Cerita Tentang Penghianatan Part 3Mobil melaju, menjauh dari rumah yang dulunya penuh dengan cinta dan keteduhan.Sepanjang jalan, saya tidak henti menangis, saya tidak berhenti meratapi nasib yang akan berubah per hari ini. Suami saya telah berkhianat, saya tidak bisa menerima itu. Sebesar apapun cinta saya pada suami, dia lebih memilih untuk merubah cinta itu menjadi sebuah kebencian.Saya membuka tas, lalu mencari sebuah kartu nama. Di kartu nama itu tertera nama dr. Arya.โKita pergi ke alamat ini,โ ucapku pada supir seraya menyerahkan sebuah kartu nama.Beberapa koneksi di dunia farmasi pembuat rumor pekerjaan sampingan dr Arya menjadi informasi umum, bagi mereka yang mencari solusi untuk permasalah seperti itu. Seolah mereka tidak lagi khawatir, jika kehamilan tak diinginkan menjadi masalah mereka, ada tempat yang dituju, sebagai jalan solusi, klinik aborsi.Saya menunggu di depan tempat ruang praktek dokter Arya. Dengan segala perasaan yang campur aduk. Mungkinkah keputusan s
ChildfreeRey terlihat mengendap endap di ruang jaga perawat, dia membuka komputer yang menyimpan data pasien. Mencari satu nama yang membuatnya begitu penasaran. Romansa, ya dokter Romansa, keberadaannya sungguh mencuri segenap rasa penasaran yang ada di dalam dirinya.โAku pasti bisa menemukannya,โ gumam Rey.Dia berusaha mencari setiap nama, meneliti satu persatu, sangat serius.Tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya. Rey terlihat kaget, namun berusaha menahan suaranya. Dia menoleh ke arah seseorang yang menepuk pundaknya.โSimon,โ ucap Rey setelah mendapati bahwa orang yang mengagetkannya adalah Simon, sahabatnya.โMengagetkan saja,โ ucap Rey.โApa yang sedang kau lakukan?โ tanya Simon.โBukan apa apa,โ ucap Rey.โAh, aku tahu, kau sedang mencari dokter itu, dokter misterius. Aku yakin dia tidak ada di sini, percuma kau mencari,โ ucap Simon.โAku yakin dia di sini,โ ucap Rey.โSeyakin apa?โ tanya Simon.โSangat yakin, karena perasaanku tidak pernah salah,โ ucap Rey.โYa, c
Childfree Part 2โItu adalah masalah terbesarnya, ada cinta di dalam prinsip hidup yang anda ambil,โ ucapku seraya menatap matanya.โAku tidak mengerti,โ ucap Mariana.โCinta adalah masalahnya, jika anda ingin hidup dengan prinsip yang anda anut, bahkan hingga akhir, jangan libatkan cinta, jangan bercinta karna cinta, percintaan karna cinta akan membuat anda lepas kendali. Anda tidak akan mampu mengontrolnya, perasaan dan cinta itu. Hasil cinta sudah anda dapatkan, anda harus menerimanya,โ ucapku.โApa kau ingin karir yang aku bangun runtuh hanya karna menghianati perinsip yang sudah melambungkan namaku?โ tanyanya dengan mata bulat penuh.โHah, itu tidak terjadi,โ lanjut Mariana seraya menunjukkan sorot mata tajam, menusuk, seolah menabuh genderang perang dengan semua orang yang berusaha menentang keyakinannya.โAku tidak akan melakukan hal bodoh,โ ucapnya lagi seraya membuang muka.โApa calon anak kalian adalah sebuah kesalahan? apa cinta kalian juga kesalahan? apa anda tidak akan me
