Beranda / Romansa / Jodoh Tenggat Waktu / Barang Pilihannya

Share

Barang Pilihannya

Penulis: Rianafni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 19:47:39

"Kamu mau langsung tidur?" tanya Bima ketika keluar dari kamar mandi Aluna langsung masuk ke atas ranjang.

"Hm," jawab Aluna menggumam. Perempuan itu meringkuk di sisi paling ujung, benar-benar menghindari kemungkinan bersentuhan dengan Bima.

Padahal ranjang king size itu masih ber-space lebar.

"Besok kita pindah."

"Hm."

"Al?"

"Aku ngantuk Bim."

"Ini benar-benar bukan karena semalam, kan?"

"Astaga Bim!" seru Aluna menyibak selimut dan dia menekuk sikut agar bisa menatap suaminya itu. Rambut Aluna yang sebahu, kini acak-acakan karena sebelumnya telah dibaringkan di atas ranjang. "Begini ya Bim, berhenti meromantisasi kejadian dini hari tadi—"

"Tapi kamu menghindariku," potong Bima seolah keberatan dengan hal itu.

"Aku enggak menghindari kamu kok, kepergianku tadi pure karena udah janji nemenin Kalis. Karena aku pikir enggak ada yang penting, ya sudah aku iyain," jelas Aluna.

"Kamu lupa hari ini harusnya kita beli peralatan?"

"Peralatan apa?"

"Rumah."

"Itu kan bisa kamu beli sendir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kenzien Yodha
sampai bab akhir juga.. di tunggu bab² selanjutnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jodoh Tenggat Waktu   Tidak Sadar Diri

    Aluna yang tertidur di sisi kiri, terus membolak-balik tubuhnya ke kiri dan kanan. Tingkahnya itu membuat Bima yang sudah memejamkan mata menoleh tuk menatap istrinya itu. "Kenapa?" tanya Bima dengan suara serak. Aluna menekuk tubuhnya dengan sikut. Dia membalikkan bantal dan menepuk-nepuknya dengan raut wajah datar. Aluna baru menjawab ketika Bima bertanya tuk kedua kalinya. "Aku enggak bisa tidur, mungkin di kuburan mantan tunangan kamu itu lagi sumpahin aku!" seru Aluna ketus. "Dia enggak ikhlas Prince Charming-nya punya wanita lain, jadi nyumpahin siapapun yang tidur disini bakal kena penyakit punggung."Bima tidak menjawab apapun ketika ucapan 'kasar' Aluna diserukan di kamar mereka. Heningnya suasana malam membuat suara Aluna sangat mengudara. Keras sekali. Setelah bolak-balik mencari posisi nyaman yang membuat ranjang bergoyang, akhirnya Aluna mendapatkannya. Dia menekuk lutut dan memeluknya. Aluna nanar menatap lampu nakas. Minimnya pencahayaan tak mampu menyembunyikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Jodoh Tenggat Waktu   Perdebatan Pengantin

    Di toko furniture, Aluna yang memakai jaket jeans menaikkan sebelah alisnya ketika Bima yang terlihat segar dengan kaos dan celana pendek membawanya ke deretan ranjang yang dijual. "Kamu mau yang gimana Al?" tanya Bima sambil melihat-lihat ranjang. Lelaki itu mengelus ukiran ranjang kayu yang terlalu 'berlebihan' dan sangat jauh dari selera Aluna. Syukurlah Bima beralih ke bagian ranjang minimalis. "Ngapain beli ranjang? Kamar tamu sama kamar belakang udah ada, kan?" tanya Aluna pura-pura tak tertarik menatap deretan ranjang di lantai atas toko furnitur ini. Mereka sampai pergi ke luar kota untuk membeli furniture rumah. Biar lengkap, begitu kata Bima ketika Aluna mengeluh lama di jalan. "Buat kamar utama," jawab Bima. Aluna menaikkan sebelah alisnya. "Kan kamar utama udah ada ranjang kenangan penuh cinta yang sangat nyaman."Nada sinis yang diucapkan Aluna membuat Bima menoleh sehingga tatapan mereka bertaut. Aluna menunggu Bima membalas ucapannya. Dia menunggu kesempatan itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Jodoh Tenggat Waktu   Jangan Terbuai

