Share

7. Menyewa pembunuh

Penulis: Cloudyouandme
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-27 23:00:37

Setelah cukup lama pingsan, Ethan akhirnya sadar. Ia perlahan membuka matanya dan mencoba untuk duduk. Begitu duduk, ia dapat merasakan sensasi sakit di perut dan punggungnya akibat benturan dan pukulan dari penatua Myra.

Tiba-tiba Ia teringat dengan kejadian sebelum ia pingsan. Bagaimana keadaan ibu? Apakah dia baik-baik saja? Kenapa bisa penatua Myra datang dan menangkap ibu? Pemikiran itu membanjiri kepalanya saat ini.

Pelan-pelan ia mencoba untuk berdiri, meskipun tidak dapat berdiri dengan normal karena sakit di perut dan punggungnya, itu tidak menghentikan kekhawatirannya pada ibunya.

Dengan langkah tergopoh-gopoh, ia pergi keluar dari kamarnya. Dari kejauhan, ia melihat bercak merah di halamannya. Segera ia pergi kesana untuk memeriksa apa yang terjadi. Suasananya sudah sepi, ia hanya dapat melihat noda darah pada lantai halaman rumahnya dengan beberapa potongan kain baju.

Ethan mencoba untuk berpikir positif, namun terpatahkan saat melihat potongan kain itu bercorak seperti baju yang dipakai ibunya tadi malam.

Dengan panik ia segera pergi menuju kamar ibunya. Begitu ia masuk,matanya terbelalak begitu melihat kondisi ibunya yang memprihatinkan.

Punggungnya kini ditutupi oleh balutan perban, dengan beberapa belas noda darah di tubuhnya. Ethan merasa sangat marah, ia ingin sekali membalas penatua yang menyebabkan semua ini.

Namun, perhatiannya teralihkan pada kepala klan yang sedang tertidur di kursi samping tempat tidur ibunya. "Apakah kepala klan benar-benar peduli pada mereka?" pikirnya.

Ethan mendekati ibunya untuk melihat lebih dekat, wajahnya yang pucat dengan nafas serta nafasnya yang terengah-engah saat tidur membuat hatinya semakin sakit.

Karena tidak ingin mengganggu, Ethan meninggalkan kepala klan dan ibunya agar beristirahat di kamar. Lalu berjalan menuju kamarnya sembari termenung.

Ternyata, ia sekarang hanyalah hanyalah seorang anak kecil yang dapat dengan mudah di kalahkan. Meskipun sudah mencapai tingkat awal Spirit Disciple, tetap saja tenaganya sama dengan anak berumur lima tahun.

Ethan sampai di kamarnya, ia mengunci pintunya dengan rapat, lalu duduk di tempat tidurnya sembari menatap dirinya pada cermin yang menempel di lemarinya.

"Dulu, aku adalah orang yang paling mulia dan selalu di puja-puja. Sekarang—bukan pujaan— melainkan hinaan, cacian, dan perbuatan semena-mena yang ia dapatkan." bisiknya lirih, seolah sedang berbicara pada bayangan dirinya di cermin.

Pandangan Ethan tak sengaja melirik ke arah kolong lemarinya, ia teringat pada pusaka Celestia yang dulu pernah menyembuhkan inti kultivasinya.

Ethan mengambil pusaka itu dari kolong lemarinya, lalu ia membersihkan debu-debu yang menempel pada pusaka itu dengan kain bajunya.

Meskipun sekarang kondisi pusaka itu seperti gagang pedang biasa, Ethan tetap mencoba untuk memeriksa dan memperbaikinya. Namun, itu tidak membuahkan hasil sama sekali.

Ethan lalu duduk bersila di atas tempat tidurnya, bersiap untuk berlatih kultivasi. Tanpa diduga, saat sedang menyerap energi, pusaka Celestia bereaksi lalu terbang di depan dada Ethan.

Penyerapan energi kultivasi Ethan pun tiba-tiba menjadi lebih cepat dari biasanya, Ethan terkejut lalu menghentikan latihannya. Pusaka Celestia pun berhenti terbang lalu jatuh ke pahanya.

Menyadari bahwa pusaka Celestia dapat membantunya untuk melatih kultivasinya, ia menjadi sangat gembira. Ethan pun melanjutkan latihannya bersama pusaka Celestia hingga larut malam.

