Share

BAB 22: Bujukan Maut

Arini menatap ke dalam netra sayu Brandon. Tidak ada gurauan terlihat di sana. Pria itu serius dengan perkataannya. Tiba-tiba saja jantungnya berdebar membayangkan akan menikah dengan Bran.

Sesaat kemudian, Arini kembali tersadar. Bukan waktu terbuai oleh perasaan. Ada hal yang jauh lebih penting dari perasaannya dan Brandon, yaitu Lisa dan warisan yang terancam lepas darinya. Satu detik kemudian bibir mungil itu tertarik ke samping, lalu mengeluarkan tawa keras.

“Lo udah ngantuk, Bran. Capek banget pasti. Tidur gih,” katanya terdengar seperti perintah. Arini melarikan diri dari topik pembicaraan paling menakutkan tahun ini. Pernikahan.

“Gue nggak lagi ngantuk, In.” Brandon melebarkan mata sayunya, agar Arini bisa melihat lebih lekat lagi. “Tuh. Malah melek banget dan nggak nguap juga.”

Brandon tidak ingin menunda lagi. Bagaimanapun juga, ia harus mengutarakan keinginan dan keseriusannya untuk menikahi Arini.

“Kok diam?” desaknya ketika Arini hening seribu bahasa.

“Lo pengkhianat, Bra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status