Share

145

Sepuluh menit setelah kepergian Aep, Euis masih berdiri di depan gubuk dengan raut cemas. Beberapa kali gadis itu mondar-mandir di depan pintu, meremas baju sembari menatap halaman gelap di depannya. Amarahnya perlahan reda dan berganti menjadi kekhawatiran.

“Astagfirullah.” Euis mengelus dada, mengembus napas panjang.

“Kamu masuk saja ke dalam, Is,” ujar Romlah yang muncul dari balik pintu. “Ini sudah malam. Lagi pula ... kamu harus istirahat.”

Eusi kembali menghela napas panjang. Pikirannya benar-benar penuh dengan beragam pertanyaan. Tentang kondisi bapaknya, Rojali, penduduk desa, juga Aep yang baru saja pergi. Akan tetapi, saat mengingat suatu hal, ia tiba-tiba berbalik dengan raut penuh amarah.

“Apa benar Kang Ujang itu anggota Kalong Hideung?” tanya Euis tiba-tiba.

Romlah mundur beberapa langkah. Pandangannya teralih ke arah lain. “Kita ... bicarakan di dalam, Is.”

“Apa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status