Share

Bab 39. Penyihir Kecil

Di sisi lain.

Ayana sangat girang. Menggeser layar dan menyandarkan ponsel di meja rias.

Di layar, Jovan terlihat sedang duduk di tepi king size. Ayana melambaikan dua tangannya.

"Pagi, Jo. Apa kamu baru bangun?"

"Hem."

Ayana tidak masalah dengan jawaban itu.

"Lihat, apa aku sudah sempurna?"

Jovan hanya mengulas senyum tipis.

"Jo, aku selalu takut kamu akan melupakanku. Apa kamu sangat sibuk, kamu kerja di mana, bagaimana dengan tempat kerjamu, apa mereka baik? apa ...," oceh Ayana.

Semakin lama suara Ayana semakin kabur. Entah kenapa seakan mendapat sugesti, Jovan merasakan kantuk.

Perlahan Jovan merebahkan dirinya. Ponsel itu tetap menyala di tangannya dan masih menghadap wajah Jovan.

Jovan merebah miring. Masih berusaha mendengar sayup suara Ayana.

Rasa kantuk dan penat sangat nyata dan tak tertahan. Jovan terlelap.

"Jo!" Ayana melihat Jo menutup matanya.

"Apa aku seperti pendongeng. Dia tidur cepat sekali. Bukankah ini waktunya berangkat kerja?"

Ayana mematikan sepihak sambungan i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status