Share

Bab 5

Author: Bintu Hasan
last update Last Updated: 2022-08-02 10:35:39

Suara pintu utama terdengar, pasti Mas Hanan sudah pulang dari masjid. Aku langsung ke luar dan menghambur dalam pelukannya.

"Senang amat, ada apa, ya?" tanya Mas Hanan dengan nada menggoda.

"Syahdu bersedia, Mas!" pekikku bahagia.

Tiba-tiba saja senyum di wajah Mas Hanan sirna. Rembulan di wajahnya seakan tertutup awan tebal. Aku sudah mengenal Mas Hanan cukup lama dan tahu kalau hati kecilnya terukir luka.

"Benarkah? Benarkah kamu bahagia dengan kabar itu?"

"Aku bahagia, Mas. Sekarang masuk kamar karena aku sudah tidak sabar untuk meminta restu ibu."

"Tapi aku belum menjawab, Dek. Kamu bahkan belum tahu aku mau apa tidak."

"Mas, aku bahagia jika kamu menikahi Syahdu. Rasa cemburu itu hanya ada sebentar, nanti akan sirna jika aku sudah lebih ikhlas. Perempuan yang dipoligami bukan cuma aku dan kita punya alasan kuat. Pokoknya Mas harus menuruti keinginanku ini. Oke?"

"Terserah kamu lah!" ketus Mas Hanan.

Aku meloncat kegirangan. Sekalipun nada bicaranya terdengar ketus, tetap saja tahu kalau Mas Hanan akhirnya setuju dan memberiku kesempatan untuk membahagiakan keluarga kami yang belum lengkap.

Saat Mas Hanan sudah terlelap, aku merogoh ponsel mencari nomor W******p Amel. Biasanya jam sepuluh dia belum tidur karena anak bungsunya suka rewel.

Amel sudah punya dua anak dan semuanya perempuan. Dia hidup bahagia bersama Kevin yang kini kerja di Kalimantan. Benar saja, sahabatku itu sedang online bahkan baru saja memasang story W******p.

Dengan gerak cepat jariku menari indah di papan keyboard putih; memberitahu Amel atas segala masalah hidup yang menimpa. Mulai dari gunjingan tetangga hingga keinginan melamar Syahdu untuk Mas Hanan.

[Kamu yakin dengan keputusan itu, Yum? Kamu gak lagi bercanda, kan?] balas Amel setelahnya.

Tidak ingin mengusik tidur Mas Hanan, aku beranjak dari kasur menuju dapur dan berakhir duduk di meja makan. "Tentu saja aku yakin, Mel. Aku serius ingin menjadikan Syahdu sebagai adik madu!" balasku antusias via pesan suara.

"Kamu tahu resiko berbagi hati? Kamu paham bagaimana rasanya seatap dengan madu? Apa kamu sudah memikirkan bagaimana kedepannya apalagi jika Gus Hanan lebih mencintai Syahdu?" cecar Amel yang juga ikut mengirim pesan suara.

Aku menelan saliva. Pertanyaan Amel begitu menohok hati. Resikonya tentu saja berat apalagi jika seatap dengan madu karena setiap detik hati akan dirundung rasa cemburu.

Tentang kelak Mas Hanan lebih mencintai Syahdu, aku tidak tahu harus menjawab apa karena hati pasti terluka, tetapi bagaimana pun kalau dia sudah menjadi istri tetap saja berhak menerimanya.

"Doakan saja aku, Mel. Mas Hanan itu mau punya anak."

"Tapi kan bukan salah kamu. Kata dokter kalian baik-baik saja, kan? Cuma belum waktunya saja. Kamu kenapa gak bersabar lebih sedikit lagi?" balas Amel terdengar emosi.

Setelah itu dia mengirim pesan aksara kalau anak bungsunya rewel sehingga tidak bisa melanjutkan mengobrol. Dengan berat hati kembali kulangkahkan kaki ke kamar dan meletakkan ponsel di nakas.

Mata Mas Hanan terbuka. "Semoga Allah memberimu petunjuk."

***

Hujan jatuh membasahi bumi begitu deras seakan memberi kabar pada semesta kalau ada hati yang sedang dirundung duka. Cinta tak ubahnya hujan yang sama-sama meninggalkan kenangan.

