Share

Bab 2

Penulis: Bintu Hasan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-01 19:32:33

"Tidak semua perempuan siap berbagi, Yum. Apalagi Gus Hanan itu lebih muda dari kamu juga tampan, tentu banyak perempuan yang menginginkannya menjadi suami. Kalau misal gusmu itu ...." Ibu geleng-geleng kepala. "Tidak!"

"Tidak apa, Bu?"

"Itu tidak akan terjadi. Ibu tidak mau membayangkan segala kemungkinan yang terjadi. Intinya bersabar saja karena rezeki itu sudah diatur sama Allah."

"Ibu benar, Dek. Kamu lebih baik bersabar menanti rezeki itu daripada bersabar karena berbagi cinta dengan terpaksa. Mas benar, kan?"

Aku terkejut bukan main ketika Mas Hanan muncul secara tiba-tiba. "Mas, kenapa gak ngucapin salam?"

"Ngucapin, cuman kamu sama ibu terlalu serius ngobrolnya."

Ibu kemudian pamit karena sebentar lagi azan zuhur. Aku ingin bertanya kenapa Mas Hanan harus pulang dari masjid karena biasanya menunggu waktu saja di sana, tetapi sekarang sudah ada jawaban.

Lelaki yang selalu menyejukkan hati dan jiwaku itu segera melangkah masuk ke kamar mandi. Aku mengekor, tetapi berakhir duduk di depan meja rias menatap pantulan diri dalam cermin.

"Apa Mas Hanan akan selalu setia dengan keadaan kami yang hanya berdua?" tanyaku pada diri sendiri.

Pantulan cermin yang menampilkan diriku sendiri itu seolah tertawa mengejek. Sejumput nyeri semakin merebak cepat dalam dada, ingin menangis, tetapi enggan. Ingin meraung, tetapi itu dilarang. Apakah diri hanya mengharap bayang-bayang?

Embusan napasku terdengar berat karena hati merasa gundah luar biasa. Bagaimana mungkin aku merelakan Mas Hanan untuk perempuan lain? Huh, pikiran sedang kacau saat ini.

***

Lepas salat zuhur aku masih sendiri di rumah karena Mas Hanan masih mengajar di masjid. Siang ini jadwalnya anak-anak belajar qur'an kelas ula yang meliputi tajwid, tahsin dan tahfiz. Satu jam jelang asar disusul kelas lughoh.

Kaki melangkah berat ke rumah ibu karena hanya berjarak tujuh langkah. Pintu rumah yang terbuka tidak membuatku menunggu. Tidak ada Mas Dika karena dia masih bekerja, sementara ayah dan ibu sibuk mengobrol.

Aku tidak tahu topik apa yang sebenarnya mereka bahas karena mimik wajah yang begitu serius. Begitu ibu melihatku, dia langsung mengedipkan sebelah matanya pada ayah untuk memberi kode.

"Gak tidur siang?" tanya ibu.

Tentu saja itu pertanyaan basa-basi. Bagaimana mungkin ibu bisa bertanya demikian sementara ragaku sudah ada di depan matanya. "Tidak, Bu," jawabku lesu.

"Anak ibu sudah besar, hampir masuk kepala tiga. Cuman kenapa kayak anak kecil yang pengen mainan?"

Aku hanya memanyunkan bibir karena kalau menggubris pertanyaan ibu malah bisa memancing air mata untuk mengucur deras. Aku mengubah posisi menghadap ayah.

Sosok lelaki yang tidak lagi muda itu tengah tersenyum tulus seakan senyumannya mampu memeluk jiwa. Tanpa bisa mengelabui hati, akhirnya air mata menggenang juga.

"Ayah, kalau saja ibu tidak punya anak ... apa Ayah akan mencari istri kedua?"

"Tentu saja tidak. Tujuan kita menikah bukan memaksa istri untuk melahirkan anak-anak. Istri belum hamil itu bukan berarti dia yang bermasalah, bisa jadi salah kita sendiri." Ayah menjawab santai.

Aku merasa ayah menyembunyikan kesedihannya di hadapanku. Sosok putri kesayangannya memang mendapat suami tampan nyaris sempurna karena juga paham ilmu agama, tetapi sayang sekali harus mendapat ujian seberat ini.

