Lucas membuka mata dengan malas, melirik jendela kamarnya yang terletak disebelah kanan ruangan. Hari yang cerah membuat Lucas semakin malas untuk turun dari tempat tidur.
Tok
"Masuk"
Pak Didi masuk bersama pelayan wanita,
"Tuan hari ini anda akan pergi kerumah nona Elizabeth""Hm"
Lucas sama sekali tidak tertarik untuk mendengar nama orang itu. Kenapa dia memiliki keluarga yang menyebalkan.
"Tuan besar sudah menunggu dibawah"
Lucas mengangguk acuh tak acuh, dia langsung berdiri untuk berjalan kedalam kamar mandi, mungkin membiarkan pria tua itu menunggu selama dua jam tidak buruk juga.
.
.Dua jam kemudian.
Kakek Lucas menatap jam ditangan kanannya, menghela nafas berat.
Pak Didi terseyum,
"Tuan Lucas mungkin menyukai kebersihan"Semua mahasiswa menunjukkan perhatian kepada mobil yang bisa di bilang sangat mewah dan mahal, bahkan mereka mengira jika mobil itu milik salah satu dosen dikampus. Yah, mahasiswa mana mungkin memiliki mobil semewah ini.(☞^o^) ☞Seorang pria keluar dari Maybach Exelero hitam dengan angkuhnya, dengan tatapan dingin dan sorot mata tajamnya yang membuat para gadis terpana saat melihatnya.Lucas andreas barnave 18 tahun, dengan parawakan yang tinggi dengan kulit putih, hidung mancung dan jangan lupa warna mata biru yang dimilikinya. Lucas adalah seorang blasteran indo dan italia, memiliki tinggi badan 180 cm.Dengan wajah angkuh menatap malas ke depan, Jangan lupakan senyuman dinginnya. Lucas terkenal angkuh dan juga sering meremehkan orang lain, brengsek adalah nama tengahnya.Bersama teman hidup sematinya Defandra pope
Part 2Defan masih saja belum bisa move on dari mading kampus, mereka benar-benar kacau! Ini BEM kampus mereka? Sungguh luar biasa."Aku akan mendaftar kesana, mau lihat sekacau apa mereka" ucap semangat Defan.Lucas mengangguk setuju,"Sangat kacau""Apakah ini semacam kejahilan mereka untuk mahasiswa baru?" Tanya penasaran defan."Mungkin"Lucas juga tidak peduli jika ini hanya iseng atau yang lainnya, tapi dia tidak terima mereka dengan gampang mengubah nama orang lain tanpa rasa bersalah sama sekali."Lu udah tanya belum?"Lucas melirik acuh,"Jika dia butuh akan datang sendiri""Benar sih, tapi bro lu tahu kan kalau gengsi alex itu sebesar rumahnya, yakin banget jika itu anak akan tetap diam seperti orang bodoh" ucap Defan iba.Lucas menatap layar handphone miliknya, "Jadi salah siapa?""S
PRANKLucas menatap dingin handphone yang baru saja dibanting, amarah yang ada di dalam dirinya membuat dia tidak bisa berpikir jernih sesaat. Dia benar-benar ingin bebas dari rumah terkutuk ini untuk selamanya.Semua ini karena seorang wanita yang dipanggil dengan ibu, dia yang melahirkan lucas dan saudaranya. karena sosok ini dia harus terjebak dalam rumah hina ini selama 18 tahun hidupnya! dia bersumpah akan pergi dari sini ketika semua sudah jelas, hal yang paling penting dia harus tahu dibalik rahasia rumah terkutuk ini terhadap saudara kandungnya.Flashback onLucas kecil berlari riang ditaman yang dipenuhi bunga-bunga indah, halaman belakang rumah yang sangat luas membuat lucas bisa dengan bebas berlari kesana-kemari. Tawa indah lucas kecil membuat beberapa pelayan tersenyum lembut saat menatapnya.
