu gemetar ketakutan, ia takut akan terjadi sesuatu pada anaknya, ia memeluk erat Ethan dengan kedua tangannya yang bergetar hebat. Ethan yang menyadari hal itu langsung memutar otaknya, ia memejamkan matanya, lalu memeriksa ada berapa orang assassin yang sedang menyergap mereka dengan sihirnya. Tampaknya mereka sebanyak enam orang, suara kusir juga tak terdengar, artinya dia sudah terbunuh oleh para assassin tersebut. Jika ia ingin melawan mereka, mungkin ia dapat mengatasi satu atau dua orang dengan tubuh mungilnya, namun melawan enam orang sama saja seperti bunuh diri. Kini, Ethan hanya bisa berdoa agar seseorang secara kebetulan datang untuk menyelamatkan mereka. Beberapa assassin mulai mencoba untuk mendobrak pintu kereta. Namun, sebelum kereta itu hancur, terdengar beberapa assassin lain muncul untuk melawan mereka. "Tunggu! Jumlahnya bertambah?!" Ethan menjadi heran. Karena, bagaimana bisa seseorang mengirimkan banyak assassin untuk menyerang seorang anak kecil berumur lima tahun bersama seorang wanita lemah yang tidak pandai bela diri. Tampaknya dugaan Ethan salah, para assassin itu mulai menyerang satu sama lain. Meskipun heran, Ethan menggunakan kesempatan ini untuk kabur. Ia pelan-pelan membuka pintu kereta, lalu kabur bersama ibunya meninggalkan mereka semua. Ethan dan ibunya pun berlari sekuat tenaga menuju kediaman mereka.Setelah cukup lama berlari, mereka akhirnya dapat melihat kediaman mereka dari kejauhan. Namun, saat mereka semakin dekat, Ethan dapat melihat kepala klan yang sedang berdiri tepat di depan pintu kediaman mereka."Dari mana saja kalian hingga pulang malam begini?" tanya kepala klan pada mereka.Ibu Ethan menatap wajah kepala klan, meskipun enggan ia menghela nafasnya dan menjawab pertanyaan kepala klan. "Kami hanya pergi sebentar." jawabnya dan langsung masuk ke dalam rumahnya.Ethan memperhatikan raut wajah ayahnya, terlihat jelas bahwa kepala klan sangat menghawatirkan mereka. Ia juga yakin, jika alasan pembunuh itu saling menyerang, hingga membuat mereka memiliki kesempatan untuk kabur pasti berhubungan dengan ayahnya.Namun saat ini Ethan tidak mau memikirkannya lebih jauh, ia berjalan melewati kepala klan lalu masuk ke dalam rumahnya lalu menguncinya.Setelah mereka berdua masuk, kepala klan akhirnya bisa bernapas lega, ia bersyukur tidak terjadi apa-apa pada istri dan anaknya. D
Setelah cukup lama pingsan, Ethan akhirnya sadar. Ia perlahan membuka matanya dan mencoba untuk duduk. Begitu duduk, ia dapat merasakan sensasi sakit di perut dan punggungnya akibat benturan dan pukulan dari penatua Myra.Tiba-tiba Ia teringat dengan kejadian sebelum ia pingsan. Bagaimana keadaan ibu? Apakah dia baik-baik saja? Kenapa bisa penatua Myra datang dan menangkap ibu? Pemikiran itu membanjiri kepalanya saat ini.Pelan-pelan ia mencoba untuk berdiri, meskipun tidak dapat berdiri dengan normal karena sakit di perut dan punggungnya, itu tidak menghentikan kekhawatirannya pada ibunya. Dengan langkah tergopoh-gopoh, ia pergi keluar dari kamarnya. Dari kejauhan, ia melihat bercak merah di halamannya. Segera ia pergi kesana untuk memeriksa apa yang terjadi. Suasananya sudah sepi, ia hanya dapat melihat noda darah pada lantai halaman rumahnya dengan beberapa potongan kain baju.Ethan mencoba untuk berpikir positif, namun terpatahkan saat melihat potongan kain itu bercorak seperti b
