Share

BAB 90

Penulis: Haniocta_
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tiga hari kemudian.

"Efgan! Kamu sarapan dulu! Dari kemarin kamu makan cuma sedikit. Kalau kamu sakit bagaimana?" seru nenek saat melihat Efgan yang akan pergi keluar.

Efgan menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah nenek.

"Nanti aja Nek, aku makannya di kantor!" sahutnya sambil melangkahkan kembali kakinya.

Nenek hanya menatap sedih pada cucunya itu. Semenjak Khania pergi dari rumah ini. Efgan selalu menyibukan dirinya dengan pekerjaan. Nenek tau hati cucunya itu pasti sedang terluka. Namun cucunya itu tak ingin menunjukannya pada siapapun termasuk padanya.

Efgan tiba di kantor. Ia berjalan dengan wajah dingin dan garangnya, ia berubah kembali seperti semula saat ia belum mengenal Khania.

"Sstt, itu si Pak Bos kenapa? mukanya nyeremin, jadi merinding disko," tanya Arya pada Glen, saat Glen sudah duduk di mejanya.

Glen tak menjawab ia hanya mengedikkan bahunya. Ia tak mungkin membicarakan permasalahan rumah tangga bosnya pada orang lain. Cukup ia saj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 91

    Efgan terkejut saat ia melihat orang yang tak asing lagi baginya. Ia lalu dengan cepat berjalan menghampiri Khania yang kini tengah berdiri menatapnya."Sayang kenapa ada Pak Dani di sini?" tanya Efgan dengan wajah yang panik.Khania tak menjawab. Ia lalu menyuruh Pak Dani untuk masuk ke dalam rumah. Efgan celingukan ke kanan dan ke kiri. Ia seperti sedang mencari sesuatu.Khania yang melihat Efgan celingukan kayak orang yang tengah mengintai situasi sebelum mencuri pun mendekati suaminya dan bertanya."Kamu ngapain Mas celingukan kayak gitu? Cari apaan?" tanya Khania yang heran melihat kelakuan suaminya itu."Cari si Udin! Perasaan tadi dia ada di sini. Sekarang dia ke mana? Apa jangan-jangan dia ada di dalam ya? Kamu umpetin dia di dalam?" sahut Efgan sambil pergi nyelonong begitu saja masuk ke dalam rumah.Khania mengerutkan keningnya. Ia tak paham dengan apa yang suaminya itu katakan. "Udin? Siapa Udin? Perasaan aku gak kenal sama yang namanya Udin!"

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 92

    Hari demi hari berlalu dan tak terasa sudah satu bulan lebih Khania dan Efgan hidup terpisah. Usaha yang nenek lalukan selama ini selalu gagal dan menemui jalan buntu. Tekad Khania yang bulat untuk bercerai dengan Efgan dan Efgan yang seakan sudah tak peduli dengan Khania membuat nenek semakin sulit menyatukan mereka berdua. Seakan ada jarak yang memisahkan mereka. "Nenek nyerah! Nenek gak sanggup lagi untuk menyatukan mereka. Mereka sama-sama egois!" keluh nenek pada Monic.Monic tak menjawab dan hanya menatap nenek dengan pandangan yang entah apa artinya. Sedetik kemudian ia tersenyum ke arah nenek."Kamu ngapain senyam senyum gitu?" Tangan nenek terangkat dan memegang kening Monic, "Kamu sehat, Kan?" "Ih Nenek! Aku masih waras Nek!" ucap Monic sambil menurunkan tangan nenek yang ada di keningnya."Terus kenapa kamu senyam senyum gak jelas kayak tadi?" tanya nenek terheran."Aku punya ide bagus Nek buat menyatukan mereka berdua!" ucap Monic sambil menaikan sebelah alisnya dan terse

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 93

    Khania yang sudah selesai dengan pemeriksaannya keluar dengan wajah yang berseri-seri karena dalam hitungan hari anaknya akan lahir ke dunia ini. Senyuman Khania luntur kala ia mengingat jika Efgan kini tak ada di sampingnya. Tak ada sosok suami yang akan menjaganya dan menemaninya untuk bersalin. "Aku kangen kamu Mas!" ucap Khania sambil memandang ponselnya yang menampilkan foto sang suami. "Udah selesai pemeriksaannya? Apa kata dokter?" Khania terperanjat saat mendengar suara dari arah sampingnya. Ia lalu menoleh dan tersenyum paksa pada orang yang sudah mengantarnya hari ini."Udah Mas! Tadi kata dokter bayinya baik-baik aja," jawab Khania."Bagus lah kalau baik-baik saja. Kamu juga harus jaga kesehatan, jangan banyak pikiran. Kasihan anak kamu nanti akan ikut merasakan apa yang ibunya rasakan," ucap Rizal memberi nasihat pada Khania. Ia lalu mambawa tangan Khania untuk pergi dari sana.Khania hanya diam saja tak menepis ataupun menolak genggaman tangan Rizal.Sampai di depan mob

