Share

Tertabrak

"Kenapa? Bagus kan?" tanya Amran masih dengan senyum yang sama. Zilva menghela napas panjang sembari mengambil isi kado itu dengan dua jarinya.

"Ini apa, Mas? Kamu itu ada-ada saja sih," ucap Zilva dengan wajah memerah.

"Nggak apa-apa dong, Sayang. Wajar suami ngasih kado itu. Biar makin cantik dan seksi," balas Amran lagi sembari menaik turunkan kedua alisnya.

"Terlalu seksi itu. Malu pakainya."

"Lingerie bagus ini, Sayang. Cocok buat kamu. Mau dicoba sekarang?" Zilva menoleh sesaat lalu membuang pandangan.

"Nggak, Mas. Kaya pengantin baru aja pakai begituan. Badanku sudah agak berisi sekarang. Nggak kaya dulu lagi."

"Bagus dong. Namanya juga masih ngasih ASI. Wajar kalau berisi dan makin montok. Nanti kalau Rafqa sudah lepas ASI baru boleh fokus merampingkan badan. Kalaupun tetap seperti ini, aku juga nggak masalah. Justru makin berisi makin seru," ucap Amran lagi. Dia mengusap puncak kepala Zilva yang masih duduk di tepi ranjang dengan dua lingerie berwarna merah dan hitam di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status