Pelayan yang selalu menyediakan makanan Ethan dan ibunya menjadi khawatir. Biasanya, Ethan akan datang ke ruang makan sebelum malam tiba. Namun, Ethan tidak terlihat di manapun sejak kejadian dengan penatua.

Pelayan itu pergi ke kamar Ethan dan mengetuk pintu kamarnya. "Tuan muda? Apakah anda baik-baik saja? Saya sudah menyiapkan makan malam Tuan dan Nyonya"

Karena panggilan itu, Ethan menyudahi latihannya dan keluar dari kamarnya menuju ruang makan. "Apakah ibu sudah sadar?" tanya Ethan pada pelayan tersebut.

"Nyonya sadar sejak petang tadi tuan. Begitu sadar, nyonya bertanya tentang tuan dan saya menjawab anda sedang istirahat di kamar." balas pelayan.

Ethan mengangguk pelan, ia mengambil semangkuk sup hangat dan nasi. "Kamu bisa istirahat sekarang, sisa makanannya tolong simpan di dapur." perintah Ethan pada pelayan sebelum pergi mengantarkan makanan ke kamar ibunya.

Setelah sampai, ia mengetuk pintu kamar ibunya dua kali lalu masuk. Ia melihat ibunya sudah sadar dan berbaring diam di tempat tidur, sementara kepala klan tampaknya sudah pergi dari sana.

"Ibu, aku membawakan makanan untukmu. Biarkan aku menyuapimu hari ini." ucap Ethan sembari meletakkan makanan yang ia bawa dan duduk di samping ibunya.

Ibu Ethan tersenyum pada anaknya, memikirkan bahwa anaknya yang masih berumur lima tahun, namun tak dapat hidup seperti anak-anak lainnya membuat hatinya sakit.

"Maafkan Ibu, ya." Lirihnya dengan suara bergetar.

Ethan menggelengkan kepalanya sembari berkata. "Tidak, Ibu, seharusnya akulah yang minta maaf padamu. Karena aku sama sekali tak bisa melindungi mu. Sekarang, mari lupakan hal itu dan mari makan."

Ethan mengambil sesendok sup, lalu menyuapi ibunya. Malam itu, Ethan menghibur ibunya dan menemaninya hingga tertidur.

Setelah ibunya tertidur pulas, Ethan keluar dari kamarnya dan berencana untuk membalas perbuatan penatua pada ibunya. Meskipun ia yakin tidak dapat membunuhnya, setidaknya penatua Myra dapat merasakan bagaimana rasanya hampir mati.

Ethan kembali ke kamarnya dan mengambil seluruh uang yang ia curi dari anggota klan setiap harinya. Semuanya terkumpul sebanyak seratus dua puluh sembilan koin emas, jumlah itu lebih dari cukup untuk menyewa beberapa anggota assassin pembunuh.

Diam-diam dia menyelinap keluar, dan pergi ke kota. Dari informasi yang ia kumpulkan selama ini, terdapat sebuah kelompok pembunuh yang menyamar dan membuat sebuah bar di tengah kota.

Jika ingin menyewa mereka, maka dia harus masuk ke dalam bar dan duduk di dekat meja kasir selama 30 detik tanpa mengatakan apapun. Setelah itu, harus mengetuk meja sebanyak sebelas kali dengan sangat pelan, lalu memesan segelas bir dan satu ekor ayam panggang dengan perasan lemon diatasnya.

Setelah cukup lama mencari, akhirnya dia sampai tepat di depan pintu bar. Saat hendak masuk, seorang pria dengan bekas luka sayatan di wajahnya menghentikannya.

"Hei bocah! Ini sudah larut malam, dimana kau tinggal? Aku akan mengantarmu kesana, sebaiknya jangan berkeluyuran dan pulanglah ke rumahmu!" ucap pria itu pada Ethan.

"Aku datang bukan untuk bermain, aku mengikuti ayahku dan sepertinya dia ada di dalam." balas Ethan pada pria itu, berusaha untuk mengelabuinya.

"Sial!" Pria tersebut membuka pintu bar lalu berteriak. "Hei! Orang bodoh mana yang tidak menyadari anaknya mengikutinya sampai ke tempat ini?!"

Semua orang memperhatikan pria itu, "Apa maksudmu anak-anak?" tanya salah satu pelanggan bar itu.

"Anak i.." Pria itu terdiam, "Kemana perginya anak tadi?" celetuknya penuh heran.

