Share

Part 96. Akankah Aksa mau.

POV. Bunga

"Nggak usah panggil sayang-sayang, lebay!"

Lagi-lagi, dia berbicara dengan ketus. Tatapannya lurus ke depan. Tanpa sedikit pun, menoleh ke arahku.

"Kenapa tidak boleh memanggil Sayang? Kita kan sekarang suami istri? Kamu lupa?" ucapku.

"Panggilan Sayang, cuma buat aku sama Luna. Kamu jangan ikut-ikutan. Lagi pula, jangan sampai besok saat di kantor, kamu keceplosan memanggilku Sayang. Bisa geger nanti," ucapnya ketus.

Aku merasa sangat sakit, mendengar semua ucapannya. Bagaimana mungkin, dia tega berbicara seperti itu. Dia bilang, panggilan Sayang hanya untuk dia dan Luna. Lantas aku ini, dianggap apa? Bukankah aku juga istrinya? Meskipun masih hanya sebatas istri siri?

Entah sudah berapa kali, dia menyebut nama Luna di depanku. Dia sama sekali tidak pernah berfikir, bahwa ucapannya itu melukai hatiku.

"Sayang, aku tidak suka, kamu terus menerus menyebut nama istri tuamu, saat sedang bersamaku," ucapku, sedih.

"Apa, kamu bilang? Istri tua? Kamu jangan ngaco, deh. Kamu sama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status