Childfree Part 3Mereka berdua tidak menyadari, tidak mengira, bahwa malam itu mereka sedang menanam benih, benih kehidupan, buah dari cinta mereka berdua, cinta yang begitu luar biasa dari sepasang anak manusia yang sudah menikah dan sah dimata agama juga hukum negara.Mariana menangis sejadi jadinya, dia tahu rasa cinta yang dia miliki untuk suaminya adalah cinta yang luar biasa dalam, namun ada hal besar yang harus dipertahankan, karir yang dibangunnya dari nol, dari bawah, merangkak, terseok seok. Nama besar yang dimilikinya saat ini, bisa dipastikan akan terjun bebas dan runtuh tanpa bekas, bahkan mungkin hujatan dan bullyan yang akan didapatkannya.Mariana tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi, karna dia sudah berusaha yang terbaik untuk mencegah kehamilan menghampirinya. Sudah berusaha dengan maksimal, semaksimal mungkin usaha manusia, walaupun tetap Tuhan adalah Maha Segalanya.Aku memikirkan Mariana, mengenai keputusan apa yang akan diambilnya. Aku menikmati secangkir teh
Hal Gila Yang Terjadi (Tukar Pasangan)โSiapa itu?โ terdengar suara seorang perawat wanita. Mendengar itu, Simon dan Rey kaget, mereka buru buru menutup komputer yang dihidupkan Rey.โCepat cepat ayo,โ ucap Simon gugup.โIya, sebentar,โ ucap Rey gugup.Rey dan Simon segera meninggalkan ruang perawat setelah mematikan komputer. Rupanya ada perawat yang mendengar suara mereka.โSepertinya aku mendengar ada suara di sini,โ ucap seorang perawat setelah berada di ruang perawat yang ternyata kosong.โAneh,โ ucap perawat itu yang kemudian dia segera meninggalkan ruang perawat yang ternyata kosong.Rey dan Simon bersembunyi di balik lemari, mereka menghela nafas lega setelah perawat itu pergi.โSyukurlah, dia sudah pergi,โ ucap Simon.โWah, kau hampir saja membuat nilai kita jelek,โ lanjut Simon.โYang penting tidak ada yang tahu, aku akan tetap mencarinya, besok, satu per satu, di setiap kamar,โ ucap Rey.โKau ini, kenapa begitu terobsesi dengan seseorang yang belum tentu ada,โ ucap Simon.โ
Hal Gila Yang Terjadi Part 2โFera?โ tanyaku dengan pandangan mata ke arah Fera, tertuju padanya, untuk memastikan semuanya.โIya bu dokter, Fera,โ ucap Hani seraya menunjuk ke arah Fera yang duduk di sebelahnya.โFera, berapa usiamu?โ tanyaku berusaha tetap tenang.โDua belas,โ ucap Fera lirih.โBaiklah, apa orang tua kalian mengetahuinya?โ tanyaku menelisik dengan sangat hati hati. Mendengar pertanyaan itu, mereka menggelengkan kepala, mereka berdua, kompak.โApa yang membuat kalian datang ke sini?โ tanyaku.โAborsi,โ ucap Fera dengan lantang.Sekali lagi ada dentuman keras di jantungku, kali ini benar benar suara yang begitu terasa menyakitkan, menindih, menghimpit, hingga aku tidak mampu bernafas dengan baik.โA-aborsi?โ tanyaku gugup.โDari mana kalian tahu tentang hal itu?โ lanjutku.โDari pacar kami berdua,โ ucap Hani.โApa?โ ucapku yang masih benar benar belum bisa memahami semua ini.Aku mencoba mengambil sedikit waktu untuk berpikir cepat. Memahami dengan benar apa yang sebe
Hal Gila Yang Terjadi Part 3Mereka terlihat bergidik, menunjukkan ekspresi takut dan khawatir.โA-apa itu benar dok? kata Roy semuanya akan baik baik saja,โ ucap Fera.โYa, darah akan mengucur dari tubuh, kau akan kehilangan darah, mengalir deras, itu yang membuatmu kehilangan nyawa, karna itu sebaiknya kau datang dengan kedua orang tuamu, itu akan lebih baik dan seharusnya begitu. Bu dokter juga tidak akan melakukan apa apa jika tidak ada wali,โ ucapku.โDokter, saya bisa mati jika ayah dan ibu saya tahu, mereka akan memukuli saya, sama saja, saya akan mati,โ ucap Fera.โKau tahu kan, tidak mungkin orang tuamu melakukan itu jika kau tidak melakukan kesalahan besar, jadi secara sadar atau tidak sadar kau sudah tahu bahwa hamil adalah hal yang tidak boleh,โ ucapku yakin.โIya dok, saya tahu jika saya tidak boleh hamil, tapi saya tidak tahu jika kegiatan cinta bisa menyebabkan hamil. Roy bilang, semuanya akan baik baik saja, tapi dia berbohong,โ ucap Fera yang terlihat mulai menangis,