Lucas bersama teman menikmati indahnya malam di pinggir laut, dibawah sinar bulan empat remaja duduk di atas pasir dengan damai. Bahkan mereka tidak takut jika akan kotor karena debu."Sudah baikkan bro?" tanya Defan.Lucas tersenyum tipis, suasana indah laut membuatnya melupakan semua beban dalam hidup yang dia alami setiap hari. Berkumpul seperti ini adalah obat terbaik yang dia butuhkan sekarang."Kita akhirnya jadi mahasiswa" ucap Gino bangga."Hah~ aku harus jadi seorang mahasiswa!" keluh Defan.Dia belum siap untuk menjadi dewasa terlalu cepat, Defan masih ingin main-main dengan bebas tanpa beban dan tugas yang menumpuk!."Lo seperti anak tidak tahu diri" sindir Aldo.Gino terkekeh,"Benar, perasaan ini anak dari jaman SMA sampai sekarang masih aja malas""Eithssss! enak saja loh, gue ini rajin dan malah plus baik hat
Lucas menatap wajah Clari dengan intens, jika dilihat kembali wajahnya memang terlihat familiar seperti yang dikatakan Defan."Apakah dia mantanku?" tanya Defan dengan percaya diri."Mungkin"Defan melihat Lucas,"Tapi dia terlalu imut untuk jadi tipeku" karena dia menyukai tipe yang seksi dan pintar."Telepon Gino", suruh Lucas cuek.Defan langsung mengerjakan apa yang diminta Lucas, dia juga bosan menunggu di mobil terlalu lama."Tapi wajahnya benar-benar tidak asing" guman Defan menatap kembali pada Clari..Sosok yang dilihat masih betah mengintip, dia penasaran apakah ada orang di dalam mobil ini? kenapa kaca mobil mereka sangat gelap." Uh! kemana Raihan pergi? kok aku ditinggal sendiri" langsung cemberut.Berjalan pergi dengan hentakkan kaki seperti anak kecil, dia harus kembali ke
Defan memilih minuman yang pas buat mereka, tapi dia bingung kenapa tidak ada apa-apa didalam lemari pendingin. Melihat beberapa minuman kecil dengan merek yang bahkan dia tidak tahu, lelah memilih akhirnya Defan menatap gorengan yang lagi dimasak sama ibu warung dengan penuh minat."Pesan"Melirik Lucas yang sudah badmood,"Buk, ini tidak ada lagi minuman yang lain?"Ibu warung menatap malas anak muda ganteng didepannya,"Apa yang ada aja dek, listrik mati dari semalam"Defan dan Lucas saling melirik, mati listrik apa hubungannya dengan minuman?."Cocobe ada?""Tidak ada dek, coco itu nama bebek tetangga saya dan tidak dijual"Defan tesenyum iseng,"Ah, bisa aja buk"Lucas memilih menyeder didepan lemari pendingin, kenapa beli minuman saja harus ribet begini. Dia tidak suka terlalu lama ditempat asing dan jorok seperti ini, Lucas bahkan beberapa kali harus melirik tempat cuci piring yang jorok. Minatnya h
Lucas membuka mata dengan malas, melirik jendela kamarnya yang terletak disebelah kanan ruangan. Hari yang cerah membuat Lucas semakin malas untuk turun dari tempat tidur.Tok"Masuk"Pak Didi masuk bersama pelayan wanita,"Tuan hari ini anda akan pergi kerumah nona Elizabeth""Hm"Lucas sama sekali tidak tertarik untuk mendengar nama orang itu. Kenapa dia memiliki keluarga yang menyebalkan."Tuan besar sudah menunggu dibawah"Lucas mengangguk acuh tak acuh, dia langsung berdiri untuk berjalan kedalam kamar mandi, mungkin membiarkan pria tua itu menunggu selama dua jam tidak buruk juga...Dua jam kemudian.Kakek Lucas menatap jam ditangan kanannya, menghela nafas berat.Pak Didi terseyum,"Tuan Lucas mungkin menyukai kebersihan"
Defan memilih minuman yang pas buat mereka, tapi dia bingung kenapa tidak ada apa-apa didalam lemari pendingin. Melihat beberapa minuman kecil dengan merek yang bahkan dia tidak tahu, lelah memilih akhirnya Defan menatap gorengan yang lagi dimasak sama ibu warung dengan penuh minat."Pesan"Melirik Lucas yang sudah badmood,"Buk, ini tidak ada lagi minuman yang lain?"Ibu warung menatap malas anak muda ganteng didepannya,"Apa yang ada aja dek, listrik mati dari semalam"Defan dan Lucas saling melirik, mati listrik apa hubungannya dengan minuman?."Cocobe ada?""Tidak ada dek, coco itu nama bebek tetangga saya dan tidak dijual"Defan tesenyum iseng,"Ah, bisa aja buk"Lucas memilih menyeder didepan lemari pendingin, kenapa beli minuman saja harus ribet begini. Dia tidak suka terlalu lama ditempat asing dan jorok seperti ini, Lucas bahkan beberapa kali harus melirik tempat cuci piring yang jorok. Minatnya h
