Share

BAB 9

Penulis: Jingga Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-04 08:00:33

Alangkah terkejutnya aku saat mengetahui jika ternyata Arina adalah CEO di perusahaan ini dan Pak Kevin adalah Mas Bima. Bisa-bisanya mereka membohongiku. Mengaku hanya pekerja biasa, namun ternyata pemilik perusahaan. 

 

Namun, yang lebih mengenaskan lagi adalah, ternyata kedatanganku ke sini untuk diperiksa mengenai kecurangan yang kulakukan dengan Pak Ahmad. Arrrgh, s*al! Kenapa semua jadi seperti ini? 

 

"Sudah, nggak papa. Masih ada Rara yang bisa memberi kita materi. Jadi nggak masalah kalau gajimu dipotong," ucap Mama menenangkanku. 

 

"Iyakah, Ma?" 

 

"Tentu. Mama lihat, Rara sangat cinta sama kamu. Pasti ia akan melakukan apapun yang kamu pinta," ucap Mama. 

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 10

    "Aaah! Aaah!" Rara gelagapan karena seseorang menyiramnya dengan tiba-tiba. "Arin! Apa yang kamu lakukan?" "Apa yang aku lakukan? Harusnya aku yang nanya itu ke kamu, Mas! Apa yang kamu lakukan saat ini! Kamu tega, Mas! Kamu tega!" teriaknya seraya menarik kerahku hingga bibirnya sampai ke telinga, lalu membisikkan kalimat yang memuakkan. "Bagaimana? Aktingku, bagus, kan?" bisiknya. -- "Ra, tolong jelaskan, apa benar mereka orang tua kandungmu?" tanyaku pada Rara saat kami sudah masuk ke dalam rumah. Aku terpaksa mengakhiri pesta karena melihat suasana tidak kondusif, ditambah dengan makian dari para tamu untukku, terlebih untuk Rara. Entah umpatan seperti apa saja yang terdengar tadi. "Iya, Ra. Apa yang diucapkan oleh Arina gak benar, kan? Mereka bukan orang tua kandungmu, kan?" tanya Mama sambil mendekati Rara. Ra

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 11

    Seminggu kemudian.Hari ini akan ada acara keluarga besar, dan kebetulan giliran di rumahku. Semenjak menikah, Rara benar-benar berubah seratus persen. Ia menjadi pelit pada Mama, dan kerap meminta uang padaku. Kenapa ia begini? Bukankah dia orang kaya? Seharusnya ia yang memberi padaku, bukan aku yang memberi padanya."Ma, tamunya sudah pada datang," ucapku pada Mama."Rara mana, Lon?" tanya Mama."Ada di kamar, nggak enak badan katanya. Makanya mau keluar nanti aja, nyusul."Mama mengangguk, lalu menggandeng tanganku keluar. Oh iya aku lupa, semenjak kejadian Arina menagih hutang pada Kak Caca, semenjak itu juga Mas Reza tak pern

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 12

    "Ke kamar, Ma," jawab Rara."Enak banget, beresin semua ini.""Rara, Ma?""Ya iyalah, masa Mama atau Caca?"Rara terlihat menekuk wajahnya, lalu membereskan semua sampah. Aku hendak membantu, tapi tak diperbolehkan oleh orang tua tunggalku itu. Aku pun menuruti, lalu masuk ke dalam kamar Mama."Viko, jangan berantakin kamar Nenek!" ucap Mama saat Viko hendak memasukkan mainannya ke kamar Mama."Tapi, Nek, Viko mau sama Ibu.""Main di luar dulu, sama Tante Rara!" perintah Kak Caca."Nggak mau, Tante Rara ga mau main sama Viko, gak kaya

