Share

Surat dari Riana

Aroma bunga bermekaran dan rumput basah merasuk ke dalam hidung Arandra ketika kakinya melangkah memasuki area pemakaman. Langit tampak mendung, dan udara dingin terasa menusuk kulit. Tapi itu tidak membuat Arandra mengurungkan niatnya datang ke tempat ini.

Langkahnya melambat ketika makam Axelino sudah tampak di depan matanya. Arandra tiba-tiba merasa berat untuk melanjutkan langkah. Rasa bersalah seolah menahannya.

Arandra menarik napas panjang dan menghembuskannya. Berjalan hingga kakinya berhenti tepat di samping makam Axelino. Tidak ada kata, Arandra hanya meletakkan buket bunga krisan putih di atas makam Axelino.

Mulut Arandra memang tidak berkata-kata. Tapi tatapan matanya mewakili semuanya. Dia berlutut di tanah yang basah itu dengan air mata mengalir dari kedua matanya.

Arandra menunduk dalam. Tangannya terulur, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan gemetar. "Axel, maaf.... Tolong maafkan aku...."

Arandra pikir...dia sudah bisa mengikhlaskan Axel. Tapi dengan semua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status