Lucas menatap wajah Clari dengan intens, jika dilihat kembali wajahnya memang terlihat familiar seperti yang dikatakan Defan."Apakah dia mantanku?" tanya Defan dengan percaya diri."Mungkin"Defan melihat Lucas,"Tapi dia terlalu imut untuk jadi tipeku" karena dia menyukai tipe yang seksi dan pintar."Telepon Gino", suruh Lucas cuek.Defan langsung mengerjakan apa yang diminta Lucas, dia juga bosan menunggu di mobil terlalu lama."Tapi wajahnya benar-benar tidak asing" guman Defan menatap kembali pada Clari..Sosok yang dilihat masih betah mengintip, dia penasaran apakah ada orang di dalam mobil ini? kenapa kaca mobil mereka sangat gelap." Uh! kemana Raihan pergi? kok aku ditinggal sendiri" langsung cemberut.Berjalan pergi dengan hentakkan kaki seperti anak kecil, dia harus kembali ke
Lucas bersama teman menikmati indahnya malam di pinggir laut, dibawah sinar bulan empat remaja duduk di atas pasir dengan damai. Bahkan mereka tidak takut jika akan kotor karena debu."Sudah baikkan bro?" tanya Defan.Lucas tersenyum tipis, suasana indah laut membuatnya melupakan semua beban dalam hidup yang dia alami setiap hari. Berkumpul seperti ini adalah obat terbaik yang dia butuhkan sekarang."Kita akhirnya jadi mahasiswa" ucap Gino bangga."Hah~ aku harus jadi seorang mahasiswa!" keluh Defan.Dia belum siap untuk menjadi dewasa terlalu cepat, Defan masih ingin main-main dengan bebas tanpa beban dan tugas yang menumpuk!."Lo seperti anak tidak tahu diri" sindir Aldo.Gino terkekeh,"Benar, perasaan ini anak dari jaman SMA sampai sekarang masih aja malas""Eithssss! enak saja loh, gue ini rajin dan malah plus baik hat
PRANKLucas menatap dingin handphone yang baru saja dibanting, amarah yang ada di dalam dirinya membuat dia tidak bisa berpikir jernih sesaat. Dia benar-benar ingin bebas dari rumah terkutuk ini untuk selamanya.Semua ini karena seorang wanita yang dipanggil dengan ibu, dia yang melahirkan lucas dan saudaranya. karena sosok ini dia harus terjebak dalam rumah hina ini selama 18 tahun hidupnya! dia bersumpah akan pergi dari sini ketika semua sudah jelas, hal yang paling penting dia harus tahu dibalik rahasia rumah terkutuk ini terhadap saudara kandungnya.Flashback onLucas kecil berlari riang ditaman yang dipenuhi bunga-bunga indah, halaman belakang rumah yang sangat luas membuat lucas bisa dengan bebas berlari kesana-kemari. Tawa indah lucas kecil membuat beberapa pelayan tersenyum lembut saat menatapnya.
Part 2Defan masih saja belum bisa move on dari mading kampus, mereka benar-benar kacau! Ini BEM kampus mereka? Sungguh luar biasa."Aku akan mendaftar kesana, mau lihat sekacau apa mereka" ucap semangat Defan.Lucas mengangguk setuju,"Sangat kacau""Apakah ini semacam kejahilan mereka untuk mahasiswa baru?" Tanya penasaran defan."Mungkin"Lucas juga tidak peduli jika ini hanya iseng atau yang lainnya, tapi dia tidak terima mereka dengan gampang mengubah nama orang lain tanpa rasa bersalah sama sekali."Lu udah tanya belum?"Lucas melirik acuh,"Jika dia butuh akan datang sendiri""Benar sih, tapi bro lu tahu kan kalau gengsi alex itu sebesar rumahnya, yakin banget jika itu anak akan tetap diam seperti orang bodoh" ucap Defan iba.Lucas menatap layar handphone miliknya, "Jadi salah siapa?""S
Semua mahasiswa menunjukkan perhatian kepada mobil yang bisa di bilang sangat mewah dan mahal, bahkan mereka mengira jika mobil itu milik salah satu dosen dikampus. Yah, mahasiswa mana mungkin memiliki mobil semewah ini.(☞^o^) ☞Seorang pria keluar dari Maybach Exelero hitam dengan angkuhnya, dengan tatapan dingin dan sorot mata tajamnya yang membuat para gadis terpana saat melihatnya.Lucas andreas barnave 18 tahun, dengan parawakan yang tinggi dengan kulit putih, hidung mancung dan jangan lupa warna mata biru yang dimilikinya. Lucas adalah seorang blasteran indo dan italia, memiliki tinggi badan 180 cm.Dengan wajah angkuh menatap malas ke depan, Jangan lupakan senyuman dinginnya. Lucas terkenal angkuh dan juga sering meremehkan orang lain, brengsek adalah nama tengahnya.Bersama teman hidup sematinya Defandra pope