Aku dan Mas Hanan berdiri dalam satu payung besar. Kami melangkah panjang berniat menemui ibu, sedangkan pengajian diliburkan saja karena cuaca tidak mendukung.

"Masuk, masuk!" perintah ibu begitu melihat kami.

"Bu, aku sudah memutuskan kalau Mas Hanan harus menikahi Syahdu," ujarku begitu kami duduk di kursi.

"Kenapa, Yum? Kenapa kamu harus merelakan suamimu menikah dengan perempuan lain kalau dia saja tidak mempermasalahkan anak?" timpal ayah tiba-tiba.

"Benar, Ayah. Padahal aku sama sekali tidak pernah punya niat untuk menikahi perempuan lain sekalipun itu Syahdu. Namun, Yumna selalu mendesakku," sambung Mas Hanan.

Aku tahu dia merasa tidak enak sekarang karena kami datang meminta restu. Kedua orangtuanya sudah meninggal sehingga aku memutuskan biar Syahdu dilamar oleh ayah saja sebagai mertua Mas Hanan.

Ibu mengatup bibir, dia pasti merasa berat untuk memberi restu karena aku ini putri tercintanya. Belum lagi dengan Mas Dika, entah bagaimana marahnya dia kalau sudah tahu perihal ini.

"Bu, aku menginginkan Syahdu menikah dengan Mas Hanan. Aku ikhlas, Bu. Jangan berpikir mereka yang berbagi suami itu tidak pernah bahagia. Poligami bukan sesuatu yang baru, sudah banyak ustaz juga yang melakukannya," kataku lagi berusaha meyakinkan mereka bertiga.

"Aku tidak sanggup berlaku adil, Yum!" tegas Mas Hanan.

"Maka aku akan membantumu untuk bisa adil, Mas. Aku akan selalu rida bagaimana pun kehidupan kita setelah kehadiran Syahdu."

Mas Hanan diam, dia hanya menatapku penuh tanda tanya. Pasti dalam pikirannya bertanya-tanya kenapa aku terus mendesak untuk dipoligami.

Tentu saja alasan ini sudah aku utarakan berkali-kali, yakni untuk memberikan kebahagiaan. Syahdu itu lebih muda dariku, mungkin dia sepantaran dengan Mas Hanan, aku tidak begitu ingat.

Perempuan muda tentu saja memiliki rahim subur sementara aku tahun depan sudah masuk kepala tiga. Jika Syahdu tidak hadir di antara kami, maka selamanya rumah akan sepi dari gelak tawa anak-anak.

Aku bahkan sering kesal pada mereka yang dengan mudah membuang anaknya ke tempat sampah atau mengaborsi karena rahimku sangat membutuhkan janin. Andai saja Allah memberiku kepercayaan itu.

"Besok ayah harus melamar Syahdu untuk Mas Hanan!" pintaku dengan tatapan mengiba.

"Ayah tidak mungkin mau melukai hatimu, Yumna. Kamu jangan pernah berharap ayah akan melamar Syahdu untuk suamimu!" tolak ayah tegas.

"Aku bahagia, Ayah. Tolong bantu aku menjadi istri salihah untuk Mas Hanan," balasku seraya memegang bahu suami yang meluruh.

"Kamu sudah menjadi istri salihah, Yum," gumam Mas Hanan menundukkan kepala.

Aku menghela napas berat. Kenapa susah sekali meyakinkan ibu, ayah serta Mas Hanan kalau aku benar-benar ikhlas dipoligami?

Apa karena diri yang mudah menangis? Memang benar aku selalu manyun jika ada perempuan yang menyapa Mas Hanan sekalipun tidak punya perasaan apa-apa, tetapi untuk Syahdu aku ikhlas.

Rasa cemburu bisa padam terutama jika anak itu sudah lahir di tengah-tengah kami. Aku juga ingin menjadi ibu dan dipanggil umi oleh anak Mas Hanan sekalipun tidak lahir dari rahimku.

Alasan ini sudah pernah diketahui Mas Hanan beberapa bulan terakhir, tetapi dia bersikukuh untuk mengadopsi anak dari panti saja. Aku tidak setuju karena khawatir jika dia besar nanti bisa menjadi petaka jika iman tidak kuat.

Bukannya mengharamkan adopsi atau enggan merawat anak yatim hanya saja aku lebih memilih mengirimkan uang untuk panti saja. Apakah ini salah?

