Share

Bab 9

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-09 02:42:42

"Lala mana, Ran? Kenapa belum keluar?" Mama yang baru muncul dari kamar tiba-tiba duduk di sampingku.

"Dia masih di kamar ganti baju, Ma." Mama kembali melirik penampilanku yang sudah cukup rapi, khas mau pergi keluar rumah.

"Mau jalan-jalan ke mana memangnya?" Mama mencomot kue lapis di atas meja lalu mengunyahnya perlahan.

"Ke mall beli baju." Aku membalas singkat lalu menatap mama beberapa saat. Terlihat jelas ekspresi terkejut di wajahnya bahkan Mama sempat menghentikan kunyahannya saat mendengar jawabanku.

Mungkin terdengar cukup aneh bagi mama, karena baju-baju Lala memang sangat banyak. Jangankan baju yang lama, baju baru yang belum pernah dia pakai pun masih ada beberapa stel, katanya. Bahkan mama kemarin membelikannya lagi dua item dress selutut dan tiga buah lingerie dengan warna yang mencolok.

"Lala nggak bawa baju?" Mama mulai menyelidik sembari melirikku.

"Bawa, Ma. Ada satu koper."

"Terus? Kenapa beli baju lagi jika masih ada satu koper?" Mama mulai menatapku inten
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Rieza Amalia
aku cuma berharap si amran bisa tegas sama mamanya dan lala
goodnovel comment avatar
Krestina Kelmanutu
dasar laki laki TDK ada prinsip ikut ikutan saja kasihan di zilva
goodnovel comment avatar
Adnan
cerita bagus tapi blm apa2 hrs beli koin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 10A

    POV : ZILVADua tahun pernikahan, tak pernah sekalipun Mas Amran menghardik. Tak pernah pula menyakiti fisik dan batinku. Dia adalah lelaki yang nyaris sempurna di mataku. Aku bangga memilikinya dan aku pernah berjanji pada almarhum ibu untuk berbakti padanya sampai akhir hayat. Tak hanya padaku, Mas Amran juga begitu menyayangi ibu dan menganggapnya seperti ibu kandung sendiri. Cintanya yang tulus membuat ibu begitu mempercayainya, mengasihinya dan menjadi menantu kesayangannya. Tak hanya soal cinta yang terus tumbuh untukku, tapi Mas Amran juga bertanggungjawab lahir batin atas diriku. Tiada hari tanpa kata cinta darinya. Sejak aku membuka mata di pagi hari hingga terlelap di malam hari, Mas Amran seolah menjadikanku ratu dalam hati dan hidupnya. Dia bukan tipe suami yang hanya suka menyuruh ini dan itu, tapi dia ikut serta membantu banyak hal dalam urusan rumah tangga secapek apapun itu. Semua pekerjaan terasa ringan meski tak ada asisten di rumah ini karena ada dia yang selalu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 10B

    Tak lama setelah mengancam, dua perempuan itu pergi begitu saja dari hadapanku. Kata-kata yang mama ucapkan tadi begitu menyakitkan, menancap tajam ke ulu hati dan membuat nyeri tak tertahankan. Entah sudah berapa banyak aku menangis dalam diam sejak pagi di kamar ini tiap kali mengingat kejadian itu kembali. Aku benar-benar tak menyangka jika mama tega akan mengirimkan madu untukku. Kupikir selama ini dia hanya memaksaku segera memiliki momongan saja, tapi dugaanku keliru. Mama benar-benar tak sabar memiliki cucu hingga melakukan banyak cara agar cinta Mas Amran tak lagi milikku.Mama berusaha keras agar anak lelaki semata wayangnya itu tak terlalu mencintaiku. Mama cemburu melihat tulus dan besarnya cinta Mas Amran padaku, perempuan biasa yang mama bilang tak pantas menjadi menantunya.Kecemburuan mama itulah hingga akhirnya merembet ke hal lain hingga sengaja mengompori anak lelakinya sendiri agar mau menikah lagi dengan alasan demi mendapatkan keturunan terbaik untuk keluarganya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 11A

