Share

Enam

Penulis: zinny
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-06 21:18:07

Di dalam ring tinju terdapat dua orang lelaki yang sedang bertanding. Mereka saling pukul, mereka tidak ada yang mau mengalah. Saat kepalan tangan Bisma akan terkena wajah Dayva dengan cepat Dayva dapat menghindar. Kemudian Dayva membalas pukul dari Bisma, hingga pukulan itu terkena wajah Bisma. Mereka belum berhenti sampai terdengar suara menghentikan adu jotos.

"Wooii... Udah belum latihannya, udah satu jam ini!" protes Tirta dari bawah ring.

Mendengar suara Tirta mereka berdua menghentikan latihan dan secara bersama turun dari ring, melepaskan sarung tangan masing-masing. Tirta yang membawa botol air mineral di kedua tangannya dengan cepat diraih oleh Bisma dan Dayva.

"Aku tunggu di cafe depan," ajak Tirta

"Iya," jawab Dayva dan Bisma secara bersama, membuat mereka berdua saling menoleh.

Olahraga tinju ini sudah lama di geluti oleh Dayva bersama kedua temannya, mereka selalu menyempatkan latihan meskipun cuma satu minggu sekali seperti sekarang ini.

Tirta yang melihat kehadiran kedua temannya, memberi isyarat dengan cara melambaikan tangan kanannya.

"Udah ku pesenin kok..," ucap Tirta

"Oke," jawab Dayva dan Bisma bersama lagi, saling menatap kemudian saling membuang muka karena merasa geli melihat tingkah diri mereka sendiri.

"Dari tadi jawab bareng terus, Lama-lama geli aku lihat kalian berdua," sahut Tirta sambil menggerakkan bahunya.

Sambil meminum segelas jus semangka di campur kemangi Dayva berkata, "Bis, tolong cari informasi tentang cewek namanya Amelia calista,"

"Sapa tu cewek?" tanya Tirta.

"Mau tau aja kau itu, aku beri tugas buat kau, buatkan surat perjanjian nanti isi perjanjiannya aku kirim " balas Dayva

"Oke, besok aku kirim hasilnya," sahut Bisma.

"Laksanakan komandan," canda Tirta dengan menegakkan punggungnya dan memberi hormat dihadapan Dayva.

Profesi Tirta seorang pengacara yang sudah memikili kantor pengacara sendiri, dia juga menangani masalah hukum di perusahaan Dayva. Sedangkan Bisma memiliki kantor yang bergerak dalam bidang keamanan, disamping itu Bisma juga seorang hacker yang selalu menyelidiki terlebih dahulu latar belakang orang yang akan berkerja sama dengan perusahaan Dayva. Tidak heran jika usaha Dayva cepat berkembang karena di sampingnya terdapat orang-orang yang hebat pula.

****

"Bos, Bisma udah tungguin di dalam," panggil Toni, saat Dayva akan memasuki ruangan kantornya.

"Sudah lama?" tanya Dayva.

"Kira-kira sudah setengah jam," jawab Toni.

"Gimana hasilnya?" tanya Dayva tanpa basa-basi, sambil melangkahkan kakinya menuju kursi kebesarannya.

"Kau bisa baca sendiri," Bisma yang kaget dengan kehadiran Dayva sontak berdiri kemudian menyerahkan seberkas laporan kepada Dayva. Kemudian duduk didepan Dayva.

Dayva yang membaca laporan itu kemudian bertanya, "Trauma masa lalu? Apa hubungannya dengan berita ini?"

"Amel yang kau cari memiliki nama lengkap Amelia calista setyowan, dia diperkosa oleh tetangganya bernama Danu dan berita itu masuk kedalam media. Danu memang salah satu orang terpandang di daerah tersebut, sehingga istri Danu menuduh Amel yang telah merayu suaminya. Hal itu yang membuat teman dan para tetangga menghinanya," jelas Bisma.

"Lalu karena berita ini dia memiliki trauma?" tebak Dayva.

