PRANK
Lucas menatap dingin handphone yang baru saja dibanting, amarah yang ada di dalam dirinya membuat dia tidak bisa berpikir jernih sesaat. Dia benar-benar ingin bebas dari rumah terkutuk ini untuk selamanya.
Semua ini karena seorang wanita yang dipanggil dengan ibu, dia yang melahirkan lucas dan saudaranya. karena sosok ini dia harus terjebak dalam rumah hina ini selama 18 tahun hidupnya! dia bersumpah akan pergi dari sini ketika semua sudah jelas, hal yang paling penting dia harus tahu dibalik rahasia rumah terkutuk ini terhadap saudara kandungnya.
Flashback on
Lucas kecil berlari riang ditaman yang dipenuhi bunga-bunga indah, halaman belakang rumah yang sangat luas membuat lucas bisa dengan bebas berlari kesana-kemari. Tawa indah lucas kecil membuat beberapa pelayan tersenyum lembut saat menatapnya.
"Lihat ada hewan kecil", tunjuk lucas pada sosok mahluk kecil yang berjalan di atas kelopak bunga warna kuning.
Ibu Rita, seorang wanita 24 tahun. Bekerja sebagai pengasuh lucas dari bayi, sosok wanita muda manis dengan rambut hitam sebahu yang indah dan tubuh langsing rita dan kulit putih membuat orang selalu salah paham dengan status rita dirumah ini. Banyak yang mengira jika dia seorang nyoya besar dari keluarga besar ini.
Rita berjalan mendekati Lucas,
"Tuan ini disebut kumbang, mahluk kecil ini sedang mencari makanan""Benarkah?" antusias Lucas.
"Hm"
Lucas menatap kumbang dengan kagum, mata besarnya membulat seketika melihat kumbang berjalan mendekat . Dengan antusias Lucas menaruh tangan di depan kumbang agar mahluk kecil itu bisa naik ke atas tangan kecilnya.
"Dia sangat kecil", gumannya takjub.
Ibu Rita tersenyum,
"Hm, seperti tuan muda"Lucas mengangkat tangan kecilnya ke atas langit dengan bahagia, menatap kagum warna-warna yang berada di tubuh sang kumbang, berbalik untuk menunjukkan kumbang kecilnya pada bibi pengasuh.
"Lihat!!!"
Para pelayan terkekeh kecil melihat antusias tuan mereka terhadap mahluk kecil, padahal hanya seekor kumbang.
"Sangat cantik" puji ibu Rita.
Lucas mengangguk semangat.
Plak
Tamparan keras membuat perhatian mereka teralih pada sosok anggun, dia adalah wanita muda cantik dengan kulit putih yang halus. Berdiri anggun menatap tajam sosok remaja di bawah.
"Tidak berguna" ucap wanita dingin.
Sosok yang ditatap hanya bisa menunduk takut sambil memegang pipi kanannya.
Lucas langsung sembunyi dibelakang ibu Rita dengan wajah ketakutan, dia sangat takut pada ibunya sendiri.
"Nyonya besar" sapa ibu Rita lembut.
Wanita yang dipanggil nyoya hanya mendengus melihat Rita, wajah jijik tidak bisa disembunyikan ketika menatap rita yang menatapnya hormat. Langsung pergi tanpa perduli sosok dibawah.
Pelayan wanita membantu remaja yang masih duduk dibawah.
"Lepaskan! jangan menyentuhku! Dasar pelayan hina!" Teriak anak remaja.
Lucas terkejut mendengar teriakkan, menatap takut pada sosok yang masih marah pada pelayan wanita. Dia tidak pernah akur sama kakaknya, entah apa yang membuat mereka menjauh satu sama lain seperti orang asing.
"Obati luka tuan muda Felif" ucap ibu Rita lembut.
Felif yang ditatap lucas hanya berdecih,
"Dasar lemah" pergi bersama pelayanan wanita.Ibu Rita berjongkok di depan Lucas,
"Tuan, mungkin tuan muda Felif sedang lelah, lebih baik kita masuk ke dalam untuk makan siang"Lucas mengangguk kecil, walau kata-kata ibu Rita membuat dia paham tapi lucas tahu jika kakaknya Felif selalu membenci dia. Walau lucas tidak pernah tahu kenapa sang kakak membenci dia.
Flashback off
Kring~kring~
Lamunan lucas terhenti saat mendengar suara dering handphone, Lucas menatap bingung handphone yang berada di lantai. Dia sama sekali tidak mengira jika benda itu tidak rusak, mengambil handphone dengan malas.
"Hm"
'Kau dirumah?'
