Share

Tangis Atisaya

BEGITU Haji Sobirin menghilang di balik tirai pemisah ruangan, Atisaya letakkan standing pouch camilan yang sedari tadi ia pegang ke atas meja. Mulut gadis itu juga sudah berhenti mengunyah. Punggungnya disandarkan ke punggung sofa seraya menghela napas dalam-dalam.

Abdi tak berbicara apa-apa. Lebih tepatnya lagi tak tahu harus mengatakan apa. Masih terbayang jelas pertengkaran mereka hari itu. Yang berujung pada ucapan tegas Atisaya yang memberinya waktu sepekan untuk menentukan sikap.

Keheningan menggantung di udara. Yang terdengar hanya suara denging nyamuk, diseling embusan angin menderu. Hawa dingin membuat Abdi tanpa sadar rangkapkan kedua tangannya ke depan dada.

"Tadi Bapak datang ke rumah Akang, ya?" tanya Atisaya tiba-tiba.

"I-iya, tadi habis dari mesjid Pak Haji mampir," sahut Abdi agak tergeragap. Kepalanya menoleh ke samping, menatap Atisaya. Namun gadis itu tampak tengah menerawang ke kegelapan malam di depan sana.

"Terus, Ba

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status