Share

BAB 90

Tiga hari kemudian.

"Efgan! Kamu sarapan dulu! Dari kemarin kamu makan cuma sedikit. Kalau kamu sakit bagaimana?" seru nenek saat melihat Efgan yang akan pergi keluar.

Efgan menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah nenek.

"Nanti aja Nek, aku makannya di kantor!" sahutnya sambil melangkahkan kembali kakinya.

Nenek hanya menatap sedih pada cucunya itu. Semenjak Khania pergi dari rumah ini. Efgan selalu menyibukan dirinya dengan pekerjaan. Nenek tau hati cucunya itu pasti sedang terluka. Namun cucunya itu tak ingin menunjukannya pada siapapun termasuk padanya.

Efgan tiba di kantor. Ia berjalan dengan wajah dingin dan garangnya, ia berubah kembali seperti semula saat ia belum mengenal Khania.

"Sstt, itu si Pak Bos kenapa? mukanya nyeremin, jadi merinding disko," tanya Arya pada Glen, saat Glen sudah duduk di mejanya.

Glen tak menjawab ia hanya mengedikkan bahunya. Ia tak mungkin membicarakan permasalahan rumah tangga bosnya pada orang lain. Cukup ia saj
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status