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 94

    Khania terkejut saat melihat apa yang sedang suaminya lakukan di depannya itu. Dengan langkah yang cepat ia mendekati Efgan."Mas," teriak Khania dengan lantang.Efgan menghentikan gerakan tangannya dan menoleh ke arah Khania. "Sayang!" ucapnya dengan napas yang memburu. "Apa-apaan kamu ini Mas?" ucap Khania dengan murka sambil berjalan menghampiri Efgan. "Sayang dengerin penjelasanku dulu, orang in—" "Stop! Aku gak butuh penjelasan kamu. Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini, Mas!" usir Khania pada Efgan.Efgan yang tak terima mencoba menjelaskan. "Tapi sayang! Dia it—" "Pergi! Aku bilang pergi ya pergi," teriak Khania dengan wajah murkanya.Efgan yang tak ingin menambah kemarahan Khania padanya memutuskan untuk pergi dari sana. Dengan langkah gontai dan hati yang kesal, ia pergi meninggalkan restoran itu."Kamu gak apa-apa Mas?" tanya Khania pada Rizal yang kini sudah berdiri. Ia meringis saat melihat wajah Rizal yang babak belur."Aku gak apa-apa!" jawab Rizal dengan ekspre

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 95

    "Sayang! Khania tunggu!" Efgan keluar dari mobilnya dan mennyusul Khania. Ia tak ingin ancaman Khania yang selama ini ia takutkan terjadi."Sayang! Aku mohon tarik kembali kata-katamu itu. Beri aku satu kesempatan lagi! Aku janji tak akan pernah membohongimu lagi," pinta Efgan."Cukup Mas! Tidak ada kesempatan kedua untuk hubungan kita," ucap Khania final."Apa karena sekarang kamu sudah ada Rizal? Apa semudah itu kamu berpaling, Khania?" tuduh Efgan.Khania menatap Efgan dengan sorot mata tak percaya. Ia tidak percaya suaminya ini tega menuduh dirinya."Terserah apa katamu Mas! Yang jelas aku tak akan kembali lagi padamu!" Khania pergi berlalu meninggalkan Efgan dengan hati yang tak karuan. Di satu sisi. Ia sangat ingin kembali pada pelukan hangat suaminya itu. Tapi, di sisi lain. Ada yang berbisik jika ia tak boleh bahagia bersama pembunuh Albi.Efgan menatap sendu punggung Khania. "Maafkan aku Mas!" ucap Khania dengan lirih. Ia lalu masuk ke dalam mobil Rizal."Udah selesai urusann

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 96

    "Kamu jangan bercanda Mas!" ucap Khania dengan raut wajah yang takut. Ia tidak menyangka jika Rizal akan berubah seperti ini. Karena yang ia tau, Rizal itu orangnya lembut dan ramah."Aku tidak sedang bercanda Khania. Aku benar-benar mencintai kamu! Dari dulu, sebelum kamu mengenal Albi!" ucap Rizal dengan lirih sambil menundukan kepalanya.Khania mengerutkan keningnya, ia tak paham dengan apa yang diucapkan Rizal. Dulu? Sebelum ia mengenal Albi? Perasaan Khania itu mengenal Rizal saat ia sudah berpcaran dengan Albi. Ia tak habis pikir bagaimana bisa Rizal mencintainya sebelum ia mengenal Albi."Maksud kamu apa Mas? Bukannya kita kenal saat aku sudah pacaran sama mas Albi?!" tanya Khania yang tidak bisa memendam rasa penasarnya."Aku mencintai kamu jauh sebelum kamu mengenal Albi Khania! Apa kamu ingat Khania. Kamu pernah menolong pria berseragam SMA yang berlumuran darah dan kamu membawa pria itu ke rumah sakit! Kamu ingat?" tanya Rizal.Khania nampak berpikir. Ia mengingat-ingat ke