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 13

    Sepulangnya dari rumah Mas Delon, aku mengantar Mbok Rah dan juga suaminya dulu pulang ke rumah. Aku bisa melihat kesedihan di raut kedua orang tua itu.Aku juga tak habis pikir, bisa-bisanya Rara tak mengakui mereka. Padahal, meskipun bukan orang tua kandung, tapi Mbok Rah memiliki andil penting dalam kehidupan Rara."Yang sabar ya, Mbok," ucapku sambil mengelus lengan Mbok Rah saat sampai di depan rumah."Mbok nggak nyangka, Neng, kalau Rara tak mau mengakui kita. Bisa-bisanya, dia menikah malah tak memberitahu kami. Awalnya kami nggak percaya sama omongan Neng, tapi karena Bapak terus meyakinkan, jadi kami ikut, dan ternyata benar, Rara betul-betul menikah, tanpa restu dan izin dari kami," ucap Mbok Rah sambil tergugu.Mang Ujang masuk ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-06
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 14

    Sebuah tepukan tangan hinggap di bahu kiriku, saat menoleh ternyata Bunda. Beliau menyunggingkan sebuah senyum, lalu duduk di sampingku."Rin, jangan memendam kebencian yang berlebihan. Allah tak suka hambanya menjadi seorang pendendam. Cukup do'akan saja Delon mendapat hidayahnya.""Bunda...""Apa yang Bunda katakan itu benar, Rin. Ayah juga nggak suka kamu begini."Akhirnya, terpaksa aku mengangguk, tapi mengirimkan kode lewat mata untuk Rio tetap melakukan pekerjaan yang kusuruh."Oh iya, Ri, kok kamu belum nikah? Usiamu sudah mau tiga puluh tahun, loh," ucap Bunda."Belum kepikiran, Tante. Lagipula, kasihan Mama jika nanti Rio tinggal

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-07
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 15

    Kak Caca berteriak, ditariknya rambutku seakan ia kesetanan. Aku pun berteriak karena sakit. Baik Mama ataupun Mas Delon tak ada yang membantu, bahkan Rara hanya menatapku dengan sebuah senyuman samar.S*aln!Wanita itu, mau mempermainkan aku? Lihat saja jika hasil telusuran Rio sudah keluar, m*ti kamu!"Lepas!" teriakku."Tidak akan! Seenaknya kamu memfitnah Mas Reza! Dia tak mungkin mengkhianatiku! Dia itu cinta mati sama aku!" teriaknya."Dasar b*d*h! Kalau dia cinta mati sama Kak Caca, dia bakal berusaha untuk mendapat pekerjaan. Bukan malah berpangku tangan dan mengharap uang dari adik ipar yang juga sudah menikah. Apa kalian gak kasihan sama Mas Delon, hah?!""Alah b*lshit! Bilang aja kalau kamu mau kembali sama dia, kan? Bilang kamu! Nyesel kan, sudah cerai sama Delon?""Tidak mungkin!" Aku meringis karena ja

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-07
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 16

    "Apakah kantor Mas Delon tahu tau dia nikah lagi?" tanya Novia. Mendengar pertanyaaannya, membuat aku yang tadinya duduk bersandar, langsung tegap sekali. Ah, Novia! Saranghae! "Nggak! Makasih, Nov. Aku lagi bingung ngasih pelajaran lagi pada Mas Delon, dan pertanyaanmu barusan bagai angin sejuk," ucapku sambil tersenyum. "Alah lebay! Jadi, kamu mau melaporkannya?" "Nggak salah, tapi nggak benar juga. Aku bakal meminta Pak Yosep untuk mengganti Mas Delon. Kemarin ini memang dari perusahaannya sudah mengirimkan proposal dengan bukan atas nama Mas Delon, melainkan dari orang lain. Tapi, untuk memastikannya, aku bakal mengajukan syarat untuk meng-acc permintaan mereka, asal mereka tak pernah lagi memberikan proyek pada Mas Delon." "Emang bisa?" tanya Novia. "Harus. Aku tau banget, perusahaan itu susah mendapat kain sebaik kain perusahaanku.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 17

