"Dari hasil penyelidikan saya, dari beberapa kesaksian tetangga di sekitar kediaman Abraham di Solo, banyak dari mereka yang tidak mengenal sosok Rassi maupun Abraham sendiri. Mereka lama tinggal di Solo tapi sangat menutup diri dari tetangga sekitar dan dunia luar. Jarang sekali Rassi terlihat keluar dari rumah kecuali jika di dampingi oleh Abraham. Dan terakhir, di tanggal 6 November ini, ada seorang tetangga yang melihat Rassi keluar terburu-buru lalu mengemudi mobil sendiri, tak lama terlihat Abraham menyusul, dan sejak itu, Rassi tak pernah lagi terlihat batang hidungnya di kediaman Abraham, sama halnya dengan Abraham sendiri. Mereka berdua menghilang dan tak ada satu pun tetangga yang mengetahui kemana mereka pergi. Sampai detik ini, kediaman Abraham di Solo kosong, Mam." Beritahu Bara, salah satu anak buah kepercayaan Mami Keke."Setelah saya selidiki lebih jauh, saya kemudian mengetahui bahwa di tanggal yang sama dengan kepergian Rassi dari kediaman Abraham itu, telah terjadi
Masih dalam pikirannya yang terpecah belah, Aljabar pun tak tinggal diam untuk mengetahui lebih lanjut mengenai siapa sebenarnya identitas wanita buta yang wajahnya sangat mirip dengan Kinan itu.Lelaki itu tidak jadi pulang melainkan membuntuti kemana arah tujuan si wanita buta itu selepas dia mampir di toko bunga untuk membeli sekuntum mawar putih.Saat itu, Aljabar melihat seorang anak kecil perempuan yang menghampiri si wanita buta di lampu merah. Anak kecil itu sepertinya adalah pedagang asongan yang biasa menjajakan barang dagangannya di lampu merah.Aljabar lekas menepikan kendaraannya saat melihat si wanita buta dan anak kecil itu pergi menuju sebuah makam.Lalu, wanita itu berjongkok bersama anak kecil perempuan itu di sisi makam setelah dia menaruh sekuntum mawar putih tadi.Tak ada yang aneh dari aktifitas yang mereka lakukan saat ini, hanya saja, Aljabar masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.Ada hubungan apa sebenarnya antara wanita itu dengan Kinan? Ken
Sebuah gedung pencakar langit berdiri kokoh di tengah-tengah kota Jakarta. Rooftop gedung yang tadinya terlihat biasa saja kini tampak ramai dan meriah.Siapa lagi jika bukan Jendra yang menyulapnya menjadi demikian?Dengan uang, semua bisa dia lakukan.Hari ini, tamu-tamu penting Jendra yang seluruhnya berasal dari kalangan atas tampak menikmati suasana pesta meriah itu.Ada yang asik berdansa, sekadar minum atau mengobrol dengan rekan bisnis sambil sesekali mencuri pandang ke arah gadis-gadis nan cantik jelita yang menjadi waitress di sana.Bukan hanya cantik, tapi pakaian mereka yang kelewat seksi jelas saja menggoda hasrat dan iman para pebisnis yang rata-rata memiliki usia di atas empat puluh tahun itu. Usia yang memang sudah tidak muda, tapi tentunya sangat berpengalaman dalam banyak hal, terutama soal wanita."Waitress-waitress di sini bukan sembarang waitress Pak Gatot, tapi mereka wanita yang juga bisa dibooking. Saya sudah membayar kontan mereka untuk melayani tamu-tamu unda
Malam itu, Aljabar sama sekali tidak kembali ke acara pesta karena usai dari toilet dia langsung sibuk mencari keberadaan Atama.Seorang diri dia mengitari area gedung hotel berbintang lima tersebut tapi hasilnya nihil setelah sebelumnya, petugas toilet di dekat lobi mengatakan bahwa dia tidak melihat keberadaan Atama di dalam toilet sejak tadi.Bahkan sampai Aljabar memperlihatkan foto Atama pada beberapa orang yang dia temui di lobi hotel, namun tak ada seorang pun yang melihat Atama di hotel itu.Dan sialnya lagi, ponsel Atama juga tak bisa dihubungi.Merasa lelah mencari dan setengah putus asa, Aljabar memutuskan untuk kembali naik ke rooftop. Saat itu, acara pesta sudah usai dan Aljabar melihat para tamu undangan satu persatu pulang meninggalkan rooftop.Berjalan gontai, Aljabar menghampiri kedua orang tuanya yang masih asik mengobrol dengan keluarga Jendra.Lelaki itu membisikkan sesuatu pada Aryan dan Widya bergantian, hingga setelahnya, kedua orang tua itu pun pamit undur diri
