Share

Part 16

Di ruang tunggu, Aruna terdiam seribu bahasa, duduk dengan jarak hanya tiga kursi dari Denis. Hira dan Erfan telah pulang duluan, meninggalkan Aruna dan Denis dalam ketegangan. Kaos lengan pendek yang dikenakan Aruna tidak mampu menahan dinginnya malam yang menusuk tulang.

"Aru, masuk!" perintah Denis dengan nada dingin dan tidak bersahabat.

Aruna mengerjap-ngerjap, terkejut dengan nada suara Denis yang tiba-tiba berubah.

"Lo mau mati kedinginan di luar, hah!" Ujar Denis karena Aruna tidak bergerak. Sebenarnya kasihan pada Aruna, tidak seharusnya dia marah-marah dengan perempuan itu. Tapi emosinya kadung memuncak.

Aruna mengangguk dengan kepala tertunduk, langkahnya ragu menuju ke ruangan Ressa. Dinding ruangan yang kaku dan suara bisikan angin seolah mampu menyadarkannya bahwa keputusan yang akan diambil sangat berat. Namun, begitu melihat keadaan Ressa yang terbaring lemah di brankar pasien, ia yakin bahwa inilah jalan terbaik untuk mereka.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Faidah Waidah
gila di Tian katanya gak akan nyentuh aruna eh malah dia asik"an bercumbu dengan aruna sampai ressa keguguran dia tidak tahu biadab memang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status