Share

DIRTY WAY

“Tidak mungkin secepat itu! Anak buahku sebelumnya sudah menyelidiki tentang keberadaan David Lim dan tidak ada satupun dari mereka yang berhasil mencium jejaknya.” Wanita seksi dalam balutan office style bernuansa maroon itu menatap tajam lawan bicaranya.

“Aahhh-kau baru saja meragukanku. Aku sangat yakin kalau yang aku lihat malam itu pastilah David Lim. Lihatlah! Walaupun tidak terlalu jelas, tapi aku sempat mengambil gambar saat pria itu menenggak alkoholnya.” Lawan bicara wanita itu merupakan seorang pemuda berpakaian kasual, memperlihatkan layar ponselnya yang berhasil mengambil potret sosok Daniel Yuwan.

“… dan kalau aku tidak salah mengenali orang, aku juga melihat seorang wanita yang sangat mirip dengan sekertaris Shuo Ming … hmm … namanya ….”

“Jenny?”

“Tepat sekali! Wanita itu bernama Jenny. Nah! Kau sudah mendapatkan berita panas terkini dariku. Sekarang mana bayaranku?” pemuda itu menengadahkan tangannya dengan sangat berani.

“Uang saja yang ada dalam pikiranmu. Nah-ambillah!” sebuah amplop coklat dengan isi yang cukup tebal disodorkan oleh wanita itu.

“Kau masih berhutang banyak informasi kepadaku! Jangan lupakan itu!” serunya lagi sebelum pemuda itu menghilang di balik pintu.

“Oppsss! Hampir saja lupa. Mulai malam ini tarifku naik lima ribu yuan,” pemuda itu kembali dan mengedipkan sebelah matanya, “senang bekerja sama dengan anda, Nyonya Melissa Fung.”

Sebuah salam perpisahan yang menjengkelkan dari seorang pria yang berprofesi sebagai wartawan bayaran.

Melissa Fung, meremas jari-jarinya menahan geram. Hampir satu tahun dia mengamati berbagai keuntungan atas kosongnya kursi utama Lim Group. Dalam pemikiran wanita itu, anak Semata wayang Hongli Lim tampaknya tidak cukup tangguh untuk meneruskan tangan dingin ayahnya dalam mengelola bisnis. Karena itulah Melissa seolah menyiapkan bom yang dalam sekejap dapat meruntuhkan perusahaan raksasa itu.

“Hampir saja aku berhasil membobol pertahanan terakhir Lim Group. Shuo Ming pasti tidak tahan dengan tuduhan akan keuntungan yang didapatkannya dengan menghilangnya David Lim. Kenapa sekarang malah terdengar kabar kalau anak itu sudah kembali? Tidak bisa dibiarkan!”

Melissa mengambil ponselnya, “Aku harus menelpon Rudy Ang. Jika benar mereka bertemu di bar, pasti anak itu sudah mengenali wajah David Lim.”

***

Fuuuhhh! Daniel menghembuskan nafasnya berat.

Sisa alkohol di tubuhnya memang sudah berhasil di netralkan dengan teh hijau ‘Xing Jing’ buatan Jenny tadi pagi. Tapi tugas pertamanya untuk mendatangi department eksplorasi sukses membuat kepalanya kembali pening.

‘Demi seratus ribu yuan, kepalaku rasanya sudah hampir mau pecah,’ batinnya.

BRAK!!

Belum sempat Daniel menetralkan pikirannya, tiba-tiba pintu ruang kerjanya dibuka dengan kasar. Jantung Daniel seolah berhenti berdetak dalam beberapa detik, sosok wanita anggun berpakaian serba putih dan wajah bak selebritis Hollywood melenggang masuk ke dalam ruangannya.

“Kemana saja kau selama ini?” tanya wanita itu menatap nyalang Daniel.

“A-aku … berlibur.” Jawaban yang akan selalu sama setiap kali ada yang menanyakan keberadaannya selama ini.

“Berlibur? Hampir satu tahun berlibur? Pewaris perusahaan macam apa kau ini?” wanita itu berjalan ke arah Daniel sambil melenggokkan pinggulnya.

“Apa kau tidak merindukanku?” bisik wanita itu mendekatkan wajahnya lima sentimeter dari wajah Daniel.

Wangi parfum wanita itu terhirup hidung Daniel dan nafasnya seolah berhenti untuk menyimpan wangi sensual itu di dalam rongga penciumannya.

“Siapa kam–ahh–maksudku, siapa yang merindukanmu?” hampir saja Daniel kelepasan menanyakan identitas wanita tersebut.