    Untuk urusan kamar saja mereka sampai adu urat. Aluna emosi sekali sampai dia menyikat giginya dengan gerakan tergesa-gesa. Bisa dia lihat, wajahnya yang terpantul di cermin wastafel benar-benar memerah. Dia lekas berkumur ketika rasa perih terasa kuat di gusinya. Begitu dia memuntahkan air kumurannya ke westafel, noda darah terlihat. Astaga, Aluna sering lupa mengontrol diri ketika emosi. Dia memang mudah emosi dan bukan perempuan anggun yang memilih diam ketika marah menguasai tubuhnya. Dia akan mengaum seperti singa. Dan mungkin sedikit membanting barang seperti monyet gila. Sedikit bantingan pintu kamar mandi akhirnya menjadi penutup kemarahan Aluna. Perempuan itu mengeraskan wajah ketika Bima terlihat menipiskan bibir melihat pintu kamarnya dibanting keras. Aluna berbaring memunggungi Bima. Dia menopang pipi dengan lengannya. Semalaman itu, hanya karena debat soal dekorasi kamar, sepasang suami istri itu sampai tak saling bicara. Keduanya masih keras kepala. Belum menemuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Jodoh Tenggat Waktu   Manisnya Bima

    "Astaga!!" pekik Aluna ketika Bima menekan klakson berulang kali dengan sangat berisik. Akibat hal itu, Siberian Hamdan menggonggong keras sekali. Siberian manis berbulu lebat milik Hamdan baru berhenti menggonggong ketika mobil Bima sudah hilang dari gerbang. Aluna menggeleng-gelengkan kepalanya dengan heran. Dia tak menyangka Bima bisa sangat kekanakan. "Its okay Joy, its okay."Aluna menatap Hamdan yang sedang menenangkan anjingnya. Siberian itu luluh di bawah elusan majikannya. Setelah Joy tenang, mereka melanjutkan jogging ke depan lalu berputar tuk kembali ke perumahan mereka. Hamdan adalah tetangga Bima, posisi rumahnya cukup jauh tetapi lelaki itu mengaku sering mengajak Siberiannya jalan-jalan setiap 3 hari sekali. Mereka dengan mudah akrab karena Aluna pecinta binatang. Joy takluk di bawah tangannya. Hal itu sepertinya membuat Hamdan terkesan karena menurut cerita Hamdan, Joy sangat pemalu. Dia akan menyalak galak ketika berhadapan dengan orang asing yang tidak familia

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Jodoh Tenggat Waktu   Badut Menyedihkan

    Aluna tak mempercayai apa yang ada di hadapannya. Abimanyu Basudewa yang membawa nampan terasa lain dari biasa. Apa ini akal bulus? Umpan agar lelaki 'tidak punya hati' ini bisa menjebaknya?Aluna masih menyipitkan matanya ketika Bima menaruh nampan itu di atas meja. "Aku naik ke lantai atas," pamitnya meninggalkan Aluna. Aluna memutar kursinya. Dia menatap punggung lebar Bima yang tertelan pintu. Lalu perempuan itu menatap nampan berisi salad buah yang begitu ajaib karena berisi banyak apel. Apa selain mengetahui pekerjaan Aluna, Bima juga mengetahui bahwa apel adalah buah kesukaannya? "Enggak ada racunnya, kan?" gumam Aluna menusuk satu potongan apel berlumur keju dan mayonaise sebelum memasukannya ke mulut. Enak. Dan tidak ada rasa aneh selain gurih dan manis. Baiklah, Aluna akan menganggap Bima sedang di mode baik. Dengan cemilan itulah, Aluna menyelesaikan pekerjaannya. Seman

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Jodoh Tenggat Waktu   Penggoda Ulung

    Aluna sudah belasan kali mendefinisikan cinta yang dia tuangkan ke dalam narasi novel-novelnya. Mulai dari 'cinta' dari pendapat realistis, sampai sedikit melankolis. Namun sebenarnya semua itu hanya teori. Aluna tidak benar-benar paham apa yang dia tulis. Cakra bersemayam di dalam hidupnya selama 11 tahun nyatanya tak berhasil membuat Aluna paham apa itu cinta. Semuanya semu. Sesemu sikap manis Bima pagi ini. Lelaki itu membangunkannya dengan kecupan beruntun di punggung.Rasanya geli. Sensasinya seperti ketika kulitmu diusap kapas berisi alkohol. Dingin. Namun setelah dingin itu hilang, akan ada sensasi panas yang membuat bulu-bulu tubuh meremang. Diiringi jantung berdegup tentu saja. Aluna jadi berpikir, apa semalam kurang? Mereka baru berhenti pukul 1 malam dan itu sangat menguras energi. Aluna sampai berpikir besok dia harus meliburkan diri karena tidak akan sanggup berjalan. Lalu, pagi ini, Bima kembali menggodanya? "Udah bangun, Al?" Panggilan Bima di kupingnya terasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Jodoh Tenggat Waktu   Settle Down