Suara Defan yang riang terdengar.
"Hm"
'Kami akan pergi kesana malam ini, apa kau ingin gabung temannku~'
"Hm"
'Apa kau sedang pakai masker wajah?'
Lucas memutar mata malas,"
Tidak"
'ooo, yauda ditunggu eyyy! eyyy!! '
Lucas kembali duduk di atas ranjang, melirik lemari hitam di dengan desain pohon natal yang indah. Warna lemari sangat kontras dengan desain yang terukir diatasnya.
..Raihan tertawa senang melihat Clari yang cemberut di depan kaca, saat ini mereka sedang belajar di kamar Clari.
"Kamu seperti idiot"
Clari menatap dirinya sendiri di cermin dengan sedih, kenapa wajahnya menjadi merah seperti ini!.
"Aku benciiiii~" ngambek Clari.
Raihan meletakkan buku diatas meja belajar kamar Clari, menaruh tangan di dagu sambil berpose manis untuk menatap wajah bengkak pacarnya yang mirip dengan rambutan.
Tatapan raihan membuat Clari jadi salah tingkah ditempat.
"Sayang apa kamu makan udang?"
Mengangguk pelan,
"Habisnya udang Buatan Lia sangat lezat~" balas manja."Yah, itu jadi resikomu sendiri" balas cuek Raihan.
Sudah beberapa kali dia mengingatkan pacarnya untuk menjauhi yang namanya udang, sudah tahu alergi tapi masih saja dimakan. Apakah mengikuti selera perut lebih penting dari kesehatannya?.
"Akuuuu tu tidak mau kuliah besok! aku malu tahu~" rengek Clari.
'Beh, sifat manja dan kekanak-kanakannya mulai kambuh lagi, bentar lagi jadi mode alien nih. Aku harus kabur sekarang juga' batin Raihan.
Dia tidak ingin menjadi tumbal kekejaman pacarnya sendiri, lebih baik mengorbankan orang lain daripada dia.
"Sayang uda jam segini, aku harus pergi buat beli barang buat acara besok"
Menatap tajam,
"Barang apa? kok aku ngaa tahu ada acara besok? kamu bohongi aku yaaa! Raihan~""Kok bohong sih, wajar aja kamu ngaa tahu sayang. kan kamu bukan panitia"
"Kok gitu!"
"Kamu sendiri yang tidak mau loh, malah nangis-nangis minta pulang hari itu" ucap Raihan malas.
Clari berjalan mendekat,
"Kapan? jangan bohong ih!""Astaga ini anak", Raihan mengelus dada dengan sabar.
Padahal jelas-jelas anak ini sendiri yang tidak mau ikut dengan alasan panas dan capek saat itu.
"Kamu harus temani aku ke dokter lo Raihan, tanggung jawab"
"Tapi, kok kamu ngomongnya ambigu sayang?"
Bagaimana jika ada yang dengar, orang akan mengira dia berbuat hal yang tidak-tidak pada kekasihnya.
"Tidak ada tapi! pokoknya harus"
Raihan hanya bisa mengalah demi hidup makmur di dunia, jawabannya saja sudah tidak nyambung gitu.
"Uda buat janji?"
Clari mengambil handphone untuk mengirim nomor Dokter ke Raihan,
"Kamu saja yang hubungi"Raihan dengan iklas membuka handphone, dia tidak habis pikir dengan sifat malas Clari untuk bicara dengan orang asing.
"Sayang kok dokter hewan, memang kamu hewan ya?"
Clari melotot,
"Jika aku hewan kamu juga tahu, ini kok bisa ada nama dokter hewan ya?" Bingungnya sendiri."Ya kamu mungkin Kasih nomor dokter bubu"
Bubu nama anjing Clari yang berusia 2 tahun.
"Hmm"
Kembali mengirimkan nomor dokter kepada Raihan, dia harus sabar jika ingin tetap sembuh dari alergi.
Raihan mengetik pesan untuk dokter,
"Sayang kamu sudah tiga kali konsul dalam bulan ini?""Empat kok"
"Tapi kata dokter hanya tiga kali loh" balas Raihan sabar, takutnya Clari lupa.
Clari mendekat,
"Empat tahu~""Oh, kapan saja?"
" Sekali diantar sama papa, kedua saat mamaku pergi dan aku ikut aja sih"
"Terus"
"Sama istri paman weekend untuk cek lab"
"Itu saja kan"
Clari menggeleng kencang.
Raihan menatap kekasihnya,
"Tapi kata dokter tiga kali, coba kamu ingat dulu"Clari tersenyum manis,
"Empat sayang, yang ketiga sama istri paman!" jawabnya antusias."Kapan?"