Hal Gila Yang Terjadi Part 4Rumah Fera tidak terlalu jauh, jaraknya hanya sekitar lima kilometer dari sekolah.โBaiklah, aku akan ke sana,โ ucapku yakin. Aku hanya memiliki ketulusan, itu yang aku pegang.Setelah beberapa menit menggendarai motor honda merah putih kesayanganku, aku sampai di alamat yang tertera di kertas. Aku turun dari motor, melihat rumah itu sudah cukup ramai dengan beberapa orang, ada bendera kuning, menandakan sedang ada kedukaan menyelimuti rumah itu.โApa mungkin orang tua Fera meninggal?โ gumamku dalam hati.Aku memberanikaan diri masuk ke rumah itu, mencari keberadaan Fera.โBuk permisi, saya mencari Fera,โ tanyaku pada seorang wanita yang aku temui pertama kali.โFera? kau temaannya? kau terlambar, dia sudah pergi jam sembilan tadi,โ ucap wanita setengah baya itu, yang mengenakan pakaian serba hitam.โBerangkat sekolah? tapi ini sudah jam pulang, karna hari sabtu seharusnya Fera sudah ada di rumah?โ tanyaku. Wanita itu terlihat mengerutkan dahi, menatapku
Rahasia Terbesar Dokter GedeDokter Gede dan perawat Dante terlihat berbicara cukup serius di lorong ruang perawatan VVIP.โApa kau sudah menghapus semua data mengenai Romansa?โ Tanya dokter Gede.โSudah dok,โ jawab perawat Dante.โYa, jangan sampai ada orang lain yang tahu, apapun status mengenai dia, harus tetap tersimpan di Neverland selamanya,โ ucap dokter Gede.โBa-baik dok,โ ucap perawat Dante.Dokter Gede terlihat menarik pikirannya ke belakang, ke satu waktu, menjadi titik mula Romansa berada di rumah sakit jiwa itu.Tiga tahun lalu, dokter Gede menemui dokter Arya, yang ternyata memiliki cerita di masa muda mereka.โBawa dokter itu ke tempatmu, jangan sampai dia bicara lebih jauh dengan polisi,โ ucap dokter Arya.โAku sudah memperingatkanmu, jangan meneruskan bisnis itu, hentikan, kau dokter yang hebat, tidak perlu mengikuti jejak ayah dan kakekmu,โ ucap dokter Gede. Mereka terlihat berbincang di sebuah ruangan, ruangan tertutup yang ada di kantor polisi.โYa, kau tahu sendiri
Down Syndrome Bukan Salah Mama Part 2โSkrining untuk down syndrome sudah dapat dilakukan sejak usia kehamilan 11 hingga 14 minggu melalu pemeriksaan USG dan tes darah di trimester pertama. Atau bisa juga dilakukan antara usia 15 minggu dan 20 minggu dengan tes darah yang disebut dengan tes skrining multiple marker serum,โ jawabku.โNamun tidak 100% tes ini memberikan hasil yang akurat. Uji diagnostikpun bisa dilakukan, seperti memeriksa biopsi vili korionik (sampel plasenta), amniocentensis (cairan ketuban), chordocentesis (darah tali pusat) saat bayi masih berada di dalam kandungan, namun tidak semudah seperti yang dibayangkan, semua itu memiliki risiko komplikasi yang jauh lebih besar, sehingga harus dipertimbangkan dengan matang untuk memilih melakukan pemeriksaan itu,โ lanjutku.โJika bukan karma, kenapa selalu ibu yang disalahkan ketika memiliki anak seperti itu,โ ucapnya yang diiringi dengan derai air mata.Aku menggenggam tangannya semakin erat, berusaha memahami sesuatu yang b
