Share

Part 17

Denis mengantarkan Aruna ke rumahnya setelah meninggalkan rumah sakit tempat Ressa dirawat. Begitu sampai, ia membantu Aruna masuk ke dalam rumah dan mendudukkan perempuan itu di sofa ruang tamu. Terlihat wajah Aruna yang murung dan lesu, tak ada sepatah kata yang terucap dari mulutnya sejak mereka meninggalkan rumah sakit.

Denis bergegas menuju dapur, mengambilkan segelas air putih dan membuatkan roti bakar untuk Aruna. Ia berusaha membuat suasana menjadi lebih ringan, meskipun ia tahu perasaan Aruna sedang sangat terpuruk.

"Makan dulu, baru menangis," ujar Denis sambil memaksa Aruna makan roti bakar yang dibuatnya. Ia menyuapkan roti itu ke mulut perempuan yang saat ini sedang melamun, berusaha membangkitkan semangatnya.

Perlahan, Aruna mulai membuka mulutnya dan menerima suapan roti yang disodorkan oleh Denis. Mata perempuan itu tampak berkaca-kaca, namun ia mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh. Entah apa yang sedang dirasakan saat ini. Seperti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status