Tertawa kecil,
"Saat paman main kerumah kami, Raihan aku sudah mengundangmu untuk ikut waktu itu tapi kamu malah sibuk"Membelai rambut lembut Clari,
" Sayang saat itu kami BEM sedang persiapan buat pemilihan presiden kampus loh" balas lembut Raihan."Eunm"
Clari memeluk erat lengan kanan pacar, dia mengantuk sekarang karena lelah mengerjakan banyak tugas buat kampus dan BEM.
"Tapi kapan satu lagi?" Ingat Raihan.
Clari memegang tangan Raihan erat,
"Tentu saja dalam mimpiku~""....."
Seharusnya dia tidak berharap banyak
Lucas bersama teman menikmati indahnya malam di pinggir laut, dibawah sinar bulan empat remaja duduk di atas pasir dengan damai. Bahkan mereka tidak takut jika akan kotor karena debu."Sudah baikkan bro?" tanya Defan.Lucas tersenyum tipis, suasana indah laut membuatnya melupakan semua beban dalam hidup yang dia alami setiap hari. Berkumpul seperti ini adalah obat terbaik yang dia butuhkan sekarang."Kita akhirnya jadi mahasiswa" ucap Gino bangga."Hah~ aku harus jadi seorang mahasiswa!" keluh Defan.Dia belum siap untuk menjadi dewasa terlalu cepat, Defan masih ingin main-main dengan bebas tanpa beban dan tugas yang menumpuk!."Lo seperti anak tidak tahu diri" sindir Aldo.Gino terkekeh,"Benar, perasaan ini anak dari jaman SMA sampai sekarang masih aja malas""Eithssss! enak saja loh, gue ini rajin dan malah plus baik hat
Lucas menatap wajah Clari dengan intens, jika dilihat kembali wajahnya memang terlihat familiar seperti yang dikatakan Defan."Apakah dia mantanku?" tanya Defan dengan percaya diri."Mungkin"Defan melihat Lucas,"Tapi dia terlalu imut untuk jadi tipeku" karena dia menyukai tipe yang seksi dan pintar."Telepon Gino", suruh Lucas cuek.Defan langsung mengerjakan apa yang diminta Lucas, dia juga bosan menunggu di mobil terlalu lama."Tapi wajahnya benar-benar tidak asing" guman Defan menatap kembali pada Clari..Sosok yang dilihat masih betah mengintip, dia penasaran apakah ada orang di dalam mobil ini? kenapa kaca mobil mereka sangat gelap." Uh! kemana Raihan pergi? kok aku ditinggal sendiri" langsung cemberut.Berjalan pergi dengan hentakkan kaki seperti anak kecil, dia harus kembali ke
Defan memilih minuman yang pas buat mereka, tapi dia bingung kenapa tidak ada apa-apa didalam lemari pendingin. Melihat beberapa minuman kecil dengan merek yang bahkan dia tidak tahu, lelah memilih akhirnya Defan menatap gorengan yang lagi dimasak sama ibu warung dengan penuh minat."Pesan"Melirik Lucas yang sudah badmood,"Buk, ini tidak ada lagi minuman yang lain?"Ibu warung menatap malas anak muda ganteng didepannya,"Apa yang ada aja dek, listrik mati dari semalam"Defan dan Lucas saling melirik, mati listrik apa hubungannya dengan minuman?."Cocobe ada?""Tidak ada dek, coco itu nama bebek tetangga saya dan tidak dijual"Defan tesenyum iseng,"Ah, bisa aja buk"Lucas memilih menyeder didepan lemari pendingin, kenapa beli minuman saja harus ribet begini. Dia tidak suka terlalu lama ditempat asing dan jorok seperti ini, Lucas bahkan beberapa kali harus melirik tempat cuci piring yang jorok. Minatnya h
Lucas membuka mata dengan malas, melirik jendela kamarnya yang terletak disebelah kanan ruangan. Hari yang cerah membuat Lucas semakin malas untuk turun dari tempat tidur.Tok"Masuk"Pak Didi masuk bersama pelayan wanita,"Tuan hari ini anda akan pergi kerumah nona Elizabeth""Hm"Lucas sama sekali tidak tertarik untuk mendengar nama orang itu. Kenapa dia memiliki keluarga yang menyebalkan."Tuan besar sudah menunggu dibawah"Lucas mengangguk acuh tak acuh, dia langsung berdiri untuk berjalan kedalam kamar mandi, mungkin membiarkan pria tua itu menunggu selama dua jam tidak buruk juga...Dua jam kemudian.Kakek Lucas menatap jam ditangan kanannya, menghela nafas berat.Pak Didi terseyum,"Tuan Lucas mungkin menyukai kebersihan"