Semua pelanggan di bar menyoraki pria itu, dan mengatakan bahwa dia telah berhalusinasi karena lelah. "Tapi!" Pria itu berusaha untuk menjelaskan, namun tampaknya semua orang mengabaikannya.

Pria itu pun pergi duduk di dekat meja kasir untuk memesan makan malamnya. Begitu pria itu duduk, dia terkejut. Ternyata anak yang tadi ia temui bukan hilang melainkan sudah duduk di dekat kasir.

Pria itu memperhatikan Ethan dengan seksama, sepertinya anak yang duduk disampingnya bukanlah anak biasa. Setelah Ethan duduk tanpa melakukan apapun selama tiga puluh detik, ia mengetuk meja di depannya dengan pelan sebanyak sebelas kali.

Dari situ, sang pria mulai curiga. Apa jangan-jangan anak yang disampingnya ingin menyewa seorang pembunuh bayaran? Namun ia tetap berusaha untuk berpikir positif.

Setelah Ethan selesai mengetuk meja, ia memesan menu satu ekor ayam panggang dengan perasan lemon. Saat itulah pria itu langsung memegang pundak Ethan, "Nak, sebaiknya kau memikirkannya sekali lagi, jika kau tidak ingin menyesal!"

Ethan menepis tangan pria itu lalu berkata. "Sebaiknya kau jangan ikut campur."

Menyadari kode dari Ethan, kasir bar tersebut menuntunnya ke ruangan khusus untuk menerima misi membunuh. Mendengar ada seorang anak kecil yang datang, membuat pemimpin kelompok pembunuh itu tertarik untuk bertemu langsung dengannya.

Bab terkait

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   8.Serangan

    Begitu Ethan masuk ke dalam ruangan yang ditunjukkan oleh pelayan bar, di depannya sudah berada seorang pria yang memakai topeng. Ethan berjalan ke arah pria bertopeng tersebut. Namun pria itu memancarkan aura membunuhnya begitu pekat hingga pelayan bar di belakang Ethan pingsan.Ethan melihat ke arah pelayan yang pingsan, lalu terus berjalan ke arah pria bertopeng tanpa tertekan sedikitpun. Melihat kejadian itu membuat pria bertopeng semakin tertarik pada Ethan.Ia berdiri, lalu mempersilahkan Etha untuk duduk di depannya. "Selamat datang, pelanggan! Kau bisa memanggilku Silencer," ucap pria itu sembari ia duduk kembali.Saat Ethan baru saja duduk, Silencer langsung berkata. "Jadi, siapa yang perlu kami bunuh untukmu?" Ethan mengeluarkan kantung tempat ia menyimpan emas curiannya, lalu melemparnya pada meja yang berada tepat di depannya. "Bunuh penatua Myra dari klan Ashenwood untukku!"Silencer melirik pada kantung yang Ethan lempar. "Hmm... Permintaan yang cukup berbahaya, itu t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   9. Kabur dari kediaman Ashenwood

    Keesokan paginya, penatua Myra akhirnya sadar. "Akhhhh!" Ia berteriak dengan keras begitu menyadari lengan kanannya sudah tiada.Mendengar teriakan itu, kepala klan dan tabib yang sedang berbincang-bincang di luar langsung masuk ke dalam untuk melihatnya."Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku menjadi cacat seperti ini?!" penatua itu berteriak dengan keras, ia mengambil sebuah gelas dengan tangan kirinya lalu melemparnya ke tembok hingga pecah."Kalian... beraninya kalian kemari! Apa kalian ingin menghinaku?!" tanya penatua itu dengan suara menggelegar sembari menatap tajam ke arah mereka berdua.Menyadari kondisi mental penatua sedang tidak baik, tabib mengajak kepala klan untuk meninggalkan penatua sendiri.Ketika tabib dan kepala klan keluar, mereka di sambut oleh beberapa penatua dengan ekspresi khawatir. Mereka mendekati tabib itu dan menanyakan kondisi rekan mereka.Tabib kemudian menjelaskan bahwa mustahil menyatukan kembali lengan penatua karena lengannya sudah membusuk. Ia juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   10. Terjebak

