Share

Yang Terpilih

PAGI itu Abdi melihat ibunya tampak jauh lebih segar dari sebelum-sebelumnya. Mungkin karena tenaganya sudah pulih seperti sedia kala. Bisa juga karena tengah bersemangat, tapi entah karena apa pemuda itu tak dapat menebak.

Tidak seperti sebelumnya yang hanya terbaring di atas tempat tidur, atau paling jauh duduk di kursi di dalam kamarnya, selepas subuh ibu Abdi sudah mengitari rumah. Mengecek tanaman hias yang berjejer mengitari teras.

Abdi baru saja mengeluarkan sepeda motor dan hendak memanaskan mesin kendaraan itu ketika ibunya asyik menyiram tanaman. Tak ada tanda-tanda baru saja menderita sakit pada diri wanita paruh baya tersebut.

"Jangan terlalu capek, lho, Mak," ujar Abdi mengingatkan, sebelum mengogleng pedal mesin sepeda motor tua peninggalan ayahnya. Suara berderum segera terdengar, diikuti mengepulnya asap putih dari lubang knalpot.

"Aduh, Abdi, udara pagi yang sejernih ini kok malah kamu kotori dengan polusi, sih?" seru ibu Abdi, lalu terse

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status