Share

Part 99. Pura-pura lemas tidak berdaya.

POV. Bunga

"Iya, Sayang, aku ngerti. Kamu sangat mencintai istrimu. Tapi kamu juga jangan lupa, bahwa mulai sekarang, aku adalah juga istrimu. Aku juga punya kewajiban yang sama, untuk melayanimu. Aku tidak akan pernah menghalangimu untuk mencari Luna. Tapi jika malam seperti ini, sepertinya sia-sia. Hanya akan membuang tenaga saja. Lebih baik kamu istirahat, untuk mengumpulkan tenaga untuk esok hari. Besok bangunlah pagi-pagi. Cari Luna di butiknya. Pasti dia ada di sana."

Aku berbicara kepadanya, dengan sangat hati-hati. Seolah aku sedang berbicara terhadap anak kecil. Jangan sampai aku salah kata, dan dia akan tersinggung. Saat ini, aku harus merendah, yang serendah-rendahnya.

Aksa duduk di dekatku. Bahkan kini tangan kirinya, sudah diletakkan di atas pundakku.

Aku pun begitu. Kutaruh telapak tangan kananku, di atas pahanya.

"Sayang, bisa tidak, kamu antar aku pulang sebentar saja? Lukaku agak perih, aku butuh obat pereda nyeri, tapi obatku tertinggal di rumah," ucapku.

Aksa diam,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status