    Melihat seluruh prajurit yang mengejarnya telah pergi, Ethan menghela napas lega. Namun, ia penasaran mengapa para prajurit itu berhenti mengejarnya saat memasuki hutan penuh kabut ini. Alih-alih keluar, ia merasa tertarik akan hutan ini dan memutuskan untuk masuk ke dalam. Meskipun kabut tebal menghalangi pandangannya, itu tak menghentikan rasa penasarannya dan terus menjelajah lebih dalam. Setiap ia masuk lebih jauh ke dalam, kabut yang menghalangi pandangannya perlahan hilang, hingga ia dapat melihat dengan jelas. "Hmm... Tidak ada apa-apa di sini. Lalu, kenapa para prajurit yang mengejarku tadi berhenti saat aku masuk ke sini?" gumamnya. Tiba-tiba, seekor monster sebesar beruang muncul dari balik semak-semak, mendekati Ethan. Bulu yang berwarna coklat kemerahan, gigi taring yang besar seperti singa, serta mata merah melotot, monster kemudian mengaum. "Aummm!" Auman itu menggelarkan seisi hutan, Ethan sontak melihat ke belakangnya dan melihat monster itu sedang berlari ke arah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   11. Cara mengembalikan Energi Pusaka Celestia

    Setelah dua minggu berlalu, Ethan mengakhiri latihan kultivasinya. Dengan bantuan pil bergaris empat dan pusaka Celestia, ia akhirnya dapat menembus tingkat tinggi spirit disciple. Karena sudah lama ia berlatih di gua, perutnya kini merasa lapar. Ia berniat keluar untuk berburu makanan, ia juga ingin mengecek sesuatu tentang pusaka Celestia. Dengan pusaka Celestia di tangannya, Ethan siap keluar berburu. Namun, setelah sekian lama mencari, ia tak dapat menemukan satu hewan pun. Ia juga merasa, kabut yang semula tipis menjadi sangat tebal, perasaannya mulai tidak enak. Biasanya, para monster tidak terlihat karena ada predator kuat di dekat mereka. Benar saja, suara dengkuran keras tiba-tiba terdengar dari balik pohon bambu yang rimbun, membuat Ethan tertegun. Perlahan, Ethan mendekati asal suara dengkuran. Dari celah pohon bambu, ia mengintip dan terkejut melihat seekor ular besar yang tertidur lelap. Namun, a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   12.Pahlawan yang dikhianati

    Ethan menurunkan sedikit kewaspadaannya. Lagi pula, setelah sekian lama berlatih, perutnya mulai keroncongan. Ethan mengambil paha ayam yang diberikan pria tua itu, lalu memakannya dengan lahap. "Haha makanlah pelan-pelan. Kita masih punya banyak di sini," ucap pria tua itu girang sambil memakan ayam panggangnya. "Jadi... bisakah kau menceritakan bagaimana bisa para burung pemakan bangkai itu mengeroyokmu?" tanya Ethan penasaran. "Huhh..." pria tua itu menghela napas lalu mulai bercerita tentang masa lalunya yang dimulai dari setahun yang lalu. Setahun yang lalu, di kerajaan Alveron... "Hidup dewa perang!" kerumunan masyarakat meneriakkan kalimat tersebut saat seorang panglima kerajaan serta beberapa prajurit yang baru saja pulang dari medan perang. Panglima itu bernama Ravon Dhalkaris. Ia diangkat menjadi panglima oleh sang kaisar saat berumur dua puluh sembilan tahun. Pada usia yang masih tergolong muda, kultivasinya sudah mencapai tingkat tengah Void Guardian, sebuah pen

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   13. Selamat Tinggal

    Menyadari monster singa itu mendekati Ethan, pria tua sontak berteriak dengan keras sambil melemparkan sebuah batu berukuran sedang pada tubuh monster itu agar perhatiannya teralihkan pada dirinya.Rencananya berhasil. Monster itu langsung marah dan mengamuk, ia menghiraukan Ethan yang berada di dekatnya dan langsung berlari dengan cepat ke arah pria tua itu.Pria itu juga langsung berlari secepat mungkin untuk menghindari amukan sang monster. Meskipun menurutnya ini gila, namun harapannya untuk hidup sekarang bergantung pada rencana Ethan.Segera, setelah monster itu pergi mengejar pria tua, Ethan langsung menggali tanah tempat ia mengubur pusaka Celestia secepat yang ia bisa. Untungnya ia tak menguburnya terlalu dalam, dan dengan cepat dapat menemukannya.Ia langsung melempar pusaka itu ke arah monster singa. Namun, tak ada reaksi apa pun yang muncul dari pusaka Celestia. Ethan tak percaya ini, apakah perhitungannya selama ini salah? Atau, pusak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   14. Suku Althara