Begitu Ethan masuk ke dalam ruangan yang ditunjukkan oleh pelayan bar, di depannya sudah berada seorang pria yang memakai topeng. Ethan berjalan ke arah pria bertopeng tersebut. Namun pria itu memancarkan aura membunuhnya begitu pekat hingga pelayan bar di belakang Ethan pingsan.Ethan melihat ke arah pelayan yang pingsan, lalu terus berjalan ke arah pria bertopeng tanpa tertekan sedikitpun. Melihat kejadian itu membuat pria bertopeng semakin tertarik pada Ethan.Ia berdiri, lalu mempersilahkan Etha untuk duduk di depannya. "Selamat datang, pelanggan! Kau bisa memanggilku Silencer," ucap pria itu sembari ia duduk kembali.Saat Ethan baru saja duduk, Silencer langsung berkata. "Jadi, siapa yang perlu kami bunuh untukmu?" Ethan mengeluarkan kantung tempat ia menyimpan emas curiannya, lalu melemparnya pada meja yang berada tepat di depannya. "Bunuh penatua Myra dari klan Ashenwood untukku!"Silencer melirik pada kantung yang Ethan lempar. "Hmm... Permintaan yang cukup berbahaya, itu t
Keesokan paginya, penatua Myra akhirnya sadar. "Akhhhh!" Ia berteriak dengan keras begitu menyadari lengan kanannya sudah tiada.Mendengar teriakan itu, kepala klan dan tabib yang sedang berbincang-bincang di luar langsung masuk ke dalam untuk melihatnya."Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku menjadi cacat seperti ini?!" penatua itu berteriak dengan keras, ia mengambil sebuah gelas dengan tangan kirinya lalu melemparnya ke tembok hingga pecah."Kalian... beraninya kalian kemari! Apa kalian ingin menghinaku?!" tanya penatua itu dengan suara menggelegar sembari menatap tajam ke arah mereka berdua.Menyadari kondisi mental penatua sedang tidak baik, tabib mengajak kepala klan untuk meninggalkan penatua sendiri.Ketika tabib dan kepala klan keluar, mereka di sambut oleh beberapa penatua dengan ekspresi khawatir. Mereka mendekati tabib itu dan menanyakan kondisi rekan mereka.Tabib kemudian menjelaskan bahwa mustahil menyatukan kembali lengan penatua karena lengannya sudah membusuk. Ia juga
Melihat seluruh prajurit yang mengejarnya telah pergi, Ethan menghela napas lega. Namun, ia penasaran mengapa para prajurit itu berhenti mengejarnya saat memasuki hutan penuh kabut ini. Alih-alih keluar, ia merasa tertarik akan hutan ini dan memutuskan untuk masuk ke dalam. Meskipun kabut tebal menghalangi pandangannya, itu tak menghentikan rasa penasarannya dan terus menjelajah lebih dalam. Setiap ia masuk lebih jauh ke dalam, kabut yang menghalangi pandangannya perlahan hilang, hingga ia dapat melihat dengan jelas. "Hmm... Tidak ada apa-apa di sini. Lalu, kenapa para prajurit yang mengejarku tadi berhenti saat aku masuk ke sini?" gumamnya. Tiba-tiba, seekor monster sebesar beruang muncul dari balik semak-semak, mendekati Ethan. Bulu yang berwarna coklat kemerahan, gigi taring yang besar seperti singa, serta mata merah melotot, monster kemudian mengaum. "Aummm!" Auman itu menggelarkan seisi hutan, Ethan sontak melihat ke belakangnya dan melihat monster itu sedang berlari ke arah
Setelah dua minggu berlalu, Ethan mengakhiri latihan kultivasinya. Dengan bantuan pil bergaris empat dan pusaka Celestia, ia akhirnya dapat menembus tingkat tinggi spirit disciple. Karena sudah lama ia berlatih di gua, perutnya kini merasa lapar. Ia berniat keluar untuk berburu makanan, ia juga ingin mengecek sesuatu tentang pusaka Celestia. Dengan pusaka Celestia di tangannya, Ethan siap keluar berburu. Namun, setelah sekian lama mencari, ia tak dapat menemukan satu hewan pun. Ia juga merasa, kabut yang semula tipis menjadi sangat tebal, perasaannya mulai tidak enak. Biasanya, para monster tidak terlihat karena ada predator kuat di dekat mereka. Benar saja, suara dengkuran keras tiba-tiba terdengar dari balik pohon bambu yang rimbun, membuat Ethan tertegun. Perlahan, Ethan mendekati asal suara dengkuran. Dari celah pohon bambu, ia mengintip dan terkejut melihat seekor ular besar yang tertidur lelap. Namun, a