"Sekali lagi aku mohon sama kamu, Mas, nikahi Syahdu. Dia mencintaimu." Air mata sudah tumpah tanpa permisi.

"Baiklah." Mas Hanan membuang napas kasar. "Ayah, tolong lamar Syahdu untukku!" pintanya dengan suara parau.

Related chapters

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 6

    Alhamdulillah," ucapku diselingi tawa yang terdengar sumbang. "Apa kamu sungguh-sungguh, Nak Gus?" tanya ibu dengan raut wajah khawatir. Matanya bahkan sekilas melirik padaku sebagai tanda tidak percaya. "Jika ini yang diinginkan Yumna, aku bisa apa, Bu? Sudah sering kuingatkan untuk bersabar, memberitahunya kalau aku tidak pernah mau menikah lagi. Akan tetapi, dia selalu memaksakan kehendak bahkan ...." "Sudah, Mas. Ini keputusan terbaik, aku yakin sebentar lagi kita sekeluarga akan bahagia," sambungku cepat begitu Mas Hanan menunduk dalam. Ayah dan ibu hanya bisa diam serta menatap penuh tanda tanya. Aku menautkan ibu jari dan telunjuk sebagai isyarat kalau hati sedang baik-baik saja. Tidak sabar rasanya menyampaikan berita baik ini pada Syahdu. Aku pun pamit masuk kamar seraya merogoh ponsel dalam saku gamis. "Assalamualaikum, Syahdu. Kamu apa kabar?" sapaku via telepon. "Waalaikumussalam, Mbak. Alhamdulillah aku baik-baik saja. Mbak gimana kabarnya?" "Alhamdulillah, Syahdu.

    Last Updated : 2022-09-15
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 7

    [Kalau hal ini melukai hati Mbak Yumna, maka tolong jangan biarkan Gus Hanan menikah lagi. Aku tidak bisa menjadi orang ketiga yang akan berbahagia di hari pernikahan sementara Mbak menahan luka. Tolong dipikir ulang sebelum semuanya menyesal.]"Mas, Syahdu." Aku menyodorkan ponsel pada Mas Hanan. Dia menerimanya lantas membaca pesan tersebut."Syahdu benar, jangan gegabah mengambil keputusan atau kamu menyesal nanti. Jujur saja mas merasa ragu kalau harus menikah sama dia. Kamu mau kan memikirkan ulang perkara ini sambil berdoa sama Allah biar kamu cepet hamil?""Keputusanku sudah bulat, Mas. Kalian memang harus menikah dan aku ikhlas." Getar di dada semakin mengganggu.Tidak ada jawaban, Mas Hanan hanya bisa melipat bibir. Sebenarnya aku pun sama dengan perempuan lainnya, tidak ingin berbagi hati. Namun, bagaimana jika semesta seakan menuntutku melakukan hal ini?Aku mungkin bisa berusaha menjadi istri terbaik untuk Mas Hanan, mengurus makan dan tidurnya. Tidak dengan memberinya seo

    Last Updated : 2022-10-01
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 8

    Mereka kembali melanjutkan perbincangan yang tertunda. Aku tidak bisa mendengar betul kecuali seorang lelaki tua bertanya dengan nada pelan, tetapi penuh penekanan, "apa Gus Hanan bisa berlaku adil pada Syahdu?" Sekilas matanya melirik pada tangan kami yang saling menggenggam dengan erat. "Atau hanya mewujudkan mimpi kalian?""Kedatangan kami ke sini serius, Pak, bukan untuk memanfaatkan saja. Maafkan suamiku kalau ada salah tadi atau diri ini yang mendadak keluar rumah. Sekali lagi maafkan kami," balas Yumna dengan suara bergetar menahan perih di dada."Aku tidak melihat Gus Hanan mencintai Syahdu.""Akan tetapi, cinta akan tumbuh karena seringnya bersama, Pak." Gus Qabil menjawab cepat, pandangannya mengarah padaku sehingga kami saling menatap."Lalu kenapa Gus Hanan cuma diam?" Mata lelaki tua itu sedikit memicing, lantas menampilkan gigi yang berderet rapi. "Maaf, kalian jangan salah paham. Tentu bapak-bapak di luar sana pasti menginginkan anaknya mendapat keadilan jika menjadi is

    Last Updated : 2022-10-01
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 9