    Ethan berjalan pelan ke depan, berjaga-jaga jika situasi memburuk. Samar-samar, ia dapat melihat cahaya terang dari percikan api dan mendengar suara dari anak-anak yang tertawa riang gembira.Ethan dengan cepat menyembunyikan hawa keberadaannya, lalu merangkak maju dengan tubuh merendah, menyerupai buaya yang merayap di tanah.Ethan terkejut begitu melihat beberapa rumah yang tersusun melingkari api unggun besar. Ia juga melihat sekelompok anak-anak yang sedang berlari-larian di tengah kerumunan orang dewasa yang tampak sedang mengitari api unggun, sembari mengucapkan beberapa kalimat yang ia tidak mengerti.Namun, ada sesuatu yang lebih janggal. Setiap orang di sana memiliki bagian tubuh yang menyerupai hewan. Beberapa di antaranya memiliki tangan seperti serigala, ada yang memiliki kaki seperti anjing, bahkan sebagian di antara mereka memiliki paruh seperti ayam.Ethan menelan ludahnya, pelan-pelan ia merangkak mundur agar segera pergi dari temp

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   15. Kalung Bulan Sabit

    Sudah sembilan tahun sejak ia mulai tinggal bersama suku Althara; mereka semua kini menjadi sangat dekat layaknya keluarga. Ethan juga telah mencapai hal yang luar biasa dalam kultivasinya, kini ia sudah mempelajari sebagian seni bela diri yang ia dapat dari cincin ruang pria tua, dan ia sudah mencapai Soul master tingkat tinggi.Ia juga kembali belajar seni bela dirinya saat menjadi Kaisar Altair dahulu. Kini, ia dapat dengan mudah bertarung dengan beberapa monster di hutan, pengumpulan darah monster untuk ritual juga menjadi mudah berkat dirinya.Namun, ia masih belum menemukan cara untuk melepaskan suku Althara dari kutukan. "Maafkan aku kakek suku, aku masih belum dapat untuk melepaskan kutukan kalian. Padahal sudah sembilan tahun aku berada di sini." ucap Ethan dengan wajah murung."Tak apa, Ethan. Bagi kami, keberadaanmu di sini saja sudah menjadi berkah. Mungkin ini memang sudah takdir kami, atau ini adalah akibat dari kesalahan yang kami tidak sadari." balas kakek suku pada Et

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04

Bab terbaru

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   16. Penghapus kutukan

    Wanita peramal mengangguk perlahan, kemudian bergegas masuk ke dalam rumah. Tak lama, ia keluar membawa sebuah buku dan pena. Ia mulai menulis dan menghitung dengan serius, hingga beberapa menit kemudian, tangannya terhenti."Tidak mungkin..." gumamnya dengan wajah yang tampak pucat pasi."Ada apa? Apakah ada masalah?" tanya Ethan penasaran.Wanita peramal menunjukkan tulisannya pada Ethan sambil menjelaskan perhitungannya. "Menurut perhitunganku, gerhana bulan akan terjadi 42 hari lagi. Namun, ada masalah. Hari itu bertepatan dengan ritual yang akan kita lakukan pada artefak batu giok yang melindungi suku.""Apakah kita tidak bisa melakukan ritual itu pada malam sebelum gerhana?" tanya Ethan dengan sorot mata cemas.Wanita peramal menggelengkan kepalanya. "Jika itu dilakukan pada malam sebelum jadwal sebelumnya, itu akan memengaruhi efektivitas artefak itu. Dan kita, beresiko akan terkena serangan monster dari luar." jelas wanita peramal

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   15. Kalung Bulan Sabit

    Sudah sembilan tahun sejak ia mulai tinggal bersama suku Althara; mereka semua kini menjadi sangat dekat layaknya keluarga. Ethan juga telah mencapai hal yang luar biasa dalam kultivasinya, kini ia sudah mempelajari sebagian seni bela diri yang ia dapat dari cincin ruang pria tua, dan ia sudah mencapai Soul master tingkat tinggi.Ia juga kembali belajar seni bela dirinya saat menjadi Kaisar Altair dahulu. Kini, ia dapat dengan mudah bertarung dengan beberapa monster di hutan, pengumpulan darah monster untuk ritual juga menjadi mudah berkat dirinya.Namun, ia masih belum menemukan cara untuk melepaskan suku Althara dari kutukan. "Maafkan aku kakek suku, aku masih belum dapat untuk melepaskan kutukan kalian. Padahal sudah sembilan tahun aku berada di sini." ucap Ethan dengan wajah murung."Tak apa, Ethan. Bagi kami, keberadaanmu di sini saja sudah menjadi berkah. Mungkin ini memang sudah takdir kami, atau ini adalah akibat dari kesalahan yang kami tidak sadari." balas kakek suku pada Et

