"Satu lagi parfum lelaki yang melekat di baju kamu, kenapa sih harus berbohong takut ketahuan? takut ya. Tenang aja Aku gak akan membicarakannya kepada siapapun!
Tapi Aku cuma pengen kamu menghargai Aku sebagai suami kamu, hanya itu saja kok."
Keyla bersusah payah menelan ludah, perasaannya gugup. Sejenak suasana sunyi.
Dia pandangi saja lelaki tampan yang berada di hadapannya, kemudian melangkahkan kaki kanannya.
"Key." Andriek menarik lengannya lagi."Jawab pertanyaanku."
Tapi Keyla menepis tangannya, kemudian pergi begitu saja, tanpa meninggalkan jawaban apa-apa. Keyla tak lagi memperdulikannya. Mungkin sikap itu sangat membuat hati Andriek terpukul, Entahlah sampai kapan Keyla akan terus bersikap acuh kepadanya.
Setibanya di kamar Keyla langsung melempar tasnya dengan hati yang sangat kesal.
"Uuuhhh, sial! Kenapa dia selalu tau apa yang udah gue perbu
Hanya 30 menit saja Riko sudah sampai di rumahnya. Kepalanya terasa ingin pecah, buru-buru dia berjalan memasuki ruang tengah. Namun, kali ini pandangannya sedikit berbeda karena Queen berada di ruangan itu bersama ibu tercintanya."Riko, Kamu sudah pulang nak."Ucap Mamahnya pelan.Riko tak menjawab dia hanya memandang saja. Kemudian wanita setengah baya itu tersenyum."Kemarilah, Mamah ingin bicara sama kamu.""Maaf Mah... kepala Riko Sakit jadi Riko pengen istirahat." Pandangan itu begitu menusuk."Sebentar saja kok Rik!""Lain kali aja ya Mah." Riko melanjutkan langkahnya lagi.Wanita itu hanya diam saja, sambil menghela nafasnya panjang.Di kamar Riko.Suasana pagi itu masih terasa sejuk, karena Riko belum mematikan AC nya sejak tadi malam."Brukkkkkk."Terd
Seminggu sudah berlalu... Riana tampak tersenyum kegirangan sambil menenteng tas birunya menuju pintu exit di sebuah toko alexa cake's. Hari ini dia sangat senang karena bos tempatnya bekerja baru saja memberikan upah atau gaji pertamanya. Riana terus berjalan menuju tempat parkir, dia hendak pulang dengan kendaraan kesayangannya yaitu sepeda ontel. Walaupun wajahnya cantik akan tetapi Riana orangnya gak gengsianlah.... Itu di karenakan dia sadar. Dia bukanlah anak orang kaya, yang banyak menuntut. Dia tahu siapa Ayahnya cuma pekerja sebagai seorang kuli yang tidak mempunyai gaji yang cukup banyak dan besar. Riana mendorong sepedanya ke tepi jalan raya. Namun.... Tiba-tiba saja sebuah mobil berwarna merah bertuliskan pertamina melintas sangat kencang dan langsung menyenggolnya. "Braaaaakkkkk......." Tubuh Riana terpental beberapa meter. Darahpun mengalir dari hidung dan kepalanya. Dia tak sadarkan diri. Supir truk menghentikan mobilnya d
Malam harinya. Mereka sedang duduk di ruang makan, untuk memulai makan malam mereka. Sejenak suasana sepi namun mamah Nia langsung membuka pembicaraan. "Ndriek bagaimana keadaan Riana apa udah ada sedikit perubahan?" "Belum mah." "Apa kata dokter?" Papah Rama ikut bertanya. "Dokter bilang jika dalam kurun waktu tiga hari ini belum juga ada kemajuan, tim dokter akan melalukan operasi besar." "Ouhh...." Mamah Nia mengelus dadanya sendiri. "Kita berdoa saja semoga Riana cepat sadar." Andriek cuma mengangguk dan tersenyum.Suasanapun sunyi kembali. "Ummm...." Tiba-tiba saja Keyla menutup mulutnya, seperti akan memuntahkan makanannya. "Uwee....!" Semakin ingin sekali muntah, buru-buru dia berlari ke toilet. Semua orang yang berada di meja makan pun terkejut dengan ekspresi wajah yang heran serta saling berpandangan. Mendengar hal itu, dengan sigap Andriek beranjak dari tempat duduknya tapi Mamah Nia menghentikannya. "Udah
Beberapa menit kemudian. Mereka sudah sampai di rumah sakit, Andriek, Mamah Nia, dan Papah Rama langsung masuk kedalam ruangan, suasana ruangan itu terasa sejuk. Karena pendingin ruangan tidak di off kan. "Yah, benarkah Riana sudah sadar?" "Iya." Jawab pak Rino singkat, serta merta Andriekpun mendekati Adiknya yang tengah terbaring tanpa daya itu, ia raba tangannya dan ia genggam penuh kebahagian. "Riana." Panggilnya pelan. "Kak." Riana pun menjawab dengan suara lirih sambil membalas genggaman jari jemari Kakak Tampannya itu. "Maafkan Riana jika selama ini, Riana belum cukup membuat Kakak senang, Riana hanya...." Suaranya terhenti. Tiba-tiba kristal beningnya mengalir. "Tidak Riana jangan berkata seperti itu lagi." Mata Riana terlihat sendu, perlahan-lahan kedua mata indahnya terpejam sangat lembut, genggaman tangannya pun secara mendadak kian melemah, merasakan hal itu sedikit berbeda Andriek menjadi khawatir. "Riana." Panggil