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 97

    Keesokan harinya.Glen heran melihat Efgan yang masih santai masuk kantor. Ia yang tak bisa menahan rasa penasarannya memilih untuk bertanya saat mereka sudah tiba di ruangan Efgan."Pak Bos. Kok masuk kantor, bukannya cari bu bos?" pertanyaan itu pun lolos dari bibir Glen. Efgan bergeming dan terus berjalan ke arah meja kerjanya. Ia kemudian duduk dan mengambil berkas yang ada di meja tanpa memedulikan Glen yang masih menatapnya kebingungan."Pak Bos!" seru Glen lagi.Efgan yang tengah fokus membaca laporan pun mendongak dan menatap Glen. "Kenapa pertanyaan saya gak dijawab Pak Bos?" Glen bertanya kembali pada bosnya itu."Pertanyaan yang mana?" Efgan mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa Pak Bos masuk kantor?" "Lha! Ini kantorku, kenapa aku gak boleh masuk kantor? Kamu itu ngaco! Sebagai atasan ya aku harus ke kantor lah buat bekerja. Gak mungkin aku ongkang ongkang kaki di rumah!" jawab Efgan sambil menggelengkan kepalanya."Bukan itu Pak Bos! Maksud saya itu. Kenapa Pak Bos gak c

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 98

    Krek!!Tanpa sengaja Khania menginjang ranting pohon yang ada di dekatnya saat ia akan keluar dari gerbang.Spontan Rizal yang tengah berbicara serius dengan seseorang pun menoleh dan alangkah terkejutnya ia saat melihat Khania yang kini berlari keluar dari gerbang."Khania!" teriak Rizal sambil pergi menyusul Khania yang sudah berlari ke arah jalan.Khania yang mendengar teriakan Rizal dengan sekuat tenaga mengencangkan larinya. Ia tak berpikir akan kondisinya yang tengah hamil besar. Karena yang ada dalam pikirannya kini hanya ingin membebaskan diri dari Rizal. "Khania tunggu!" Rizal terus berteriak sambil mengejar Khania.Khania tak mengindahkan teriakan Rizal dan terus berlari ke arah jalan raya. Berharap ada kendaraan yang lewat. Namun sayang tak ada satupun kendaraan yang melewati tempat itu.Sampai akhirnya Khania pun berhasil ditanggap oleh Rizal.Rizal mencengkram erat tangan Khania dan membawa Khania kembali ke rumahnya."Lepas!" teriak Khania. Ia terus memberontak dan berus

Bab terbaru

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 133

    "Iya Nek, aku positif hamil," jawab Khania dengan lesu."Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah Engkau telah memberikan kepercayaan lagi pada cucu dan cucu menantuku," ucap nenek dengan senang. "Efgan pasti akan sangat bahagia dengan kabar gembira ini, dan Kai pasti akan sangat senang dia kalau tau akan segera punya adik," Khania tampak tak senang."Kamu kenapa kok wajahnya seperti tidak senang gitu?" tanya nenek yang menyadari dengan raut wajah Khania yang ditekuk."Nia takut Nek," ucap Khania jujur."Apa yang kamu takutkan sayang?" tanya nenek dengan lembut."Nia takut, apa yang terjadi pada kehamilan Nia dulu nanti terulang lagi," "Sssttt, kamu gak boleh bilang begitu. Keadaan dulu dan sekarang itu berbeda. Kamu gak usah takut dan khawatir. Karena kita semua pasti akan menjaga kami dan anak yang asa di dalam kandungan kamu ini. Kamu sekarang jangan berpikiran yang buruk-buruk. Buang jauh-jauh pikiran itu dan kamu harus happy dengan kehadiran cicit Nenek ini," ucap nenek sambil menge

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 132

    "Aku kenapa Nek?" tanya Khania penasaran."Apa mungkin kamu kesambet Nia? Jangan-jangan kamu itu kemasukan jin buto ijo?" ucap nenek ngawur.Khania yang mendengar itu sontak terbelalak.Pak supir yang mendengar ucapan nenek mengulum bibirnya. Ia ingin tertawa. Namun, tak berani."Ma-maksud Nenek apa? Kenapa Nenek bisa berpikiran seperti itu?" tanya Khania yang terkejut."Ya habisnya tingkah kamu itu gak biasa. Kamu biasanya gak pernah makan banyak. Tapi, hari ini Nenek lihat kamu makan banyak," ucap nenek.Khania nampak berpikir, ia mencerna ucapan nenek."Iya juga ya Nek! Aku juga merasa aneh Nek dengan diri aku belakangan ini," ucap Khania."Ya udah. Besok kita ke pak ustad buat Ruqyah kamu," usul nenek.Khania pun mengangguk-anggukan kepalanya."Iya Nek, boleh," sahut Khania.Setelah percakapan itu, tak ada lagi yang berbicara mau itu nenek ataupun Khania. Mereka sama-sama terdiam dengan pikirannya masing-masing.Sampai akhirnya mob