    "Al, Mamah kamu di bawah!"Aluna sedikit meraba-raba apa suara itu mimpi atau kenyataan. Rasa nyaman terbuntal selimut membuatnya tidak ingin bangun. Lalu saat bisikan itu kembali datang bersama kecupan lembut di dahi, Aluna langsung membuka mata. "Mamah kamu di bawah," ulang Bima. Posisi wajahnya begitu dekat. "Mamah?" tanya Aluna bingung. "Iya, Mamah Lizy."Aluna masih linglung sepertinya, sebab dia malah menatap Bima dengan tatapan seolah ucapan Bima tidak dia pahami. Perempuan itu malah melihat jam di dinding dan merasa panik melihat jamnya sudah menunjukan pukul 6. Sewaktu Bima menahan selimut yang melorot, disitulah Aluna sadar dirinya tidak memakai busana di dalam selimut. Kenangan dini hari tergambar dengan cepat. Lalu dia pun sadar, sekarang sudah pagi dan cukup terlambat. "Tadi kamu bilang apa Bim?""Mamah kamu jenguk. Lagi di bawah.""Astaga!!!!" seru Aluna menarik selimut dan menjadikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Jodoh Tenggat Waktu   Terima Kasih Bima

    "Aku minta tolong kancingin kebayaku lho," gerutu Aluna menatap pantulan mereka di cermin lebar. Disana, Bima memegang bahu Aluna yang terbuka dan tengah mengecupi sisi belakangnya. Mendengar sindiran Aluna, Bima mendongak. Lelaki itu tersenyum. Terlihat rupawan dengan rambut yang sudah digel rapih. "Iya yah," sahut Bima merapihkan bagian belakang kebaya Aluna dan mengaitkan kancingnya. "Enggak pakai dalaman lagi Al? Soalnya punggung kamu keliatan.""Modelnya kan begitu," jawab Aluna berbalik tuk melihat pekerjaan suaminya. Syukurlah tiga kancing di belakang punggungnya sudah terkait. Model kebaya Aluna memang sedikit terbuka di belakang. Kancingnya di atas tidak menutupi apapun. Aluna sebenarnya tidak suka dengan kebayanya ini, tetapi dia memang tidak punya kebaya lagi. Hanya satu. "Bee suka pakai dalaman gitu yang warna kulit Al, kamu enggak punya?""Enggak. Lagipula ini cuma bolong dikit doang. Masih sopan buat dipake kunjungan ke rumahnya Rere." Sekarang memang Jumat. Mereka s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07

Bab terbaru

  • Jodoh Tenggat Waktu   67). Damai

    "Al jangan lari!"Aluna tidak mengindahkan teriakan itu. Dia tetap berlari.  Dia menggunakan seluruh energinya untuk cepat sampai tangga dan naik ke kamarnya. Aluna akan mengunci pintu sehingga Bima tidak perlu ada di satu ruangan dengannya. Untuk malam ini saja, Aluna ingin sedikit egois. Dia lelah bertengkar. Situasi tegang tak bagus untuk bayinya, apalagi sekarang adalah jam tidur. Aluna tidak boleh stress. "Aku minta maaf Al ..."Di belakang, Bima masih saja meracau. "Selama 3 hari kemarin aku mikirin soal kita, aku mikirin bayi kita juga."Aluna tidak menyukai panggilan 'bayi kita' kendati faktanya bayi ini memang memiliki setengah gen dirinya dan Bima. "Al ..." Teriakan Bima menjadi suara terakhir yang Aluna ingat ketika rasa pening karena terlalu banyak berpikir membuatnya limbung. Dia hampir jatuh terguling di atas tangga, tetapi urung karena Bima tiba-tiba sudah ada di belakang

  • Jodoh Tenggat Waktu   66). Kegaduhan

    "Al, bangun! Ada A Bima jemput kamu pulang!" Aluna menggeliat karena diganggu tidurnya. Perempuan itu bergeming berpikir bisikan itu hanya potongan mimpinya. Namun, dengan tangan yang mengelus pipi, Aluna tahu suara itu nyata. Dibukanya mata, Aluna mendapati Lela menatapnya cemas. Tatapan perempuan berwajah manis ini terlihat pucat. Entah karena ini sudah tengah malam atau karena alasan lain."Ada A Bima di depan," bisik Lela mengulang informasi. "Bima?" tanya Aluna menekuk sikut sehingga dia bisa duduk. Aluna menatap kamar Lela yang serba pastel. Ternyata dia memang tidur di kamar Lela, pantas kasurnya terasa lain. Ditatapnya jam dinding yang menjadi dekorasi kamar, ternyata sudah pukul 10 malam."Kok aku bisa tidur disini La?"  "Tadi teteh kan ketiduran di kamarnya A Kalis, terus sama Ibu diajak pindah kamar, enggak inget?"Aluna menggeleng. "Oke, oke, yang penting selamat. Yuk keluar?

