Share

97

“Bapak tau kalau maneh marah,” kata Ki Jalu, “tapi maneh kudu inget kalau ketiga orang itu bukan lawan yang mudah ditaklukkan.”

Badru masih diam. Gurat kebencian kian jelas terlukis di wajahnya.

“Berdiri!” pinta Ki Jalu seraya bangkit dari duduknya. Pria tua itu lantas terpejam.

Meski masih marah, Badru tak punya pilihan selain menurut. Ia menoleh pada sang bapak yang tengah bergumam, seperti tengah membaca mantera. Tak lama kemudian, Ki Jalu membentangkan kedua tangan lebar-lebar. Bersamaan dengan itu, sinar merah muncul dari liontin besar di dada pria tua itu.

Badru terkejut meski dengan cepat menguasai diri. Ia bisa melihat bila sebuah kujang tiba-tiba muncul di depan dada Ki Jalu, lalu terbang memutar ke arahnya.

“Ambil!” titah Ki Jalu sembari membuka mata. “Kujang itu merupakan pusaka warisan keluarga kita. Hanya keturunan keluarga Wisesa yang bisa menggunakan kujang itu.”

Badru menerima kujang berwarna hitam itu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status