Lagi dan lagi aku menelan saliva ketika bertanya, "bagaimana jika ibu ingin Ayah menikah lagi?"

"Keputusan ada di tangan ayah. Ayah mencintai ibumu itu tulus dari hati, jika ditakdirkan berdua selamanya, maka tidak apa-apa. Di luar sana bahkan teman ayah sendiri bahagia dengan keadaannya yang 20 tahun menikah tanpa dikaruniai anak. Mereka akhirnya memutuskan untuk mengadopsi anak yatim."

Aku melipat bibir sekilas. "Mengadopsi anak yatim memang bagus cuman ...." Akhirnya aku sengaja menggantung kalimat sebelum membuang napas kasar.

Ayah dan ibu tidak menanggapi lagi, melainkan mencari topik lain sebagai jawaban tidak setuju dengan keputusanku. Setelah puas berbincang santai, akhirnya aku berniat pamit lagi ke rumah.

"Yumna?" sapa Bu Wenda begitu melihatku.

"Iya, Bu? Ada yang bisa aku bantu?"

"Bukan, bukan. Aku yang mau bantu kamu sekarang!"

Aku membulatkan mata karena terkejut mendengar pernyataan itu. Bagaimana mungkin Bu Wenda hendak membantu sedangkan aku tidak meminta pertolongannya?

"Maksud Bu Wenda?"

"Kamu, kan, belum hamil. Gimana kalau aku carikan perempuan yang bisa melahirkan anak untuk suamimu. Istilahnya nyewa rahim, sebut saja sistem bayi tabung."

"Astagfirullahaladzim, Bu. Makasih banget karena sudah niat membantu, tetapi sepertinya aku harus pamit." Sebagai bentuk penghormatan, aku menakupkan kedua tangan di depan dada.

Selama menikah, Mas Hanan mengajariku banyak hal. Salah satunya adalah menghormati orang tua meski tidak ada hubungan darah, pun sangat benci pada kita.

Suamiku memang lebih muda dariku, tetapi dia jauh lebih bijaksana dan dewasa. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa umur tidak menjadi tolak ukur kedewasaan.

"Kamu ingat Syahdu? Dia mencintai suamimu. Bagaimana kalau dia menjadi adik madu kamu saja?" tanya Bu Wenda lagi dengan suara sedikit meninggi karena aku telah meninggalkannya beberapa langkah.

Kaki seolah terpaku di bumi mendengar kalimat itu. Aku tahu betul siapa Syahdu. Dia adalah perempuan muslimah yang taat pada Tuhan dan agamanya. Dia juniorku di Sekolah Dasar dulu, tetapi hanya satu tahun karena Syahdu harus pindah rumah.

Tiga tahun belakangan dia kembali tinggal di rumah neneknya yang tidak jauh dari sini. Fakta lainnya adalah Syahdu itu keponakan kandung Bu Wenda, bahkan beberapa kali menginap di rumahnya.

Rumor Syahdu menyukai Mas Hanan pun menyebar luas beberapa bulan terakhir. Kami sudah mengklarifikasi pada tetangga lain, tetapi mereka tidak percaya apalagi Syahdu ikut pengajian Mas Hanan bersama remaja lainnya.

Bukan hanya kelas lughoh, dia bahkan mengikuti kelas syariah juga al-qur'an sehingga dia dan Mas Hanan bertemu beberapa kali dalam sehari. Dengan susah payah aku menarik napas panjang agar hati kian tenang, kemudian melangkah cepat masuk rumah.

"Syahdu, haruskah kamu hadir sebagai orang ketiga dalam rumah tanggaku? Benarkah kamu mencintai Mas Hanan dan bisa memberinya kebahagiaan?"

Tubuhku meluruh ke lantai. Membayangkan saja sudah teramat sakit mengingat Syahdu jauh lebih baik dariku. Senyumnya begitu indah, aku tidak mampu mengelak telah kagum pada perempuan itu.

Ya, sebuah rasa kagum berselimutkan cemburu yang terus membara setiap hari.

"Kalau ini sudah menjadi takdir-Nya, aku siap menerima," lirihku lagi.