    "Kenapa, Va? Mikirin Mas Amran lagi?" Arumi yang baru saja keluar dari kamar mandi ikut duduk bersamaku di balkon. Dia membawakanku secangkir kopi untuk sedikit menghalau gundah. "Entah, Mi. Aku memang mengizinkan dia menikah lagi, tapi rasa takut itu sering muncul tiba-tiba. Untuk saat ini, aku takut dia pergi dari hidupku selamanya. Kamu tahu kan, Mi? Bagaimana cintaku pada Mas Amran?" Arumi menghela napas lalu mengusap punggungku pelan."Cintai dia 20 % saja, Zilva. Selebihnya perkuat cintamu padaNya. Mungkin 99% laki-laki di dunia ini memang tak jauh beda, sama-sama buaya. Hanya saja ada versi brutal dan versi syar'i. Nah, Mas Amran itu versi syar'inya." Arumi mulai berceloteh. Aku hanya tersenyum tipis mendengar celotehannya, yang mungkin memang ada benarnya. "Aku benar-benar tak menyangka jika hubunganmu dengan Mas Amran yang membuat banyak orang cemburu karena terlalu romantis, harmonis dan manis itu harus berujung seperti ini, Va. Gimana nggak takut nikah coba, lihat Mas Amr

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 11B

    "Siapa?" Arumi kembali menoleh sembari membawakan nampan kecil berisi bolu untukku. Tak lupa sebotol air mineral untuk penghilang dahaga. "Mama mertuamu yang bawel binti cerewet itu ya? Ngomong apalagi dia, Va?" cerocos Arumi lagi. Aku menarik napas lalu menghembuskannya saat teman terbaikku itu menatapku lekat.Arumi tak sekadar sahabat terbaik, tapi dia sudah kuanggap bagian dari keluarga. Hanya dia yang tahu banyak hal tentang hidupku. Apalagi sejak Mas Amran berencana menikah lagi, dialah satu-satunya orang yang mendengar semua keluh kesah dan isak tangisku. Arumi tahu semua yang terjadi dalam hidupku, termasuk soal aku yang hanya anak adopsi dari panti asuhan itu. "Dasar mertua dzalim. Sudah memberikan madu pahit untuk menantunya, sekarang kembali mengusik soal honeymoon segala. Apa urusannya honeymoon mereka denganmu. Mau pamer kalau anaknya bermesraan sama menantu kesayangan? Nggak punya hati, benar-benar keterlaluan. Sama-sama perempuan, tapi nggak punya empati." Arumi terli

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 12A

    POV : ZILVA[Sayang, lagi ngapain? Maaf ya tak bisa menemanimu dua malam belakangan. Lima malam lagi aku akan pulang dan kita bisa menghabiskan waktu bersama lagi. Berdua. Terserah kamu mau ke mana, aku ikut saja] Pesan dari Mas Amran muncul tiba-tiba saat aku dan Arumi keluar penginapan untuk mencari udara segar. Dia mengajakku makan nasi goreng yang katanya cukup viral di sekitar penginapan. Aku mengekor saja dan tak banyak tanya. [Kamu pasti kesepian sekarang. Apa Arumi selalu menemanimu? Kamu liburan di daerah mana, Sayang?]Lagi, pesan itu muncul di layar. Aku hanya membaca, tapi belum membalasnya sedari tadi. Jujur, sebenarnya aku juga ingin menceritakan banyak hal pada Mas Amran, seperti biasanya. Namun, aku berusaha menekan ego dan keinginan kuatku itu agar dia tahu jika aku tak lagi bergantung padanya. Jika cintaku bisa saja patah kapan saja. Setidaknya Mas Amran harus tahu jika aku baik-baik saja sekalipun tanpanya. Aku foto pemandangan di depan mata. Ramainya orang men

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 12B

    POV : ZILVAEntah berapa lama aku melamun. Yang pasti, aku pun tak tahu kapan nasi goreng seafood ini tersedia di meja lengkap dengan jus jambu yang kupesan. Lamunanku terhenti setelah Arumi menyenggol lenganku."Kang nasgornya ganteng, Va," lirih Arumi sembari melirik laki-laki yang menjadi koki di warung kaki lima ini. "Kayanya anak kuliahan deh dia. Barusan kudengar pada bahas SKS kok," ucapnya lagi lalu menyiapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya. "Ingat umur, jangan ngeliring berondong terus," sahutku asal, sementara Arumi hanya mencebik sebal. "Wajahku imut, Va. Kamu tahu itu kan? Meski umurku lebih dari seperempat abad, tetap saja seperti baru lulus SMA." Aku menumpuknya dengan segumpal tisu yang baru kuambil di meja. Arumi kembali terkekeh lalu kembali menikmati nasi goreng yang katanya viral itu. Mungkin viral karena kokinya tampan, bisa jadi begitu. Kalau dinilai dari rasa, memang enak, tapi kupikir warung lain yang lebih enak dibandingkan ini banyak. Arumi yang mentrak