Ethan menurunkan sedikit kewaspadaannya. Lagi pula, setelah sekian lama berlatih, perutnya mulai keroncongan. Ethan mengambil paha ayam yang diberikan pria tua itu, lalu memakannya dengan lahap. "Haha makanlah pelan-pelan. Kita masih punya banyak di sini," ucap pria tua itu girang sambil memakan ayam panggangnya. "Jadi... bisakah kau menceritakan bagaimana bisa para burung pemakan bangkai itu mengeroyokmu?" tanya Ethan penasaran. "Huhh..." pria tua itu menghela napas lalu mulai bercerita tentang masa lalunya yang dimulai dari setahun yang lalu. Setahun yang lalu, di kerajaan Alveron... "Hidup dewa perang!" kerumunan masyarakat meneriakkan kalimat tersebut saat seorang panglima kerajaan serta beberapa prajurit yang baru saja pulang dari medan perang. Panglima itu bernama Ravon Dhalkaris. Ia diangkat menjadi panglima oleh sang kaisar saat berumur dua puluh sembilan tahun. Pada usia yang masih tergolong muda, kultivasinya sudah mencapai tingkat tengah Void Guardian, sebuah pen
Menyadari monster singa itu mendekati Ethan, pria tua sontak berteriak dengan keras sambil melemparkan sebuah batu berukuran sedang pada tubuh monster itu agar perhatiannya teralihkan pada dirinya.Rencananya berhasil. Monster itu langsung marah dan mengamuk, ia menghiraukan Ethan yang berada di dekatnya dan langsung berlari dengan cepat ke arah pria tua itu.Pria itu juga langsung berlari secepat mungkin untuk menghindari amukan sang monster. Meskipun menurutnya ini gila, namun harapannya untuk hidup sekarang bergantung pada rencana Ethan.Segera, setelah monster itu pergi mengejar pria tua, Ethan langsung menggali tanah tempat ia mengubur pusaka Celestia secepat yang ia bisa. Untungnya ia tak menguburnya terlalu dalam, dan dengan cepat dapat menemukannya.Ia langsung melempar pusaka itu ke arah monster singa. Namun, tak ada reaksi apa pun yang muncul dari pusaka Celestia. Ethan tak percaya ini, apakah perhitungannya selama ini salah? Atau, pusak
Ethan mengajukan dirinya untuk ikut, ketua sekte, Nona Elira, dan Kael juga mengajukan diri. Namun, setelah melihat tingkatan kultivasi mereka, hanya Ethan yang sudah berada di tingkat tinggi Void Guardian. Karena itu, pemimpin sekte Dragon Warrior hanya memperbolehkan Ethan untuk ikut bersama mereka. Sementara yang lain, ia menyarankan mereka semua untuk beristirahat saja sementara di sekte Dragon Warrior bersama penatua Ying, Ethan juga mengatakan hal serupa, cukup dirinya saja yang ikut diantara mereka. Tak lama, Penatua Kang datang pada pemimpinnya dengan ekspresi serius, "Master, seluruh murid telah bersiap di lapangan untuk menyerang persembunyian para iblis itu." Pemimpin sekte mengangguk, "Kita tidak bisa membuang waktu, ayo!" ia mengajak Ethan untuk pergi menuju halaman tempat para murid sekte Dragon Warrior telah dikumpulkan. Ethan pergi menuju barusan belakang, sementara pemimpin sekte berdiri dihadapan seluruh anggota sekteny
Ethan mengajukan dirinya untuk ikut, ketua sekte, Nona Elira, dan Kael juga mengajukan diri. Namun, setelah melihat tingkatan kultivasi mereka, hanya Ethan yang sudah berada di tingkat tinggi Void Guardian. Karena itu, pemimpin sekte Dragon Warrior hanya memperbolehkan Ethan untuk ikut bersama mereka. Sementara yang lain, ia menyarankan mereka semua untuk beristirahat saja sementara di sekte Dragon Warrior bersama penatua Ying, Ethan juga mengatakan hal serupa, cukup dirinya saja yang ikut diantara mereka. Tak lama, Penatua Kang datang pada pemimpinnya dengan ekspresi serius, "Master, seluruh murid telah bersiap di lapangan untuk menyerang persembunyian para iblis itu." Pemimpin sekte mengangguk, "Kita tidak bisa membuang waktu, ayo!" ia mengajak Ethan untuk pergi menuju halaman tempat para murid sekte Dragon Warrior telah dikumpulkan. Ethan pergi menuju barusan belakang, sementara pemimpin sekte berdiri dihadapan seluruh anggota sektenya lalu berkata. "Hari ini, kita akan pergi m