    "Ibu boleh memeriksanya sendiri."Bu Kenanga langsung membuka map itu, seketika matanya membulat saat mengeluarkan poto yang ada di dalamnya. Ya, itu adalah foto Pak Hendra dengan Rara dengan kualitas foto bagus yang diberikan oleh Rio. Sementara foto yang kuambil sebagai bahan penyelidikan Rio kemarin ini hanyalah foto dari samping, sehingga tak jelas wajah keduanya."Papa?""Ya, itu adalah Pak Hendra, sementara wanita di sampingnya adalah Rara. Dia, wanita yang menghancurkan rumah tangga saya dan suami."Memang betul, kan? Selain sifat sombong mertua, Rara adalah alasan nomor dua aku dan Mas Delon bercerai."Ini gak bohong, kan?"

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08

Bab terbaru

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   TAMAT

    BAB 50---ENDING _______Aku memutuskan untuk pergi meninggalkan Rio dan wanita itu. Hatiku sungguh terbakar. Apa maksudnya itu? "Bu, ini, ada makan siang yang dikirim oleh Pak Rio," ucap Amel seraya menyodorkan sebuah kotak makan padaku. "Buat kamu aja, Mel. Oh, ya, kalau misal dia cari saya, bilang saja nggak ada." "Tapi, Bu, apa nggak papa?" tanya Amel, mungkin dia takut Rio tersinggung. "Nggak papa, Mel. Saya habis ini mau pulang ya. Badan nggak enak." Amel mengangguk. Aku yakin, ia bisa menghandle semuanya. Saat baru turun dan keluar dari lift, aku bertemu dengan Rio yang tampak tengah tersenyum melihat layar ponselnya."Ehem," ucapku, membuat Rio mendongakkan kepalanya. Ia menyapaku dengan mengangkat tangannya. "Kamu mau ke mana, Rin? Kok bawa tas?" "Mau pulang, nggak enak badan." "Oh yaudah hati-hati, ya." Aku sempat tertegun sebentar saat melihat Rio yang pergi begitu saja. Ingin rasanya aku tertawa lebar saat melihatnya pergi. "Oh, jadi kamu mau menjauh dariku, Ri?

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 49

    "Aku, boleh masuk, nggak?""Eh? Boleh aja. Ayo."Kami pun masuk ke dalam rumah. Ternyata Ayah, Bunda, Mas Bima, dan Kak Rosi sudah berkumpul di ruang keluarga. Sementara Mbak Inah sedang merapikan meja makan, sepertinya kedua orang tuaku baru saja selesai makan."Om, Tante, Kak."Rio menyalami mereka satu persatu. Tumben banget?"Jadi gimana, Rio?""Tunggu, gimana apanya, Yah?""Begini,Om, Tante. Kedatangan saya ke sini, mau melamar Arin, tapi belum secara resmi. Hanya meminta restu."Deg!Apa? Dia, melamarku? Tapi kenapa ga ngomongin terlebih dahulu tadi?"Bagaimana, Om, Tante?""Ehm, begini, Rio. Seperti yang Rio tau, Arina ini kan janda, dan juga baru bercerai. Apa tidak terburu-buru?" tanya Ayah."Iya, Bunda juga merasa begitu. Toh, kalian kan baru menjalin hubungan, kan?" tanya Bunda, yang kujawab dengan anggukan."Iya, Tante. Saya melakukan ini hanya untuk mengikat A