"Itu salah satunya, Amel mulai kecil hanya hidup berdua dengan ibunya. Bisa dikatakan Amel seorang yatim. Kemudian ibunya meninggal akibat tabrak lari oleh seorang yang tidak diketahui identitasnya, sejak saat itu dia mulai tertutup dan tidak percaya dengan semua orang. Demi menghindari hinaan dari para tetangganya, Amel memutuskan pindah ke kota ini," Bisma mengakhiri penjelasannya.

"Tabrak lari? Bisakah kau cari tau siapa yang menabrak ibu Amel?" pinta Dayva

"Akan aku usahkan, apa ada lagi? jika tidak ada aku akan pergi sekarang!" tanya Bisma.

"Tidak ada, kau boleh pergi," usir Dayva

"Jika sudah mendapatkan jawabannya, aku langsung hubungi kau," ucap Bisma, berdiri dari duduknya, melangkah keluar.

Dayva masih terdiam, sambil berpikir siapa pelaku tabrak lari itu dan berpikir bagaimana cara agar Amel sembuh dari traumanya. Dia tidak tau apa yang mendorong hatinya untuk menolong Amel. Saat ini satu kalimat yang terlintas di pikirannya. Amel harus sembuh.

****

Sudah pukul delapan malam saat bell apartemen Amel berbunyi. Gadis itu dengan sigap membuka pintu. Saat membuka pintu, dia kira yang datang abang ojol pengantar makan. Ternyata seorang lelaki yang telah menolong dia kemarin. Dengan cepat Amel akan menutup pintu kembali. Tapi, dia kalah cepat dengan Dayva yang sudah mengganjal pintu dengan kaki dan mendorong pintu untuk menerobos masuk. Sepertinya laki-laki itu sudah sangat hafal kebiasaan Amel.

"Ka-kauu? ma-mau apa datang kesini?" tanya Amel.

"kepala ku sakit, kau tidak lupakan siapa yang memukulnya?" tunjuk Dayva kearah kepalanya.

"Ba-baiklah, duduk di sofa. Aku akan membuat minuman untuk mu," ujar Amel.

Rasa bersalah Amel yang membuatnya dengan sangat terpaksa mengizinkan Dayva berada dirumahnya.

Gadis itu melangkah menuju dapur untuk membuatkan minuman. Sambil sesekali melirik Dayva yang berjalan mengelilingi apartemen kecilnya.

Sambil menunggu Amel, Dayva melihat isi apartemen gadis itu. Langkah kakinya terhenti saat melihat gambar-gambar langit yang melekat di dinding. Lelaki itu akan menyentuh gambar di dinding tapi tiba-tiba terdengar suara.

"Jangan sentuh barang ku!" perintah Amel.

Mendengar perintah Amel, Dayva secara langsung mengangkat kedua tangannya disamping dada dan membalikan badan menuju sebuah meja yang berada di depan dapur.

"Kau suka melihat langit?" tatapan mata Dayva yang menjelajahi isi apartemen

"...."  tak ada jawaban selain menganggukan kepala sambil menyodorkan segelas teh panas di depan Dayva yang sudah duduk di depan meja.

"Kau sendirian tinggal disini?"

"..." angguk Amel, langkah kakinya menuju meja tumpukan kertas dan mulai merapikannya.

Lelaki itu mulai meminum teh buatan Amel tapi..

"Panas...panas...," keluh Dayva memegang bibirnya membuat Amel menoleh kearah Dayva yang merintih kesakitan. Bukannya menolong Amel malah tertawa yang di tahan dengan mengeratkan kedua mulutnya.

"Kau sengaja membuat aku tambah sakit?" tuduh Dayva.

"..." tak ada jawaban dari Amel, dia hanya menoleh dan melirik Dayva dari tempatnya berdiri.

"Hai.. apa kau bisu? dari tadi aku mengajak mu bicara tapi, kau tak menjawabannya!" protes Dayva.