Down Syndrome Bukan Salah MamaRomansa melihat semburat warna orens tergambar di sisi barat, matahari tenggelam yang begitu indah, terlihat sedikit samar. Dia memejamkan mata, membayangkan betapa indahnya matahari terbenam di pinggir pantai yang indah.โAku sudah selesai dengan Savea, namun hatiku begitu bergetar, aku memikirkan Ibu Kayati, namun jariku sangat lelah dan sulit untuk digerakkan,โ ucap Romansa di dalam hati seraya melihat ke arah jari jarinya yang begitu ingin sekali kembali mengetik.โSemoga kau dan anakmu selalu dalam kebahagiaan. Kau memutuskan untuk merawatnya sendiri, kau hebat, Tuhan akan mengasihimu,โ ucap Romansa yang tanpa terasa butiran air mata menetes dengan begitu mudahnya.Tiba tiba dia mendengar suara pintu kamar diketuk, beberapa detik setelah itu terlihat perawat Nindi masuk.โNona, ibu Erna berpesan untuk mengingatkan nona minum obat,โ ucap perawat Nindi.โIya perawat Nindi, terima kasih. Oh iya, apa bu Erna belum kembali? Apa dia cerita sedang ada keper
Aku Bukan SALOME Part 3Romansa terlihat menarik nafas panjang, dia tidak boleh menggantungkan sebuah cerita. Dia pernah berjuang hingga akhir untuk membantu seseorang menemukan keadilan. Romansa menguatkan hati untuk meneruskan tulisannya, karna saat itu dia juga berjuang sekuat tenaga demi mendapatkan keadilan untuk Savea.Cerita Savea selanjutnya.Aku memeluk Savea dengan pelukan yang penuh kasih. Aku mengasihaninya, gadis malang ini, yang direnggut kebahagiaannya dengan paksa, oleh orang orang dalam raga berpendidikan dan rupawan. Aku merasakan kesedihan juga perasaan itu.Kelaminnya dikoyak, namun dia tidak tahu, hanya rasa sakit dan perih yang dirasakannya. Kesakitan yang akhirnya menjadi perasaan trauma yang mendalam.โTolong dok, tolong ambil bayi ini, bayi yang hidup di dalam tubuh saya,โ ucapnya lirih. Aku semakin memeluknya erat, semakin erat, tidak semudah itu, bukan jalan yang terbaik.โTolong, jangan begini, dokter janji, dokter akan menolongmu, sebisa mungkin,โ ucapku pa
Aku Bukan SALOME Part 2Cukup lama aku dan perawat Wiji memberikan ruang untuk Savea, hingga akhirnya dia mulai tenang dan memutuskan untuk melanjutkan sesi konsultasi.โApa tidak sebaiknya kau pulang dulu?โ Tanyaku pada Savea.โTidak dok, saya sudah lebih baik,โ ucap Savea.โKita bicara di sini? Tidak apa apa, tidak perlu di ruang pemeriksaan,โ ucapku yang melihat Savea berusaha turun dari tempat tidur UGD.โTidak apa apa?โ Tanya Savea.โYa, tentu saja,โ ucapku yang kemudian mengambil kursi dan duduk di sebelahnya.โApa walimu tidak ikut?โ Tanyaku pada Savea. Mendengar pertanyaan itu dia hanya menggeleng.โSaya dari pulau lain, di kota ini untuk kuliah,โ ucapnya.โOh begitu ya, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau selalu menyebutkan kata salome,โ tanyaku.โSaya khawatir salah mengartikannya,โ lanjutku.โYa, sejak peristiwa itu, semua orang di kampus menyebut saya SALOME, sungguh sangat menyakitkan, saya bahkan berpikir untuk bunuh diri,โ ucapnya.โAda apa?โ Tanyaku menelisik.Aku m
Aku Bukan SALOMEBeberapa menit sebelumnya.Simon terlihat begitu asik bersama perawat Nindi dan juga perawat Nika, mereka membahas mengenai kondisi salah satu pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa itu. Sebenarnya hanya kasus karangan Simon saja, tidak ada tugas mengenai itu, dia hanya membuat riset sendiri untuk membantu Rey mengelabui perawat di ruang perawatan VVIP.Tiba tiba dari jauh terdengar langkah kaki dari beberapa orang, Simon melirik ke arah lorong rumah sakit yang menuju ke arah ruang perawatan VVIP, dia melihat ada dokter Gede sedang berjalan bersama dengan perawat Dante.โDok-dokter Gede,โ gumam Simon dalam hati. Dia mulai gugup, tidak ingin ketahuan, dia segera mencari alasan supaya bisa secepatnya pergi.โPerawat Nindi, perawat Nika, saya ucapkan terima kasih. Saya ingin berlama lama dengan perawat perawat yang ramah juga baik seperti kalian, tapi sayangnya ada panggilan alam yang tidak bisa ditunda lagi,โ ucap Simon seraya menunjukkan ekspresi seseorang yang sedang