Bab terkait

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 3

    Di malam yang pekatAngin berembus syahduDaku bagai tersekatApabila teringat sosok SyahduAkankah dia menjadi jawabanAtas segala doa yang kami pinta?Apakah terkabul sebuah harapanApabila Syahdu menjadi perantara?Hati merasa gamangJiwa pun tak lagi tentramTeringat rupanya yang menawanJuga bibir yang begitu ranumSekelumit kisah tentang kamiYang selalu harapkan buah hatiHaruskah ikhlas berbagiMerelakan dia hadir di antara kami?Sekalipun mata terpejam,luka tak pernah mau beranjakSekalipun bibir mengukir senyum,sesak di dada tak henti membelengguAku terluka, tetapi harus menerimaBerharap kelak ada buah di balik kesabaranku~~~"Istri mas lagi ngapain?" tegur Mas Hanan membuatku segera menyimpan kembali buku itu.Sebuah buku yang selalu menjadi tempat pelarianku selama ini. Di dalamnya berisi banyak puisi sebagai bentuk curahan hati.Jam sudah menunjuk angka sembilan, tetapi aku masih belum mengantuk. Bagaimana bisa sementara hati terus memikirkan omongan Bu Wenda."Mas,

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 4

    Kami duduk berhadapan dengan jarak yang tidak terlampau jauh. Syahdu berwajah ceria, mungkin dia belum bisa menebak kenapa aku mengajaknya bertemu secara tiba-tiba. Beruntung saat ke sini tadi, Bu Arin sudah tidak berdiri di depan rumah. Mungkin dia kesal karena tidak menemukan topik baru. "Syahdu, aku dengar-dengar kamu mencintai Mas Hanan?" Perempuan di depanku terperanjat. Dia pasti tidak menduga aku akan bertanya demikian. Akan tetapi, jika terus mendiamkan juga bisa menjadi fitnah. "Kenapa Mbak Yumna ngomong kayak gitu? Aku ndak berani suka sama Gus Hanan." "Syahdu, kamu memang berkata demikian, tetapi matamu menyiratkan cinta yang besar." Syahdu membuang pandangan. Suaranya yang lembut tentu saja bisa membuat lelaki mana pun jatuh cinta. Matanya yang teduh mungkin memang benar pernah dipandang Mas Hanan. Kalau saja aku bukan istrinya, pasti suamiku akan langsung melamar Syahdu. Perempuan cantik yang sangat menjaga kehormatan. "Aku mau minta tolong sama kamu, Syahdu." Aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 5

    Suara pintu utama terdengar, pasti Mas Hanan sudah pulang dari masjid. Aku langsung ke luar dan menghambur dalam pelukannya."Senang amat, ada apa, ya?" tanya Mas Hanan dengan nada menggoda."Syahdu bersedia, Mas!" pekikku bahagia.Tiba-tiba saja senyum di wajah Mas Hanan sirna. Rembulan di wajahnya seakan tertutup awan tebal. Aku sudah mengenal Mas Hanan cukup lama dan tahu kalau hati kecilnya terukir luka."Benarkah? Benarkah kamu bahagia dengan kabar itu?""Aku bahagia, Mas. Sekarang masuk kamar karena aku sudah tidak sabar untuk meminta restu ibu.""Tapi aku belum menjawab, Dek. Kamu bahkan belum tahu aku mau apa tidak.""Mas, aku bahagia jika kamu menikahi Syahdu. Rasa cemburu itu hanya ada sebentar, nanti akan sirna jika aku sudah lebih ikhlas. Perempuan yang dipoligami bukan cuma aku dan kita punya alasan kuat. Pokoknya Mas harus menuruti keinginanku ini. Oke?""Terserah kamu lah!" ketus Mas Hanan.Aku meloncat kegirangan. Sekalipun nada bicaranya terdengar ketus, tetap saja ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 6