"Kalau kau tidak suka, silahkan pergi dari apartemen ku!" ucap Amel sambil melirik tajam Dayva.

Beberapa saat dua anak manusia tersebut terdiam, dengan pikiran yang sama-sama masih melayang. Hingga suara lelaki itu memecahkan keheningan, 

"Maaf, apa kau tidak lelah berada di dalam sini sendirian?" tanyanya.

"..." tetap saja Amel diam.

"Kau tau diluar sana banyak tempat-tempat yang sangat indah, apa kau tidak ingin melihatnya?" bujuk Dayva.

Amel yang mendengar ucapan Dayva semakin terdiam. Sampai suara bel kembali berbunyi. Amel segera membuka pintu diikuti Dayva di belakangnya.

"Kenapa kau mengikuti ku?" tanya Amel.

"Aku mau menjaga mu, mungkin saja orang asing yang datang kesini,"

"Apa kau tak sadar jika kau juga orang asing disini?"

"Aku bukan orang asing, kita kan sudah berkenalan, Apa kau lupa?" jawab Dayva sambil menaik turunkan alisnya.

"Terserah kau" jawab Amel, mengibas-ibaskan tangannya.

Amel membuka pintu, didepan pintu sudah terdapat abang ojol pengantar makan.

"Ini uangnya, Pak" ucap Amel sambil memberikan uang.

"Ini kebanyakan, Neng,"

"Gak pa-pa, kembalinya buat bapak aja,"

"Terima kasih, Neng,"

"Sama-sama, Pak,"

Abang ojol itu menyerahkan makannya. Tapi, saat akan diambil Amel dengan cepat makan itu sudah berada di tangan Dayva dan membawanya kedalam. Kemudian Dayva membuka makanannya tanpa seizin Amel.

"Kita makan berdua, yuk!" ajak Dayva

"Aku belum lapar, kau makan saja semua!"

Dayva yang mendengar jawaban Amel lalu memakannya dengan lahap tanpa memperdulikan Amel. Sedangkan Amel yang melihat kelakuan Dayva merasa jengkel.

"Kalau sudah kenyang cepat pulang!" usir Amel.

Karena di mulut Dayva masih mengunyah makannya, dia menjawab dengan ibu jari tangan kanan mengarah keatas. Tanda setuju.

Meskipun perut Amel terasa lapar dan perih dia tahan dengan sesekali menekan perutnya, rasa gengsi yang membuat dia tidak mau makan bersama Dayva. Di dalam hati dia berharap agar Dayva cepat pergi dari sini.

Dayva yang masih mengunyah makannya, diam-diam melirik Amel yang memegang perutnya. Niat Dayva agar Amel protes terhadap tingkah lakunya, namun hal itu tidak berhasil untuk Amel. Setelah kenyang Dayva pun pergi dari apartemen Amel.

Kemudian Amel membereskan semua alat makan yang telah di gunakan Dayva dan mencucinya. Saat mencuci peralatan yang kotor, Amel mendengar suara bell berbunyi lagi.

Bab terkait

  • Just alone   Tujuh

    "Siapa lagi yang datang malam-malam begini?" gumam Amel sambil melangkah kearah pintu.Saat membuka pintu Amel terkejut dengan kedatangan Dayva sekali lagi."Ada apa lagi?" tanya Amel"Ini..." tunjuk Dayva kearah tangan yang membawa bungkusan makan.Dayva menerobos masuk kedalam, kemudian meletakan makannya diatas meja. Amel mengikuti arah Dayva meletakan makannya. Awalnya Amel cuma melirik makananya kemudian Dayva membuka makan tersebut yang membuat perut Amel bertambah lapar dan menelan ludahnya. Dayva melihat kelakuan amel menyuruh untuk segera makan."Ayo dimakan! aku tau kau lapar," tawarkan makanan."Aku tidak lapar kok," ucap Amel mencoba untuk mengelak."Kau itu selalu saja menutupi, sudah jelas-jelas perut mu lapar, lihat dari tadi kau memegang perut mu,"Amel yang mendengar ucapan Dayva terdiam. Hingga terdengar suara cacing dalam perutnya bernyanyi."Aku sudah mendengar cacing dalam perutmu sudah berbuny

