Share

DARAH TANPA LUKA

"Lalu, apa Bu Marsinah meninggal karena ditusuk belati?"

"Aku enggak bisa bilang iya. Juga enggak bisa bhilang enggak," ucapnya lirih.

Jawaban wanita itu membuat mereka bertiga saling berpandangan.

"Kalimat yang aneh," bisik Raisa.

Ternyata apa yang diucapkan gadis itu, terdengar oleh Mbok Yumna.

"Memang aneh. Karena kematian Ibu Marsinah menurut aku sampai sekarang, enggak bisa masuk dalam akal."

"Maksudnya, Mbok? Kematian yang enggak wajar?" lanjut Raisa.

Wanita tua itu hanya mengangguk.

"Sangat enggak wajar, Nduk." Lalu pandangannya beralih pada Raisa. "Di buku yang kalian baca sampai mana Bu Marsinah menuliskannya?"

"Sampai teriakan Bu Mariyati, Mbok. Yang meluk Bu Marsinah. Lalu dia bilang, Aku akan melindungi Ibu! Sampai berulang-ulang."

Tangis Mbok Yumna semakin tak terbendung lagi. Dia terus mengusap air mata, yang membasahi pipi. Kulit wajah yang penuh oleh guratan usia. Yang termakan o

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status