"Jadi, cewek yang namanya Rassi itu betulan ada?" tanya Arlan yang saat itu langsung menepikan mobilnya.Kedua alis panjang Ratu bertaut, heran."Ya, ada. Atama itu Rassi. Tapi Rassi, bukan Atama. Bisa jadi, kamu itu udah ditipu sama dia, Lan." tambah Ratu mengompori."Wait-wait! Aku perlu berpikir sebentar." ucap Arlan seraya memegangi kepalanya dengan kedua tangan. Lelaki itu mencoba mengingat tentang apa yang pernah dijelaskan oleh Abraham padanya mengenai kebenaran bahwa wanita yang selama ini dia kenal bernama Rassi itu sebenarnya adalah Atama.Bukan hanya menjelaskan dengan lisan, tapi Abraham juga memberikan bukti kuat berupa beberapa foto saat wajah Atama masih rusak hingga sang adik selesai dioperasi.Mana mungkin Abraham membohonginya?"Kayaknya, dugaan kamu deh yang salah, Yank. Atama itu memang betulan adikku. Dia bukan Rassi, aku yakin itu," ucap Arlan setelah cukup lama dia berpikir. "Tapi, kalau memang perempuan bernama Rassi itu betulan ada, nggak menutup kemungkinan s
Seperti rencananya sejak awal, siang ini setelah dia menjemput Althair ke sekolah lalu menitipkan sang anak pada ibunya, Lyra. Atama langsung meluncur ke area hotel Gading yang semalam dia datangi bersama Aljabar.Atama harus bertemu dengan si cleaning service yang tadi malam berjaga di toilet umum wanita yang terletak di lobi hotel.Setibanya di Lobi, Atama langsung bergegas menuju toilet umum namun dia hanya menemukan cleaning service lain."Mba, kenal Cleaning service yang tadi malam berjaga di sini?" Tanya Atama pada cleaning service yang sedang bekerja itu."Duh, nggak tau ya Mba, saya orang baru soalnya. Belum terlalu kenal sama orang-orang yang bekerja di sini," jawab si Cleaning service bernama Dian itu. Dibanding dengan cleaning service yang Atama lihat tadi malam, sepertinya usia Dian jauh lebih muda."Bisa antar saya ke Office CS di sini? Saya ingin menemui atasan Mba," ucap Atama lagi."Oh bisa. Mari ikut saya, Mba."Saat itu, Atama berjalan mengekor langkah Dian menuju ba
"Telepon, Abraham sekarang, bilang, aku mau bicara sama dia!" Perintah Aljabar detik itu juga.Atama terlihat gelagapan.Dia tidak mau Aljabar dan Abraham bertengkar.Tapi, dia juga penasaran dengan apa yang sebenarnya disembunyikan Abraham darinya selama ini.Tak ingin Aljabar bertambah marah, akhirnya Atama menuruti perintah sang suami.Dia menghubungi Abraham melalui ponselnya saat itu, tapi sayang, panggilannya tak kunjung dijawab oleh Abraham."Nggak diangkat, Al," beritahu Atama, merasa sedikit lega.Aljabar merampas ponsel Atama dan memindahkan nomor Abraham ke ponselnya, lalu menghubungi nomor tersebut menggunakan ponsel pribadinya.Setelah beberapa kali mencoba, hasilnya tetap sama.Abraham tak juga mengangkat telepon dari Aljabar."Mungkin dia masih kerja," ucap Atama membela. "Nanti malam aku coba telepon lagi deh. Sekarang, kita pulang aja yuk? Aku mau jemput Althair ke rumah Mama,""Yaudah, kamu pulang. Biar aku yang lanjut cari alamat Asti.""Al," Atama langsung menahan
"Ata, maaf kalau gue harus terpaksa mengganggu kehidupan lo lagi.Tapi, gue bener-bener buntu harus minta tolong sama siapa karena gue tau cuma lo satu-satunya orang yang bisa bantu gue.Ini tentang Chelsea.Sewaktu gue mau berangkat bawa Chelsea ke Amsterdam, Chelsea hilang di Bandara. Dia terus nangis tanya soal Kinan. Gue udah cari dia kemana pun tapi nggak ketemu.Sampai kemarin, gue terima telepon dari Abraham kalau sekarang, Chelsea ada sama Abraham.Dia minta gue dateng untuk ambil Chelsea dan dia ancam gue. Abraham ada di Jakarta sekarang, Ta. Dia nggak pergi ke Solo. Dia udah bohongin gue, bohongin lo, bohongin semua orang.Gue yakin, ada sesuatu yang sedang Abraham coba sembunyikan dari kita semua.Kita harus ketemu, Ta.Jangan bawa Ponsel lo karena Abraham udah menyadapnya.Abraham menuduh gue udah membunuh Kinan. Padahal bukan gue pelakunya Ta! Polisi lagi ngejar-ngejar gue sekarang!Hubungi gue di nomor yang tertera di bungkus amplop ini. Tapi jangan pakai nomor yang biasa