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-06
  • Just alone   Delapan

    Tidak seperti biasanya Amel membeli beberapa kebutuhan yang dia perlukan di sebuah supermarket. Supermarket itu berjarak lumayan jauh dari apartemen miliknya. Tujuan dia hanya untuk menjauh dari Dayva yang sudah tiga hari ini selalu menekan bel apartemen tak perduli siang ataupun malam hari.Sudah hampir sepuluh menit Amel mengantri di depan kasir. Tapi tiba-tiba dari belakang, penutup kepala jaket yang dia kenakan ditarik oleh Dayva secara paksa keluar dari antrian kasir. Lelaki itu juga meletakan barang belanjaan Amel di sembarang tempat. Dia tidak perduli pandangan orang-orang yang melihat aksinya. Lelaki yang beberapa hari ini berusaha dia hindari.Amel bermaksud untuk melepaskan tangan lelaki itu dari penutup kepala jaketnya, tapi hal itu sangat sulit karena Dayva menariknya lumayan tinggi apalagi ukuran tinggi badan Amel yang bisa dikatakan kurang, sambil berkata,"Ka-kau mau apa? le-lepaskan jaket ku!""Kenapa berbelanja disini?" Dayva melepaskan t

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07
  • Just alone   Sembilan

    Dari tempatnya berdiri Dayva dapat mendengar pecahan gelas dan suara makian seorang gadis. Dayva, Tirta, dan Bisma yang penasaran dengan keributan itu memilih mendatangi sumber suara. Tak hanya mereka bertiga para tamu undang yang lain juga ikut. Bahkan Alan dan Rena sang pemilik acara juga ikut mendatangi asal keributan.Betapa terkejutnya Dayva saat mengetahui jika yang di maki gadis itu adalah Amel. Awalnya Dayva diam saja karena dia ingin tau apa yang akan di lakukan Amel. Tapi, melihat Amel yang hanya mengucapkan kata maaf saja membuat Dayva emosi, tanpa sadar langkah kaki mendekati Amel. Menyuruh Amel pergi dan menyerahkan masalahnya kepada Dayva.Amel yang di bentak oleh Dayva memilih pergi. Tapi, dia bingung harus berjalan kemana hingga langkah kakinya melewati depan toilet. Dia memutuskan untuk bersembunyi di dalam sana. Di depan wastafel terdengar samar-samar dua orang perempuan sedang berbicara,"Eh.. menurut mu pacar Dayva sekarang gimana?" tanya Yuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07
  • Just alone   Sepuluh

    Dayva yang terbangun dari tidurnya, merabah sisi tempat tidurnya. Tidak merasakan sosok tubuh Amel, Dayva beranjak dari tempat tidur. Berjalan keluar kamar, mencari keberadaan Amel sambil sesekali memanggil nama Amel, tapi tidak ada jawaban.Dari balik pintu kamar mandi, terdengar suara memericik air. Dayva sangat yakin jika Amel berada di kamar mandi. Dayva menunggu hingga Amel keluar. Sudah hampir sepuluh puluh menit Dayva menunggu. Namun, Amel tak kunjung keluar. Akhirnya Dayva mengetuk pintu."Amelll.. kau di dalam?" tanya DayvaKetukan pertama, tak ada jawaban. Dayva mencoba lagi."Kalau di dalam jawab dong..!"Sekali lagi tak ada jawaban. Dayva mulai merasa khawatir."Mel, ku panggil gak jawab, aku buka pintunya secara paksa!" ancam Dayva. Tapi, tetaptidak ada jawaban.Dayva mencari kunci cadangan kamar mandi di dalam lemari. Setelah menemukan kunci Dayva bergegas membuka pintu kamar mandi.CklekPintu kama