    Lepas salat dzuhur, Mas Hanan benar-benar sudah datang, aku langsung mencium punggung tangannya takzim.Setelah kami duduk di karpet depan kamar, aku membuang napas kasar untuk melonggarkan dada yang terasa sesak. Jujur saja, kaki dan tangan sudah gemetaran duluan."Mas, aku lihat kamu tidak pernah ada niat mencintai Syahdu.""Tentu, kenapa?""Kalau kalian menikah, Syahdu berhak mendapat cinta kamu, Mas. Kamu harus tahu, aku itu ikhlas dimadu. Kita sama-sama ingin punya anak, tetapi sampai tujuh tahun berlalu ... nihil."Mas Hanan mengalihkan pandangan sejenak, sebelum kedua tangannya benar-benar mencengkram bahuku. "Yumna, sampai kapan pun aku akan selalu mencintaimu. Sampai kapan pun hanya kamu yang akan menjadi pengisi hatiku dan tolong, kalau boleh meminta, jangan paksa aku menikahi Syahdu. Tolong, aku ingin hidup berdua sama kamu!""Mas, jangan mengedepankan ego. Aku tahu mas cinta dan sayang sama aku, tapi kita butuh seorang anak. Mungkin Syahdu itu memang jodoh kamu."Tidak ada

    Last Updated : 2022-10-04
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 10

    Suasana mengharu biru melihat Mas Dika mendekat pada ayah seakan membisikkan sesuatu. Ya, aku berontak dalam pelukan Mas Hanan. Entah kenapa dia tidak membiarkanku dekat dengan ayah.Sialnya, Mas Dika malah menuntun ayah mengucapkan lafaz tauhid. "Mas, kamu apa-apaan, sih?"Dia tidak menjawab, masih terus menuntun ayah sampai tangan lemah berkeriput itu lepas dari genggamannya. Tangis ibu pecah, segera Mas Dika mendekat dan membawanya dalam pelukan."Innalillahi wainnailaihi raajiun," lirih Mas Hanan tepat di dekat telingaku."Mas, kamu ngomong apa sih?" tanyaku masih memberontak.Mas Hanan membawaku keluar dari kamar, masih tidak mau melepas pelukannya. Mata itu sudah basah. "Kamu harus kuat, Yum. Ayah sudah tenang.""Maksudnya gimana?" Aku memaksa melepaskan diri."Ayah sudah mendahului kita.""Apa?" Aku terpukul mendengar jawaban Mas Hanan. Kakiku kembali melangkah cepat langsung menemui ayah yang sudah tidak,lagi bernapas.Beribu maaf kugaungkan, tetapi tidak peroleh jawaban. Pipi

    Last Updated : 2022-10-04
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 11

    Jam sudah menunjuk angka sepuluh pagi, para tetangga juga kerabat jauh dan dekat sudah mulai berdatangan sejak tadi. Beberapa santri juga sudah selesai membaca al-qur'an untuk ayah. Aku sedih, sekaligus bahagia karena almarhum didoakan oleh anak-anak penghafal al-qur'an.Sejak tadi ibu menyibukkan diri di dapur karena kalau duduk di sisi jenazah, air matanya tidak bisa berhenti mengalir khawatir menjadi dosa karena meratapi mayat. Sebenarnya aku pun sama terlukanya melihat sosok yang sangat aku cintai kini terbujur kaku."Kamu yang sabar, Mbak. Jangan larut dalam kesedihan, nanti hatinya ndak ikhlas," kata Andin yang sejak tadi bersedia menemaniku.Aku membuang napas berat, rasanya masih sulit menerima takdir dari Tuhan. Bukan aku menentang, hanya saja semua terlalu cepat. Rasanya baru kemarin aku menjadi anak ayah, sekarang sudah harus berpisah.Luka seorang anak yang ditinggal orangtua itu sangat dalam apalagi aku belum bisa membalas pengorbanannya selama ini. Aku terlalu bodoh dan

    Last Updated : 2022-10-07
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 12