“Selalu saja dingin. Satu jam lagi makan siang. Jangan coba-coba kabur karena kita akan makan siang bersama. Okay?” wanita itu kembali membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu.

Saat itulah Daniel menyadari bahwa wanita itu mengenakan top clothes yang sangat tipis, sehingga Daniel dapat merawang warna bra yang dipakainya.

Fuuuhh!

Kembali Daniel menghembuskan nafasnya. Kejutan apa lagi yang akan dia alami hari ini? Dia merasa jantungnya seolah bisa berhenti berdetak beberapa kali dalam sehari.

***

“Aah–maafkan aku, sepertinya aku terlalu asik sendiri. Apa kau tidak suka dengan menu makanannya?” tanya wanita yang tadi mengajak Daniel makan siang, melihat makanan di piring pria itu masih tersaji utuh.

“Ti–tidak. Aku kan mencoba memakan ini.” Daniel mengambil alat makan yang tersedia di atas meja.

“Tapi … emm … Cecilia ….” Setelah bertanya kepada Jenny akhirnya Daniel berhasil mendapatkan nama wanita tersebut.

“Iya?” jawab Cecilia sambil menggigit potongan salmonnya.

“Bisakah kalau aku makan dengan menggunakan sumpit saja?” tanya Daniel ragu-ragu, tapi dia sungguh tidak terbiasa menggunakan pisau dan garpu.

“Hahaha … seorang David Lim meminta sumpit? Ooohh … apa karena kau berlibur ke desa yang sangat kuno hingga lupa dengan table manner? Lucu sekali ….” Ejek Cecilia seraya memanggil seorang pelayan untuk membawakan sumpit.

Mereka melanjutkan makan siang mereka. Dengan lihai Daniel menyumpitkan potongan salmon, kentang dan juga pasta ke dalam mulutnya.

“David … apakah masih ada kesempatan untukku?” bisik wanita yang sudah menyelesaikan makan siangnya kepada Daniel.

“Uhuk! Uhuk! Ma–maaf. Apa tadi katamu?” Daniel tersedak potongan salmon.

“Ahh – lupakan saja. Makan siang hari ini anggap saja aku mentraktirmu sebagai ucapan selamat datang.” Cecilia tersenyum menatap Daniel, tapi cahaya matanya seketika berubah redup.

Kemudian acara makan siangpun berlanjut dengan sedikit canggung sambil Daniel menghabiskan makanannya. Daniel mencoba memancing obrolan dengan menanyakan keseharian wanita itu, tapi sepertinya malah memperburuk suasana diantara mereka.

“Biarkan aku yang menyetir.” Ucap Daniel setelah menelan suapan terakhirnya.

Cecilia dengan gugup mencari-cari kunci mobilnya di dalam tas. Bodohnya, dia malah menjatuhkan beberapa barang dari dalam tasnya. Dengan sigap Daniel berjongkok dan mengambil barang yang terjatuh itu. Kini tubuh mereka berada dalam jarak yang sangat dekat. Wangi parfum Cecilia kembali menyelinap ke lorong indra penciuman Daniel.

“Terima kasih ….” Ucap Cecilia tidak mampu menatap Daniel.

“Kau …” Daniel melihat mata Cecilia mulai berkaca-kaca.

“Aku benar-benar menyukaimu. Meski kau tidak pernah memandangku sebagai wanita.” Telah sangat lama Daniel belum pernah lagi melihat seorang wanita memohon di hadapannya.

Nalurinya ingin sekali memegang tangan wanita itu dan menenangkannya. Tapi dia menguatkan hati untuk tidak melakukannya, seorang pria yang selama ini memiliki sikap yang dingin terhadap wanita tidak akan mungkin melakukannya.

“Cecilia, kita pulang sekarang. Pakai kembali cardiganmu, pakaian dalammu bisa dilihat oleh siapapun.”

Mendengarnya, wanita itu segera menghapus air matanya yang hampir menetes dan mendengus kesal.

***

Cekrek!

Seorang pria di sudut restoran yang sama dengan tempat makan siang Daniel dan Cecilia memotret mereka dengan kamera ponselnya. Lalu pria itu menekan nama yang tertera pada layar ponselnya dan melakukan panggilan telepon.

“Tambahkan lima ribu yuan kepadaku hari ini. Fotonya akan aku kirimkan setelah uangnya aku terima.” Ucap pria itu sambil terus menatap ke arah dua orang yang sedang berjalan keluar dari restoran.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
slamet sahid
masih misteri... #wanita yg menyelidiki kembalinya david(yg saat ini diperanken daniel)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status