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07
  • Just alone   Sebelas

    Dayva menyandarkan tubuhnya di kursi kantornya, dia masih teringat kejadian dua jam lalu, mungkin jika Toni tidak menelepon dia masih bersama dengan Amel.Sesekali Dayva menyentuh bibirnya. Meskipun hanya beberapa detik, ciuman itu masih terasa lembut saat bibirnya menyentuh perlahan bibir Amel. Meskipun ini bukan ciuman pertama Dayva dengan lawan jenis tapi ciuman tadi pagi terasa berbeda. Apalagi Amel tak membalas ciumannya sangat berbeda saat dia berciuman dengan gadis lain yang dengan mudah Dayva dapat mengakses seluruh bibir bahkan tubuh mereka. Hal itu membuat dia gila karena terus memikirkan Amel. Dari ciuman itu Dayva dapat merasakan ketakutan dan juga kecemasaan yang Amel rasakan.Suara pintu terbuka, membuyarkan lamunannya."Kau ini gak bisa ketuk pintu dulu?" tanya Dayva kesal saat Toni masuk kedalam ruang kantornya."Aku sudah mengetuknya, kau saja tak dengar," jawab Toni dengan senyuman, seolah tidak ada rasa bersalah."Kau itu gak di

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Just alone   12

    Dasar tukang pemaksa, dia benar-benar gila menutup pintu dan menyuruh ku membereskan apartemennya," maki Amel setelah menerima telepon dari Dayva.Sesekali dia menyigarkan rambutnya dan menjambaknya lalu sesekali juga dia melihat keatap sambil menutup mata dengan kedua tangannya. Dia juga beberapa kali mengusap wajahnya. Sangat terlihat jika dia merasa kesal dengan sikap pemilik kamar itu yang seenaknya sendiri."Kalau saja aku tadi tidak lari kedalam kamar, pasti tidak akan seperti ini," lanjut Amel menyesali tindakannya.Hingga sebuah pesan WhatsApp masuk kedalam ponsel Amel. Tanpa perlu Amel membuka wa, dia sudah bisa membaca pesan tersebut,'Bersihkan apartemen ku sekalian kau masak makan malam untuk ku, kau tidak akan bisa keluar, sebelum aku kembali,'Isi pesan yang sama dengan yang Dayva ucapkan di telepon tadi.Pertama Amel pun memulai membersihkan kamar yang dia tempati semalam. Dia mengganti Seprai yang kotor dan basah karena

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Just alone   13. Pantai

    Dayva sudah berdiri di depan apartemen sambil menyandarkan tubuhnya di samping mobil hitam kesayangannya. Memakai celana jins, kemeja berwarna hitam yang lengan kemejanya sudah tekuk hingga siku, dan tak lupa kacamata hitam bertengger di atas hidung mancungnya. Tangannya memegang ponsel kemudian menekan tombol panggilan pada ponselnya. Tapi sayang, panggilan pertama hingga panggilan ketiga tidak ada jawaban. Dayva tidak menyerah, dia kembali melakukan panggilan telepon ke empat kalinya dan penantiannya terjawab."Ha-halo... ," suara panggilan terjawab dari ujung ponselnya."Kau lama sekali! dari mana saja kau?" tanya Dayva menahan amarah."Ma-maaf, aku tadi di kamar mandi," jawab Amel."Kamar mandi?" senyum Dayva mengembang, amarahnya juga menghilang mendengar jawaban itu otak Dayva mulai mesum."Jangan berpikiran mesum!" balas gadis di seberang telepon seolah tau isi pikiran Dayva."Kenapa jika aku berpikiran mesum? lagi pula aku sudah pern