    POV AUTHORMereka sudah tiba di rumah, Yumna tetap tidak bisa tersenyum walau sedikit. Sekalipun dihibur suami dan kakak sendiri, dia selalu memalingkan wajah. Terlebih ketika mengingat tentang Syahdu.Bolehkah gadis itu menangis dan meminta suaminya untuk tidak perlu menikah dengan Syahdu? Atau sikap itu hanyalah keegoisan yang bisa merusak keharmonisan rumah tangga?Yumna sadar dirinya masih belum pernah hamil barang sekali, jadi sangat sedikit kemungkinan untuk memiliki anak. Kini air matanya telah tumpah tanpa mampu dia bendung lagi.Hatinya merintih, bertanya kepada Tuhan, dosa berat apa yang pernah dia lakukan sehingga mendapat ujian seperti itu? Kehilangan ayah, menikah tanpa keturunan serta harus mengikhlaskan suami menikah lagi meskipun itu atas dasar keinginannya."Yumna, ikhlaskan ayah. Kalau ayah melihat kamu sedih, pasti ayah juga bakal sedih," hibur Mas Dika."Ikhlas? Kenapa aku selalu dituntut untuk ikhlas, Mas?""Karena kamu pernah berdoa sama Tuhan agar sabarmu diluas

    Last Updated : 2022-12-20
  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 13

    "Yum, kamu gak bisa melihat atau merasakannya? Sedetik pun?" tanya Gus Hanan lagi."Aku sangat bisa melihat dan merasakannya, Mas. Tadi aku nanya kayak gitu cuma mau mendapat pengakuan aja. Aku yakin kamu bisa berlaku adil, Mas."Gus Hanan memejamkan mata, dia merasa sedikit kesal pada pola pikir istrinya. Sebenarnya dia sediri merasa baik-baik saja sekalipun belum dikaruniai anak, tetapi masalah bermula ketika Yumna diledek oleh para tetangga.Tetangga yang juga meng-gibahi-nya di masa lalu ketika lamaran diputus sepihak oleh Mas Ilham. Sebenarnya Gus Hanan sudah mencoba mengajak Yumna untuk pindah rumah saja, tetapi gadis itu tidak mau meninggalkan ibunya.Apalagi sekarang, ibunya adalah seorang single parent. Meskipun ada Mas Dika, tetapi beliau akan tetap tinggal sendirian kalau anaknya berangkat kerja. Gus Hanan juga tidak ingin tinggal di pesantren sebagaimana tujuannya sejak awal untuk mengajari mereka yang tidak berkesempatan duduk di bangku pesantren.Namun, siapa sangka, tuj

    Last Updated : 2022-12-20

Latest chapter

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 120

    EXTRA PART!!!____Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam.Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu! Dan karena itulah, qalbu seorang pecinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya.Air berkata kepada yang kotor, "Kemarilah." Maka yang kotor akan berkata, "Aku sungguh malu." Air berkata, "Bagaimana malumu akan dapat dibersihkan tanpa aku?Singa terlihat paling tampan ketika sedang mencari mangsa. Jualah kepandaianmu dan belilah kebingunganmu. Jika Anda jengkel terhadap setiap gesekan, bagaimana cermin Anda akan dipoles.Anda dilahirkan memiliki sayap, mengapa lebih memilih hidup merangkak. Cinta dan kelembutan adalah sifat manusia, amarah dan gairah nafsu adalah sifat binatang. Kau harus hidup di dalam cinta, sebab manusia yang mati tidak dapat melak

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 119

    Bu Wenda terus berjoget ria sambil berteriak kalau dia adalah fans Yumna. Tidak ada yang mau menghentikan Bu Wenda yang semakin kehilangan kendali itu bahkan anaknya saja sudah menjauh ketika Nurul memberi isyarat."Kalian tahu? Aku sudah memfitnah Yumna mengatakan dia hamil, makanya Ilham memutus lamaran itu. Aku bilang dia mandul sampai stres dan keguguran. Kira-kira Yumna mau maafin aku nggak, ya? Ada yang tahu jawabannya?"Lagi, dia tertawa keras."Di sini ada yang bernama Yumna? Ah, aku rindu setengah mati kepada Yumna. Sebenarnya aku mengakui semua kesalahan itu dan mau meminta maaf, tetapi sudah keburu gengsi duluan. Andai tidak ada yang berdiri di sisi Yumna, aku pasti bisa meminta maaf sama dia. Aku malu karena ada Nurul, Amel dan suaminya.Kalian tahu kalau suami Yumna itu putra Kyai Sholeh? Makanya aku tidak suka kalau Yumna bahagia. Sekarang saja aku mau mencekik lehernya biar dia mati atau kita bawa bermain-main di taman. Aduh, Syahdu kasihan sekali karena dia harus menin