    Alhamdulillah," ucapku diselingi tawa yang terdengar sumbang. "Apa kamu sungguh-sungguh, Nak Gus?" tanya ibu dengan raut wajah khawatir. Matanya bahkan sekilas melirik padaku sebagai tanda tidak percaya. "Jika ini yang diinginkan Yumna, aku bisa apa, Bu? Sudah sering kuingatkan untuk bersabar, memberitahunya kalau aku tidak pernah mau menikah lagi. Akan tetapi, dia selalu memaksakan kehendak bahkan ...." "Sudah, Mas. Ini keputusan terbaik, aku yakin sebentar lagi kita sekeluarga akan bahagia," sambungku cepat begitu Mas Hanan menunduk dalam. Ayah dan ibu hanya bisa diam serta menatap penuh tanda tanya. Aku menautkan ibu jari dan telunjuk sebagai isyarat kalau hati sedang baik-baik saja. Tidak sabar rasanya menyampaikan berita baik ini pada Syahdu. Aku pun pamit masuk kamar seraya merogoh ponsel dalam saku gamis. "Assalamualaikum, Syahdu. Kamu apa kabar?" sapaku via telepon. "Waalaikumussalam, Mbak. Alhamdulillah aku baik-baik saja. Mbak gimana kabarnya?" "Alhamdulillah, Syahdu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 7

    [Kalau hal ini melukai hati Mbak Yumna, maka tolong jangan biarkan Gus Hanan menikah lagi. Aku tidak bisa menjadi orang ketiga yang akan berbahagia di hari pernikahan sementara Mbak menahan luka. Tolong dipikir ulang sebelum semuanya menyesal.]"Mas, Syahdu." Aku menyodorkan ponsel pada Mas Hanan. Dia menerimanya lantas membaca pesan tersebut."Syahdu benar, jangan gegabah mengambil keputusan atau kamu menyesal nanti. Jujur saja mas merasa ragu kalau harus menikah sama dia. Kamu mau kan memikirkan ulang perkara ini sambil berdoa sama Allah biar kamu cepet hamil?""Keputusanku sudah bulat, Mas. Kalian memang harus menikah dan aku ikhlas." Getar di dada semakin mengganggu.Tidak ada jawaban, Mas Hanan hanya bisa melipat bibir. Sebenarnya aku pun sama dengan perempuan lainnya, tidak ingin berbagi hati. Namun, bagaimana jika semesta seakan menuntutku melakukan hal ini?Aku mungkin bisa berusaha menjadi istri terbaik untuk Mas Hanan, mengurus makan dan tidurnya. Tidak dengan memberinya seo

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 8

    Mereka kembali melanjutkan perbincangan yang tertunda. Aku tidak bisa mendengar betul kecuali seorang lelaki tua bertanya dengan nada pelan, tetapi penuh penekanan, "apa Gus Hanan bisa berlaku adil pada Syahdu?" Sekilas matanya melirik pada tangan kami yang saling menggenggam dengan erat. "Atau hanya mewujudkan mimpi kalian?""Kedatangan kami ke sini serius, Pak, bukan untuk memanfaatkan saja. Maafkan suamiku kalau ada salah tadi atau diri ini yang mendadak keluar rumah. Sekali lagi maafkan kami," balas Yumna dengan suara bergetar menahan perih di dada."Aku tidak melihat Gus Hanan mencintai Syahdu.""Akan tetapi, cinta akan tumbuh karena seringnya bersama, Pak." Gus Qabil menjawab cepat, pandangannya mengarah padaku sehingga kami saling menatap."Lalu kenapa Gus Hanan cuma diam?" Mata lelaki tua itu sedikit memicing, lantas menampilkan gigi yang berderet rapi. "Maaf, kalian jangan salah paham. Tentu bapak-bapak di luar sana pasti menginginkan anaknya mendapat keadilan jika menjadi is

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 9

    Lepas salat dzuhur, Mas Hanan benar-benar sudah datang, aku langsung mencium punggung tangannya takzim.Setelah kami duduk di karpet depan kamar, aku membuang napas kasar untuk melonggarkan dada yang terasa sesak. Jujur saja, kaki dan tangan sudah gemetaran duluan."Mas, aku lihat kamu tidak pernah ada niat mencintai Syahdu.""Tentu, kenapa?""Kalau kalian menikah, Syahdu berhak mendapat cinta kamu, Mas. Kamu harus tahu, aku itu ikhlas dimadu. Kita sama-sama ingin punya anak, tetapi sampai tujuh tahun berlalu ... nihil."Mas Hanan mengalihkan pandangan sejenak, sebelum kedua tangannya benar-benar mencengkram bahuku. "Yumna, sampai kapan pun aku akan selalu mencintaimu. Sampai kapan pun hanya kamu yang akan menjadi pengisi hatiku dan tolong, kalau boleh meminta, jangan paksa aku menikahi Syahdu. Tolong, aku ingin hidup berdua sama kamu!""Mas, jangan mengedepankan ego. Aku tahu mas cinta dan sayang sama aku, tapi kita butuh seorang anak. Mungkin Syahdu itu memang jodoh kamu."Tidak ada

