Share

MERINDING

Satu hari berlalu, sejak kematian Marsinah. Mariyati yang selalu ditemani oleh Yumna. Semakin membenci sang Bapak. Mariman sampai harus bersusah payah menjelaskan semua. Bahwa dia tak melakukan apa pun pada Marsinah.

"Enggak mungkin aku membunuh Ibu kamu!"

Namun, Marioyati mengabaikannya. Dia hanya terdiam dengan posisi duduk di atas kasur. Kedua kakinya ditekuk hingga menyentuh dada. Dan memeluk erat lututnya.

"Mana mungkin Bapak ini membunuh Ibu kamu, Mar?!"

"Bapak tanyakan pada nurani Bapak. Itu pun kalau masih ada," ucapnya lirih.

"Kamu benar-benar kurang ajar. Keterlaluan kamu sama Bapak."

Lalu Mariyati melepas kedua tangan yang sedang memeluk kedua lutut. Menatap tajam ke arah Mariman yang masih berdiri di ambang pintu.

"Aku dan Mbak Yumna, ngelihat sendiri Bapak berjalan bawa pisau kecil. Sambil diacungkan ke arah Ibu. Kami bertiga ngelihat sendiri Pak. Bahkan Ibu juga ngelihat Bapak. Dari cermin itu kami bisa melihat semuanya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status