Share

Tak Ada Alasan

ANDI tidak pernah mengajak Abdi pergi memancing ke kolam Mang Dul pagi itu. Mereka melewati satu setengah jam berikutnya untuk mengobrolkan berbagai hal. Dari kehidupan di Jakarta yang menurutnya tidak sehat, sampai pemilihan calon kepala desa yang akan segera digelar.

Sebetulnya Andi ingin memperpanjang pembahasan mengenai segala macam keberuntungan  Abdi karena telah menjadi tambatan hati Atisaya. Terlebih Haji Sobirin pun setuju pada pilihan anak gadisnya. Setengah mati Abdi berusaha membelokkan pembicaraan ke topik lain.

"Kamu ini aneh, Di. Kok malah kaya nggak seneng sih aku ngomongin soal kamu dan Atisaya," cerocos Andi, seolah tahu keengganan Abdi.

"Sudah terlalu banyak orang yang menceramahiku soal ini, Ndi. Beruntunglah, terpilihlah, enaklah, entah apa lagi. Kalau kamu juga ngomongin hal yang sama seperti orang-orang, nyesel aku ke sini karena cuma kaya dengerin kaset kusut yang diulang-ulang terus," sahut Abdi, menyampaikan keberatan dalam ucapan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status