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 13A

    "Ya Allah, Mas Zain makin tampan aja sih!" seru Arumi lagi. Dia tak lagi peduli dengan cubitanku yang berulang kali. "Masih ingat aku kan, Mas? Atau yang Mas Zain ingat cuma Zilva aja?" Arumi kembali melirikku, menyebalkan memang. Jika dia mau ngobrol dengan Mas Zain, harusnya tak perlu mencolek-colek namaku segala. Apalagi volume suaranya nggak bisa diperkecil, membuat banyak mata terheran menatapnya. "Ingat dong, nggak mungkin lupa." Mas Zain tersenyum tipis."Serius, Mas? Wow!" Seperti kejatuhan durian runtuh, Arumi begitu terharu sekaligus shock saat mendengar pengakuan Mas Zain yang masih mengingatnya. Anak itu memang lebay!"Sejak kuliah sampai sekarang kalian masih akur saja ya? Benar-benar sahabat sejati." Arumi kembali tersenyum lebar. "Iya, Mas. Tahu sendiri Zilva, mana bisa dia bersahabat dekat dengan yang lain. Terlalu kaku kaya kanebo kering begitu memang cocoknya cuma sama aku yang bawel ini," sambung Arumi cepat. Nyadar juga kalau selama ini dia memang sangat bawel.

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 13B

    "Va ... kenalkan ini Zikri, adikku," ujar Mas Zain membuyarkan lamunan. Laki-laki itu pun tersenyum kembali sembari sedikit mengangguk saat tak sengaja bersirobok denganku. Tatapannya masih sama seperti dulu, begitu meneduhkan. Aku buru-buru mengalihkan pandangan darinya lalu menganggukkan kepala menatap laki-laki di samping Mas Zain. Laki-laki yang bernama Zikri, yang tak lain adik Mas Zain sekaligus pemilik kedai nasi goreng yang Arumi bilang tampan itu. Tak ada jabat tangan, karena dia bukan mahram. Hanya sebuah anggukan dengan seulas senyum saja sebagai tanda perkenalan di antara kami. Zikri pun paham. Laki-laki itu mengatupkan kedua tangannya ke dada sembari mengangguk pelan menatapku balik. Arumi, sekalipun cukup tengil dan centil begitu, tapi dia juga paham syariat. Hanya saja dia belum bisa mengurangi kadar kecentilannya saja yang kadang membuatku malu berada di sampingnya. "Zilva." Aku menyebutkan nama yang membuat laki-laki muda di depanku itu sedikit terkejut saat mend

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-11

Bab terbaru

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Pesan Mengejutkan

    "Assalamualaikum, Jeng Ratna. Gimana kabarnya?" Ratna, mamanya Amran menerima panggilan telepon. "Wa'alaikumsalam, Jeng Mayang. Alhamdulillah kabar saya dan keluarga baik. Kabar Jeng May sama Wita bagaimana?" balas Ratna dengan senyum tipis. Ternyata yang menelepon saat ini adalah Mayang, mamanya Deswita. Wanita paruh baya itupun gegas mencuci tangan di wastafel. Suara Mayang terdengar cukup keras saat loud speaker di handphone Ratna diaktifkan. "Alhamdulillah kami juga baik, Jeng. Kebetulan Wita sama suaminya baru pulang dari Singapure. Mereka bawa oleh-oleh lumayan banyak, sudah dibagi-bagi ke tetangga. Tadi pagi kami ke rumah Jeng Ratna, sayangnya nggak ada di rumah. Memangnya Jeng Ratna sekeluarga ke mana?" tanya Mayang perlahan. "Oh iya, Jeng. Sejak kemarin kami memang pergi hajatan ke rumah saudara. InsyaAllah sore nanti pulang, sengaja menginap semalam di sini. Wita baru pulang honeymoon ya, Jeng?" balas Ratna lagi. "Benar, Jeng. Mereka baru pulang honeymoon di Singapure.

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tamu Spesial

    "Tamu yang kamu tunggu datang tuh, Mas," ucap Arumi saat melihat Lana dan Dikta datang dari pintu utama. Berliana adalah perempuan yang disukai Radit sejak dulu, namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Dia justru menikah dengan Dikta, cinta pertamanya saat di sekolah putih abu-abu dulu. "Apa kamu bilang?" tanya Radit yang tak terlalu mendengar ucapan istrinya. Radit sempat melamun beberapa saat, jadi tak fokus dengan pembicaraan Arumi. "Tamu yang kamu tunggu sudah datang. Lihatlah, biar hatimu senang," ucap Arumi lagi dengan menahan sesak di dada. Radit cukup kaget saat melihat Lana datang bersama suaminya, lebih kaget lagi saat mendengar ucapan sang istri perihal masa lalunya. Dia memang sempat cerita soal Lana sekilas, tapi tak menyangka jika Arumi mengenali wajah perempuan itu. Tanpa Radit tahu jika Arumi sempat melihat Lana di album foto mertuanya bahkan ada foto perempuan itu di dompet suaminya. "Kamu tahu darimana kalau dia Lana?" tanya Radit gugup. Dia menatap Arumi beber