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Just alone   14. Pantai 2

    "Mel ... Mel ... maaf ," pinta Dayva, dengan suara yang keluar sedikit tinggi. Saat Amel berlari meninggalkan dirinya."Bodoh ... Bodoh ...," Dayva memaki dirinya sendiri atas perbuatan. Memukul kepala dengan tangannya dan juga menjambak rambutnya sendiri. Merasa bersalah karena tidak dapat menahan rasa teramat besar ingin selalu melumat bibir berwarna merah jambu itu.Setelah menyesali perbuatannya dia beranjak untuk mencari Amel, dia berjalan menyusuri pinggiran pantai. Cahaya yang masih minim membuat Dayva sulit menemukan Amel.Namun, suara teriakan seorang gadis yang dia yakini itu suara Amel, membuat dia berlari ke arah sumber suara. Apalagi dia melihat Amel yang telah di tampar oleh seseorang lelaki yang tidak dia kenal. Aliran darah Dayva terasa cepat, hawa panas mulai memuncak dari dalam tubuh.Dayva berlari mendekati mereka lalu dari arah belakang dia menjambak rambut lelaki mabuk itu, hingga jatuh di atas pasir kemudian dengan cepat menindih perut

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09

Bab terbaru

  • Just alone   14. Pantai 2

    "Mel ... Mel ... maaf ," pinta Dayva, dengan suara yang keluar sedikit tinggi. Saat Amel berlari meninggalkan dirinya."Bodoh ... Bodoh ...," Dayva memaki dirinya sendiri atas perbuatan. Memukul kepala dengan tangannya dan juga menjambak rambutnya sendiri. Merasa bersalah karena tidak dapat menahan rasa teramat besar ingin selalu melumat bibir berwarna merah jambu itu.Setelah menyesali perbuatannya dia beranjak untuk mencari Amel, dia berjalan menyusuri pinggiran pantai. Cahaya yang masih minim membuat Dayva sulit menemukan Amel.Namun, suara teriakan seorang gadis yang dia yakini itu suara Amel, membuat dia berlari ke arah sumber suara. Apalagi dia melihat Amel yang telah di tampar oleh seseorang lelaki yang tidak dia kenal. Aliran darah Dayva terasa cepat, hawa panas mulai memuncak dari dalam tubuh.Dayva berlari mendekati mereka lalu dari arah belakang dia menjambak rambut lelaki mabuk itu, hingga jatuh di atas pasir kemudian dengan cepat menindih perut

  • Just alone   13. Pantai

    Dayva sudah berdiri di depan apartemen sambil menyandarkan tubuhnya di samping mobil hitam kesayangannya. Memakai celana jins, kemeja berwarna hitam yang lengan kemejanya sudah tekuk hingga siku, dan tak lupa kacamata hitam bertengger di atas hidung mancungnya. Tangannya memegang ponsel kemudian menekan tombol panggilan pada ponselnya. Tapi sayang, panggilan pertama hingga panggilan ketiga tidak ada jawaban. Dayva tidak menyerah, dia kembali melakukan panggilan telepon ke empat kalinya dan penantiannya terjawab."Ha-halo... ," suara panggilan terjawab dari ujung ponselnya."Kau lama sekali! dari mana saja kau?" tanya Dayva menahan amarah."Ma-maaf, aku tadi di kamar mandi," jawab Amel."Kamar mandi?" senyum Dayva mengembang, amarahnya juga menghilang mendengar jawaban itu otak Dayva mulai mesum."Jangan berpikiran mesum!" balas gadis di seberang telepon seolah tau isi pikiran Dayva."Kenapa jika aku berpikiran mesum? lagi pula aku sudah pern

  • Just alone   12

    Dasar tukang pemaksa, dia benar-benar gila menutup pintu dan menyuruh ku membereskan apartemennya," maki Amel setelah menerima telepon dari Dayva.Sesekali dia menyigarkan rambutnya dan menjambaknya lalu sesekali juga dia melihat keatap sambil menutup mata dengan kedua tangannya. Dia juga beberapa kali mengusap wajahnya. Sangat terlihat jika dia merasa kesal dengan sikap pemilik kamar itu yang seenaknya sendiri."Kalau saja aku tadi tidak lari kedalam kamar, pasti tidak akan seperti ini," lanjut Amel menyesali tindakannya.Hingga sebuah pesan WhatsApp masuk kedalam ponsel Amel. Tanpa perlu Amel membuka wa, dia sudah bisa membaca pesan tersebut,'Bersihkan apartemen ku sekalian kau masak makan malam untuk ku, kau tidak akan bisa keluar, sebelum aku kembali,'Isi pesan yang sama dengan yang Dayva ucapkan di telepon tadi.Pertama Amel pun memulai membersihkan kamar yang dia tempati semalam. Dia mengganti Seprai yang kotor dan basah karena

