Share

Dilema dan Putus Asa

Arandra menekan tombol di tape mobil. Menyalakannya dengan volume pelan–mencari lagu yang disukainya, lalu lanjut memakan churros yang dibelinya dalam perjalanan mereka kembali dari mansion Arthur dan Anggy. Perutnya sepertinya masih muat menampung street food itu setelah menghabiskan sepiring chicken wings yang dibuat oleh Alexander.

"Sudah kenyang?" tanya Alexander dengan nada geli. Menatap Arandra sekilas ketika wanita itu menyandarkan kepala di pundaknya. Jajanannya ternyata sudah habis.

Arandra mengangguk. Menampilkan deretan giginya yang putih bersih–cengengesan, sebelum sebuah dering terdengar dari ponselnya. Arandra menegakkan kepalanya lagi. Memeriksanya–jemarinya sibuk bergerak di atas layar ponselnya.

"Dari siapa?" tanya Alexander penasaran. Ponsel Arandra terus berbunyi–menandakan banyaknya pesan yang masuk. "Ara?"

"Dari seseorang."

"Siapa?"

"Ada."

"Siapa?"

Arandra menolehkan kepala, menatap Alexander dengan wajah lugunya. "Kekasihku."

Alexander melotot. "Jangan macam-ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status