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Sesak

    Suasana begitu meriah saat keluarga Amran sampai ke gedung tempat pernikahan Arumi dan Radit digelar. Sepasang pengantin sudah duduk di pelaminan. Arumi tampak cantik dan anggun dengan kebaya berwarna biru mudanya. Radit pun terlihat lebih tampan dan menawan dengan warna jas yang sama."Zilva!" Arumi melambaikan tangan pada Zilva yang baru memasuki gedung. Zilva tersenyum sembari memberikan kode agar sahabatnya itu bisa menjaga sikap karena banyak tamu yang datang. "Mas, aku ke sana sebentar ya?" ucap Zilva saat ingin menghampiri Arumi di pelaminan. "Iya, Sayang. Aku tunggu di sini sama mama. Mbak Selly juga mau ikut itu," balas Amran sembari menunjuk kakaknya yang melangkah paling belakang. "Iya, Mas. Mbak Selly juga mau ngucapin selamat." Zilva tersenyum tipis. "Kenapa nggak sekalian nanti aja pas mau pulang?""Kelamaan, Mas. Arumi sudah lihat tadi, lagipula cuma salaman aja, nanti ke sini lagi," bisik Zilva dibalas dengan anggukan suaminya. Zilva pun menggandeng Rafka lalu men

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Kabar Terbaru

    Robby, tangan kanan Amran itu tiba-tiba datang tanpa mengirimkan pesan terlebih dahulu. Sepertinya ada kabar penting yang dia bawa, makanya buru-buru datang meski dia juga tahu kalau Amran dan keluarganya ada acara saat ini. "Maaf mengganggu, Mas. Ada berita penting yang harus saya sampaikan secepatnya," ucap Robby sembari mengikuti langkah bosnya ke teras rumah. Amran duduk di salah satu kursi teras lalu disusul oleh Robby yang menduduki kursi lain. "Soal apa? Kecelakaan Prilly?" tebak Amran seketika. Namun, Robby menggeleng pelan membuat Amran mengernyit. "Kalau bukan itu, lantas soal apa?" tanyanya penasaran karena tebakan yang diyakininya benar justru salah besar. "Soal lelaki berjaket kulit yang selama ini meneror keluarga bos." Robby mengangguk pelan berusaha meyakinkan saat Amran menatapnya lekat. "Kenapa dia? Sudah tertangkap?" Kali ini Robby menggeleng. "Lantas? Lincah sekali dia, bisa-bisanya kamu dan anak buahmu tak mampu menangkapnya setelah sekian lama berusaha mel

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tamu Laki-laki

    Zilva merahasiakan permasalahan Arumi dengan calon suaminya dari Amran. Dia ingin menjaga perasaan sahabatnya, meskipun Amran sedikit tahu tentang kisah percintaan Arumi saat ini. Kisah cinta yang datang dari sebuah perjodohan, sementara Radit belum selesai dengan masa lalunya. "Cantik," puji Amran saat melihat istrinya keluar dari kamar dengan gamis abu-abunya. Rafka dan Amran pun memakai kemeja dengan warna yang sama. "Bukannya dari dulu memang cantik, Mas? Lupa?" Zilva sedikit mencibir saat digoda suaminya. "Nggak lupa dong. Lagipula kalau nggak cantik, mana mungkin jadi istri seorang Amran." "Oo ... jadi, kriteria menjadi istri Amran itu hanya cantik saja?" Zilva melirik malas. "Cantik wajahnya memang banyak, tapi yang cantik wajah dan hatinya itu nggak akan banyak." Amran menarik pelan dagu istrinya lalu mencium kening dan bibirnya."Kalian sudah siap?" Tiba-tiba mama Amran muncul dari ruang tamu. Sepertinya dia baru saja datang bersama Selly dan Ruri. "Astaghfirullah!" pek