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 48

    "Apa, Sayang?""Katanya, Vito ini pembawa sial, Ma. Gara-gara Vito, Mama di penjara dan Om Delon juga masuk ke penjara. Emangnya, penjara itu apa, Ma? Apa tempat menyeramkan, sehingga Nenek menyalahkan Vito?"Hatiku mencelos mendengar, apalagi saat Ani menganggukkan kepala tanda semuanya itu benar adanya. Setelah menghibur Vito, kusuruh ia untuk mandi karena sebentar lagi waktunya mengaji.Malam hari.Aku ngobrol dengan Mas Bima di teras balkon kamarku. Kuceritakan semua, termasuk tentang Mas Delon yang dipenjara."Itu lah, hukum tabur tuai lagi dirasakan oleh Delon. Sudah, biarkan saja. Besok, bilangin Ani untuk tak mengajaknya ke taman itu lagi. Bukan tidak mungkin kalau mantan mertuamu akan menyakiti Vito."Aku mengangguk. Apa yang dikatakan oleh Mas Bima memang ada benarnya. Aku tak mau, jika nanti Vito menyalahkan dirinya, meskipun ia masih kecil."Lagi pula, lucu aja kalau neneknya Vito menyalahkan bocah sekecil it

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 47

    "Pak Adrian, Pak." "Oh, Pak Adrian lagi ke luar kota. Ibunya sakit, baru saja diantar pergi." Lah? Ngapain dia minta dikirimin barang, namun tak ada di rumah? "Kebetulan, saya ketua RT di sini. Kalau boleh tau, ada keperluan apa, ya?" "Saya mau mengantarkan ini, Pak." "Apa isinya, Pak?" tanya Pak RT tadi sambil menerima barang yang kuulurkan. "Kurang tahu, saya cuma disuruh antar saja." Pak RT nampak penasaran, dengan bimbang, tangannya hendak melepas seteples yang menjadi penutupnya. "Pak, jangan." "Kenapa, Pak?" "Nanti saya dimarahi oleh orang yang menyuruh saya ke sini." "Saya mantan polisi, Pak. Nah, saya curiga dengan barang yang dibawa oleh Bapak." Setelahnya, Pak RT seperti menelepon seseorang, yang ternyata adalah satpam yang baru saja men

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 46

    "Kamu kenapa, Lon?" tanya Mama. "Aku habis kena tipu, Ma. Sepuluh juta uangku melayang," ucapku lemas. Puluhan kali kucoba menelepon Hari, namun tak kunjung tersambung. Kucari akun sosial medianya, menggunakan nama panjangnya. Ketemu. Namun, aku bertambah lemas saat melihat beberapa tulisan temannya yang meminta uang dikembalikan. Ini sih sudah fix, aku kena tipu. "Kamu ini, Lon. Sudah Mama biayai buat kuliah, kok masih aja bl**n! Masa iya kena tipu tapi nggak nyadar?" "Ya kalau nyadar, nggak bakal kena tipu lah, Ma." Aku pun masuk ke dalam kamar. Berbicara dengan Mama rasanya sia-sia saja. Kupandangi tas tempatku menyimpan uang. Kenapa terbuka? Segera kuambil, dan melihat isinya serta menghitungnya. Kenapa hanya tersisa tujuh juta? Ke mana yang tiga juta? "Ma! Mama!" "Apa, sih? Teriak-teriak dipikir Mama ini b*deg?" "Mama lihat uang Delon yang di tas?" tanyaku. "Ya, sama Mama dibawa ke pasar tadi buat belanja bahan makanan." "Belanja apa yang sampai tiga juta, Ma? Lagian,

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   bab 45

    "Ja-jangan, Delon. Maafkan Mama. Iya, Mama mau hidup susah sama kamu."Setelah mencari kontrakan hampir setengah hari, kami dapat juga. Rumah kecil, namun lumayan untuk saat ini, daripada harus tidur di dalam mobil.Setelah membayar untuk tiga bulan ke depan, aku mengajak Mama membeli perlengkapan rumah. Kasur lipat, tikar, dan juga peralatan masak dan makan."Kita harus memulai semuanya lagi dari awal, Lon," ucap Mama sambil terisak."Sudah lah, Ma. Nggak usah Mama nangis terus."Malam hari, Mama masak ayam goreng dan sambal. Aku makan dengan lahap, mengingat seharian belum makan."Besok, Mama mau jenguk Caca, Lon," ucap Mama."Iya, Delon anterin, Ma. Sekarang makan yang banyak."Mama mengangguk, malam itu kami makan dalam diam. Aneh, rasanya. Biasanya ada saja yang menjadi percakapan di meja makan. Kini, selain sepi, juga kami makannya di lantai beralaskan tikar."Tidur,

