Share

146

Napas Aep sudah terputus-putus ketika kakinya terus dipaksakan bergerak menuju Ciboeh. Tubuhnya menggigil dan serasa remuk di saat bersamaan. Beberapa menit lalu pria itu berenang di sungai, kemudian menaiki daratan dengan keadaan kedinginan. Kotak yang diberikan Romlah padanya dipegang dengan sangat kuat dan sebisa mungkin tak tersentuh air.

“Saya ... harus ... cepat sampai,” ujar Aep dengan wajah yang sudah pucat. Tenaganya benar-benar terkuras malam ini. Berlari meninggalkan desa, dipukuli sahabat sendiri, sampai harus kembali ke desa untuk menyerahkan kotak itu, membutuhkan energi yang tak sedikit. Mungkin jika ia tertidur, baru beberapa hari kemudian akan sadar.

Aep memungut sebuah kayu panjang untuk membantunya berjalan. Langkahnya mulai terseok-seok. Tidak ada waktu baginya untuk sekadar beristirahat. Ia benar-benar harus kembali ke desa secepat mungkin.

Aep tak merasakan lagi ketakutan seperti pertama kali melewati perkebunan karet ini, pun d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status