  • Jodoh Tenggat Waktu   65). Semakin Kacau

    Wajah Aluna sudah macam korban sengatan lebah. Aluna mengompres matanya yang bengkak di dapur. Dia melakukannya sembari menunggu air di dalam teko yang dia panaskan di kompor lekas mendidih. Desing teko menguar keras. Aluna terjerat dalam lamunan. Perempuan yang memakai kaos semalam itu masih melamun dengan es batu mencair di tangannya. Ketika suara desing teko mendidih makin konstan, Aluna terlonjak dan lekas mematikannya. Betapa terkejutnya Aluna mendapati teko itu sudah kehilangan banyak air. Lamanya waktu yang dia biarkan membuat air di dalamnya menguap hilang. Mendesah, Aluna kembali mengulang. Mungkin perempuan itu tidak sepenuhnya sadar, bahwa alam bawah sadar telah membuatnya berulang kali melihat pintu. Bima tidak pulang sampai pagi. Kemana lelaki itu pergi? "Udahlah Al, mending kamu kerja biar cepet selesai," gumam Aluna menepis rasa khawatirnya. Dia membawa nampan berisi susu hamil rasa strawb

  • Jodoh Tenggat Waktu   64). Kacau

    "Kapan aku bilang begitu?" tanya Bima ketika Aluna menyindirnya soal suami tanpa perasaan. Nada suara Abimanyu Basudewa yang mendesis adalah pertanda, lelaki itu tidak sepenuhnya ingat soal kalimat lamarannya yang menyakitkan. "Waktu melamarku, kamu bilang bisa menghamiliku tanpa perasaan ..." jawab Aluna mengatakannya secara gamblang. Otak Bima tampaknya sedang mencerna, kening lelaki itu mengernyit. Lalu ketika hasilnya telah terproses, Abimanyu Basudewa termenung. "Al ...." lirihnya memanggil. Aluna menyeringai. "Semua kemarahan kamu di jalan tadi ... terlalu berlebihan Bim. Kamu keterlaluan karena hampir mencelakakan kita bertiga ...." maki Aluna.Bima mengerjap nanar mendengar kata 'bertiga'."Kamu harus malu marah-marah hanya karena telat dikasih tahu soal kehamilanku Bim, karena sebenarnya sejak awal, kamu udah ngomong ... hamilku itu bukan sesuatu yang bisa kita selebrasikan seperti pasutri pada umumnya!"

  • Jodoh Tenggat Waktu   63). Adu Otot

    Ketika Bima tiba-tiba mengajak pulang dengan nada dingin, Aluna buru-buru menghampiri Bima dan mengajaknya bicara di kamar. Namun, Bima sepertinya mengalami hari buruk. Lelaki itu memaksa Aluna segera pulang. Begitu mutlak, tegas dan tak terbantahkan. "Aku udah izin mau nginep sama Mamah dan Ayah, sorry tadi enggak ngabarin karena ponselku ketinggalan lagi," jelas Aluna tersenyum tipis. "Kamu ikut nginep aja ya Bim?""Kamu enggak paham maksudku Al? Aku bilang pulang, ya pulang!!" Aluna melebarkan pupil terkejut bukan main mendengar nada tajam Bima. Aluna menoleh tuk melihat reaksi orang tuanya, syukurlah suara televisi menjadi peredam suara sehingga mereka tidak mendengar ucapan Bima yang begitu tajam. Aluna kemudian mengalihkan tatapan ke depan. Menatap suaminya. Aluna bukan pembaca ekpsresi, tetapi tajamnya sorot pandang Bima, tentu adalah hal buruk.Menghela nafas, Aluna pun terpaksa mengangguki permintaan Bima u