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 118

    Hari selasa yang cerah ketika Gus Hanan baru pulang mengajar di masjid, Yumna langsung menariknya masuk kamar dengan wajah berseri-seri."Mas, hari ini ingat hari apa?""Hari selasa?"Yumna menggeleng. Gus Hanan mencoba menebak bahkan hampir sepuluh kali tebakan, tetapi belum juga berhasil. Dengan sedikit kesal, Yumna memberi tahu kalau hari ini Gus Hanan genap berusia 27 tahun."Ah iya, mas udah 27 tahun hari ini. Aduh, kok sampai lupa ya?""Daaaan ... aku punya hadiah ulang tahun buat Mas Hanan.""Hadiah? Qur'an? Kitab? Atau kecupan lagi kayak tahun kemarin?"Sekali lagi Yumna menggeleng. Gus Hanan menyerah tidak mampu menebak. Dia akhirnya memeluk sang istri, berusaha membujuk untuk langsung menunjukkan hadiah itu saja.Yumna mengurai pelukan suaminya, dia merogoh saku gamis dan menunjukkan sebuah benda berwarna putih dan biru. "Aku hamil, Mas. Selamat, kamu akan menjadi ayah!""Alhamdulillah, kamu serius, Dek?"Yumna mengangguk, sesuatu yang sejuk mengalir membasahi pipinya. "Dan

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 117

    Mereka sudah tiba, tetapi Amel tidak bisa singgah karena Ozil sudah mencarinya sejak tadi. Begitu mobil hitam itu sudah melaju pergi, seseorang kemudian menghampiri mereka berempat."Aku turut bahagia karena melihat Nurul kembali. Ternyata dia yang menyebar berita itu, tetapi aku yang harus diusir." Bu Wenda datang bersama anak gadisnya.Nurul melihat ponsel gadis itu menyalah, dia pun tersenyum tipis dan memberitahu Yumna lewat isyarat sementara Mas Dika dan Gus Hanan diminta masuk saja karena bisa menangani mereka berdua.Begitu tinggal mereka berempat saja di pinggir jalan, Nurul langsung mendekat ke gadis itu agar suaranya lebih jelas dalam rekaman. "Ya, aku yang menyebarkan berita itu. Gimana rasanya harus disalahkan padahal bukan kita yang melakukannya?""Kurang ajar!""Tidak, aku tidak kurang ajar Bu Wenda. Semua orang sudah tahu kalau dalang di balik semua masalah yang ada adalah Bu Wenda sendiri karena sangat iri pada Yumna. Kesalahan Bu Wenda kan bukan hanya gosip, tetapi su

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 116

    Pada hari pernikahan Mas Ilham tepat hari sabtu, mereka semua berkumpul di rumah Yumna dengan baju seragam meskipun Amel dan Kevin beda motif asalkan warnanya sama. Mereka telat pesan atau mungkin sebut saja Nurul terlalu cepat memesan karena tidak mau ayahnya ingkar janji.Untuk ketiga perempuan itu semuanya membawa kado, sementara laki-laki mengantongi amplop saja. Mereka semua memakai baju yang hampir sama. Hari ini Nurul terlihat sangat cantik.Sebelum berangkat, dia meminum segelas air dulu untuk menenangkan diri. Luka dalam hatinya dibalut sedemikian rupa. Mereka berpasang-pasangan kecuali Mas Dika yang harus kembali memerankan perannya.Jika dulu dia pura-pura berpasangan dengan Yumna, sekarang bersama Nurul. Mas Dika tersenyum pada adiknya yang selama ini dia benci, tetapi kini mulai membuka hati untuk menerimanya."Nanti sama Mas Dika aja biar mereka mengira kamu juga punya pasangan. Pokoknya nanti jangan pernah masang muka sedih, harus mengalihkan pikiranmu dari Mas Ilham. J