  • Just alone   Sebelas

    Dayva menyandarkan tubuhnya di kursi kantornya, dia masih teringat kejadian dua jam lalu, mungkin jika Toni tidak menelepon dia masih bersama dengan Amel.Sesekali Dayva menyentuh bibirnya. Meskipun hanya beberapa detik, ciuman itu masih terasa lembut saat bibirnya menyentuh perlahan bibir Amel. Meskipun ini bukan ciuman pertama Dayva dengan lawan jenis tapi ciuman tadi pagi terasa berbeda. Apalagi Amel tak membalas ciumannya sangat berbeda saat dia berciuman dengan gadis lain yang dengan mudah Dayva dapat mengakses seluruh bibir bahkan tubuh mereka. Hal itu membuat dia gila karena terus memikirkan Amel. Dari ciuman itu Dayva dapat merasakan ketakutan dan juga kecemasaan yang Amel rasakan.Suara pintu terbuka, membuyarkan lamunannya."Kau ini gak bisa ketuk pintu dulu?" tanya Dayva kesal saat Toni masuk kedalam ruang kantornya."Aku sudah mengetuknya, kau saja tak dengar," jawab Toni dengan senyuman, seolah tidak ada rasa bersalah."Kau itu gak di

  • Just alone   Sepuluh

    Dayva yang terbangun dari tidurnya, merabah sisi tempat tidurnya. Tidak merasakan sosok tubuh Amel, Dayva beranjak dari tempat tidur. Berjalan keluar kamar, mencari keberadaan Amel sambil sesekali memanggil nama Amel, tapi tidak ada jawaban.Dari balik pintu kamar mandi, terdengar suara memericik air. Dayva sangat yakin jika Amel berada di kamar mandi. Dayva menunggu hingga Amel keluar. Sudah hampir sepuluh puluh menit Dayva menunggu. Namun, Amel tak kunjung keluar. Akhirnya Dayva mengetuk pintu."Amelll.. kau di dalam?" tanya DayvaKetukan pertama, tak ada jawaban. Dayva mencoba lagi."Kalau di dalam jawab dong..!"Sekali lagi tak ada jawaban. Dayva mulai merasa khawatir."Mel, ku panggil gak jawab, aku buka pintunya secara paksa!" ancam Dayva. Tapi, tetaptidak ada jawaban.Dayva mencari kunci cadangan kamar mandi di dalam lemari. Setelah menemukan kunci Dayva bergegas membuka pintu kamar mandi.CklekPintu kama

  • Just alone   Sembilan

    Dari tempatnya berdiri Dayva dapat mendengar pecahan gelas dan suara makian seorang gadis. Dayva, Tirta, dan Bisma yang penasaran dengan keributan itu memilih mendatangi sumber suara. Tak hanya mereka bertiga para tamu undang yang lain juga ikut. Bahkan Alan dan Rena sang pemilik acara juga ikut mendatangi asal keributan.Betapa terkejutnya Dayva saat mengetahui jika yang di maki gadis itu adalah Amel. Awalnya Dayva diam saja karena dia ingin tau apa yang akan di lakukan Amel. Tapi, melihat Amel yang hanya mengucapkan kata maaf saja membuat Dayva emosi, tanpa sadar langkah kaki mendekati Amel. Menyuruh Amel pergi dan menyerahkan masalahnya kepada Dayva.Amel yang di bentak oleh Dayva memilih pergi. Tapi, dia bingung harus berjalan kemana hingga langkah kakinya melewati depan toilet. Dia memutuskan untuk bersembunyi di dalam sana. Di depan wastafel terdengar samar-samar dua orang perempuan sedang berbicara,"Eh.. menurut mu pacar Dayva sekarang gimana?" tanya Yuk