  • Jodoh Tenggat Waktu   62). Berita Baik

    Rutenya selalu sama, apapun yang tidak diharapkan selalu Tuhan datangkan sebagai ujian. Seperti bakteri dan virus, yang lebih mahir membuat sistem imun belajar untuk kuat (Aluna)***Aluna pernah mendengar, jika kita sudah terlalu yakin akan suatu 'planning' maka akan ada saja sesuatu yang menggagalkannya. Aluna mengalaminya sekarang.  Berniat mengabari keluarganya soal kehamilannya satu hari pasca USG, planningnya malah molor sampai 4 hari setelahnya. Ya, telat 3 hari. Dan itu semua tidak sengaja dia lewatkan. Aluna benar-benar lupa akan hal itu. Dia sibuk mengejar deadline pekerjaan setelah hari dimana Bima membawanya ke kampus lantas main ke bioskop.Disini, kadang Aluna sadar bahwa manusia jangan terlalu percaya diri. Aluna yang sudah memikirkan reaksi kedua orang tuanya ketika tahu dia hamil sejatinya sudah melampaui takdir. Dia melupakan Tuhan dalam proses memikirkan planning itu. Yeah, karena sekaran

  • Jodoh Tenggat Waktu   61). Udang

    "Astaga sekarang jam berapa?""Jam setengah 7.""Ya ampun aku belum makan," seru Aluna panik. Bima mengernyitkan dahinya. Aluna si Perempuan gila kerja yang suka mengurung diri tanpa makan sekarang panik hanya karena lupa makan? "Hati-hati Al!" tegur Bima ketika sang Istri hampir terjatuh karena belum sepenuhnya sadar pasca tidur berjam-jam. "Padahal aku setting alarm tahu.""Capek banget kayaknya kamu Al. Kerja dari tadi?""Enggak kerja sama sekali. Cuma duduk doang.""Ya udah jangan cemberut gitu, sekarang sholat dulu, kalau mau mandi pakai air hangat biar enggak masuk angin," kata Bima memberi saran lembut. Aluna mengangguk. Bima gemas sekali karena wajah Aluna yang berkeringat secara otomatis membuat kedua pipinya memerah alami. Sangat cantik. Terutama karena wajah habis bangun Aluna benar-benar menggemaskan dengan mata bengkak menyipit dan juga bibir menekuk.

  • Jodoh Tenggat Waktu   60). USG juga

    Ternyata seperti ini rasanya ...Aluna duduk di kursi ruang Obgyn dengan seorang perempuan berkacamata mewawancarainya dengan banyak pertanyaan basic. Tujuan datang ke Obgyn? Kehamilan pertama atau bukan? Sudah cek pakai testpack lebih dulu atau belum? Dan lain sebagainya. Aluna menjawabnya dengan antusias. Sungguh, dia bahagia sekali bisa hamil sehingga setiap moment-nya dia nikmati dengan penuh sukacita. Aluna bahkan tidak insecure ketika ibu-ibu hamil yang datang ke klinik ini hampir semuanya diantar suaminya masing-masing. Fokus utama Aluna saat ini adalah kesehatan bayinya. "Bu Aluna, kayaknya bener deh kita udah pernah ketemu. Di The Jungle ...."Aluna ber-oh panjang. The Jungle adalah restoran milik ayahnya yang sekarang punya banyak cabang. "Iya itu memang punya ayah saja Dok.""Wah kebetulan, The Jungle itu tempat favorit saya.""Ya ampun, dunia sempit ya, lain kali kalau mampir bisa hubun

  • Jodoh Tenggat Waktu   59). Sudah Pasti

    Testpack digital telah melakukan pekerjaannya. Di jendelanya, tertera 'yes' sebagai jawaban. Aluna menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan. Emosinya sudah tersedot kemarin malam sehingga subuh ini dia bisa mengontrol diri. Aluna keluar dari kamar dan mencengkram testpack digital itu untuk dia masukan ke dalam kotak. Abimanyu Basudewa yang masih terlelap, dia lewati begitu saja. Alih-alih memberitahu Bima soal ini, Aluna malah membuka laptop. Dia menghitung usia pekerjaannya selama mengambil dua pekerjaan freelance sekaligus. Aluna tidak boleh mengambil banyak pekerjaan selama hamil karena begadang tidak dianjurkan. Dia akan menawarkan pekerjaannya yang belum selesai—dengan kontrak yang lama, ke temannya sesama freelance. "Bisa enggak? Sekitar 113 bab lagi, itu optional, bisa diperpendek maupun diperpanjang kalau memang butuh duit banget," kata Aluna menggigiti ujung kukunya karena gugup. Aluna bahkan belum cuci m

DMCA.com Protection Status