Pandangan Pertama Yang MendebarkanSimon terlihat masuk ke dalam ruang perawatan VVIP. Dia mendekat ke ners station, di sana ada perawat Nindi dan perawat Nika.โSelamat sore, apa saya bisa bertemu bu Erna? wah saya sudah mencari bu Erna sejak tadi siang,โ ucap Simon berusaha mencari alasan supaya bisa berlama lama di ruang VVIP.โBu Erna sedang izin keluar, sejak tadi siang,โ ucap perawat Nindi.โOh begitu ya, pantas saja saya tidak menemukannya,โ ucap Simon.โAda perlu apa?โ tanya perawat Nika.โTidak, saya hanya ingin meminta bantuan bu Erna untuk melihat laporan saya mengenai salah satu pasien yang ada di ruang perawatan umum,โ ucap Simon serta menunjukkan buku yang dibawanya.โIya, bu Erna cukup berpengalaman untuk itu,โ ucap perawat Nindi.โDatang saja lagi besok,โ ucap perawat Nika.โWah, malam ini saya harus segera mengirim email tugas ini pada dosen terkait,โ ucap Simon yang menyiratkan isyarat kekecewaan.โHmmm, coba saya lihat, mungkin saya bisa membantu,โ ucap perawat Nind
Rencana Rey Menemukan RomansaRomansa mengigau, di dalam tidur. Dia melihat ada tangan mungil, kecil, terjepit di atas kanul yang dicucinya. Romansa berkeringat begitu banyak, mengigau tidak karuan.โTidak, tidak, tidak, maafkan aku, maafkan aku, tidak,โ bisiknya lirih. Keringatnya semakin bercucuran. Ketakutan itu sungguh memiliki ruang di dalam pikirannya, di mana akan hadir di saat tidak terduga, juga tidak dapat diprediksi. Ketakutan itu menangkapnya dalam mimpi, seolah mencekik, menghentikan nafasnya, sangat menyakitkan.Romansa membuka mata, lalu mencoba bernafas dan bangkit. Romansa mengambil nafas cepat, sungguh dia seperti terbebas dari hal yang mengerikan. Romansa mengusap keringat yang membanjir di wajahnya. Dia berusaha mengendalikan diri, menepiskan perasaan sesak yang menyerangnya habis habisan.โAda apa Romansa?โ tanya perawat Erna yang berlari ke arah Romansa.โIbu dengar kamu berteriak,โ lanjut bu Erna seraya memeluk Romansa.โMim-mimpi itu datang lagi,โ gumam Romans
HIV AIDSRomansa mengingat sebuah kisah mengenai karma yang muncul setelah sekian tahun berlalu. Pagi itu, Romansa melihat perawat Wiji mengomel tidak karuan,โTidak tahu malu, aku baru saja memberinya uang yang cukup, kenapa harus membuatku merasa kesulitan seperti ini, harusnya dia tahu diri,โ gerutu perawat Wij ketika masuk ke dalam ruang obat, dia terlihat meletakkan sekotak kasa yang baru saja diterimanya dari penyedia bahan.โAda apa?โ tanya Romansa.โDi depan klinik ada seorang tunawisma wanita, dia sudah tiga hari disana, duduk di pojok klinik. Mungkin karna saya memberikannya makanan. Apa dokter tahu, setelah selesai makan, dia justru memaki makiku karna memberinya makan dengan ikan goreng, seharusnya dia bersyukur,โ ucap perawat Wiji.โMungkin dia memang sangat lapar, sudah, berikan saja lagi dan minta dia untuk pergi,โ ucap Romansa.โTidak semudah itu dok, saya sudah berusaha mengusirnya, saya juga minta satpam yang bekerja di koperasi sebelah klinik untuk mengusirnya, namun