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 115

    Sesampainya di rumah, mereka berdua terkejut oleh kedatangan Amel. Sepertinya hari akan semakin panjang karena kedatangan Amel yang membawa banyak makanan. Sekalipun mereka sudah dewasa, tetapi yang namanya perempuan kadang bertingkah seperti anak-anak."Ozil mana, Mel?""Sama neneknya, dia gak mau ikut tadi karena keasyikan main sama sepupunya."Yumna mengangguk, dia senang sekali melihat banyak gorengan termasuk ayam geprek di depannya. Mereka kumpul di ruang tengah karena tidak mau diganggu oleh tamu. Hari yang menyenangkan setelah bertemu Mas Ilham.Masalah itu Yumna ceritakan pada Amel bukan untuk memancing amarahnya, tetapi seorang perempuan sangat sulit untuk menyimpan masalahnya sendiri apalagi jika sudah lama dan terbiasa saling berbagi cerita dengan sahabat."Mas Ilham kok bego banget, ya? Masa dia mau jatuh ke jurang yang sama?""Gak tahu tuh. Udah aku bilangin juga karena aku sebagai orang ketiga di masa lalu itu serius, nyeselnya sampe sekarang, nyeseknya sampe ke hati. A

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 114

    "Ide apa, Mas?""Nah, sebagian perempuan kan kalau mendapat darah keluar lebih lima belas hari itu langsung menentukan bahwa 15 hari haid dan selebihnya istihadhoh, ya kan?"Yumna mengangguk."Nah, kamu adakan hari khusus untuk membahas masalah darah itu biar mereka yang tadinya bingung dan ragu, menjadi yakin dan tahu darah apa yang keluar itu. Mas tidak bisa ngejelasinnya karena nanti ada pertanyaan pasti malu untuk dipertanyakan. Nah kalau sesama perempuan kan enak. Gimana?""Ya boleh, Mas, tapi aku mau pahami ulang dulu dan latihan menjelaskan di depan kamu. Kalau ada salah-salah kan aku yang kena dosanya juga, Mas.""Woke siap, kalau gitu mas mau menyiapkan materi khutbah dulu buat hari jumat nanti. Kamu ngelakuin apa aja deh bebas."Yumna mengangguk cepat, dia lalu menemui Nurul di rumah ibunya karena merasa bosan dan jenuh sendirian. Makanya dia memiliki ide untuk menjual makanan saja daripada tidak ada kegiatan seperti sekarang toh lokasi di depan rumah lumayan luas apalagi ka

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 113

    Di malam hari, Gus Hanan duduk dengan istrinya di meja makan padahal makanan sudah tidak terhidang lagi di sana. Lelaki itu menopang wajah dengan kedua tangannya karena merasa kurang komunikasi dengan para murid yang keluar begitu saja.Padahal seharusnya seorang guru harus menanyakan keadaan muridnya juga yang apabila tidak hadir atau malah memilih mengundurkan diri. Saat itu memang Gus Hanan bertanya, tetapi mereka hanya diam, lalu besoknya tidak ada kabar lagi."Mungkin bagusnya kala ngajar di rumah aja biar gak ada cerita miring lagi?""Jangan dulu, Mas. Kamu harus bicara sama panitia masjid dulu. Bisa jadi bukan mereka pelakunya, tetapi jamaah atau orang lain yang mau nama kamu buruk di mata semua orang, Mas. Baru satu orang, kan, yang ngomong kayak gitu?""Entah sejak kapan iuran pengajian itu diadakan. Mas jadi semaki kepikiran padahal selama ini ikhlas dan tidak pernah berpikir untuk memintai mereka bayaran walau sekali dalam setahun."Yumna juga bingung sendiri, ingin mencari

  • KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI   Bab 112

    Pernyataan Cinta—Jalaluddin Rumi—Kau yang telah menutup rapat bibirku, tariklah misaiku ke dekat-MuApakah maksud-Mu? Mana kutahu?Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selaluKukunyah lagi memamah kepedihan mengenang-MuBagai unta memamah biak makanannya, dan bagai unta yang geram mulutku berbusaMeskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara, di hadirat kasih aku jelas nyataAku bagai benih di bawah tanah, aku menanti tanda musim semiHingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi***Nurul tersadar dari kesedihannya setelah Yumna mengingatkan kalau dia harus memperbaiki hubungan dengan Allah agar rasa kecewa dari berharap lebih itu beringsut hilang.Dia menyeka air matanya, menelan kesedihan itu dan mengganti dengan senyuman. Nurul kembali merasakan bagaimana menjadi Yumna ketika harus ditinggalkan oleh orang yang sudah lama ditunggu untuk bersatu.Karma itu tidak ada, tetapi balasan atas perbuatan selalu ada. Nurul menyesal dan sekali lagi merintih memohon ma

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status