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   14. Suku Althara

    Ethan berjalan pelan ke depan, berjaga-jaga jika situasi memburuk. Samar-samar, ia dapat melihat cahaya terang dari percikan api dan mendengar suara dari anak-anak yang tertawa riang gembira.Ethan dengan cepat menyembunyikan hawa keberadaannya, lalu merangkak maju dengan tubuh merendah, menyerupai buaya yang merayap di tanah.Ethan terkejut begitu melihat beberapa rumah yang tersusun melingkari api unggun besar. Ia juga melihat sekelompok anak-anak yang sedang berlari-larian di tengah kerumunan orang dewasa yang tampak sedang mengitari api unggun, sembari mengucapkan beberapa kalimat yang ia tidak mengerti.Namun, ada sesuatu yang lebih janggal. Setiap orang di sana memiliki bagian tubuh yang menyerupai hewan. Beberapa di antaranya memiliki tangan seperti serigala, ada yang memiliki kaki seperti anjing, bahkan sebagian di antara mereka memiliki paruh seperti ayam.Ethan menelan ludahnya, pelan-pelan ia merangkak mundur agar segera pergi dari temp

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   13. Selamat Tinggal

    Menyadari monster singa itu mendekati Ethan, pria tua sontak berteriak dengan keras sambil melemparkan sebuah batu berukuran sedang pada tubuh monster itu agar perhatiannya teralihkan pada dirinya.Rencananya berhasil. Monster itu langsung marah dan mengamuk, ia menghiraukan Ethan yang berada di dekatnya dan langsung berlari dengan cepat ke arah pria tua itu.Pria itu juga langsung berlari secepat mungkin untuk menghindari amukan sang monster. Meskipun menurutnya ini gila, namun harapannya untuk hidup sekarang bergantung pada rencana Ethan.Segera, setelah monster itu pergi mengejar pria tua, Ethan langsung menggali tanah tempat ia mengubur pusaka Celestia secepat yang ia bisa. Untungnya ia tak menguburnya terlalu dalam, dan dengan cepat dapat menemukannya.Ia langsung melempar pusaka itu ke arah monster singa. Namun, tak ada reaksi apa pun yang muncul dari pusaka Celestia. Ethan tak percaya ini, apakah perhitungannya selama ini salah? Atau, pusak

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   12.Pahlawan yang dikhianati

    Ethan menurunkan sedikit kewaspadaannya. Lagi pula, setelah sekian lama berlatih, perutnya mulai keroncongan. Ethan mengambil paha ayam yang diberikan pria tua itu, lalu memakannya dengan lahap. "Haha makanlah pelan-pelan. Kita masih punya banyak di sini," ucap pria tua itu girang sambil memakan ayam panggangnya. "Jadi... bisakah kau menceritakan bagaimana bisa para burung pemakan bangkai itu mengeroyokmu?" tanya Ethan penasaran. "Huhh..." pria tua itu menghela napas lalu mulai bercerita tentang masa lalunya yang dimulai dari setahun yang lalu. Setahun yang lalu, di kerajaan Alveron... "Hidup dewa perang!" kerumunan masyarakat meneriakkan kalimat tersebut saat seorang panglima kerajaan serta beberapa prajurit yang baru saja pulang dari medan perang. Panglima itu bernama Ravon Dhalkaris. Ia diangkat menjadi panglima oleh sang kaisar saat berumur dua puluh sembilan tahun. Pada usia yang masih tergolong muda, kultivasinya sudah mencapai tingkat tengah Void Guardian, sebuah pen

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   11. Cara mengembalikan Energi Pusaka Celestia