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 131

    Malam harinya.Khania yang seharian ini bad mood hanya diam seharian di dalam kamar. Semua orang yang khawatir dengan Khania. Mereka semua berusaha membujuk Khania agar keluar kamar dan makan. "Sayang, buka dulu ya pintunya. Kamu makan dulu," bujuk Efgan.Namun, tak ada jawaban dari dalam kamar."Nia sayang. Buka dulu ya pintunya. Ini nenek sayang," ucap nenek sambil mengetuk pintu.Lama mereka menunggu sampai terdengar suara kunci yang dibuka dari dalam. Dan sesaat kemudian Khania pun muncul dari dalam kamar dengan pakaian yang sudah rapi."Kamu mau ke mana?" tanya nenek dan Efgan hampir bersamaan.Khania hanya diam saja tak menjawab. Ia menatap Efgan dengan tatapan yang nyalang. Lalu ia pun menoleh ke arah nenek dan tersenyum."Nia mau keluar sebentar ya Nek, mau cari bakso. Entah kenapa dari tadi Nia terus aja kepikiran bakso yang kuahnya itu pedes banget." Khania sengaja menekankan kata pedas agar suaminya mendengar.Efgan hendak menyela ucapan Khania. Namun, nenek lebih dulu men

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 130

    "Kenapa Nek?" tanya Khania yang heran saat melihat nenek menatapnya dengan dalam dan intens.Nenek segera menggelengkan kepalanya dan tersenyum."Enggak, jadi kamu gak ada masalah ya sama Efgan?" tanya nenek lagi."Enggak Nek, aku gak ada masalah sama mas Efgan," "Syukurlah kalau gitu," ucap nenek."Oh iya Nek, tadi aku sempat denger mobilnya mas Efgan. Apa dia tadi keluar?" tanya Khania."Iya, tadi katanya mau cari angin sebentar keluar," sahut nenek.Khania menganggukan kepalanya."Ya udah, Nenek keluar dulu ya sayang," pamit nenek sambil berdiri."Iya Nek," jawab Khania.Setelah nenek pergi. Khania segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang."Hallo Mas," ucap Khania saat panggilan itu sudah terhubung."Ada apa sayang?" tanya Efgan yang terdengar khawatir."Enggak ada apa-apa, cuma kangen aja sama kamu," ucap Khania yang ssontak menbuat Efgan terkejut sampai-sampai ia mengerem mobilnya mendadak. Beruntung tak ada kenda

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 129

    Waktu terus berlalu, sampai tidah terasa sudah dua tahun berlalu.Khania kini tengah sibuk menyipakan pernikahan Monic dan Glen, karena banyak hal yang membuat pernikahan Monic dan Glen harus diundur sampai sekarang."Mas, kamu itu kenapa malah asyik sendiri di sini sih? Kamu gak bantuin orang-orang apa?" omel Khania saat melihat Efgan yang tengah duduk di teras depan."Aku tadi udah bantuin lho sayang. Ini lagi istirahat bentar, lagian juga kenapa aku harus ikutan sibuk gini sih?" keluh Efgan.Khania yang mendengar keluhan Efgan bukannya iba malah memelototinya."Iya, iya. Ini aku mau bantu lagi." Efgan dengan malas bangkit dari duduknya dan kembali membantu orang-orang untuk mempersiapkan pernikahan Monic yang tinggal beberapa hari lagi.Khania tersenyum saat melihat Efgan kembali bekerja. Ia pun masuk ke dalam untuk bertemu sang anak yang memang sengaja ia titipkan pada Gabriel."Gab, Kai gak rewel kan?" tanya Khania saat ia sudah tiba di dekat Gabriel

