Childfree Part 2“Itu adalah masalah terbesarnya, ada cinta di dalam prinsip hidup yang anda ambil,” ucapku seraya menatap matanya.“Aku tidak mengerti,” ucap Mariana.“Cinta adalah masalahnya, jika anda ingin hidup dengan prinsip yang anda anut, bahkan hingga akhir, jangan libatkan cinta, jangan bercinta karna cinta, percintaan karna cinta akan membuat anda lepas kendali. Anda tidak akan mampu mengontrolnya, perasaan dan cinta itu. Hasil cinta sudah anda dapatkan, anda harus menerimanya,” ucapku.“Apa kau ingin karir yang aku bangun runtuh hanya karna menghianati perinsip yang sudah melambungkan namaku?” tanyanya dengan mata bulat penuh.“Hah, itu tidak terjadi,” lanjut Mariana seraya menunjukkan sorot mata tajam, menusuk, seolah menabuh genderang perang dengan semua orang yang berusaha menentang keyakinannya.“Aku tidak akan melakukan hal bodoh,” ucapnya lagi seraya membuang muka.“Apa calon anak kalian adalah sebuah kesalahan? apa cinta kalian juga kesalahan? apa anda tidak akan me
Childfree Part 3Mereka berdua tidak menyadari, tidak mengira, bahwa malam itu mereka sedang menanam benih, benih kehidupan, buah dari cinta mereka berdua, cinta yang begitu luar biasa dari sepasang anak manusia yang sudah menikah dan sah dimata agama juga hukum negara.Mariana menangis sejadi jadinya, dia tahu rasa cinta yang dia miliki untuk suaminya adalah cinta yang luar biasa dalam, namun ada hal besar yang harus dipertahankan, karir yang dibangunnya dari nol, dari bawah, merangkak, terseok seok. Nama besar yang dimilikinya saat ini, bisa dipastikan akan terjun bebas dan runtuh tanpa bekas, bahkan mungkin hujatan dan bullyan yang akan didapatkannya.Mariana tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi, karna dia sudah berusaha yang terbaik untuk mencegah kehamilan menghampirinya. Sudah berusaha dengan maksimal, semaksimal mungkin usaha manusia, walaupun tetap Tuhan adalah Maha Segalanya.Aku memikirkan Mariana, mengenai keputusan apa yang akan diambilnya. Aku menikmati secangkir teh
Hal Gila Yang Terjadi (Tukar Pasangan)“Siapa itu?” terdengar suara seorang perawat wanita. Mendengar itu, Simon dan Rey kaget, mereka buru buru menutup komputer yang dihidupkan Rey.“Cepat cepat ayo,” ucap Simon gugup.“Iya, sebentar,” ucap Rey gugup.Rey dan Simon segera meninggalkan ruang perawat setelah mematikan komputer. Rupanya ada perawat yang mendengar suara mereka.“Sepertinya aku mendengar ada suara di sini,” ucap seorang perawat setelah berada di ruang perawat yang ternyata kosong.“Aneh,” ucap perawat itu yang kemudian dia segera meninggalkan ruang perawat yang ternyata kosong.Rey dan Simon bersembunyi di balik lemari, mereka menghela nafas lega setelah perawat itu pergi.“Syukurlah, dia sudah pergi,” ucap Simon.“Wah, kau hampir saja membuat nilai kita jelek,” lanjut Simon.“Yang penting tidak ada yang tahu, aku akan tetap mencarinya, besok, satu per satu, di setiap kamar,” ucap Rey.“Kau ini, kenapa begitu terobsesi dengan seseorang yang belum tentu ada,” ucap Simon.“
Hal Gila Yang Terjadi Part 2“Fera?” tanyaku dengan pandangan mata ke arah Fera, tertuju padanya, untuk memastikan semuanya.“Iya bu dokter, Fera,” ucap Hani seraya menunjuk ke arah Fera yang duduk di sebelahnya.“Fera, berapa usiamu?” tanyaku berusaha tetap tenang.“Dua belas,” ucap Fera lirih.“Baiklah, apa orang tua kalian mengetahuinya?” tanyaku menelisik dengan sangat hati hati. Mendengar pertanyaan itu, mereka menggelengkan kepala, mereka berdua, kompak.“Apa yang membuat kalian datang ke sini?” tanyaku.“Aborsi,” ucap Fera dengan lantang.Sekali lagi ada dentuman keras di jantungku, kali ini benar benar suara yang begitu terasa menyakitkan, menindih, menghimpit, hingga aku tidak mampu bernafas dengan baik.“A-aborsi?” tanyaku gugup.“Dari mana kalian tahu tentang hal itu?” lanjutku.“Dari pacar kami berdua,” ucap Hani.“Apa?” ucapku yang masih benar benar belum bisa memahami semua ini.Aku mencoba mengambil sedikit waktu untuk berpikir cepat. Memahami dengan benar apa yang sebe