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-04
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 10

    Suasana mengharu biru melihat Mas Dika mendekat pada ayah seakan membisikkan sesuatu. Ya, aku berontak dalam pelukan Mas Hanan. Entah kenapa dia tidak membiarkanku dekat dengan ayah.Sialnya, Mas Dika malah menuntun ayah mengucapkan lafaz tauhid. "Mas, kamu apa-apaan, sih?"Dia tidak menjawab, masih terus menuntun ayah sampai tangan lemah berkeriput itu lepas dari genggamannya. Tangis ibu pecah, segera Mas Dika mendekat dan membawanya dalam pelukan."Innalillahi wainnailaihi raajiun," lirih Mas Hanan tepat di dekat telingaku."Mas, kamu ngomong apa sih?" tanyaku masih memberontak.Mas Hanan membawaku keluar dari kamar, masih tidak mau melepas pelukannya. Mata itu sudah basah. "Kamu harus kuat, Yum. Ayah sudah tenang.""Maksudnya gimana?" Aku memaksa melepaskan diri."Ayah sudah mendahului kita.""Apa?" Aku terpukul mendengar jawaban Mas Hanan. Kakiku kembali melangkah cepat langsung menemui ayah yang sudah tidak,lagi bernapas.Beribu maaf kugaungkan, tetapi tidak peroleh jawaban. Pipi

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-04

Bab terbaru

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 120

    EXTRA PART!!!____Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam.Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu! Dan karena itulah, qalbu seorang pecinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya.Air berkata kepada yang kotor, "Kemarilah." Maka yang kotor akan berkata, "Aku sungguh malu." Air berkata, "Bagaimana malumu akan dapat dibersihkan tanpa aku?Singa terlihat paling tampan ketika sedang mencari mangsa. Jualah kepandaianmu dan belilah kebingunganmu. Jika Anda jengkel terhadap setiap gesekan, bagaimana cermin Anda akan dipoles.Anda dilahirkan memiliki sayap, mengapa lebih memilih hidup merangkak. Cinta dan kelembutan adalah sifat manusia, amarah dan gairah nafsu adalah sifat binatang. Kau harus hidup di dalam cinta, sebab manusia yang mati tidak dapat melak

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 119

    Bu Wenda terus berjoget ria sambil berteriak kalau dia adalah fans Yumna. Tidak ada yang mau menghentikan Bu Wenda yang semakin kehilangan kendali itu bahkan anaknya saja sudah menjauh ketika Nurul memberi isyarat."Kalian tahu? Aku sudah memfitnah Yumna mengatakan dia hamil, makanya Ilham memutus lamaran itu. Aku bilang dia mandul sampai stres dan keguguran. Kira-kira Yumna mau maafin aku nggak, ya? Ada yang tahu jawabannya?"Lagi, dia tertawa keras."Di sini ada yang bernama Yumna? Ah, aku rindu setengah mati kepada Yumna. Sebenarnya aku mengakui semua kesalahan itu dan mau meminta maaf, tetapi sudah keburu gengsi duluan. Andai tidak ada yang berdiri di sisi Yumna, aku pasti bisa meminta maaf sama dia. Aku malu karena ada Nurul, Amel dan suaminya.Kalian tahu kalau suami Yumna itu putra Kyai Sholeh? Makanya aku tidak suka kalau Yumna bahagia. Sekarang saja aku mau mencekik lehernya biar dia mati atau kita bawa bermain-main di taman. Aduh, Syahdu kasihan sekali karena dia harus menin

