Share

Part 70 Maaf....

Bagaskara meraih bahu Pak Amir yang hendak menghindarinya. "Kenapa kamu nggak jawab aku, Pak Amir? Kamu tahu, kan, di mana Bayu selama ini? Lalu, di mana Kinasih?" tanyanya dengan tatapan memohon.

Pak Amir menggeleng pelan. Dia menantang tatapan mata bosnya itu sembari tersenyum penuh arti. "Anda tidak perlu mencari keberadaan Nyonya Kinasih lagi, Tuan. Bukankah itu yang Anda inginkan dari dulu?" tanyanya mengejek.

Kedua mata Bagaskara terbelalak mendengar ucapan pedas itu. Meskipun apa yang dikatakan Pak Amir benar adanya. Dia yang menginginkan Kinasih pergi, membuangnya seperti sampah demi bunglon berwujud manusia, bernama Belinda.

Kini, penyesalan itu rupanya belum beranjak dari sudut hati Bagaskara. Bahkan, niatnya bertemu dengan wanita yang dia cintai itu masih begitu kuat. Jika ada kesempatan kedua, Bagaskara ingin memulai segalanya dari awal bersama Kinasih meskipun terlebih dahulu dia harus bersujud di kaki wanita itu.

"Terserah Pak Amir bilang apa, aku ingin bertemu Kinasih, d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status