Share

Kurungan

Ponsel Bian bergetar dan menampilkan nama Bunda pada layar. Tak ada keinginan bagi Bian untuk mengangkat panggilan itu sebab ia tahu bahwa saat ini Bunda sedang bersama Indira di sebuah tempat tersembunyi yang dimiliki om Salim.

Apakah ia durhaka? Bian sudah tidak peduli. Jika bukan karena Bunda yang memujuknya dengan berdalih tanggung jawab pada masa depan Indira, maka semua ini tidak akan terjadi bukan? Menyebut namanya saja membuat darah Bian mendidih. Bolehkah ia membalas tusukan dengan tusukan kepada Indira?

Ponsel itu berulang kali bergetar dan masih menampilkan nama yang sama. Merasa tertekan, akhirnya Bian mengangkatnya. Tak perlu menanyakan kabar atau sekedar berbasa-basi, Bian segera memberi interupsi. “Jika Bunda menelepon ku karena Indira, maka lupakanlah! Bian terlalu pusing dengan ulah wanita itu.”

Tak terdengar bahasa dari Bunda selain longlongan napas yang berat seberat kehidupannya. Bian tak mau ambil pusing dengan bagaimana keadaan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status