Hal Gila Yang Terjadi Part 3Mereka terlihat bergidik, menunjukkan ekspresi takut dan khawatir.“A-apa itu benar dok? kata Roy semuanya akan baik baik saja,” ucap Fera.“Ya, darah akan mengucur dari tubuh, kau akan kehilangan darah, mengalir deras, itu yang membuatmu kehilangan nyawa, karna itu sebaiknya kau datang dengan kedua orang tuamu, itu akan lebih baik dan seharusnya begitu. Bu dokter juga tidak akan melakukan apa apa jika tidak ada wali,” ucapku.“Dokter, saya bisa mati jika ayah dan ibu saya tahu, mereka akan memukuli saya, sama saja, saya akan mati,” ucap Fera.“Kau tahu kan, tidak mungkin orang tuamu melakukan itu jika kau tidak melakukan kesalahan besar, jadi secara sadar atau tidak sadar kau sudah tahu bahwa hamil adalah hal yang tidak boleh,” ucapku yakin.“Iya dok, saya tahu jika saya tidak boleh hamil, tapi saya tidak tahu jika kegiatan cinta bisa menyebabkan hamil. Roy bilang, semuanya akan baik baik saja, tapi dia berbohong,” ucap Fera yang terlihat mulai menangis,
Hal Gila Yang Terjadi Part 4Rumah Fera tidak terlalu jauh, jaraknya hanya sekitar lima kilometer dari sekolah.“Baiklah, aku akan ke sana,” ucapku yakin. Aku hanya memiliki ketulusan, itu yang aku pegang.Setelah beberapa menit menggendarai motor honda merah putih kesayanganku, aku sampai di alamat yang tertera di kertas. Aku turun dari motor, melihat rumah itu sudah cukup ramai dengan beberapa orang, ada bendera kuning, menandakan sedang ada kedukaan menyelimuti rumah itu.“Apa mungkin orang tua Fera meninggal?” gumamku dalam hati.Aku memberanikaan diri masuk ke rumah itu, mencari keberadaan Fera.“Buk permisi, saya mencari Fera,” tanyaku pada seorang wanita yang aku temui pertama kali.“Fera? kau temaannya? kau terlambar, dia sudah pergi jam sembilan tadi,” ucap wanita setengah baya itu, yang mengenakan pakaian serba hitam.“Berangkat sekolah? tapi ini sudah jam pulang, karna hari sabtu seharusnya Fera sudah ada di rumah?” tanyaku. Wanita itu terlihat mengerutkan dahi, menatapku
Hal Gila Yang Terjadi Part 5 (Akhir kisah)Dia melihat ke arah tanah lapang yang ada di dekat rumah Hani, lalu menunjuk ke sebuah gubuk kecil. Aku melihat ke arah itu, seraya mengerutkan dahi, belum mengerti.“A-apa maksud ibu?” tanyaku, namun ibu itu tidak menjawab, dia segera pergi meninggalkanku tanpa mengucapkan sepatah katapun.Aku berusaha mencegah langkah kaki ibu itu, namun kali ini tidak berhasil, dia bergerak maju, tidak ingin berbincang lagi, dia merasa sudah memberikan informasi dan mungkin saja itu bisa membuatnya berada dalam masalah besar.Aku menghela nafas panjang, membiarkan ibu itu pergi. Aku melihat ke arah gubuk yang berjarak cukup jauh dariku, aku memutuskan untuk menghampiri gubuk itu, berlari secepat mungkin, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, kenapa ibu itu menunjuk ke arah bangunan yang ada di tengah kebun, gubuk reot dan tidak terurus.Aku sampai di dekat gubuk itu, sepertinya tidak ada apapun. Aku menghela nafas panjang, apa yang harus aku lakukan? a
Kisah Cinta Anak SD (Kisah di balik kisah sebelumnya)Fera dan Hani adalah dua orang yang seolah tak terpisahkan, mereka adalah sahabat baik, tumbuh bersama sejak mereka masih kecil. Lahir di tahun dan bulan yang sama, melewati masa balita bersama, namun dalam lingkup nasib yang berbeda.Hani adalah anak seorang buruh yang bekerja di kebun milik orang tua Fera, walaupun status sosial yang berbeda, mereka tetap menjalin persahabatan dengan segenap perasaan. Mereka saling mengasihi satu sama lain, tanpa memandang status keluarga.Ibu Hani sudah meninggal, ketika melahirkannya, membawa kehidupan dengan nyawanya dan hal ini juga yang membuat ayah Hani terkadang menyimpan benci terhadapnya, putrinya sendiri. Dia, ayah Hani, selalu berpikir bahwa Hani adalah orang yang sudah membunuh istrinya, istri yang begitu dia cintai.sedangkan Fera hidup dengan kedua orang tua yang lengkap, namun ibu dan ayahnya sibuk dengan kehidupan dunia tanpa melibatkan Fera di dalamnya. Bagi mereka, memenuhi keh