Share

Part 71. Tidur saja di rumah kami.

"Tidak ada yang bisa menggantikannya, meskipun sekarang takdir sedang berkata lain. Tetap saja, dia masih begitu mencintai Non Luna. Jika boleh jujur, saya pun ikut merasakan sedihnya. Saya ikut merasakan tangisnya ...."

Bahkan, beliau menangis. Wanita yang terlihat seperti menyayangiku ini, memperdengarkan tangisannya. Tangisan yang tidak pernah kudengar sebelumnya.

"Bu, mohon maaf. Seperti apa pun cerita Bu Indah tentang Mas Bara, sudah tidak ada artinya. Saya sudah menikah. Saya sudah menjadi istri orang. Saya tidak mungkin akan mengenang laki-laki lain, sementara saya masih punya suami. Saya bisa membedakan, mana yang pantas, dan mana yang tidak boleh dilakukan," jawabku.

Ya, mungkin memang seharusnya seperti itu. Aku berusaha menekankan dalam pikiranku. Bahwa aku tidak boleh lagi mengenang laki-laki itu. Apa pun alasannya.

Aku sudah terikat hubungan yang halal dengan Mas Aksa, suamiku. Seburuk apa pun nasib rumah tanggaku saat ini, tetaplah statusku saat ini, adalah seorang istri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status