  • Just alone   Delapan

    Tidak seperti biasanya Amel membeli beberapa kebutuhan yang dia perlukan di sebuah supermarket. Supermarket itu berjarak lumayan jauh dari apartemen miliknya. Tujuan dia hanya untuk menjauh dari Dayva yang sudah tiga hari ini selalu menekan bel apartemen tak perduli siang ataupun malam hari.Sudah hampir sepuluh menit Amel mengantri di depan kasir. Tapi tiba-tiba dari belakang, penutup kepala jaket yang dia kenakan ditarik oleh Dayva secara paksa keluar dari antrian kasir. Lelaki itu juga meletakan barang belanjaan Amel di sembarang tempat. Dia tidak perduli pandangan orang-orang yang melihat aksinya. Lelaki yang beberapa hari ini berusaha dia hindari.Amel bermaksud untuk melepaskan tangan lelaki itu dari penutup kepala jaketnya, tapi hal itu sangat sulit karena Dayva menariknya lumayan tinggi apalagi ukuran tinggi badan Amel yang bisa dikatakan kurang, sambil berkata,"Ka-kau mau apa? le-lepaskan jaket ku!""Kenapa berbelanja disini?" Dayva melepaskan t

  • Just alone   Tujuh

    "Siapa lagi yang datang malam-malam begini?" gumam Amel sambil melangkah kearah pintu.Saat membuka pintu Amel terkejut dengan kedatangan Dayva sekali lagi."Ada apa lagi?" tanya Amel"Ini..." tunjuk Dayva kearah tangan yang membawa bungkusan makan.Dayva menerobos masuk kedalam, kemudian meletakan makannya diatas meja. Amel mengikuti arah Dayva meletakan makannya. Awalnya Amel cuma melirik makananya kemudian Dayva membuka makan tersebut yang membuat perut Amel bertambah lapar dan menelan ludahnya. Dayva melihat kelakuan amel menyuruh untuk segera makan."Ayo dimakan! aku tau kau lapar," tawarkan makanan."Aku tidak lapar kok," ucap Amel mencoba untuk mengelak."Kau itu selalu saja menutupi, sudah jelas-jelas perut mu lapar, lihat dari tadi kau memegang perut mu,"Amel yang mendengar ucapan Dayva terdiam. Hingga terdengar suara cacing dalam perutnya bernyanyi."Aku sudah mendengar cacing dalam perutmu sudah berbuny

  • Just alone   Enam

    Di dalam ring tinju terdapat dua orang lelaki yang sedang bertanding. Mereka saling pukul, mereka tidak ada yang mau mengalah. Saat kepalan tangan Bisma akan terkena wajah Dayva dengan cepat Dayva dapat menghindar. Kemudian Dayva membalas pukul dari Bisma, hingga pukulan itu terkena wajah Bisma. Mereka belum berhenti sampai terdengar suara menghentikan adu jotos."Wooii... Udah belum latihannya, udah satu jam ini!" protes Tirta dari bawah ring.Mendengar suara Tirta mereka berdua menghentikan latihan dan secara bersama turun dari ring, melepaskan sarung tangan masing-masing. Tirta yang membawa botol air mineral di kedua tangannya dengan cepat diraih oleh Bisma dan Dayva."Aku tunggu di cafe depan," ajak Tirta"Iya," jawab Dayva dan Bisma secara bersama, membuat mereka berdua saling menoleh.Olahraga tinju ini sudah lama di geluti oleh Dayva bersama kedua temannya, mereka selalu menyempatkan latihan meskipun cuma satu minggu sekali seperti sekarang

DMCA.com Protection Status