Semua mahasiswa menunjukkan perhatian kepada mobil yang bisa di bilang sangat mewah dan mahal, bahkan mereka mengira jika mobil itu milik salah satu dosen dikampus. Yah, mahasiswa mana mungkin memiliki mobil semewah ini.(☞^o^) ☞Seorang pria keluar dari Maybach Exelero hitam dengan angkuhnya, dengan tatapan dingin dan sorot mata tajamnya yang membuat para gadis terpana saat melihatnya.Lucas andreas barnave 18 tahun, dengan parawakan yang tinggi dengan kulit putih, hidung mancung dan jangan lupa warna mata biru yang dimilikinya. Lucas adalah seorang blasteran indo dan italia, memiliki tinggi badan 180 cm.Dengan wajah angkuh menatap malas ke depan, Jangan lupakan senyuman dinginnya. Lucas terkenal angkuh dan juga sering meremehkan orang lain, brengsek adalah nama tengahnya.Bersama teman hidup sematinya Defandra pope
Part 2Defan masih saja belum bisa move on dari mading kampus, mereka benar-benar kacau! Ini BEM kampus mereka? Sungguh luar biasa."Aku akan mendaftar kesana, mau lihat sekacau apa mereka" ucap semangat Defan.Lucas mengangguk setuju,"Sangat kacau""Apakah ini semacam kejahilan mereka untuk mahasiswa baru?" Tanya penasaran defan."Mungkin"Lucas juga tidak peduli jika ini hanya iseng atau yang lainnya, tapi dia tidak terima mereka dengan gampang mengubah nama orang lain tanpa rasa bersalah sama sekali."Lu udah tanya belum?"Lucas melirik acuh,"Jika dia butuh akan datang sendiri""Benar sih, tapi bro lu tahu kan kalau gengsi alex itu sebesar rumahnya, yakin banget jika itu anak akan tetap diam seperti orang bodoh" ucap Defan iba.Lucas menatap layar handphone miliknya, "Jadi salah siapa?""S
Lucas membuka mata dengan malas, melirik jendela kamarnya yang terletak disebelah kanan ruangan. Hari yang cerah membuat Lucas semakin malas untuk turun dari tempat tidur.Tok"Masuk"Pak Didi masuk bersama pelayan wanita,"Tuan hari ini anda akan pergi kerumah nona Elizabeth""Hm"Lucas sama sekali tidak tertarik untuk mendengar nama orang itu. Kenapa dia memiliki keluarga yang menyebalkan."Tuan besar sudah menunggu dibawah"Lucas mengangguk acuh tak acuh, dia langsung berdiri untuk berjalan kedalam kamar mandi, mungkin membiarkan pria tua itu menunggu selama dua jam tidak buruk juga...Dua jam kemudian.Kakek Lucas menatap jam ditangan kanannya, menghela nafas berat.Pak Didi terseyum,"Tuan Lucas mungkin menyukai kebersihan"
Defan memilih minuman yang pas buat mereka, tapi dia bingung kenapa tidak ada apa-apa didalam lemari pendingin. Melihat beberapa minuman kecil dengan merek yang bahkan dia tidak tahu, lelah memilih akhirnya Defan menatap gorengan yang lagi dimasak sama ibu warung dengan penuh minat."Pesan"Melirik Lucas yang sudah badmood,"Buk, ini tidak ada lagi minuman yang lain?"Ibu warung menatap malas anak muda ganteng didepannya,"Apa yang ada aja dek, listrik mati dari semalam"Defan dan Lucas saling melirik, mati listrik apa hubungannya dengan minuman?."Cocobe ada?""Tidak ada dek, coco itu nama bebek tetangga saya dan tidak dijual"Defan tesenyum iseng,"Ah, bisa aja buk"Lucas memilih menyeder didepan lemari pendingin, kenapa beli minuman saja harus ribet begini. Dia tidak suka terlalu lama ditempat asing dan jorok seperti ini, Lucas bahkan beberapa kali harus melirik tempat cuci piring yang jorok. Minatnya h