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tak Masuk Akal

    "Om Galih ya, Mas?" tanya Zilva setelah Amran mengakhiri panggilan. Laki-laki itu pun mengangguk lalu meletakkan kembali benda pipih kecil berwarna hitam itu ke meja. "Om Galih bilang kalau Lala akan segera bebas sekitar enam bulan lagi." Zilva manggut-manggut. "Lala masih berharap kalau kamu bakal jenguk dia?" tebak Zilva yang tahu apa inti pembicaraan itu. Zilva paham bagaimana keinginan Lala, tapi dia juga mengerti bagaimana keputusan suaminya yang tak ingin berhubungan dengan mantan istrinya itu lagi. "Biar sajalah, Sayang. Makin ribet kalau nanti berurusan dengan dia lagi. Kita nggak tahu apakah tiga tahun penahanannya itu membuatnya benar-benar jera atau justru menimbulkan dendam semakin dalam." "Jenguk saja sekali, Mas. Nggak ada salahnya kan?" bujuk Zilva lagi. Namun, Amran justru hanya membalas dengan hembusan napas kasar lalu menyandarkan punggungnya ke sofa. "Kamu lupa bagaimana sepak terjangnya selama ini? Dia nyaris memisahkan kita dan membuat kita selalu ribut, Saya

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Harapan Yang Berbeda

    "Assalamualaikum. Bagaimana kabarmu, Ran?" Suara dari seberang mengingatkan Amran dengan seseorang yang begitu dia kenal. Amran mengernyit. Dia tak tahu mengapa tiba-tiba laki-laki itu meneleponnya dengan nomor baru. "Wa'alaikumsalam, Pa. Alhamdulillah kabar baik. Papa sama mama gimana?" tanya Amran pada Galih, orang tua Lala yang tak lain mantan istri keduanya. "Alhamdulillah kami baik, Ran." Amran mengucap Hamdallah saat mendengar berita baik itu. "Sudah lama tak kasih kabar, papa hanya mau bilang kalau nomor yang lama hilang. Ini nomor baru papa." "Iya, Pa. Nanti Amran simpan nomornya. Maaf belum bisa jenguk papa dan mama. Akhir-akhir ini cukup banyak masalah dan Amran harus menyelesaikannya satu persatu." Amran menghela napas panjang. Sejak perceraiannya dengan Lala beberapa bulan silam, Amran memang hanya dua atau tiga kali menjenguk mertuanya. Itupun karena mama mertuanya sakit. Setelahnya, dia tak pernah ke sana lagi karena memang banyak masalah yang menimpa keluarganya.

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Nomor Asing

    "Fika, sini sama Tante." Zilva menyambut Fika dengan hangat. Gadis cantik itu dititipkan pada Zilva dan Amran selama Prilly masih di klinik. Romi yang bekerja sebagai karyawan swasta tak mungkin bisa menjaga Fika 24 jam. Dia harus bekerja dan menjenguk istrinya. Oleh karena itulah, pilihan terakhir dan terbaik memang menitipkan Fika pada Zilva karena dia yang selalu di rumah. "Tante, maaf kalau Fika ganggu Tante Zilva ya," ucap Fika dengan polosnya. "Nggak ganggu, Sayang. Tante justru senang Fika di sini. Adik Rafka ada yang nemenin main. Iya kan?" Zilva jongkok, mensejajari Fika yang berdiri di depannya. Dia pun tersenyum lalu mengusap puncak kepala Fika yang menatapnya dengan berbinar. "Iya, Tante. Fika mau ajak adik Rafka main," balas Fika sembari berlari kecil ke arah Rafka yang bermain bola di ruang tengah. Zilva dan Amran saling tatap lalu sama-sama tersenyum. Amran merangkul istrinya saat melangkah beriringan mendekati Rafka dan Fika. Mereka membicarakan tentang keadaan Pr

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Foto Pelaku

    "Gimana keadaan Prilly, Ma?" tanya Amran saat mamanya menjemput di depan pintu utama klinik Amal Sehat. "Alhamdulillah Prilly membaik, Ran. Dia cuma agak trauma saja." Amran menatap mamanya lekat."Trauma gimana, Ma?" lirih Amran sembari melangkah ke kamar inap Prilly. "Dia bilang beberapa kali tak sengaja lihat ada yang mengikutinya. Sebelum ke pasar tadi dia juga sudah lihat laki-laki yang menabraknya itu, tapi Prilly mencoba berbaik sangka. Ternyata, firasatnya memang benar kalau laki-laki itu ingin mencelakainya." Ratna menjelaskan semuanya pada Amran. "Jadi, Prilly memang sengaja ditabrak?" tanya Amran lagi saat berhenti di depan kamar inap Prilly. Ratna pun mengangguk. "Dia kabur setelah melihat Prilly tergeletak di trotoar." "Kurang ajar," gumam Amran begitu geram. Jemari-jemarinya mengepal. Dia tak akan tinggal diam melihat adiknya diperlakukan semena-mena seperti itu. "Sudahlah, Ran. Yang penting sekarang kesembuhan Prilly dulu. Soal pelakunya kita urus belakangan." "N

DMCA.com Protection Status