Sementara di luar sana, Riyan ngomel sendiri sambil masuk kedalam mobilnya. "Key... Key... Sampai kapan pun gue gak akan nyerah buat dapetin lo." Gumannya pelan. Mobil Riyan melaju di jalan raya dengan mulus, tak terasa dia sudah berada di depan caffe nya sendiri tapi di lihatnya mobil Riko tampak terparkir rapi di sisi caffenya. Dalam hatinya bergumam. "Ngapain Riko malem-malem ke caffe gue." Setelah menghenti mobilnya Riyan pun turun.Sementara di sisi caffenya Riko terus menatapnya, sambil menebarkan senyum palsu kearah Riyan. "Hei Riyan." Sapanya kemudian, perlahan dia berjalan mendekati Riyan. "Mau apa lo?!" Nada Riyan terdengar sinis, karena, ternyata Riko malam itu tidak sendirian.Ada tiga orang lelaki di belakangnya. "Tenang Gue gak bermaksud jahat kok." Riko tersenyum lagi, kali ini sambil merangkul pundak Riyan, dengan tangan kanannya. Riyan pun menjadi sedikit risih. "Tolong jelasin ke gue, apa maksud lo ngirim foto hasil editan yang
Sampai-sampai gak sadar kalau dosennya udah keluar ruangan. Sahabatnya pun pada ingin mendekat kecuali Si Queen. Dia tidak banyak bicara karena memang setelah kejadian itu hubungan mereka tidak lagi baik. Namun tiba-tiba saja."Key." Riko memegang pundaknya. Keyla terkejut."Riko apaan sih?" Dengan sinis Keyla memandanginya."Key temenin gue makan yuk.""Emang elo siapa? Sekarang kita bukan lagi temen ataupun pacar kan!""Sttt....!" Riko langsung menempelkan jari telunjuknya di bibir merah Keyla."Riko!" Keyla tiba-tiba membentaknya. Sehingga membuat para mahasiswa yang masih berada di dalam kelas menatap mereka. "Jangan pernah sentuh gue!" Lanjutnya lagi, Keyla tidak begitu perduli. Diapun beranjak dari tempat duduknya."Key pliss gue kangen bisa berduaan sama lo lagi." Riko menarik pergelangan tangannya. Dan lagi-lagi Keyla menepisnya."Rik, Keyla kan udah bilang dia gak mau lo sentuh jadi ngerti dong!" Ratna ikut
Beberapa menit kemudian, mereka pum menghentikan pekerjaan itu. "Ndriek siang ini, uang lo udah terkumpul banyak nih." Aliya tersenyum girang. "Syukurlah." "Kira-kira buat apa uang lo ndriek?" "Em..." Andriek berpikir sejenak. "Di simpen aja ndriek." "Maksud kamu?" "Ya maksud gue buat modal." "Modal apa?" "Modal makanlah, haha...." Aliya langsung tertawa dan Andriek cuma tersenyum menanggapinya. 'Senyum Lo manis banget ndriek. Yaa Tuhan, sepertinya gue mulai Suka sama ni cowok.' "Oh Iya Ndriek gue punya pertanyaan sama Lo dan itu ngebuat gue penasaran banget deh." "Apa?" "Lo beneran tinggal di apartemen itu?" "Iya, emang kenapa?" "Gini loh Ndriek waktu itu gue dateng ke apartemen lo terus yang bukain gue pintu itu cewek dia cantik juga sih, ya Gue cuma heran aja, pas gue nanyain lo, dianya bilang kalau gue salah alamat?" "Oh begitu?" "Iya, siapa sih cewek i
Andriek langsung menarik tubuh Keyla untuk di peluknya. Keyla terkejut."Andriek!" Sebutnya, Lelaki itu tak perduli dengan respon Key selanjutnya. Key menjadi semakin tak mengerti tapi pelukan itu terasa sungguh membuatnya tenang dan diapun terlelap didalam dekapan hangat Andriek.Matahari memasuki celah-celah kamar.keyla bangun sambil melemaskan otot-ototnya. Di lihatnya Andriekbsudah tak berada di sampingnya. Key termenung sejenak, serta matanya berputar mengawasi di sekeliling."Kamu udah bangun?" Tanya Andriek tiba-tiba, Pria itu baru saja keluar dari kamar mandi. Keyla memandangnya."Ya."'Kenapa ini aneh sekali dia tau gue udah bangun belum juga ada ngeluarin suara-suara. Apa jangan-jangan.'"Kamu terkejut?" Tanyanya lagi."Gak!"Andriek tersenyum. "Gimana sama tidur kamu semalam? Keliatan nya kamu nyenyak banget.""Ya... Iyalah, terus apa masalahnya?""Gak a