Lucas menatap wajah Clari dengan intens, jika dilihat kembali wajahnya memang terlihat familiar seperti yang dikatakan Defan."Apakah dia mantanku?" tanya Defan dengan percaya diri."Mungkin"Defan melihat Lucas,"Tapi dia terlalu imut untuk jadi tipeku" karena dia menyukai tipe yang seksi dan pintar."Telepon Gino", suruh Lucas cuek.Defan langsung mengerjakan apa yang diminta Lucas, dia juga bosan menunggu di mobil terlalu lama."Tapi wajahnya benar-benar tidak asing" guman Defan menatap kembali pada Clari..Sosok yang dilihat masih betah mengintip, dia penasaran apakah ada orang di dalam mobil ini? kenapa kaca mobil mereka sangat gelap." Uh! kemana Raihan pergi? kok aku ditinggal sendiri" langsung cemberut.Berjalan pergi dengan hentakkan kaki seperti anak kecil, dia harus kembali ke
Lucas bersama teman menikmati indahnya malam di pinggir laut, dibawah sinar bulan empat remaja duduk di atas pasir dengan damai. Bahkan mereka tidak takut jika akan kotor karena debu."Sudah baikkan bro?" tanya Defan.Lucas tersenyum tipis, suasana indah laut membuatnya melupakan semua beban dalam hidup yang dia alami setiap hari. Berkumpul seperti ini adalah obat terbaik yang dia butuhkan sekarang."Kita akhirnya jadi mahasiswa" ucap Gino bangga."Hah~ aku harus jadi seorang mahasiswa!" keluh Defan.Dia belum siap untuk menjadi dewasa terlalu cepat, Defan masih ingin main-main dengan bebas tanpa beban dan tugas yang menumpuk!."Lo seperti anak tidak tahu diri" sindir Aldo.Gino terkekeh,"Benar, perasaan ini anak dari jaman SMA sampai sekarang masih aja malas""Eithssss! enak saja loh, gue ini rajin dan malah plus baik hat
PRANKLucas menatap dingin handphone yang baru saja dibanting, amarah yang ada di dalam dirinya membuat dia tidak bisa berpikir jernih sesaat. Dia benar-benar ingin bebas dari rumah terkutuk ini untuk selamanya.Semua ini karena seorang wanita yang dipanggil dengan ibu, dia yang melahirkan lucas dan saudaranya. karena sosok ini dia harus terjebak dalam rumah hina ini selama 18 tahun hidupnya! dia bersumpah akan pergi dari sini ketika semua sudah jelas, hal yang paling penting dia harus tahu dibalik rahasia rumah terkutuk ini terhadap saudara kandungnya.Flashback onLucas kecil berlari riang ditaman yang dipenuhi bunga-bunga indah, halaman belakang rumah yang sangat luas membuat lucas bisa dengan bebas berlari kesana-kemari. Tawa indah lucas kecil membuat beberapa pelayan tersenyum lembut saat menatapnya.
Part 2Defan masih saja belum bisa move on dari mading kampus, mereka benar-benar kacau! Ini BEM kampus mereka? Sungguh luar biasa."Aku akan mendaftar kesana, mau lihat sekacau apa mereka" ucap semangat Defan.Lucas mengangguk setuju,"Sangat kacau""Apakah ini semacam kejahilan mereka untuk mahasiswa baru?" Tanya penasaran defan."Mungkin"Lucas juga tidak peduli jika ini hanya iseng atau yang lainnya, tapi dia tidak terima mereka dengan gampang mengubah nama orang lain tanpa rasa bersalah sama sekali."Lu udah tanya belum?"Lucas melirik acuh,"Jika dia butuh akan datang sendiri""Benar sih, tapi bro lu tahu kan kalau gengsi alex itu sebesar rumahnya, yakin banget jika itu anak akan tetap diam seperti orang bodoh" ucap Defan iba.Lucas menatap layar handphone miliknya, "Jadi salah siapa?""S
Semua mahasiswa menunjukkan perhatian kepada mobil yang bisa di bilang sangat mewah dan mahal, bahkan mereka mengira jika mobil itu milik salah satu dosen dikampus. Yah, mahasiswa mana mungkin memiliki mobil semewah ini.(☞^o^) ☞Seorang pria keluar dari Maybach Exelero hitam dengan angkuhnya, dengan tatapan dingin dan sorot mata tajamnya yang membuat para gadis terpana saat melihatnya.Lucas andreas barnave 18 tahun, dengan parawakan yang tinggi dengan kulit putih, hidung mancung dan jangan lupa warna mata biru yang dimilikinya. Lucas adalah seorang blasteran indo dan italia, memiliki tinggi badan 180 cm.Dengan wajah angkuh menatap malas ke depan, Jangan lupakan senyuman dinginnya. Lucas terkenal angkuh dan juga sering meremehkan orang lain, brengsek adalah nama tengahnya.Bersama teman hidup sematinya Defandra pope