Usulan Kael disetujui oleh Ethan dan yang lain. Mereka berjalan mendekati pintu gerbang sekte Dragon Warrior yang di jaga oleh dua pengawal. Ethan mendekati salah satu pengawal dan bertanya. "Permisi, apakah kami boleh ikut masuk ke dalam?" Pengawal itu hanya diam, tidak menanggapi perkataan Ethan. Kedua pengawal itu tidak bergerak sama sekali, bagaikan sebuah patung yang dapat bernafas. Tiba-tiba, terdengar suara yang amat keras datang dari pintu gerbang sekte. "Kau boleh berbicara!" Seketika, pengawal yang diam ditanyai Ethan sebelumnya menjawab pertanyaan Ethan. "Maaf, sekte kami tidak terbuka untuk orang asing." ucapnya tegas, lalu kembali diam layaknya patung. Ethan memperhatikan pintu gerbang itu, sekilas memang tampak seperti pintu gerbang biasa. Namun, bila diperhatikan dengan jelas, terlihat sebuah lubang kecil yang diisi sebuah permata pada setiap sudut. Ada enam permata juga yang menempel pada pintu dibagian belakang para pengawal itu. Ethan menjadi yakin, bahwa penga
Kael menundukkan pandangannya, ia murung, hatinya merasa bersalah karena tidak berdaya untuk menyelamatkan orang-orang yang masih bersama para iblis itu.Semua orang melihat Kael dengan perasaan iba. Sebenarnya, mereka juga ingin menyelamatkan orang-orang yang tertinggal di sana. "Apakah tidak ada cara untuk menyelamatkan mereka?" tanya ketua sekte pada Ethan.Melihat, teman-temannya yang tetap ingin menyelamatkan orang-orang tadi, Ethan berpikir sejenak. Ia kemudian mengusulkan untuk segera pergi ke kekaisaran untuk mendapatkan bantuan setelah beristirahat. Mereka semua pun setuju dengan usulan Ethan.Sementara itu, tikus-tikus Vyx masih mencari keberadaan mereka. Binatang itu mencari melalui jejak-jejak bau yang ditinggalkan pada tanah.Beberapa orang yang berhasil kabur akhirnya ditangkap satu persatu, termasuk pria botak yang keluar setelah Kael sebelumnya. Tiba-tiba, hujan turun dengan sangat deras, menyamarkan jejak mereka semua.Akibatnya, tikus-tikus Vyx tidak dapat melanjutka
Setelah tiba, Kael langsung mendorong mereka masuk ke dalam lubang yang ditutupi mantra itu, ia kemudian masuk juga ke dalam. Orang yang mengikuti mereka tadi terkejut, ia langsung berteriak pada yang lainnya."Hei kalian semua! Ada jalan keluar disini!"Orang-orang yang semula berkelahi satu sama lain terdiam. Orang itu masuk ke dalam lubang yang ditutupi mantra, semua orang menatap satu sama lain, menyadari bahwa itu bukan hanya dinding tapi jalan keluar dari tempat itu.Mereka semua langsung berebut masuk, menghajar satu sama lain, beberapa diantaranya ada yang berhasil masuk dan ada pula yang terkapar penuh memar menyedihkan.Sementara itu, Ethan yang berada di depan akhirnya dapat menemukan cahaya jalan keluar. Ia mempercepat gerakannya dan akhirnya keluar bersama ketua sekte dan yang lainnya."Hah!" Ishana bernafas lega. "Akhirnya kita dapat keluar dari sana." lanjutnya sambil memperhatikan sekelilingnya.Tampaknya, lubang keluar itu berada jauh dari tempat tinggal para iblis it