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 128

    Seorang suster datang ke ruangan Khania untuk memeriksa keadaan Khania. Dan setelah Khania diperiksa suster itu pun kembali."Nek. Apa Kai baik-baik saja?" ucap Khania tiba-tiba. "Kai baik-baik aja sayang. Dia tadi Nenek titipkan sama Monic jadi kamu gak udah khawatir ya," sahut nenek sambil membelai rambut Khania."Mas, gimana keadaan Gabriel?" tanya Khania."Dia baik-baik aja, dia juga udah lewati masa kritisnya. Jadi kamu gak usah khawatir lagi ya sayang. Gabriel baik-baik aja sekarang," jawab Efgan singkat.Khania menanggukan kepalanya.Nenek tak terkejut karena sudah diberi tahu tentang Gabriel yang menyelamatkan Khania dan juga Kai. Nenek malah sangat bersyukur dan berterima kasih pada Gabriel karena sudah menolong cucu menantu dan cicitnya.Dua minggu kemudian.Khania yang tengah memberi ASI pada Kai di kamar terkejut saat tiba-tiba seseorang menutup matanya dari belakang. Ia pun tersenyum karena sudah tau jika itu ulah suaminya."Mas

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 127

    "Mas, kamu itu apaan sih? Lepas gak! Aku mau temui dokter dulu," pinta Khania.Efgan tidak melepaskan tangan Khania dan malah semakin kencang mengencangkan tangan Khania."Mas!" Khania yang merasa geram pada sang suami pun memelototkan matanya. "Lepas!""Kamu gak boleh pergi dari sini!" perintah Efgan.Khania yang terheran pun hanya bisa menatap Efgan dengan tatapan bingungnya."Mas! Lepas ya, aku mohon!" pinta Khania dengan memelas. "Mas, itu dokternya udah nunggu aku. Aku gak mau kalau sampai terjadi sesuatu sama Gabriel, jadi tolong lepas ya.""Biarkan saja, aku gak mau kamu memedulikan penjahat itu! Lebih baik kita pulang dan biarkan dia mati sekalian," ucap Efgan sambil menyeret Khania.Khania yang mendengar ucapan Efgan seketika naik oitam. Ia sungguh tak terima jika Efgan menyumpahi Gabriel mati, dengan sekali hentakan Khania melepaskan cengkraman tangan Efgan.Efgan spontan menoleh ke arah Khania."Kamu jangan pernah bicara seperti itu ya

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 126

    "Eh, ada apa kok ribut-ribut." Khania yang baru saja keluar dari ruangan tindakan pun keheranan saat melihat ada keributan di depan pintu. Ia pun mendengar seseorang menangis. Khania mendekat dan bertanya pada wanita asing yang sudah menolongnya itu. Karena kebetulan wanita itu berdiri dekat pintu masuk."Mbak, itu ada apa?" tanya Khania pada wanita itu. Ia bertanya karena tak bisa melihat siapa yang sedang menangis histeris itu.Wanita itu menoleh dan terkekeh, ia lalu berbisik. "Suami kamu lagi nangis," Khania mengerutkan keningnya."Nangis? Nangis kenapa? Nangisin apa?" tanya Khania lagi."Dia ngira jenazah yang baru saja keluar itu kamu, tanpa cross-check dulu," jawab wanita itu sambil tertawa geli.Khania yang penasaran pun mendekat dan benar saja. Ia melihat Efgan tengah duduk bersimpuh di depan jenazah yang entah siapa. Khania melihat Efgan yang menagis tersedu-sedu sambil menciumi tangan jenazah itu.Khania bukannya marah melihat itu, i

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 125

    "Mas Efgan ke mana ya? Kok gak diangkat-angkat telepon dari aku?" Khania bergumam sambil terus mencoba menelepon suaminya. Ia lalu melirik ke arah orang yang tadi sudah menolongnya membawa Gabriel ke rumah sakit. "Sebentar ya Mbak, suami saya gak angkat teleponnya," ucapnya pada orang yang sudah menolongnya itu.Wanita cantik itu menganggukan kepalanya."Santai aja Mbak, pakai aja ponselnya." Wanita itu tersenyum hangat pada Khania.Khania tersenyum kikuk dan memilih menyerah untuk menelepon Efgan. Tapi, saat ia akan mengembalikan ponsel itu. Tiba-tiba ponselnya berdering dan menampilkan nomor Efgan yang memanggil.Khania mengurungkan nitannya untuk mengembalikan ponsel itu dan gegas mengangkat panggilan sang suami."Hallo Mas, kamu kenapa gak angkat-angkat telepon aku sih? Aku tau kamu lagi marah! Tapi, setidaknya cari kek istrinya yang gak ada di rumah. Ini mah malah anteng-anteng bae, kamu itu udah gak sayang lagi sama aku ya? Kamu gak tau kalau aku itu habis

DMCA.com Protection Status