    Setelah dua minggu berlalu, Ethan mengakhiri latihan kultivasinya. Dengan bantuan pil bergaris empat dan pusaka Celestia, ia akhirnya dapat menembus tingkat tinggi spirit disciple. Karena sudah lama ia berlatih di gua, perutnya kini merasa lapar. Ia berniat keluar untuk berburu makanan, ia juga ingin mengecek sesuatu tentang pusaka Celestia. Dengan pusaka Celestia di tangannya, Ethan siap keluar berburu. Namun, setelah sekian lama mencari, ia tak dapat menemukan satu hewan pun. Ia juga merasa, kabut yang semula tipis menjadi sangat tebal, perasaannya mulai tidak enak. Biasanya, para monster tidak terlihat karena ada predator kuat di dekat mereka. Benar saja, suara dengkuran keras tiba-tiba terdengar dari balik pohon bambu yang rimbun, membuat Ethan tertegun. Perlahan, Ethan mendekati asal suara dengkuran. Dari celah pohon bambu, ia mengintip dan terkejut melihat seekor ular besar yang tertidur lelap. Namun, a

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   10. Terjebak

    Melihat seluruh prajurit yang mengejarnya telah pergi, Ethan menghela napas lega. Namun, ia penasaran mengapa para prajurit itu berhenti mengejarnya saat memasuki hutan penuh kabut ini. Alih-alih keluar, ia merasa tertarik akan hutan ini dan memutuskan untuk masuk ke dalam. Meskipun kabut tebal menghalangi pandangannya, itu tak menghentikan rasa penasarannya dan terus menjelajah lebih dalam. Setiap ia masuk lebih jauh ke dalam, kabut yang menghalangi pandangannya perlahan hilang, hingga ia dapat melihat dengan jelas. "Hmm... Tidak ada apa-apa di sini. Lalu, kenapa para prajurit yang mengejarku tadi berhenti saat aku masuk ke sini?" gumamnya. Tiba-tiba, seekor monster sebesar beruang muncul dari balik semak-semak, mendekati Ethan. Bulu yang berwarna coklat kemerahan, gigi taring yang besar seperti singa, serta mata merah melotot, monster kemudian mengaum. "Aummm!" Auman itu menggelarkan seisi hutan, Ethan sontak melihat ke belakangnya dan melihat monster itu sedang berlari ke arah

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   9. Kabur dari kediaman Ashenwood

    Keesokan paginya, penatua Myra akhirnya sadar. "Akhhhh!" Ia berteriak dengan keras begitu menyadari lengan kanannya sudah tiada.Mendengar teriakan itu, kepala klan dan tabib yang sedang berbincang-bincang di luar langsung masuk ke dalam untuk melihatnya."Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku menjadi cacat seperti ini?!" penatua itu berteriak dengan keras, ia mengambil sebuah gelas dengan tangan kirinya lalu melemparnya ke tembok hingga pecah."Kalian... beraninya kalian kemari! Apa kalian ingin menghinaku?!" tanya penatua itu dengan suara menggelegar sembari menatap tajam ke arah mereka berdua.Menyadari kondisi mental penatua sedang tidak baik, tabib mengajak kepala klan untuk meninggalkan penatua sendiri.Ketika tabib dan kepala klan keluar, mereka di sambut oleh beberapa penatua dengan ekspresi khawatir. Mereka mendekati tabib itu dan menanyakan kondisi rekan mereka.Tabib kemudian menjelaskan bahwa mustahil menyatukan kembali lengan penatua karena lengannya sudah membusuk. Ia juga

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   8.Serangan

    Begitu Ethan masuk ke dalam ruangan yang ditunjukkan oleh pelayan bar, di depannya sudah berada seorang pria yang memakai topeng. Ethan berjalan ke arah pria bertopeng tersebut. Namun pria itu memancarkan aura membunuhnya begitu pekat hingga pelayan bar di belakang Ethan pingsan.Ethan melihat ke arah pelayan yang pingsan, lalu terus berjalan ke arah pria bertopeng tanpa tertekan sedikitpun. Melihat kejadian itu membuat pria bertopeng semakin tertarik pada Ethan.Ia berdiri, lalu mempersilahkan Etha untuk duduk di depannya. "Selamat datang, pelanggan! Kau bisa memanggilku Silencer," ucap pria itu sembari ia duduk kembali.Saat Ethan baru saja duduk, Silencer langsung berkata. "Jadi, siapa yang perlu kami bunuh untukmu?" Ethan mengeluarkan kantung tempat ia menyimpan emas curiannya, lalu melemparnya pada meja yang berada tepat di depannya. "Bunuh penatua Myra dari klan Ashenwood untukku!"Silencer melirik pada kantung yang Ethan lempar. "Hmm... Permintaan yang cukup berbahaya, itu t

DMCA.com Protection Status