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 118

    Hari selasa yang cerah ketika Gus Hanan baru pulang mengajar di masjid, Yumna langsung menariknya masuk kamar dengan wajah berseri-seri."Mas, hari ini ingat hari apa?""Hari selasa?"Yumna menggeleng. Gus Hanan mencoba menebak bahkan hampir sepuluh kali tebakan, tetapi belum juga berhasil. Dengan sedikit kesal, Yumna memberi tahu kalau hari ini Gus Hanan genap berusia 27 tahun."Ah iya, mas udah 27 tahun hari ini. Aduh, kok sampai lupa ya?""Daaaan ... aku punya hadiah ulang tahun buat Mas Hanan.""Hadiah? Qur'an? Kitab? Atau kecupan lagi kayak tahun kemarin?"Sekali lagi Yumna menggeleng. Gus Hanan menyerah tidak mampu menebak. Dia akhirnya memeluk sang istri, berusaha membujuk untuk langsung menunjukkan hadiah itu saja.Yumna mengurai pelukan suaminya, dia merogoh saku gamis dan menunjukkan sebuah benda berwarna putih dan biru. "Aku hamil, Mas. Selamat, kamu akan menjadi ayah!""Alhamdulillah, kamu serius, Dek?"Yumna mengangguk, sesuatu yang sejuk mengalir membasahi pipinya. "Dan

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 117

    Mereka sudah tiba, tetapi Amel tidak bisa singgah karena Ozil sudah mencarinya sejak tadi. Begitu mobil hitam itu sudah melaju pergi, seseorang kemudian menghampiri mereka berempat."Aku turut bahagia karena melihat Nurul kembali. Ternyata dia yang menyebar berita itu, tetapi aku yang harus diusir." Bu Wenda datang bersama anak gadisnya.Nurul melihat ponsel gadis itu menyalah, dia pun tersenyum tipis dan memberitahu Yumna lewat isyarat sementara Mas Dika dan Gus Hanan diminta masuk saja karena bisa menangani mereka berdua.Begitu tinggal mereka berempat saja di pinggir jalan, Nurul langsung mendekat ke gadis itu agar suaranya lebih jelas dalam rekaman. "Ya, aku yang menyebarkan berita itu. Gimana rasanya harus disalahkan padahal bukan kita yang melakukannya?""Kurang ajar!""Tidak, aku tidak kurang ajar Bu Wenda. Semua orang sudah tahu kalau dalang di balik semua masalah yang ada adalah Bu Wenda sendiri karena sangat iri pada Yumna. Kesalahan Bu Wenda kan bukan hanya gosip, tetapi su

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 116

    Pada hari pernikahan Mas Ilham tepat hari sabtu, mereka semua berkumpul di rumah Yumna dengan baju seragam meskipun Amel dan Kevin beda motif asalkan warnanya sama. Mereka telat pesan atau mungkin sebut saja Nurul terlalu cepat memesan karena tidak mau ayahnya ingkar janji.Untuk ketiga perempuan itu semuanya membawa kado, sementara laki-laki mengantongi amplop saja. Mereka semua memakai baju yang hampir sama. Hari ini Nurul terlihat sangat cantik.Sebelum berangkat, dia meminum segelas air dulu untuk menenangkan diri. Luka dalam hatinya dibalut sedemikian rupa. Mereka berpasang-pasangan kecuali Mas Dika yang harus kembali memerankan perannya.Jika dulu dia pura-pura berpasangan dengan Yumna, sekarang bersama Nurul. Mas Dika tersenyum pada adiknya yang selama ini dia benci, tetapi kini mulai membuka hati untuk menerimanya."Nanti sama Mas Dika aja biar mereka mengira kamu juga punya pasangan. Pokoknya nanti jangan pernah masang muka sedih, harus mengalihkan pikiranmu dari Mas Ilham. J

