Share

Ke Pemakaman

Mayang masih membisu. Tak selang lama, dia kembali memejamkan kedua matanya. Deswita merasa ada sesuatu hal berat yang sedang disembunyikan dan dipikirkan oleh mamanya. Namun, dia tak ingin memaksa. Wita paham bagaimana karakter sang mama. Semakin dipaksa, Mayang akan semakin bungkam dan merahasiakan semuanya.

"Kita ke rumah sakit ya, Ma? Sudah ada Mas Amran yang akan membantu mama ke sana," lirih Wita sembari menoleh ke arah Amran yang duduk di sofa lain.

Laki-laki itu hanya menatap sekilas lalu mengalihkan pandangannya pada Mayang yang masih menutup kedua matanya.

"Kamu kenapa merepotkan Amran lagi, Wita? Mama sudah bilang berulang kali, jangan bikin ulah lagi. Mama malu sama Tante Ratna."

Wita menghela napas panjang.

"Mau minta bantuan siapa kalau bukan Mas Amran, Ma? Mama tahu Mas Panji masih di luar kota. Dia nggak mungkin bisa membantu kita," ucap Wita beralasan.

"Tetangga kita juga ada. Nggak seharusnya kamu terus mengganggu Amran dan Zilva, apalagi sebentar lagi kamu ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status