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   bab 44

    "A-apa maksudmu?" tanyaku sambil memalingkan wajah. Pasti saat ini wajahku sudah memerah saking malunya."Rin, kamu nggak mau?""Mau apa?""Kamu nggak mau nikah sama aku?""Kamu ini nawarin, apa gimana, sih? Di mana-mana, orang ngelamar itu nanyanya mau nggak? Bukan nggak mau!"Rio terkekeh setelah mendengar ucapanku. Aku langsung kehilangan mood, kusuruh ia untuk melajukan mobil lagi. Suasana tiba-tiba menjadi canggung, dan hawanya pun panas.Sepuluh menit kemudian, kami sampai di kantor. Amel langsung memberiku materi rapat nanti. Kubaca, lalu menyerahkan padanya lagi."Aku tunggu jawabanmu nanti sore."Aku menoleh ke arah Rio yang tersenyum, kemudian menghilang di balik pintu. Untuk sesaat aku tercenung, lalu mengambil minum saat menyadari hatiku sedang tak baik-baik saja.Debaran dalam dada yang selama ini tak pernah terasa, tiba-tiba memenuhi rongga. Namun, aku teringa

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 43

    "Apa? G*la si Caca itu!" ucap Bunda saat kuceritakan semua.Bunda dan Kak Rosi datang menjenguk Vito, tapi anak itu tertidur setelah kuminumkan obat tadi."Iya lah, Bun, kalau waras juga gak bakal kaya gjtu. Aku sampai nggak habis pikir loh, Rin, kok bisa ada seorang ibu yang tega menyakiti anaknya hanya karena tak mencapai tujuan keinginannya? Duit mulu yang dipikirin," ucap Kak Rosi."Iya, dia stress kali, Kak. Suaminya kan nikah lagi, udah punya bayi pula.""Hah? Pantes. Iya lah, siapa juga yang tahan sama wanita iblis seperti dia," sungut Kak Rosi."Rosi," tegur Bunda."Hehe, maaf, Bun, terlalu menghayati." Aku terkekeh melihatnya.Aku menceritakan juga tentang siasatku, yang harus menjalin kerja sama dengan wanita malam. Bukan aku membenarkan, tapi memang siapa lagi yang bisa mengerjakan misi ini selain wanita seperti Risti?"Tapi kamu tetap salah, Nak. Bunda kan pernah bilan

  • KUBELI KESOMBONGAN KELUARGA SUAMIKU   BAB 42

    Di sana, Rio tengah duduk berdua dengan Risti. Senyum terlihat di wajah lelaki yang sudah menemaniku selama lima tahun belakangan ini. Sementara Vito tengah melihat ikan di kolam yang terletak di tengah-tengah taman.Aku terdiam sesaat, memangnya, apa yang kurasakan saat ini? Salahkah jika mereka berdua saling jatuh cinta? Kenapa rasanya, menyakitkan? Apakah aku cemburu?Aku berbalik, tak jadi bergabung dengan mereka dan berjalan menuju kamar. Di dalam kamar aku termenung. Apa yang tengah kurasakan sekarang? Benarkah aku cemburu? Atau, hanya terkejut saja? Yah, pasti karena terkejut, kan? Apalagi selama ini tak pernah sekalipun kulihat Rio bersama wanita lain. Sikapnya yang dingin pada wanita, sempat membuatku berpikir kalau dia tak normal.Dret!Suara pintu dibuka. Aku mendongak, ternyata Rio, Risti dan juga Vito sudah kembali."Tante Arin!" panggilnya sambil berjalan memelukku.Kuusap pungg

DMCA.com Protection Status