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 115

    Sesampainya di rumah, mereka berdua terkejut oleh kedatangan Amel. Sepertinya hari akan semakin panjang karena kedatangan Amel yang membawa banyak makanan. Sekalipun mereka sudah dewasa, tetapi yang namanya perempuan kadang bertingkah seperti anak-anak."Ozil mana, Mel?""Sama neneknya, dia gak mau ikut tadi karena keasyikan main sama sepupunya."Yumna mengangguk, dia senang sekali melihat banyak gorengan termasuk ayam geprek di depannya. Mereka kumpul di ruang tengah karena tidak mau diganggu oleh tamu. Hari yang menyenangkan setelah bertemu Mas Ilham.Masalah itu Yumna ceritakan pada Amel bukan untuk memancing amarahnya, tetapi seorang perempuan sangat sulit untuk menyimpan masalahnya sendiri apalagi jika sudah lama dan terbiasa saling berbagi cerita dengan sahabat."Mas Ilham kok bego banget, ya? Masa dia mau jatuh ke jurang yang sama?""Gak tahu tuh. Udah aku bilangin juga karena aku sebagai orang ketiga di masa lalu itu serius, nyeselnya sampe sekarang, nyeseknya sampe ke hati. A

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 114

    "Ide apa, Mas?""Nah, sebagian perempuan kan kalau mendapat darah keluar lebih lima belas hari itu langsung menentukan bahwa 15 hari haid dan selebihnya istihadhoh, ya kan?"Yumna mengangguk."Nah, kamu adakan hari khusus untuk membahas masalah darah itu biar mereka yang tadinya bingung dan ragu, menjadi yakin dan tahu darah apa yang keluar itu. Mas tidak bisa ngejelasinnya karena nanti ada pertanyaan pasti malu untuk dipertanyakan. Nah kalau sesama perempuan kan enak. Gimana?""Ya boleh, Mas, tapi aku mau pahami ulang dulu dan latihan menjelaskan di depan kamu. Kalau ada salah-salah kan aku yang kena dosanya juga, Mas.""Woke siap, kalau gitu mas mau menyiapkan materi khutbah dulu buat hari jumat nanti. Kamu ngelakuin apa aja deh bebas."Yumna mengangguk cepat, dia lalu menemui Nurul di rumah ibunya karena merasa bosan dan jenuh sendirian. Makanya dia memiliki ide untuk menjual makanan saja daripada tidak ada kegiatan seperti sekarang toh lokasi di depan rumah lumayan luas apalagi ka

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 113

    Di malam hari, Gus Hanan duduk dengan istrinya di meja makan padahal makanan sudah tidak terhidang lagi di sana. Lelaki itu menopang wajah dengan kedua tangannya karena merasa kurang komunikasi dengan para murid yang keluar begitu saja.Padahal seharusnya seorang guru harus menanyakan keadaan muridnya juga yang apabila tidak hadir atau malah memilih mengundurkan diri. Saat itu memang Gus Hanan bertanya, tetapi mereka hanya diam, lalu besoknya tidak ada kabar lagi."Mungkin bagusnya kala ngajar di rumah aja biar gak ada cerita miring lagi?""Jangan dulu, Mas. Kamu harus bicara sama panitia masjid dulu. Bisa jadi bukan mereka pelakunya, tetapi jamaah atau orang lain yang mau nama kamu buruk di mata semua orang, Mas. Baru satu orang, kan, yang ngomong kayak gitu?""Entah sejak kapan iuran pengajian itu diadakan. Mas jadi semaki kepikiran padahal selama ini ikhlas dan tidak pernah berpikir untuk memintai mereka bayaran walau sekali dalam setahun."Yumna juga bingung sendiri, ingin mencari

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 112

    Pernyataan Cinta—Jalaluddin Rumi—Kau yang telah menutup rapat bibirku, tariklah misaiku ke dekat-MuApakah maksud-Mu? Mana kutahu?Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selaluKukunyah lagi memamah kepedihan mengenang-MuBagai unta memamah biak makanannya, dan bagai unta yang geram mulutku berbusaMeskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara, di hadirat kasih aku jelas nyataAku bagai benih di bawah tanah, aku menanti tanda musim semiHingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi***Nurul tersadar dari kesedihannya setelah Yumna mengingatkan kalau dia harus memperbaiki hubungan dengan Allah agar rasa kecewa dari berharap lebih itu beringsut hilang.Dia menyeka air matanya, menelan kesedihan itu dan mengganti dengan senyuman. Nurul kembali merasakan bagaimana menjadi Yumna ketika harus ditinggalkan oleh orang yang sudah lama ditunggu untuk bersatu.Karma itu tidak ada, tetapi balasan atas perbuatan selalu ada. Nurul menyesal dan sekali lagi merintih memohon ma

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status