Ketua sekte dan Ishana datang menghampiri Ethan yang sedang saling menampar dengan Kael. "Ethan? Apa yang terjadi di sini?" tanya ketua sekte, menyela perkelahiannya dengan Kael.Raut wajah Ethan berubah gugup saat ketua sekte dan Ishana menghampirinya. Kepribadian yang selama ini ia tunjukkan bertolak belakang dengan kelakuannya sekarang.Namun, bukan saatnya memikirkan hal itu. Saat ini, ia hampir dapat memodifikasi ulang mata melayang yang dibuat oleh ketua sekte iblis. Ia tidak ingin membuat ketua sekte iblis yang tengah menonton mereka menjadi curiga.Ia mendorong ketua sekte sedikit keras hingga tersungkur ke tanah. "Pergi kau pak tua! Kau tidak punya urusan apapun disini!" teriak Ethan lantang dengan raut wajah masam.Kael tak habis pikir saat melihat Ethan mendorong ketua sekte yang tampak tua hingga tersungkur, ia mendatangi ketua sekte."Hei kau! Bagaimana bisa kau mendorong seorang kakek yang lebih lemah darimu?!" tanya Kael te
Dalam sekejap, Vyx mengayunkan pedangnya, memotong leher orang yang berteriak menyemangati tadi. Suasana menjadi hening seketika, gerakan itu sangat cepat, mereka tidak mampu memperkirakannya. Hati mereka bergejolak ketakutan, beberapa diantara mereka ada yang tubuhnya bergetar, dan ada pula yang pingsan. Meskipun demikian, masih terdapat orang-orang pemberani. Ethan, dan temannya yang lain menatap iblis wanita itu tajam. Vyx menunjuk pada lantai di depan mereka. Dalam sekejap, muncul tumpukan jubah yang sama persis mereka pakai sebelumnya. Vyx kembali menatap pada mereka semua, lalu berteriak dengan lantang. "Cepat pakai!" Sekumpulan orang-orang itu berjalan mundur perlahan dan hanya melihat jubah itu dengan tatapan enggan. Mantra yang tertulis pada jubah ini terlihat sangat jelas di bandung sebelumnya, mereka sangat yakin akan menjadi terhipnotis kembali jika memakainya. Melihat kejadian itu, ketua sekte iblis berjalan ma
"Apa kau yakin?" tanya ketua sekte memastikan. Drev mengangguk yakin. Ketua sekte langsung tertawa terbahak-bahak, merasa sangat gembira karena apa yang ia cari telah datang kepadanya. Ia memuji Vyx dan Drev atas kinerja mereka berdua. Kemudian, ia memerintahkan Vyx untuk menuntun jalan ke tempat Ethan berada demi mengambil pusaka Celestia. Di sisi lain, orang yang Ethan buat pingsan dan masukkan dalam cincin dimensinya telah sadar. Orang itu bernama Kael, murid inti dari guru besar Alkemis di Kekaisaran. Kael sangat kebingungan karena tidak tahu sedang berada di mana. Ia hanya melihat sebuah rumah kecil dengan beberapa barang berserakan di sana dan beberapa pohon yang tumbuh di sekitarnya. Ia berteriak sekuat mungkin, berharap dapat menemukan seseorang di sekitar. Namun, suaranya menggema. Itu membuat dirinya semakin bingung. Jika ia berada di alam bebas, mustahil suaranya akan menggema saat berteriak.
Tapi, bagaimana caranya? Seluruh anggota sekte itu tampaknya sangat kuat, tingkat kultivasi mereka juga tak bisa ia ketahui. Terlebih lagi, jika mereka mati, mereka dapat hidup kembali dengan tubuh baru. Ethan terpikir sebuah ide, ia berniat untuk menyamar dan bercampur diantara para kumpulan yang terhipnotis itu. Yang ia butuhkan sekarang adalah sebuah jubah merah hitam yang sama persis. Ketika Vyx dan yang lainnya selesai melakukan pemujaan di depan patung raja iblis dan hendak pergi. Ethan yang sudah menunggu di atas atap langsung turun di belakang barisan terakhir. Ia kemudian menekan titik pingsan salah seorang dari mereka, melepas jubahnya, lalu memasukkannya ke dalam cincin dimensinya . Ethan kemudian memakai jubah itu dan mengikuti kemana Vyx membawa mereka pergi. Namun, Ethan tidak tahu bahwa jubah yang ia pakai juga memiliki mantra yang dapat menghipnotisnya juga. Vyx membawa mereka semua m